Anda di halaman 1dari 57

Harif Fadhillah

Tempat Tanggal Lahir : Curup, 3 Agustus 1969


Alamat : Vila Mutiara jaya M 39/05 Cibitung Bekasi Jawa Barat
Status : Berkeluarga, Putri 2 Putra 1
Pekerjaan : Pelaksana Perawat RSIJ 1992-1994
Wakil Karu Medikal Bedah 1994-1995
KaRU medikal bedah 1998-2000
Asisten Bidang Keperawatan RSIJ 2000-2002
Ka Diklat RSIJ 2002-2006
Ka. Komunikasi Korporat & Legal RSIJ – Sekarang
Staf Pengajar PSIK FKK UMJ – sekarang
Advokat - sekarang
Organisasi :
PP PPNI 2010-2015 : Sekretaris Jendral
ILUNI FIK UI : Sekretaris 2003-2007
DPKN(Dewan Pelatihan Kerja Nasional) – 2006- 2009: anggota
Koord. Gerakan Nasional Sukseskan UU Kep 2008-sekarang
Tim Advokasi MUKISI Pusat : Anggota 2008-sekarang
Devisi Keperawatan PERSI PUSAT 2012-2015
Pendidikan
Akper RSIJ 1991
FIK UI 1998
FH UIC 2007
Pendidikan Profesi Advokat 2009
Program Pasca Sarjana Magister Hukum Kesehatan UNIKA SUGIYAPRANATA Semarang
Koresponden : HP : 087784159007, 081284200424 e-mail : syamaranail@yahoo.co.id
IMPLEMENTASI
UU NO. 38 TAHUN 2014
TENTANG KEPERAWATAN

Konsekuensinya
bagi PROFESI dan RUMAH SAKIT

Harif fadhillah
KONSIDERAN
Memajukan Kesejahteraan umum

Pembangunan Kesehatan

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Keperawatan

Bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan terjangkau oleh


perawat yg kompeten, berwenang, beretika dan bermoral yg tinggi

Perlu diatur secara komprehensif


Memberi perlindungan dan kepastian hukum : perawat dan masyarakat
ANATOMI
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : JENIS PERAWAT
BAB III : PENDIDIKAN KEPERAWATAN
BAB IV : REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN REGISTRASI ULANG
BAB V : PRAKTIK KEPERAWATAN
BAB VI : HAK DAN KEWAJIBAN
BAB VII : ORGANISASI PROFESI
BAB VIII : KOLEGIUM KEPERAWATAN
BAB IX : KONSIL KEPERAWATAN
BAB X : PENGEMBAANGAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN
BAB XI : LARANGAN
BAB XII : SANKSI ADMINISTRATIF
BAB XIII : KETENTUAN PERALIHAN
BAB XIV : KETENTUAN PENUTUP
UMUM
KEPERAWATAN : KEGIATAN PEMBERIAN ASUHAN
KEPADA INDIVIDU, KELUARGA, KELOMPOK, ATAU
MASYARAKAT BAIK DALAM KEADAAN SAKIT
MAUPUN SEHAT.
PERAWAT : SESORANG YANG TELAH LULUS
PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN, BAIK DI
DALAM MAUPUN DI LUAR NEGERI YANG DIAKUI
OLEH PEMERINTAH SESUAI DENGAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

KLIEN : perseorangan, keluarga, kelompok,


ataumasyarakat yang menggunakan jasa
Pelayanan Keperawatan
UMUM

PELAYANAN KEPERAWATAN : SUATU BENTUK PELAYANAN


PROFESIONAL YANG MERUPAKAN BAGIAN INTEGRAL DARI
PELAYANAN KESEHATAN YANG DIDASARKAN PADA ILMU DAN
KIAT KEPERAWATAN DITUJUKAN KEPADA INDIVIDU,
KELUARGA, KELOMPOK, ATAU MASYARAKAT BAIK SEHAT
MAUPUN SAKIT

PRAKTIK KEPERAWATAN : PELAYANAN YANG


DISELENGGARAKAN OLEH PERAWAT DALAM BENTUK ASUHAN
KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN : RANGKAIAN INTERAKSI


PERAWAT DENGAN KLIEN DAN LINGKUNGANNYA UNTUK
MENCAPAI TUJUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DAN
KEMANDIRIAN KLIEN
AZAS
 Perikemanusiaan
 nilai ilmiah
 etika dan profesionalitas
 Manfaat
 Keadilan
 pelindungan; dan
 kesehatan dan keselamatan Klien
TUJUAN PENGATURAN

meningkatkan mutu Perawat

meningkatkan mutu Pelayanan


Keperawatan

memberikan pelindungan dan kepastian


hukum kepada Perawat dan Klien; dan

meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat
JENIS PERAWAT

1 2
Perawat Perawat
Profesi
- Ners
vokasi
(gelar yg diperloleh
setelah pendidikan Lulusan Diploma III =>
profesi perawat)
Lulusan SPK….? (6 th)
- Ners Spesialis

9
PMK 1
KONSEKUENSI
 Nomenklatur Perawat di (TIDAK
TERMASUK BIDAN, PERAWAT GIGI,
PENATA ANESTESI)
 Komposisi / rasio sesuai dengan Jenis
perawat  Kajian Kebutuhan
 HRD yang memahami Keprofesian
tenaga Kesehatan
 Kebijakan Rekruitmen kualitas/jenis
Perawat
PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN

 JENIS PROGRAM

PENDIDIKAN • PROGRAM DIPLOMA KEPERAWATAN


VOKASI • PALING RENDAH D III KEPERAWATAN

PENDIDIKAN • PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


• PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN
AKADEMIK • PROGRAM DOKTOR KEPERAWATAN

PENDIDIKAN • PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN


PROFESI • PROGRAM SPESIALIS KEPERAWATAN
11
PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN

PT
MEMILIKI IZIN
KEPERAWATAN

UNIVERSITAS, INSTITUT,
BENTUK SEKOLAH TINGGI,
POLITEKNIK, AKADEMI

1. MENYEDIAKAN FASYANKES
PENYELENGGA SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN
RAAN 2. BERKOORDINASI DG
ORGANISASI PROFESI

PERSYARATAN FASYANKES : PMDIK 1


PENDIDIKAN KEPERAWATAN
KEM
STANDAR NASIONAL DIK
PENDIDIKAN
KEPERAWATAN
(SNPK)
KEM
PPNI SNPK KES

STANDAR
NASIONAL
PERGURUAN AIP
TINGGI (SNPT)
Kepmendik 1
PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN

• PENYELENGPENERIMAAN
ARA PT KEP, HANYA
DALAM DAPAT MENERIMA
CALON MAHASISWA
MENJAMIN SESUAI KUOTA
NASIONAL
MUTU
• KUOTA NASIONAL :
LULUSAN diatur dalam PERMENDIK
(PMDIK 2)
PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN

DOSEN • PERGURUAN TINGGI


(HAK &
Kewajiban sesuai
• WAHANA PENDIDIKAN
Peruu-an) KEPERAWATAN

DOSEN WAHANA PENDIDIKAN : MEMILIKI


KESETARAAN, PENGAKUAN, ANGKA KREDIT
MEMPERHITUNGKAN KEGIATAN PELAYANAN

PP 1
PENDIDIKAN KEPERAWATAN
Mhs pd akhir pendidikan Vokasi dan Profesi harus
mengikuti Uji Kompetensi

UKOM diselenggarakan oleh PT bekerjasama dengan


OP, Lembaga Pelatihan, atau Lembaga Sertifikasi yang
terakreditasi

Mahasiswa vokasi lulus Ukom : sertifikat kompetensi


Mahasiswa profesi lulus Ukom : sertifikat Profesi
KONSEKUENSI …….
 Penguatan Fungsi RS ttg Penyelenggaraan Pendidikan &
Pelatihan
 Pelayanan Keperawatan yang Profesional menjadi contoh
pengalaman Belajar Klinik mahasiswa
 Profesionalisme sbg Perawat dan sebagai Instruktur Klinik
sekaligus (dosen Wahana Pendidikan Keperawatan)
 Perjanjian RS – Pendidikan dengan tujuan berkembang
bersama termasuk Penyediaan sbg Wahana Pendidikan
Keperawatan (membolehkan dosen praktik keperawatan di RS)
 Pengembangan SNPK ….RS dapat melalui OP untuk sinronisasi
Pendidikan-Pelayanan
Registrasi dan Re registrasi
PERSYARATAN :
-Ijazah
Perawat Praktik -Serkom/SerProf
-Keterangan sehat fisik dan mental
wajib STR
-Pernyataan Telah ucap sumpah/janji
Profesi
-Pernyataan mematuhi Etika Profesi
STR DIBERIKAN OEH
KONSIL KEPERAWATAN

RE-REGISTRASI DITAMBAH :
BERLAKU 5 TAHUN DAN -STR lama
DAPAT DI REGISTRASI -Telah mengabdi sbg perawat
ULANG SETIAP 5 TAHUN
vokasi/profesi
-Kecukupan kegiatan pelayanan ,
diklat atau ilmiah lainnya
Perkonsil
IZIN PRAKTIK
(SURAT IZIN PRAKTIK PERAWAT : SIPP)

PERAWAT PRAKTIK WAJIB IZIN : PERSYARATAN SIPP :


bentuk izin SIPP oSalinan STR yg masih berlaku
oRekomendasi OP
SIPP DIKELLUARKAN OLEH oPernyataan Memiliki tempat
PEMDA KAB/KOTA
praktik atau keterangan
Pimpinan fasyankes
1 SIPP UNTUK 1 TEMPAT,
MAKSIMAL BOLEH 2 TEMPAT

PRAKTIK MANDIRI WAJIB PASANG


PAPAN NAMA

PERIZINAN : PMK 3
KONSEKUENSI …..
 STR SEBAGAI SYARAT REKRUITMEN
 REVITALISASI DAN AKTIVASI PPNI DI TEMPAT
KERJA
 PENEMPATAN YANG TEPAT SEBAGAI PERAWAT
 AKSES UNTUK DIKLAT ATAU KEGIATAN ILMIAH
 PENGELOLAAN DATA PERAWAT DI HRD
 KEHARUSAN MENJADI ANGGOTA PPNI
 JENIS/KUALIFIKASI PERAWAT YANG MANA YANG
DAPAT DOUBLE JOB DI INSTITUSI LAIN …2 SIPP
IZIN PRAKTIK PERAWAT WNA
 WAJIB EVALUASI KOMPETENSI
– Kelengkapan Administrasi
– Penilaian kemampuan praktik
 Wajib STR Sementara (1 th)
 Wajib SIPP (1 th) dan hanya perpanjangan 1 th
 Pendayagunaan Perawat WNA diatuir PP

PP 2
IZIN PRAKTIK PERAWAT WNI
lulusan LUAR NEGERI

 WAJIB EVALUASI KOMPETENSI


– Kelengkapan Administrasi
– Penilaian kemampuan praktik

 STR dan SIPP sesuai dengan UU ini

 Pendayagunaan diatur Kemkes PMK 4


PRAKTIK KEPERAWATAN
Dilaksa
-nakan Praktik di
: Fasyankes
Praktik Mandiri
(dan tempat lain sesuai Klien Sasaran) :
Antara lain : Rumah Klien, rumah jompo,
Panti Asuhan, Panti sosial, sekolah dan
perusahaan

Kode Etik, standar pelayanan, standar Profesi, SPO


Kebutuhan Yankes/Yankep disuatu wilayah
PMK 5
PEMBERI
ASKEP

PELAKSANA
TUGAS:KEADAAN PENYULUH &
TERBATAS KONSELOR
TERTENTU

TUGAS
PERAWAT

PELAKSANA PENGELOLA
TUGAS
PELIMPAHAN KEPERAWA
WEWENANG TAN

PENELITI
Bersama-sama KEPERAWATAN Bertanggung jawab
atau sendiri dan akuntabel
KONSEKUENSI
 ASKEP adalah kewajiban Yuridis di RS
 Perawat di RS adalah “praktik”
 Penerapan Norma :
– Kode Etik
– Standar Pelayanan
– Stanfdar Profesi
– SPO
 Semakin Jelas Peran dan Tugas Perawat di
RS
 Model Praktik Perawat di Fasyankes(RS)
WEWENANG
PEMBERI ASUHAN KEPERAWATAN
(Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Perorangan)

Melakukan Pengkajian Secara Holistik


Melakukan tindakan
Menetapkan Diagnosa Keperawatan penatalaksanaan
pemberian obat
Merencanakan tindakan Keperawatan sesuai dengan resep
Melaksanakan tindakan keperawatan TM atau obat
bebas/bebas terbatas
Mengevaluasi tindakan keperawatan

Memberi konsultasi &


Memberi tindakan kolaborasi Melakukan
gadar sesuai Melakukan rujukan
kompetensi Penyuluhan &
Konseling
Wewenang sbg Pemberi Askep
Upaya Kesehatan Masyarakat

 Melakukan Pengkajian Keperawatan Kesmas di tingkat


keluarga dan masyarakat
 Menetapkan permasalahan Keperawatan Kesmas
 Membantu Penemuan kasus penyakit
 Merencanakan tindakan keperawatan kesmas
 Melakukan Rujukan kasus
 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesmas
 Menjalin kemitraan dalam perawatan Kesmas
 Mengelola kasus
 Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer
dan alternatif
Wewenang sebgai
Penyuluhan & Konselor
 Melakukan pengkajian Keperawatan secara
holistik ditingkat individu dan keluarga, serta
tingkat kelompok masyarakat
 Melakukan pemberdayaan masyarakat
 Melakukan advokasi dalam perawatan
kesmas
 Menjalin kemitraan dalam perawatan kesmas
 Melakukan Penyuluhan kesehatan &
Konseling
Wewenang …
Pengelola Pelayanan Keperawatan

 Melakukan pengkajian dan menetapkan


permasalahan
 Merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pelayanan keperawatan
 Mengelola kasus
Wewenang sebagai
Peneliti Keperawatan
 Melakukan penelitian sesuai dengan
Standar dan etika
 Menggunakan sumber daya pada fasilitas
pelayanan Kesehatan atas izin Pimpinan
 Menggunakan pasien sebagai subjek
penelitian sesuai dengan etika profesi dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PELAKSANA TUGAS DALAM
PELIMPAHAN WEWENANG

1 DELEGATIF 2 MANDAT
tanggung jawab berpindah
 tindakan medis
hanya dapat diberikan dibawah pengawasan
kepada perawat Profesi
atau Tg jwb berada pada
Perawat Vokasi terlatih pemberi wewenang
sesui kompetensi yg
dibutuhkan
-Memasang - TERAPI
Tertulis dari tenaga medis ke perawat PARENTERAL
Infus, -
- Menyuntik dan di evaluasi pelaksanaannya - MENJAHIT
LUKA
31

PMK 1
WEWENANG
DALAM TUGAS LIMPAH
 Melaksanakan tindakan medis sesuai
dengan kompetensinya atas pelimpahan
wewenang delegatif tenaga medis
 Melakukan tindakan medis dibawah
pengawasan atas pelimpahan
wewenang mandat
 Memberi pelayanan Kesehatan sesuai
dg program pemerintah
Tugas
dalam keadaan keterbatasan tertentu

 Penugasan pemerintah
 Keadaan tidak adanya TM dan /atau TK
disuatu wilayah tempat perawat
bertugas
 Keadaan tsb ditetapkan oleh SKPD
 Pelaksanaan tugas memperhatikan
kompetensi
Wewenang ….
dalam keadaan keterbatasan tertentu

 Melakukan pengobatan utk penyakit


umum dalam hal tdk terdapat tenaga
medis
 Merujuk Pasien sesuai ketentuan pada
sistem rujukan
 Melakukan pelayanan kefarmasian
terbatas dlm hal tidak terdapat TK

PMK 6
DALAM KEADAAN DARURAT

 Untuk Pertolongan pertama perawat dpt


melakukan tindakan medis dan pemberian
obat sesuai dg kompetensinya
 TUJUAN untuk menyelamatkan nyawa dan
mencegah kecacatan lebih lanjut
 Keadaan darurat : Keadaan mengancam
nyawa atau kecacatan Klien
 Ditetapkan oleh Perawat berdasarkan
keilmuannya
KONSEKUENSI
 KEBIJAKAN PELIMPAHAN WEWENANG
 KEWENANGAN KLINIK SEMAKIN JELAS
 KERJASAMA PENGATURAN KOMITE MEDIK-KOMITE
KEPERAWATAN
 PENGEMBANGAN MITRA BESTARI DI RS
 SERTIFIKASI GADAR PERAWAT
 SERTIFIKASI BAGI PERWAT VOKASI
 PENGHARGAAN DAN PENGAKUAN PERAWAT SBG
PROFESI DAN ASUHAN KEPERAWATAN TERMASUK
DALAM HAL PELIMPAHAN WEWENANG
HAK & KEWAJIBAN
HAK PERAWAT

 Memperoleh perlindungan hukum sepanjang


melaksanakan tugas sesuai : std profesi, std
pelayanan, SPO dan ketentuan Peruu-an
 Memperoleh Informasi yang benar, jeas dan jujur
dari klien dan/atau keluarga
 Menerima imbal jasa atas Pelayanan Keperawatan
yang telah diberikan
 Menolak keinginan Klien yg bertentangan dengan
Standar (profesi/Pelayanan/PO/ Kode etik) dan per
UU-an
 Memperoleh fasilitas kerja sesuai standar
KEWAJIBAN PERAWAT
 Melengkapi sarana dan Prasarana Pelayanan keperawatan
sesuai dg standar Pelayanan keperawatan dan ketentuan Per
UU-an
 Memberi Peleyanan Keperawatan sesuai Standar
(profesi/Pelayanan/PO/ Kode etik) dan per UU-an
 Merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepada perawat atau
nakes lain
 Mendokumentasikan Asuhan keperawatan
 Memberi informasi yang lengkap, jujur, benar, jelasn dan
mudah dimengerti mengenai tindakan keperawatan kpd klien
dan/atau keluarga sesuai dengan batas kewenangannya
 Melaksanakan tindakan Pelimpahan wewenang dari Nakes lain
sesuai dengan kompetensi Perawat
 Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan pemerintah
HAK KLIEN
 mendapatkan informasi secara benar, jelas, dan jujur
tentang tindakan Keperawatanyang akan dilakukan;
 meminta pendapat Perawat lain dan/atau tenaga
kesehatan lainnya;
 mendapatkan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan
kode etik,standar Pelayanan Keperawatan, standar
profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan;
 memberi persetujuan atau penolakan tindakan
Keperawatan yang akan diterimanya; dan
 memperoleh keterjagaan kerahasiaan kondisi
kesehatannya.
KEWAJIBAN KLIEN

 memberikan informasi yang benar, jelas,


dan jujur tentang masalah kesehatannya;
 mematuhi nasihat dan petunjuk Perawat;
 mematuhi ketentuan yang berlaku di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan
 memberikan imbalan jasa atas pelayanan
yang diterima.
ORGANISASI PROFESI
 Sebagai wadah yang menghimpun perawat
secara nasional dan berbadan hukum  PPNI
 Tujuan :
 Meningkatkan dan /atau mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan, martabat, dan etika profesi perawat
 Mempersatukan dan memberdayakan perawat dalam rangka
menunjang pembangunan kesehatan

 Berfungsi : Pemersatu, pembina, Pengembang dan


Pengawas keperawatan di INDONESIA

 Berlokasi di IBU KOTA NKRI dan dapat membentuk


perwakilan di daerah
KOLEGIUM KEPERAWATAN
 Badan otonom di dalam organisasi profesi
perawat
 Bertanggung jawab Kepada OP
 Fungsi : mengembangkan cabang disiplin
ilmu Keperawatan dan mengembangkan
standar pendidikan tinggi bagi perawat
profesi
PER-OP 1
KONSIL KEPERAWATAN

 UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRAKTIK


KEPERAWATAN, MEMBERI PERLINDUNGAN
SERTA KEPASTIAN HUKUM KEPADA
PERAWAT DAN MASYARAKAT
 MERUPAKAN BAGIAN DARI KONSIL NAKES
 BERKEDUDUKAN DI IBU KOTA NEGARA
 FUNGSI PENGATURAN, PENETAPAN DAN
PEMBINAAN PERAWAT DALAM
MENJALANKAN PRAKTIK
TUGAS KONSIL
 Melakukan Registrasi
 Melakukan Pembinaan perawat dalam
menjalankan Praktik keperawatan
 Menyusun standar Pendidikan
keperawatan
 Menyusun standar Praktik dan Standar
Kompetensi Perawat
 Menegakkan didiplin perawat PERKON 3
Wewenang KONSIL
 Menyetujui/menolak permohonan registrasi
Perawat termasuk perawat WNA
 Menerbitkan atau mencabut STR
 Menyelidiki dan menangani masalah
pelanggaran disiplin perawat
 Menetapkan dan memberikan sanksi disiplin
profesi perawat
 Memberi pertimbangan pendirian atau
penutupan Institusi Pendidikan keperawtan
KEANGGOTAAN KONSIL
 JUMLAH PALING BANYAK 9 ORANG
 TRDIRI ATAS UNSUR : PEMERINTAH,
OP, KOLEGIUM, ASOSIASI INSTITUSI
PENDIDIKAN KEPERAWATAN,
ASOSIASI FASYANKES DAN TOMAS
PEMBIAYAAN PERPRES 1

APBN dan Sumber lain yang tidak


mengikat sesuai Pr UU-an
PENGEMBANGAN, PEMBINAAN,
DAN PENGAWASAN
 Pengembangan Praktik Keperawatan

– Tujuan mempertahankan dan meningkatkan Keprofesionalan


Perawat
– melalui : Pendidikan Formal dan Non formal atau
Pendidikan berkelanjutan
– Pemilik atau pengelola Fasyankes harus memfasilitiasi
Perawat mengikuti Pendidikan Berkelanjutan
– Pendidikan Non forMal dan berkelanjutan dapat diaksanakan
oleh : Pemerintah, Pemda, Organisasi Profesi atau lembaga
lain yg terakreditasi sesuai dengan Per uu-an
– Dasar : kebutuhan sesuai dg Std Pelayanan, Std profesi dan
SPO
SANKSI ADMINISTRATIF
 Teguran Lisan
 Peringatan Tertulis
 Denda Administratif dan/atau
 Pencabutan izin

PP 3
PERALIHAN
 STR dan SIPP yang telah dimiliki oleh Perawat sebelum
Undang-Undang ini diundangkan dinyatakan tetap
berlaku sampai jangka waktu STR dan SIPP berakhir
 Selama Konsil Keperawatan belum terbentuk,
permohonan untuk memperoleh STR yang masih dalam
proses diselesaikan dengan prosedur yang berlaku
sebelum Undang-Undang ini diundangkan
 Perawat lulusan sekolah perawat kesehatan yang telah
melakukan Praktik Keperawatan sebelum Undang-
Undang ini diundangkan masih diberikan kewenangan
melakukan Praktik Keperawatan untuk jangka waktu 6
(enam) tahun setelah Undang-Undang ini diundangkan
PENUTUP
 Institusi Pendidikan Keperawatan yang telah ada
sebelum Undang-Undang ini diundangkan harus
menyesuaikan persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 paling lama 3 (tiga) tahun setelah
Undang-Undang ini diundangkan
 Konsil Keperawatan dibentuk paling lama 2 (dua)
tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan
 Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus
ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak
Undang-Undang ini diundangkan
 Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan
PERATURAN PELAKSANAAN
PERMENKES (8)
UU KEPERAWATAN……….
1. Jenis Perawat
2. Perizinan Perawat
3. tata cara proses evaluasi kompetensi bagi Perawat WNI lulusan luar negeri
4. kebutuhan pelayanan kesehatan dan/atau Keperawatan dalam suatu wilayah
5. tugas dan wewenang Perawat
6. keadaan darurat
7. rahasia kesehatan Klien
8. pembinaan dan pengawasan Praktik Keperawatan yang dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Konsil Keperawatan, dan Organisasi Profesi
KEPMENKES/SK MENKES (1)
1. Standar Kompetensi Perawat

PERMENDIK..(3)
1. Persyaratan Fasyankes sebagai wahana Pendidikan
2. Ketentuan Kuota Nasional Penerimaan mahasiswa
3. tata cara pelaksanaan Uji Kompetensi

KEPMENDIK/SK MENDIK (1)


1. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN
PERATURAN PELAKSANAAN
UU KEPERAWATAN……….

PERATURAN PEMERINTAH (3)


1. Kesetaraan, pengakuan, dan angka kredit dosen
pada Wahana Pendidikan Keperawatan
2. Pendayagunaan dan praktik Perawat Warga
Negara Asing
3. Tata cara pengenaan sanksi administratif

PERATURAN PRESIDEN (1)


1. susunan organisasi, pengangkatan,
pemberhentian, dan keanggotaan Konsil
Keperawatan
PERATURAN PELAKSANAAN
UU KEPERAWATAN……….

PERATURAN KONSIL (3)


1. Persyaratan telah mengabdikan diri sebagai
tenaga profesi atau vokasi di bidangnya;
dan memenuhi kecukupan dalam kegiatan
pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau
kegiatan ilmiah lainnya
2. tata cara Registrasi dan Registrasi ulang
3. pelaksanaan fungsi dan tugas KONSIL

PERATURAN ORGANISASI PROFESI (1)


1. Kolegium Keperawatan
PERAN OP dalam UU Kep
1. Berkoordinasi dlm hal penyekenggaran Pendidikan Tinggi Keperawatan
2. Menyusun SNPK bersama KeMendik, KeMenkes, AIP
3. Menyusun Standar Kompetensi bersama Konsil
4. Rekomendasi sbg syarat permohonan SIPP
5. Melakukan Pengembangan, Pembinaan dan pengawasan sesuai fungsi
OP
6. Penyelenggaraan Pendidikan Non formal dan Pendidikan berkelanjutan
7. Bersama instititusi pendidikan menyelenggarakan UKOM
8. Pernyataan kepatuhan terhadap kode etik perawat
9. Peran pengawas praktik keperawatan sesuai fungsi OP
10. Penilaian kemampuan untuk melakukan Praktik Kep bagi Perawat asing
11. Mengusulkan anggota Konsil dari OP dan Kolegium
TINDAK LANJUT

 PPNI mengkawal Penerbitan PP, PerPres, Permen,


Kepmen dan Perkonsil (Termasuk PERDA) agar
sesuai dengan harapan profesi Perawat
– Inisiatif membuat draft
 Loby : dengan Pemerintah
– Presiden/Wapres, Menkes, Mendiknas Menaker
– Audiensi
 Benchmarking : lembaga2 lain contoh KKI
 Sosialisasi UUK ke seluruh stake holder
PENGUATAN LEMBAGA
 MKEK mengkawal Penerapan Kode Etik perawat
seluruh Indonesia
– Review Kode Etik Perawat
– Pengembangan Panduan Penerapan
– Sosialisasi Kode Etik Perawat Indonesia (termasuk di
Pendidikan keperawatan)
– Mekanisme Internal dalam penerapan Kode etik
• Tata cara Pemberian Sanksi
• Tata cara Sidang etik

 KP3I membuka akses yang lebih luas kepada


anggota untuk mendapatkan kesempatan Pelatihan
dan pengembangan
PENGUATAN LEMBAGA
internal
 Ikatan / Hiumpunan
– Penguatan Internal organisasi
– Standar kompetensi kekhususan
– Sistem Pelatihan dan Pengembangan pada area
kompetensi kekhususan
 Kolegium
– Penguatan Internal
– Menyusun Standar pendidikan Profesi
– Rencangan / Model Koordinasi dalam penyelenggaraan
Pendidikan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai