BAB 1 Sohibul Fik
BAB 1 Sohibul Fik
PROPOSAL SKRIPSI
DisusunOleh :
Shohibulmakkihubbullah
2720160071
KATA PENGANTAR
Assalaammu’alaaikumWr. Wb.
2.Ibu Siti Fatimah, S.Kp, M.Pd sebagai Dekan Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam As-Syafi’iyah;
3.Orang tua tercinta, Ayah dan Ibu yang telah memberikan perhatian, kasih
sayang, cinta, do’a dan dukungan moril maupun materil yang tiada hentinya untuk
penulis.
ii
5.Siti Fatimah, S.Kp, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah
meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan arahan dalam langkah-
langkah penyusunan skripsi, saran serta dorongan dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan sehingga tersusun skripsi ini;
6.Bapak Drs. Ali Ilham Sofyat, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Metodologi
Riset Keperawatan yang telah memberikan masukan serta dukungan dalam
penelitian ini;
6.Pihak institusi beserta staff dari SMA NW ANJANI yang telah menjadikan
SMA NW ANJANI menjadi lahan penelitian untuk penulis;
8.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan
skripsi ini;
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan oleh penulis demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak
menuju masa dewasa yang diawali dengan kematangan seksual.
Kematangan seksual dan perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada
kehidupan kejiwaan remaja. Kematangan seksual juga dapat
mengakibatkan remaja-remaja mulai tertarik dengan anatomi fisiologi
tubuhnya, juga mulai muncul rasa tertarik kepada teman sebaya yang
berlawan jenis. (Aisyaroh N, 2011)
Menurut CDC (Center for Disease Control), dalam penelitian yang
dilakukan pada beberapa orang pelajar SMA di United States (US) tahun
2011, sekitar 47,4% pelajar pernah melakukan hubungan seksual (sexual
intercourse), sekitar 33,7% melakukan hubungan seksual dalam 3 bulan
terakhir, 39,8% diantaranya tidak menggunakan kondom saat melakukan
hubungan seksual dan 76,7% tidak menggunakan pil KB untuk mencegah
kehamilan di masa yang akan datang dan 15,3% telah melakukan
hubungan seksual dengan empat orang atau lebih selama hidupnya.
99% Perempuan dan 98% laki-laki berpendapat keperawanan
perlu dipertahankan, namun terdapat 8% laki-laki dan 2% perempuan
yang melaporkan telah melakukan hubungan seksual, dengan alasan
antara lain : 47% saling mencintai, 30% penasaran/ingin tahu, 16%
terjadi begitu saja, masing-masing 3% karena dipaksa dan
terpengaruh teman.
1
FIKES UIA 2020
perempuan dan 50% laki-laki) dan meraba/diraba (5% perempuan dan
22% laki-laki).
Ada dua hal penting yang mendasari perilaku seksual pada remaja yaitu harapan
untuk menikah dalam usia yang relatif kecil (umur 20 tahun) dan semakin
derasnya arus informasi yang dapat menimbulkan rangsangan seksual pada
remaja, terutama remaja di daerah perkotaan. Rangsangan tersebut mendorong
remaja untuk melakukan hubungan seksual pranikah. Faktor lain yang ikut
berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja adalah usia pubertas, jenis kelamin,
pengawasan orang tua, tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan
sikap terhadap berbagai perilaku seksual. (Mahmudah dkk., 2016).
Menurut Notoatmodjo (2010) ada beberapa proses yang terjadi untuk memperoleh
pengetahuan antara lain : awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek), interes (tertarik)
terhadap stimulus atau obyek tersebut, evaluation (menimbang–nimbang) terhadap
baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, trial (mencoba) dimana subyek
sudah mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dangan apa yang dikehendaki
oleh stimulus, dan adopsi (meniru) diaman subyek berperilaku baru sesuai dangan
pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus
Dalam penelitian Limoy dan Panjaitan (2017), Remaja di Indonesia telah terbukti
mulai melakukan hubungan seks pada usia muda. Berdasarkan penelitian di
berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20-30% mengaku pernah melakukan
hubungan seks bebas diluar nikah
Dari 19 responden
1
FIKES UIA 2020
Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit yang
penularannya melalui hubungan seksual. Kejadiannya berkaitan dengan
perilaku seksual yang tidak sehat dan tidak bertanggung jawab, seperti
seks bebas. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) rata-rata berusia
remaja, yaitu usia yang mulai memiliki kesadaran dan dorongan
melakukan aktivitas seksual yang mulai meningkat. Infeksi Menular
Seksual (IMS) adalah golongan penyakit menular atau infeksi yang
ditularkan terutama melalui kontak seksual dari orang ke orang melalui
penis, vagina, anal dan oral. Namun demikian, penularan dapat juga terjadi
dari ibu kepada janin dalam kandungan atau saat kelahiran, melalui produk
darah atau transfer jaringan yang telah terpapar, kadang-kadang IMS dapat
ditularkan melalui alat kesehatan. (Hakim, 2009
1
FIKES UIA 2020
seksual. Terdapat 4 siswa/siswi pernah berpacaran, dan 6 siswa/siswi tidak
pernah berpacaran. Terdapat 10 siswa/siswi mengetahui risiko berpacaran.
Dan terdapat 9 siswa/siswi mengetahui akan seks bebas serta risikonya dan
1 siswa/siswi tidak mengetahui akan seks bebas serta risikonya.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“HUBUNGAN PENDIDIKAN SEKS DENGAN PERILAKU
MENGHINDARI PERGAULAN BEBAS PADA REMAJA KELAS XII
IPA SMA NW ANJANI LOMBOK TIMUR
Oleh karena itu perlu adanya gambaran dan pandangan terhadap seks
bebas bagi para remaja yang mana dapat membantu para remaja
melakukan sikap yang tepat dalam menyikapi fenomena perilaku seksual
remaja yang marak belakangan ini.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat di identifikasi
permasalahan yang dapat dijadikan sebagai alasan penelitian sebagai
berikut :
1
FIKES UIA 2020
laki-laki) dan meraba/diraba (5% perempuan dan 22% laki-
laki).
3. Berdasarkan hasil wawancara yang diambil dari 10 siswa/siswi kelas
XII IPA pada hari Selasa tanggal 2 juli2020 di SMA NW
anjaniLombok timurseputarpendidikan sex meliputi macam-macam
definisi sexbebasdan penyakit menular seksual. Serta mewawancarai
seputar seks bebas meliputi kegiatan berpacaran, risiko berpacaran,
dan bahaya seks bebas. Terdapat 2 siswa/siswi yang mengetahui
tentang definisi sex bebasdan 8 siswa/siswi yang tidak mengetahui
tentang definisi sex bebas. Terdapat 8 siswa/siswi tidak mengetahui
macam-macam penyakit menular seksual dan 2 siswa/siswi
mengetahui beberapa macam-macam penyakit menular seksual.
Terdapat 4 siswa/siswi pernah berpacaran, dan 6 siswa/siswi tidak
pernah berpacaran. Terdapat 10 siswa/siswi mengetahui risiko
berpacaran. Dan terdapat 9 siswa/siswi mengetahui akan seks bebas
serta risikonya dan 1 siswa/siswi tidak mengetahui akan seks bebas
serta risikonya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas maka dapat ditentukan rumusan masalah
“Apakah ada Hubungan pendidikan sex dengan
perilakumenghindaripergaulanBebas”. Dan dapat dirumuskan masalah,
yaitu :
1. Bagaimana gambarantentangpendidikan sex pada remaja kelas XII
IPA di SMANW anjani Lombok timur?
2. Bagaimana gambaran perilakumenghindaripergaulan bebas pada
remaja kelas XII IPA di SMA NW anjani Lombok timur?
3. Apakah ada Hubungan pendidikan sex dengan perilaku
menghindari pergaulan Bebaspadaremaja XII IPA SMA NW anjani
Lombok timur
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
1
FIKES UIA 2020
MengetahuiHubungan pendidikan sex dengan perilaku menghindari
pergaulan Bebas pada remaja XII IPA SMA NW anjani Lombok timur
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi gambaranpendidikan sex padaremaja kelas XII
IPA di SMA NW Anjanitahun2020.
b. Mengidentifikasi gambaran perilakumenghindaripergaulanbebas
pada remaja kelas XII IPA di SMA NW Anjanitahun 2020.
c. Mengidentifikasi Hubungan pendidikan sex dengan perilaku
menghindari pergaulan Bebas pada remaja XII IPA SMA NW
anjani tahun 2020.
E. Manfaat Penelitian
1.Manfaat praktis
a.Bagi Institusi Terkait
Dari
penelitianinidiharapkandapatmenjadikanbahanmasukkandalam
proses belajarkhususnya, institusipemberiizinpenelitianpadaremaja
di SMA NahdatulWathanAnjanitentangpentingnyapendidikan sex
b.Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai penambah referensi dan bahan materi pembelajaran tentang
hubungan antara pendidikan sex dengan perilaku menghindari
pergaulan Bebas yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya
dan dapat dijadikan sumber kepustakaan.
c.Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau bahan
rujukan untuk penelitian selanjutnya yang sifatnya lebih besar dan
bermanfaat bagi kemajuan keperawatan khususnya di Indonesia
2.Manfaatteoritis
Selain manfaat praktis yang telah di kemukakan di atas penelitian ini
jugamemelikimanfaatteoritisyaitumemberikanlandasanbagiparapeneliti
lain dalammelakukanpenelitian lain yang
sejenisdalamrankameninkatkankemampuan,memecahkanmasalahdanm
1
FIKES UIA 2020
enjagapergaulanbebassiswasiswi SMA NahdatulWathanAnjani
Lombok timur
1
FIKES UIA 2020