Anda di halaman 1dari 7

A. PT.

PJB
PT Pembangkitan Jawa-Bali (disingkat PT PJB) adalah produsen listrik
yang menyuplai kebutuhan listrik di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat,
Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali. Saat ini PT PJB mengelola 6 Pembangkit
Tenaga Listrik di Pulau Jawa, dengan kapasitas total 6.511 Mega Watt. PT PJB
juga mengelola sejumlah unit bisnis, termasuk unit pengelolaan, teknologi
informasi, dan pengembangan. Kantor pusat PT PJB berada di Surabaya. PT. PJB
Adalah perusahaan pertama di asia pasifik yang memiliki sertifikasi ISO 55001.

Sejarah PJB bermula sejak tahun 1945, dimana didirikan Perusahaan Listrik
dan Gas. Tahun 1965, perusahaan tersebut dibagi menjadi 2: Perusahaan Listrik
Negara dan Perusahaan Gas Negara. Tahun 1972, status PLN menjadi Perusahaan
umum (Perum). Tahun 1982, PLN dipecah lagi menjadi dua: Unit Divisi dan Unit
Pembangkitan Tenaga Listrik dan Transmisi. Tahun 1994, status PLN menjadi
Persero. Setahun kemudian, dilakukan restrukturisasi atas PT PLN (Persero)
dengan pendirian subsider pembangkitan. Restrukturisasi ini dilakukan untuk
memisahkan misi perusahaan atas sosial dan komersial.

Pada tanggal 3 Oktober 1995, PT PLN (Persero) membentuk 2 (dua) anak


perusahaan untuk mengelola pembangkit listrik yang memasok energi listrik di
Pulau Jawa dan Bali. Kedua anak perusahaan PLN tersebut adalah PT PLN
Pembangitan Jawa Bali I (PT PLN PJB I) yang berkantor pusat di Jakarta dan PT
PLN Pembangkitan Jawa Bali II (PT PLN PJB II) yang berkantor pusat di
Surabaya. Pada tahun 2000, PT PLN PJB II diubah nama menjadi PT
Pembangkitan Jawa-Bali atau singkatnya PT PJB. Sedangkan PT PLN
Pembangitan Jawa Bali I (PT PLN PJB I) berubah nama menjadi PT Indonesia
Power.

B. Visi dan misi


 Visi
Menjadi perusahaan terpercaya dalam bisnis pembangkitan
 Makna Visi
1. Perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia mengandung pengertian
1
bahwa PJB merupakan suatu badan hokum yang bergerak dalam bisnis
pembangkit tenaga listrik yang terintegritas (intergrated power company)
dan berkedudukan di Indonesia. Intergrated power company mencakup
bisnis pembangkit (asset owner ), jasa O&M (asset manager, asser
operator), dan jasa EPC (asser developer).
2. Terkemuka dengan standar kelas dunia mengandung pengertian bahwa
PJB bertekad untuk mampu tumbuh dan mencapai kinerja kelas dunia.
Pengertian tumbuh adalah mampu mengembangkan bisnis, sedangkan
pengertian dari kinerja kelas dunia adalah :
 Kinerja pembangkit PJB mampu mencapai Top 10% pembangkit
terbaik di dunia sesuai jenis dan kapasitas berdasarkan standar
NERC.
 PJB mampu mencapai band industry leader berdasarkan criteria
kinerja ekselen baldrige. terintegrasi dengan standar kelas dunia.
 Misi
1. Memberi solusi dan nilai tambah dalam bisnis pembangkitan terintegrasi
untuk menjaga kedaulatan listrik nasional.
2. Menjalankan bisnis pembangkitan secara berkualitas, berdaya saing dan
ramah lingkungan.
3. Mengembangkan kompetensi dan produktivitas Human Capital untuk
pertumbuhan yang berkesinambungan.
C. Tata nilai
1. Integrity
Setiap karyawan wajib menjunjung tinggi etika, jujur, dan amanah
memegang teguh kaidah tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance), dengan mengedepankan 3 perilaku utama:

1. Etis (Ethics) : Bertindak sesuai dengan standar, aturan, dan etika.

2. Jujur (Honest) : Keselarasan antara perkataan dengan perbuatan dalam


menyampaikan kebenaran.

2
3. Amanah (Trusted) : Menjaga kepercayaan dengan selalu bersikap
transparan, adil, akuntabel, dan loyal.

2. Professional
Setiap karyawan bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang dengan
mengutamakan keselamatan dan keharmonisan lingkungan, serta senantiasa
percaya diri dengan terus mengembangkan kompetensi, dengan mengedepankan 3
perilaku utama:
1. Bertanggung jawab (Responsible) : melaksanakan kewajiban berdasarkan
jabatan atau peran dalam organisasi.
2. Mengutamakan Keselamatan dan Lingkungan (Safety & Environment
Oriented) : berorientasi terhadap keselamatan dan keharmonisan lingkungan
dalam melaksanakan tugas dan peran.
3. Kompeten (Competent) : Percaya pada kemampuan diri, berpikir secara
holistik, serta memiliki dan senantiasa mengembangkan kompetensi dalam
bidang pekerjaan dan tanggung jawabnya.

3. Joint Collaboration
Setiap karyawan melakukan kerjasama melalui integrasi, membangun
jejaring, dan sinergi, dengan berbagai pihak untuk bersama-sama meningkatkan
skala bisnis Perseroan dan PLN Group, dengan mengedepankan 3 perilaku utama:
1. Integrasi (Integration) : Saling menyelaraskan sistem, menyederhanakan
proses, dan aktivitas dalam lingkup Perseroan dan PLN Group.
2. Membangun Jejaring (Networking): Memperluas relasi internal maupun
eksternal untuk membangun kemitraan demi pencapaian tujuan Perseroan
secara berkesinambungan.
3. Sinergi (Synergy) : Menciptakan nilai tambah bagi Perseroan dan PLN
Group dengan mengelola interaksi internal maupun eksternal.
4. Business Excellence
Setiap karyawan menerapkan praktik bisnis terbaik dalam mengelola dan
mencapai tujuan Perseroan secara berkesinambungan dengan senantiasa
berorientasi pada pelanggan, berpikir bisnis & mengambil risiko terukur, inovatif,

3
gesit, simple, dan adaptif, dengan mengedepankan 4 (empat) perilaku utama:
1. Berorientasi Pelanggan (Customer Driven) :
Fokus kepada upaya mewujudkan kepuasan, hubungan jangka panjang,
serta loyalitas para stakeholders internal maupun eksternal Perseroan.
2. Berpikir Bisnis & Mengambil Risiko Terukur (Business Mindset &
Calculated Risk Taking):
Jeli dalam menangkap peluang serta mengambil risiko yang terukur dalam
melaksanakan proses bisnis.
3. Inovatif (Innovative) :
Kreatif untuk menciptakan nilaitambah dan perbaikan berkelanjutan.
4. Gesit, Simpel, dan Adaptif (Agile, Simple, and Adaptive):
Bergerak gesit melalui simplifikasi proses bisnis sertamampu beradaptasi
dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis dan teknologi.
D. Sasaran
a) Terlaksananya sistem manajemen stratejik yang handal, sehingga mampu
merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang sejalan dengan rencana
strategis (strategic plan) Perseroan baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
b) Adanya keterbukaan serta komunikasi dua arah baik dengan regulator,
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
c) Berfungsinya dengan baik organ-organ pendukung kegiatan pengendalian
internal dan pengembangan Perseroan, antara lain Komite Audit, Komite
Manajemen Risiko dan Kepatuhan, Komite SDM dan Organisasi, Internal
Audit, Manajemen Risiko, Sekretaris Perusahaan, dan sebagainya.
d) Tegaknya komitmen dan aturan main dari praktik penyelenggaraan bisnis
yang beretika.
e) Tersedianya sumber daya manusia yang handal, unggul, profesional dan
bebas dari benturan kepentingan.
f) Memastikan seluruh jajaran Perseroan mengetahui dan mampu menjalankan
tugas, kewajiban dan tanggung jawab sesuai ketentuan yang berlaku serta
mengetahui penalty dan reward-nya.

4
g) Tegaknya kepedulian pada masyarakat sekitar dan pada kelestarian
lingkungan melalui penerapan program CSR yang tepat di area sekitar
pembangkit.

E. Prinsip – Prinsip
1. Transparansi
Adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan
dan mengemukakan informasi material yang relevan bagi Perseroan. Transparansi
diupayakan dan diwujudkan oleh Perseroan dengan selalu berusaha untuk
mempelopori pengungkapan informasi keuangan dan non-keuangan kepada
stakeholder serta dalam pengungkapannya tidak terbatas pada informasi yang
bersifat wajib dengan tidak menyalahi peraturan perundangundangan yang
berlaku dan sesuai dengan praktik terbaik
2. Akuntabilitas
Adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ
Perseroan sehingga pengelolaan Perseroan dilaksanakan secara efektif. Perseroan
meyakini bahwa akuntabilitas berhubungan dengan keberadaan sistem yang
mengendalikan hubungan antara individu dan atau organ yang ada di Perseroan
maupun hubungan antara Perseroan dengan pihak yang berkepentingan.
Akuntabilitas oleh Perseroan diperlukan sebagai salah satu solusi mengatasi
masalah yang timbul sebagai konsekuensi logis adanya perbedaan kepentingan
individu dengan kepentingan Perseroan maupun dengan kepentingan stakeholder
Perseroan menerapkan akuntabilitas dengan mendorong seluruh individu
dan/atau Organ Perseroan agar menyadari hak dan kewajiban, tugas dan tanggung
jawab serta kewenangannya.
Akuntabilitas senantiasa dilaksanakan supaya Perseroan selalu dapat
mengkomunikasikan kepada stakeholder agar benar-benar memahami hak dan
kewajiban masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Perseroan mengakui adanya 3 (tiga) tingkatan akuntabilitas, yaitu:.

1) Akuntabilitas Individual yang merujuk kepada hubungan akuntabilitas

5
antara atasan-bawahan yang berlaku kepada kedua belah pihak baik yang
mempunyai wewenang dan yang mendapatkan penugasan dari pemegang
wewenang.
2) Akuntabilitas Tim yang merujuk kepada akuntabilitas yang ditanggung
bersama oleh suatu kelompok kerja atas kondisi dan kinerja yang tercapai.
3) Akuntabilitas Perseroan yang merujuk kepada akuntabilitas Perseroan dalam
menjalankan peranannya sebagai entitas bisnis.
3. Pertanggungjawaban
Adalah kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan dan etika bisnis yang sehat dalam
pengelolaan Perseroan. Pertanggungjawaban diwujudkan oleh Perseroan dengan
selalu berusaha menjadi warga Perseroan yang baik (Good Corporate Citizen).
4. Kemandirian
Adalah pengelolaan Perseroan secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan yang sehat termasuk tidak adanya kepentingan politik dan kepentingan
pribadi dalam pegelolaan perusahaan.
5. Kewajaran
Adalah keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder sesuai
perjanjian dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Perseroan menjamin
bahwa setiap pemegang saham dan stakeholder mendapatkan perlakuan yang
wajar, dan dapat menggunakan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ptpjb.com

Anda mungkin juga menyukai