Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

BESTEMAN LAHAGU 4193121038

DERMAWATI MANIK 4192421017

MAYAWI ANDRIANI 4193121023


NURHAMIDAH 4192121005

NURUL APRILIA 4191121014

MARSHEILA N BR SIHOTANG 4193121004

DOSEN PENGAMPU : MHD. IHSAN SYAHAF NASUTION, S.Pd., M.Pd.

KELAS PENDIDIKAN FISIKA D 2019

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya tim penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Pendidikan Pancasila ini.

Adapun judul makalah kami ini tentang “Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia” yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponen perkuliahan di
mata kuliah Pendidikan Pancasila Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini tim penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mhd.
Ihsan Syahaf Nasution, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan. Karena
atas bimbingan dan arahan Bapak Mhd. Ihsan Syahaf Nasution, S.Pd., M.Pd.. makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

Medan, September 2020

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1


1.2 Rumusan......................................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN..................................................................................................3


2.1 Lambang Pancasila Dan Maknanya............................................................................3
2.2 Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia....................................................4
2.3 Pentingnya Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia.................................8
2.4 Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis Dan Politis Tentang Pancasila Dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia............................................................................................8
2.5 Esensi Dan Urgensi Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia...................11

BAB III. PENUTUP..........................................................................................................13


3.1 Kesimpulan................................................................................................................13
3.2 Saran...........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pancasila merupakan pilar ideologi bagi negara indonesia. Pancasila sebagai dasar
negara Republik Indonesia telah diterima secara luas dan bersifat final. Perumusan
pancasila juga melalui perjalanan yang cukup panjang. Pancasila memang mempunyai
sejarahyang panjang tentang perumusan pemesanannya dalam perjalanan ketatanegaraan
Indonesia. Terlebih lagi selain Soekarno, Moh. Yamin dan Dr.Soepomo juga ikut
menyuarakan gagasan mereka yang menjadi bibit lahirnya pancasila.
Namun akhirnya lima prinsip disuarakan oleh Soekarno dalam pidatonya dipilih
menjadi dasar negara atau pancasila bagi bangsa Indonesia. Pancasila adalah lima nilai
dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan bangsa Indonesia sejak dulu.
Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang
membantuan negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya
yaitu pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam huniannya merupakandasar
pijakan penyelenggaraan negara dan seluruh kehidupan negara Republik Indonesia.
Berikut ini adalah isi bunyi lima prinsip yang terdapat dalam pancasila, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa makna dari setiap lambang pada pancasila ?


2. Bagaimana pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia?
3. Mengapa pancasila penting dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia?
4. Bagaimana sumber yuridis, historis, sosiologis dan politis tentang pancasila dalam
kajian sejarah Bangsa Indonesia?
5. Bagaimana esensi dan urgensi pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui makna dari setiap lambang pada pancasila ?
2. Mengetahui bagaimana pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia?
3. Untuk Mengetahui mengapa pancasila penting dalam kajian sejarah Bangsa
Indonesia?
4. Untuk Mengetahui bagaimana sumber yuridis, historis, sosiologis dan politis tentang
pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia?
5. Untuk mengetahui esensi dan urgensi pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lambang Pncasila Dan Maknanya


Pancasila terdiri atas lima sila, tertuang dalam UUD 1945 alinea ke-IV dan ini
diperuntukkan sebagai dasar negara Republik Indonesia. Meskipundi dalam Pembukaan
UUD 1945 tersebut tidak merujuk pada kataPancasila, namun sudah dikenal luas bahwa lima
sila yang dimaksud adalahdasar negara.Bangsa Indonesia lahir menurut cara dan jalan yang
merupakan hasilantara proses sejarah di masa lampau, tantangan perjuangan dan cita-
citahidup di masa mendatang, yang secara keseluruhan membentuk kepribadiansendiri.
Sehingga, kepribadian yang ditetapkan sebagai pandangan hidup dandasar negara, yakni
Pancasila.

Nama Pancasila sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu panca yang berarti lima
dan sila yang berarti dasar. Pancasila memiliki arti lima dasar kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.Pancasila yang tersusun dari 5 sila ini tergambar
pada bagian perisai darilambang negara Indonesia, yaitu Garuda Pancasila.

1. Sila Pertama
Simbol bintang yang memiliki lima sudut melambangkan Pancasila,yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa. Bintang melambangkan seperti sebuah cahaya yang dipancarkan
oleh Tuhan kepada setiap manusia. Lambang bintang juga diartikan sebagai sebuah
cahaya untuk menerangi dasar negarayang lima (Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4),
sifat negara yang lima(Pembukaan UUD 1945 alinea ke-2), dan tujuan negara yang
lima (Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4). Sedangkan latar berwarna hitam
menunjukan warna alam dan mengandung arti bahwa Tuhan hanya sekedar rekaan
manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia
ini ada.
2. Sila Kedua
Rantai melambangkan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yangAdil dan
Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan
lingkaran yang saling berkaitan dengan membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat
melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan.
Matarantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiapmanusia, laki-laki dan

3
perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat
seperti sebuah rantai.
3. Sila Ketiga
Pohon beringin di bagian kiri atas perisai berlatar putihmelambangkan sila ketiga,
yaituPersatuan Indonesia. Pohon beringinSebuah pohon Indonesia yang berakar
tunjang, sebuah akar tunggal panjang yang menunjang pohon yang besar ini dengan
tumbuh sangat dalamke dalam tanah. Hal ini mencerminkan kesatuan dan persatuan
Indonesia.Pohon beringin juga mempunyai banyak akar yang menggelantung dari
ranting-rantingnya, mencerminkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun
memiliki berbagai latar belakang budaya yang bermacam-macam.
4. Sila Keempat
Kepala banteng melambangkan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan Perwakilan. Kepala
banteng melambangkan hewan sosialyang suka berkumpul, seperti halnya
musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
5. Sila Kelima
Padi dan kapasangkan sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. Padi dan kapas dapat mewakili sila kelima, karena padi dan kapas
merupakan kebutuhan dasar setiap manusia,yakni pangan dan sandang, sebagai syarat
utama untuk mencapai kemakmuran tanpa melihat suku, ras, dan golongan. Ini
mencerminkan persamaan sosial dimana tidak adanya jaminan sosial antara satu dan
yang lainnya, tapi halIni (persamaan sosial) bukan berarti bahwa Indonesia memakai
ideologikomunisme.

2.2 Pancasila Dalam Kajian Sejarah Indonesia


1. Pancasila Era Pra Kemerdekaan
Menurut Sunoto (1984) melalui kajian filsafat Pancasila, pernyataan bahwa
tidak-tidak Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri, walaupun secara formal
Pancasila baru menjadi dasar Negara Republik Indonesia padatanggal 18 Agustus
1945, namun jauh sebelum tanggal tersebut bangsa Indonesia telah memiliki unsur-
unsur Pancasila dan melaksanakan didalam kehidupan mereka. Sejarah bangsa
Indonesia memberikan bukti yang dapat kita cari dalam berbagai adat istiadat, tulisan,
bahasa, kesenian,kepercayaan, agama, dan kebudayaan pada umumnya. (Sunoto,
1984:1).Dengan rinci, Sunoto menunjukkan fakta historis, di antaranya adalah:

4
a. Ketuhanan Yang Maha Esa: bahwa di Indonesia tidak pernah ada putus-putusnya
orang percaya kepada Tuhan
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab: bahwa bangsa Indonesia terkenalramah
tamah, sopan santun, lemah lembut dengan sesamamanusia.
c. Persatuan Indonesia: bahwa bangsa Indonesia dengan ciri-cirinya, rukun, bersatu,
dan kekeluargaan.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan / perwakilan:
bahwa unsur-unsur demokrasi sudahada dalam masyarakat kita.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: bahwa bangsa Indonesia Dalam
menunaikan tugas hidupnya terkenal bersifat sosial dan sesama sesama sesama.

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia, ditetapkan padatanggal 18


Agustus 1945 sebagai dasar negara, maka nilai-nilai kehidupan berbangsa, bernegara,
dan berpemerintahan sejak saat itu haruslah berdasarkan pada Pancasila, namun pada
sebenarnya, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila telah dipraktikkan oleh nenek
moyang bangsa Indonesia dan kita praktikkan hingga sekarang.

2. Pancasila Era Kemerdekaan


Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan mengalami banyak perkembangan. Sesaat
setelah kemerdekaan Indonesia pada 1945, Pancasila melewati masa-masa percobaan
demokrasi. Pada waktu itu, Indonesia masuk ke dalam era percobaan demokrasi
multi-partai dengan sistem kabinet parlementer. Partai-partai politik pada masa itu
tumbuh sangat subur, dan proses politik yang ada cenderung selalu berhasil dalam
mengusung kelima sila sebagai dasar negara (Somantri, 2006).
Pancasila pada masa ini mengalami masa kejayaannya. Selanjutnya, pada akhir
tahun 1959, Pancasila melewati masa kelamnya dimana Presiden Soekarno
menerapkan sistem demokrasi terpimpin. Pada masa itu, presiden dalam rangka tetap
memegang kendali politik terhadap berbagai kekuatan mencoba untuk memerankan
politik integrasi paternalistik (Somantri, 2006). .

3. Pancasila Era Orde Lama


Orde lama berlangsung dari tahun 1959-1966. Pada masa itu berlaku demokrasi
terpimpin. Setelah menetapkan berlakunya kembali UUD 1945, Presiden Soekarno

5
meletakkan dasar kepemimpinannya. Yang dinamakan demokrasi terimpin yaitu
demokrasi khas Indonesia yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Demokrasi terpimpin dalam prakteknya tidak sesuai
dengan makna yang terkandung didalamnya dan bahkan terkenal menyimpang. Dimana
demokrasi dipimpin oleh kepentingan-kepentingan tertetu.
Masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan politik dan pemerintah sering terjadi
penyimpangan yang dilakukan Presiden dan juga MPRS yang bertentangan dengan
pancasila dan UUD 1945. Artinya pelaksanaan UUD1945 pada masa itu belum
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi karena penyelenggaraan
pemerintahan terpusat pada kekuasaan seorang presiden dan lemahnya control yang
seharusnya dilakukan DPR terhadap kebijakan-kebijakan.
Selain itu, muncul pertentangan politik dan konflik lainnya yang berkepanjangan
sehingga situasi politik, keamanaan dan kehidupan ekonomi makin memburuk puncak
dari situasi tersebut adalah munculnya pemberontakan G30S/PKI yang sangat
membahayakan keselamatan bangsa dan Negara.
Mengingat keadaan makin membahayakan Ir. Soekarno selaku presiden RI
memberikan perintah kepada Letjen Soeharto melalui Surat Perintah 11 Maret 1969
(Supersemar) untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan bagi terjaminnya
keamanaan, ketertiban dan ketenangan serta kesetabilan jalannya pemerintah. Lahirnya
Supersemar tersebut dianggap sebagai awal masa Orde Baru.

4. Pancasila Era Orde Baru


Diera Orde Baru, yakni stabilitas dan pembangunan, serta merta tidak lepas dari
keberadaan Pancasila. Pancasila menjadi alat bagi pemerintah untuk semakin menancapkan
kekuasaan di Indonesia. Pancasila begitu diagung-agungkan; Pancasila begitu gencar
ditanamkan nilai dan hakikatnya kepada rakyat; dan rakyat tidak memandang hal tersebut
sebagai sesuatu yang mengganjal.
Menurut Hendro Muhaimin bahwa Pemerintah di era Orde Baru sendiri terkesan
“menunggangi” Pancasila, karena dianggap menggunakan dasar negara sebagai alat politik
untuk memperoleh kekuasaan. Disamping hal tersebut, penanaman nilai-nilai Pancasila di era
Orde Baru juga dibarengi dengan praktik dalam kehidupan sosial rakyat Indonesia.
Kepedulian antarwarga  sangat kental, toleransi di kalangan masyarakat cukup baik, dan
budaya gotong-royong sangat dijunjung tinggi. Selain penanaman nilai-nilai tersebut dapat
dilihat dari penggunaan Pancasila sebagai asas tunggal dalam kehidupan berorganisasi, yang

6
menyatakan bahwa semua organisasi, apapun bentuknya, baik itu organisasi masyarakat,
komunitas, perkumpulan, dan sebagainya haruslah mengunakan Pancasila sebagai asas
utamanya.
Ketika Soeharto memberikan pidato dalam Peringatan Hari Lahirnya Pancasila, 1 Juni
1967. Soeharto mendeklarasikan Pancasila sebagai suatu force yang dikemas dalam berbagai
frase bernada angkuh, elegan, begitu superior. Dalam pidato tersebut, Soeharto menyatakan
Pancasila sebagai “tuntunan hidup”, menjadi “sumber tertib sosial” dan “sumber tertib
seluruh perikehidupan”, serta merupakan “sumber tertib negara” dan “sumber tertib hukum”.
Kepada pemuda Indonesia dalam Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1974, Soeharto
menyatakan, “Pancasila janganlah hendaknya hanya dimiliki, akan tetapi harus dipahami dan
dihayati!” Dapat dikatakan tidak ada yang lebih kuat maknanya selain Pancasila di Indonesia,
pada saat itu, dan dalam era Orde Baru.

5. Pancasila Era Reformasi


Pancasila di era reformasi, khususnya dalam konteks sebagai dasar negara dan
ideologi nasional, merupakan tuntutan hakiki agar setiap warga negara Indonesia memiliki
pemahaman yang sama dan akhirnya memiliki persepsi dan sikap yang sama terhadap
kedudukan, peranan dan fungsi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Semenjak ditetapkan sebagai dasar negara (oleh PPKI 18 Agustus 1945),
Pancasila telah mengalami perkembangan sesuai dengan pasang naiknya sejarah bangsa
Indonesia (Koento Wibisono, 2001) memberikan tahapan perkembangan Pancasila sebagai
dasar negara dalam tiga tahap yaitu :
 Tahap 1945 – 1968 Sebagai Tahap Politis
 Tahap 1969 – 1994 Sebagai Tahap Pembangunan Ekonomi
 Tahap 1995 – 2020 Sebagai Tahap Repositioning Pancasila
Di era reformasi ini, Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan
menuntun masyarakat. Pancasila tidak lagi populer seperti pada masa lalu. Elit politik dan
masyarakat terkesan masa bodoh dalam melakukan implementasi nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila memang sedang kehilangan legitimasi,
rujukan dan elan vitalnya. Sebab utamannya karena rejim Orde Lama dan Orde Baru
menempatkan Pancasila sebagai alat kekuasaan yang otoriter.

7
2.3 Pentingnya Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa
Budaya merupakan proses cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikelola dan
dikembangkan secara terus-menerus. Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa
melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia
merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi tersebut.
2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam
sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan. Sikap mental, tingkah laku dan
perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan
bangsa lain.
3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam
kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak. Ketika
Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, maka seluruh nilai
Pancasila dimanifestasi ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
4. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa
Sebagaimana dikatakan von Savigny bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya
masing-masing, yang dinamakan volkgeist (jiwa rakyat atau jiwa bangsa). Pancasila
sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila
telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia.
5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur
Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian
bangsa disepakati oleh para pendiri negara (political consensus) sebagai dasar negara
Indonesia.

2.4 Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis Dan Politis Tentang Pancasila Dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia
1) Sumber Yuridis Tentang Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik
Indonesia sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, yang kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan

8
Indonesia. Melalui Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
sebagai payung hukum, Pancasila perlu diaktualisasikan agar dalam praktik
berdemokrasinya tidak kehilangan arah dan dapat meredam konflik yang tidak
produktif (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode 2009--2014, 2013:
89).
Peneguhan Pancasila sebagai dasar negara sebagaimana terdapat pada pembukaan,
juga dimuat dalam Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998, tentang Pencabutan
Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) dan ketetapan tentang Penegasan Pancasila
sebagai Dasar Negara.
Selain itu, juga ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang
Pembentukan Perundang-undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum negara. Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum negara, yaitu sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, bahwa Pancasila ditempatkan sebagai dasar dan
ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis bangsa dan negara sehingga setiap
materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila.

2) Sumber Historis Tentang Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia


Dalam sidang yang diselenggarakan untuk mempersiapkan Indonesia merdeka,
Radjiman meminta kepada anggotanya untuk menentukan dasar negara. Sebelumnya,
Muhammad Yamin dan Soepomo mengungkapkan pandangannya mengenai dasar
negara. Kemudian dalam pidato 1 Juni 1945, Soekarno menyebut dasar negara dengan
menggunakan bahasa Belanda, Philosophische grondslag bagi Indonesia merdeka.
Philosophische grondslag itulah fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya,
jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia
merdeka. Soekarno juga menyebut dasar negara dengan istilah ‘Weltanschauung’ atau
pandangan dunia Dapat diumpamakan, Pancasila merupakan dasar atau landasan
tempat gedung Republik Indonesia itu didirikan (Soepardo dkk, 1962: 47).
Kedudukan Pancasila itu sebagai dasar negara, Pancasila sebagai dasar negara
dibentuk setelah menyerap berbagai pandangan yang berkembang secara demokratis
dari para anggota BPUPKI dan PPKI sebagai representasi bangsa Indonesia
(Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode 2009--2014, 2013: 94).

9
Pancasila dijadikan sebagai dasar negara, yaitu sewaktu ditetapkannya
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945
pada 8 Agustus 1945. Pada mulanya, pembukaan direncanakan pada tanggal 22 Juni
1945, yang terkenal dengan Jakarta-charter (Piagam Jakarta), tetapi Pancasila telah
lebih dahulu diusulkan sebagai dasar filsafat negara Indonesia merdeka yang akan
didirikan, yaitu pada 1 Juni 1945, dalam rapat Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Notonagoro, 1994: 24). Terkait dengan hal
tersebut, Mahfud MD (2009:14) menyatakan bahwa berdasarkan penjelajahan historis
diketahui bahwa Pancasila yang berlaku sekarang merupakan hasil karya bersama dari
berbagai aliran politik yang ada di BPUPKI, yang kemudian disempurnakan dan
disahkan oleh PPKI pada saat negara didirikan.

3) Sumber Sosiologis Tentang Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia


Secara ringkas, Latif (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode
2009--2014, 2013) menguraikan pokok-pokok moralitas dan haluan kebangsaan-
kenegaraan menurut alam Pancasila sebagai berikut.
Pertama, nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan spiritualitas
(yang bersifat vertical transcendental) dianggap penting sebagai fundamental etika
kehidupan bernegara. Negara menurut Pancasila diharapkan dapat melindungi dan
mengembangkan kehidupan beragama; sementara agama diharapkan dapat
memainkan peran publik yang berkaitan dengan penguatan etika sosial.
Kedua, nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan,
hukum alam, dan sifat-sifat sosial (bersifat horizontal) dianggap penting 88 sebagai
fundamental etika-politik kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia. Prinsip
kebangsaan yang luas mengarah pada persaudaraan dunia yang dikembangkan
melalui jalan eksternalisasi dan internalisasi.
Ketiga, nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan
pergaulan kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang
lebih jauh. Indonesia memiliki prinsip dan visi kebangsaan yang kuat, bukan saja
dapat mempertemukan kemajemukan masyarakat dalam kebaruan komunitas politik
bersama, melainkan juga mampu memberi kemungkinan bagi keragaman komunitas
untuk tidak tercerabut dari akar tradisi dan kesejarahan masing-masing.
Keempat, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita kebangsaan
itu dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dipimpin

10
oleh hikmat kebijaksanaan. Dalam prinsip musyawarahmufakat, keputusan tidak
didikte oleh golongan mayoritas atau kekuatan minoritas elit politik dan pengusaha,
tetapi dipimpin oleh hikmat/ kebijaksanaan yang memuliakan daya-daya rasionalitas
deliberatif dan kearifan setiap warga tanpa pandang bulu.
Kelima, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta
demokrasi permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam mewujudkan
keadilan sosial. Dalam visi keadilan sosial menurut Pancasila, yang dikehendaki
adalah keseimbangan antara peran manusia sebagai makhluk individu dan peran
manusia sebagai makhluk sosial, juga antara pemenuhan hak sipil, politik dengan hak
ekonomi, sosial dan budaya. pergaulan dunia.

4) Sumber Politis Tentang Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia


Pasal 1 ayat (2) UUD 1945, mengandung makna bahwa Pancasila menjelma menjadi
asas dalam sistem demokrasi konstitusional. Konsekuensinya, Pancasila menjadi landasan
etik dalam kehidupan politik bangsa Indonesia. Selain itu, bagi warga negara yang berkiprah
dalam suprastruktur politik (sektor pemerintah), yaitu lembaga-lembaga negara dan
lembaga-lembaga pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah, Pancasila merupakan
norma hukum dalam memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan publik yang
menyangkut hajat hidup orang banyak.
Di sisi lain, bagi setiap warga negara yang berkiprah dalam infrastruktur politik
(sektor masyarakat), seperti organisasi kemasyarakatan, partai politik, dan media massa,
maka Pancasila menjadi kaidah penuntun dalam setiap aktivitas sosial politiknya. Dengan
demikian, sektor masyarakat akan berfungsi memberikan masukan yang baik kepada sektor
pemerintah dalam sistem politik.

2.5 Esensi Dan Urgensi Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia

Esensi Dan Pancasila Dalam Kajian Sejaah Bangsa Indonesia


Pancasila pada hakikatnya merupakan Philosofische Grondslag dan Weltanschauung.
Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara (Philosofische Grondslag) karena
mengandung unsur-unsur sebagai berikut: alasan filosofis berdirinya suatu negara ; setiap
produk hukum di Indonesia harus berdasarkan nilai Pancasila. Pancasila sebagai pandangan

11
hidup bangsa (Weltanschauung) mengandung unsur-unsur sebagai berikut: nilai-nilai agama,
budaya, dan adat istiadat.

Urgensi Pancasila Dalam Kajian Sejaah Bangsa Indonesia

Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal berikut:

1. Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa, tetapi
terbukti Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
3. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan
digali dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang
di bumi Indonesia.
4. Kemukakan argumen Anda tentang Pancasila sebagai pilihan terbaik bangsa Indonesia.
Hasil Survei yang dilakukan KOMPAS yang dirilis pada 1 Juni 2008
menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang Pancasila merosot secara tajam, yaitu
48,4% responden berusia 17 sampai 29 tahun tidak mampu menyebutkan silai-sila Pancasila
secara benar dan lengkap. 42,7% salah menyebut sila-sila Pancasila, lebih parah lagi, 60%
responden berusia 46 tahun ke atas salah menyebutkan sila-sila Pancasila. Fenomena
tersebut sangat memprihatinkan karena menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Pancasila
yang ada dalam masyarakat tidak sebanding dengan semangat penerimaan masyarakat
terhadap Pancasila.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan
bangsa Indonesia sejak dulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling
berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan kejadian
masa sekarang dan semuanya bermuara pada masa yang akan datang.

 Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia terdapat pada 5 era yakni: Pancasila
era pra kemerdekaan, Pancasla era kemerdekaan, pancasila era orde lama, pancasila
era orde baru dan pancasila era orde reformasi.
 Pentingnya pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia,
Pancasila sebagai identitas Bangsa
Pancasila sebagai kepribadian Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa
Pancasila sebagai jiwa Bangsa
Pancasila sebagai perjanjian luhur

3.2 Saran

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna , oleh karena
itu Penulis sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca dan dosen pembimbing , agar dalam pembuatan makalah ke depannya dapat
lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
A, Subandi. (2006). Pancasila Dan UUD Dalam Paradigma Reformasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Kaelan. (2000). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Nawardani, P. d. (2016). Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Kemristekdikti.

14

Anda mungkin juga menyukai