DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya tim penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Pendidikan Pancasila ini.
Adapun judul makalah kami ini tentang “Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia” yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponen perkuliahan di
mata kuliah Pendidikan Pancasila Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini tim penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mhd.
Ihsan Syahaf Nasution, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan. Karena
atas bimbingan dan arahan Bapak Mhd. Ihsan Syahaf Nasution, S.Pd., M.Pd.. makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui makna dari setiap lambang pada pancasila ?
2. Mengetahui bagaimana pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia?
3. Untuk Mengetahui mengapa pancasila penting dalam kajian sejarah Bangsa
Indonesia?
4. Untuk Mengetahui bagaimana sumber yuridis, historis, sosiologis dan politis tentang
pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia?
5. Untuk mengetahui esensi dan urgensi pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nama Pancasila sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu panca yang berarti lima
dan sila yang berarti dasar. Pancasila memiliki arti lima dasar kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.Pancasila yang tersusun dari 5 sila ini tergambar
pada bagian perisai darilambang negara Indonesia, yaitu Garuda Pancasila.
1. Sila Pertama
Simbol bintang yang memiliki lima sudut melambangkan Pancasila,yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa. Bintang melambangkan seperti sebuah cahaya yang dipancarkan
oleh Tuhan kepada setiap manusia. Lambang bintang juga diartikan sebagai sebuah
cahaya untuk menerangi dasar negarayang lima (Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4),
sifat negara yang lima(Pembukaan UUD 1945 alinea ke-2), dan tujuan negara yang
lima (Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4). Sedangkan latar berwarna hitam
menunjukan warna alam dan mengandung arti bahwa Tuhan hanya sekedar rekaan
manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia
ini ada.
2. Sila Kedua
Rantai melambangkan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yangAdil dan
Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan
lingkaran yang saling berkaitan dengan membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat
melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan.
Matarantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiapmanusia, laki-laki dan
3
perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat
seperti sebuah rantai.
3. Sila Ketiga
Pohon beringin di bagian kiri atas perisai berlatar putihmelambangkan sila ketiga,
yaituPersatuan Indonesia. Pohon beringinSebuah pohon Indonesia yang berakar
tunjang, sebuah akar tunggal panjang yang menunjang pohon yang besar ini dengan
tumbuh sangat dalamke dalam tanah. Hal ini mencerminkan kesatuan dan persatuan
Indonesia.Pohon beringin juga mempunyai banyak akar yang menggelantung dari
ranting-rantingnya, mencerminkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun
memiliki berbagai latar belakang budaya yang bermacam-macam.
4. Sila Keempat
Kepala banteng melambangkan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan Perwakilan. Kepala
banteng melambangkan hewan sosialyang suka berkumpul, seperti halnya
musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
5. Sila Kelima
Padi dan kapasangkan sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. Padi dan kapas dapat mewakili sila kelima, karena padi dan kapas
merupakan kebutuhan dasar setiap manusia,yakni pangan dan sandang, sebagai syarat
utama untuk mencapai kemakmuran tanpa melihat suku, ras, dan golongan. Ini
mencerminkan persamaan sosial dimana tidak adanya jaminan sosial antara satu dan
yang lainnya, tapi halIni (persamaan sosial) bukan berarti bahwa Indonesia memakai
ideologikomunisme.
4
a. Ketuhanan Yang Maha Esa: bahwa di Indonesia tidak pernah ada putus-putusnya
orang percaya kepada Tuhan
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab: bahwa bangsa Indonesia terkenalramah
tamah, sopan santun, lemah lembut dengan sesamamanusia.
c. Persatuan Indonesia: bahwa bangsa Indonesia dengan ciri-cirinya, rukun, bersatu,
dan kekeluargaan.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan / perwakilan:
bahwa unsur-unsur demokrasi sudahada dalam masyarakat kita.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: bahwa bangsa Indonesia Dalam
menunaikan tugas hidupnya terkenal bersifat sosial dan sesama sesama sesama.
5
meletakkan dasar kepemimpinannya. Yang dinamakan demokrasi terimpin yaitu
demokrasi khas Indonesia yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Demokrasi terpimpin dalam prakteknya tidak sesuai
dengan makna yang terkandung didalamnya dan bahkan terkenal menyimpang. Dimana
demokrasi dipimpin oleh kepentingan-kepentingan tertetu.
Masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan politik dan pemerintah sering terjadi
penyimpangan yang dilakukan Presiden dan juga MPRS yang bertentangan dengan
pancasila dan UUD 1945. Artinya pelaksanaan UUD1945 pada masa itu belum
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi karena penyelenggaraan
pemerintahan terpusat pada kekuasaan seorang presiden dan lemahnya control yang
seharusnya dilakukan DPR terhadap kebijakan-kebijakan.
Selain itu, muncul pertentangan politik dan konflik lainnya yang berkepanjangan
sehingga situasi politik, keamanaan dan kehidupan ekonomi makin memburuk puncak
dari situasi tersebut adalah munculnya pemberontakan G30S/PKI yang sangat
membahayakan keselamatan bangsa dan Negara.
Mengingat keadaan makin membahayakan Ir. Soekarno selaku presiden RI
memberikan perintah kepada Letjen Soeharto melalui Surat Perintah 11 Maret 1969
(Supersemar) untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan bagi terjaminnya
keamanaan, ketertiban dan ketenangan serta kesetabilan jalannya pemerintah. Lahirnya
Supersemar tersebut dianggap sebagai awal masa Orde Baru.
6
menyatakan bahwa semua organisasi, apapun bentuknya, baik itu organisasi masyarakat,
komunitas, perkumpulan, dan sebagainya haruslah mengunakan Pancasila sebagai asas
utamanya.
Ketika Soeharto memberikan pidato dalam Peringatan Hari Lahirnya Pancasila, 1 Juni
1967. Soeharto mendeklarasikan Pancasila sebagai suatu force yang dikemas dalam berbagai
frase bernada angkuh, elegan, begitu superior. Dalam pidato tersebut, Soeharto menyatakan
Pancasila sebagai “tuntunan hidup”, menjadi “sumber tertib sosial” dan “sumber tertib
seluruh perikehidupan”, serta merupakan “sumber tertib negara” dan “sumber tertib hukum”.
Kepada pemuda Indonesia dalam Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1974, Soeharto
menyatakan, “Pancasila janganlah hendaknya hanya dimiliki, akan tetapi harus dipahami dan
dihayati!” Dapat dikatakan tidak ada yang lebih kuat maknanya selain Pancasila di Indonesia,
pada saat itu, dan dalam era Orde Baru.
7
2.3 Pentingnya Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa
Budaya merupakan proses cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikelola dan
dikembangkan secara terus-menerus. Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa
melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia
merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi tersebut.
2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam
sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan. Sikap mental, tingkah laku dan
perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan
bangsa lain.
3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam
kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak. Ketika
Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, maka seluruh nilai
Pancasila dimanifestasi ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
4. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa
Sebagaimana dikatakan von Savigny bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya
masing-masing, yang dinamakan volkgeist (jiwa rakyat atau jiwa bangsa). Pancasila
sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila
telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia.
5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur
Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian
bangsa disepakati oleh para pendiri negara (political consensus) sebagai dasar negara
Indonesia.
2.4 Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis Dan Politis Tentang Pancasila Dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia
1) Sumber Yuridis Tentang Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik
Indonesia sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, yang kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan
8
Indonesia. Melalui Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
sebagai payung hukum, Pancasila perlu diaktualisasikan agar dalam praktik
berdemokrasinya tidak kehilangan arah dan dapat meredam konflik yang tidak
produktif (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode 2009--2014, 2013:
89).
Peneguhan Pancasila sebagai dasar negara sebagaimana terdapat pada pembukaan,
juga dimuat dalam Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998, tentang Pencabutan
Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) dan ketetapan tentang Penegasan Pancasila
sebagai Dasar Negara.
Selain itu, juga ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang
Pembentukan Perundang-undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum negara. Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum negara, yaitu sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, bahwa Pancasila ditempatkan sebagai dasar dan
ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis bangsa dan negara sehingga setiap
materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila.
9
Pancasila dijadikan sebagai dasar negara, yaitu sewaktu ditetapkannya
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945
pada 8 Agustus 1945. Pada mulanya, pembukaan direncanakan pada tanggal 22 Juni
1945, yang terkenal dengan Jakarta-charter (Piagam Jakarta), tetapi Pancasila telah
lebih dahulu diusulkan sebagai dasar filsafat negara Indonesia merdeka yang akan
didirikan, yaitu pada 1 Juni 1945, dalam rapat Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Notonagoro, 1994: 24). Terkait dengan hal
tersebut, Mahfud MD (2009:14) menyatakan bahwa berdasarkan penjelajahan historis
diketahui bahwa Pancasila yang berlaku sekarang merupakan hasil karya bersama dari
berbagai aliran politik yang ada di BPUPKI, yang kemudian disempurnakan dan
disahkan oleh PPKI pada saat negara didirikan.
10
oleh hikmat kebijaksanaan. Dalam prinsip musyawarahmufakat, keputusan tidak
didikte oleh golongan mayoritas atau kekuatan minoritas elit politik dan pengusaha,
tetapi dipimpin oleh hikmat/ kebijaksanaan yang memuliakan daya-daya rasionalitas
deliberatif dan kearifan setiap warga tanpa pandang bulu.
Kelima, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta
demokrasi permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam mewujudkan
keadilan sosial. Dalam visi keadilan sosial menurut Pancasila, yang dikehendaki
adalah keseimbangan antara peran manusia sebagai makhluk individu dan peran
manusia sebagai makhluk sosial, juga antara pemenuhan hak sipil, politik dengan hak
ekonomi, sosial dan budaya. pergaulan dunia.
2.5 Esensi Dan Urgensi Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
11
hidup bangsa (Weltanschauung) mengandung unsur-unsur sebagai berikut: nilai-nilai agama,
budaya, dan adat istiadat.
1. Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa, tetapi
terbukti Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
3. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan
digali dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang
di bumi Indonesia.
4. Kemukakan argumen Anda tentang Pancasila sebagai pilihan terbaik bangsa Indonesia.
Hasil Survei yang dilakukan KOMPAS yang dirilis pada 1 Juni 2008
menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang Pancasila merosot secara tajam, yaitu
48,4% responden berusia 17 sampai 29 tahun tidak mampu menyebutkan silai-sila Pancasila
secara benar dan lengkap. 42,7% salah menyebut sila-sila Pancasila, lebih parah lagi, 60%
responden berusia 46 tahun ke atas salah menyebutkan sila-sila Pancasila. Fenomena
tersebut sangat memprihatinkan karena menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Pancasila
yang ada dalam masyarakat tidak sebanding dengan semangat penerimaan masyarakat
terhadap Pancasila.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan
bangsa Indonesia sejak dulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling
berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan kejadian
masa sekarang dan semuanya bermuara pada masa yang akan datang.
Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia terdapat pada 5 era yakni: Pancasila
era pra kemerdekaan, Pancasla era kemerdekaan, pancasila era orde lama, pancasila
era orde baru dan pancasila era orde reformasi.
Pentingnya pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia,
Pancasila sebagai identitas Bangsa
Pancasila sebagai kepribadian Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa
Pancasila sebagai jiwa Bangsa
Pancasila sebagai perjanjian luhur
3.2 Saran
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna , oleh karena
itu Penulis sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca dan dosen pembimbing , agar dalam pembuatan makalah ke depannya dapat
lebih baik.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
A, Subandi. (2006). Pancasila Dan UUD Dalam Paradigma Reformasi. Jakarta: Rajawali Pers.
14