Anda di halaman 1dari 6

416401000753536

Drop out kontrasepsi : kehamilan tidak dikehendaki

Generasi baby boom  masa2 sebelum tahun 80 (kelahiran 5-6 orang) (60-70) rata2 5.6 pertility rate

Rata2 kematian bayi 26/100

Jagka pendek kematian bayi… jangka Panjang bonus demografi

- Beban ekonomi berat  ditanggung BPJS : direct efek


- Efek jangka Panjang : beban ekonomi (PKH) belum ditambah pasca pandemic

- Klinik yang biasanya buka tutup (dokter bidan diatas 55 tahun

- Membatasi pasien periksa  menimbulkan dampak kehamilan

- Usia subur tidak tanpa kontrasepsi hubungn 2-3x seminggu 15 % hamil Kewaspadaan dini
dengan kontrasepsi
- Bagi sembako sambal bagi kondom, kontrasepsi. Maka ada Gerakan 1000 akseptor pada saat
covid
- Orang yang sering hamil adalah cenderung pendidika rendah, di pedesaan dan ekonomi rendah
- Level of thingking : pasang kondom 25% gagal, pantang berkala
- Awal kehamilan daya tahan tubuh berkurang.. karena ada ekspresi gen suami sehingga bisa
bland dengan gen suami, kalua daya tahan tubuh tinggi sekali bisa terjadi keguguran
- Bila sakit tidak semudah saat tidak ada pandemic
- Orang hamil sunatullah minimal 5% abortus  tidak semua kehamilan aman
- Hamil muda bulan 1 dan 2 bulan organogenesis. Bila terjadi cacat biasanya bulan 1 dan ke 2. 
pandemic kena covid  tidak bisa bayangkan efeknya pada bayi
- Lebih baik tunda dulu
- Bagi yang sudah hamil dirawat sebaik2nya.
- Data februari dan maret : penurunan kontrasepsi 10%

Diakui Hasto bahwa terdapat penurunan peserta KB pada bulan Maret 2020 apabila
dibandingkan dengan bulan Februari 2020 di seluruh Indonesia. Pemakaian IUD pada Februari
2020 sejumlah 36.155 turun menjadi 23.383. Sedangkan implan dari 81.062 menjadi 51.536,
suntik dari 524.989 menjadi 341.109, pil 251.619 menjadi 146.767, kondom dari 31.502 menjadi
19.583, MOP dari 2.283 menjadi 1.196, dan MOW dari 13.571 menjadi 8.093.

Apakah status perkawinan Ibu *


Kawin
Belum/tidak kawin
Janda

Apakah Ibu berusia diantara 15 – 49 Tahun *


Tidak
Ya

Nama *

Alamat email (jika ada)


contoh: pusna@bkkbn.go.id

Provinsi *
Jawa Barat

Kembali

Berikutnya

KABUPATEN/KOTA *

Wilayah tempat tinggal *


Perkotaan
Perdesaan

Wilayah tempat tinggal *


Perkotaan
Perdesaan

Berapa umur ibu saat ini *


Berapa jumlah anak kandung yang Ibu miliki saat ini *

Berapa umur ibu saat menikah pertama kali *

Pendidikan terakhir yang pernah Ibu tempuh *


Tidak sekolah
SD/MI/sederajat
SMP/MTs/sederajat
SMA/SMK/MA/sederajat
Akademi/DI/DII/DIII
Diploma IV/Perguruan Tinggi (S1/S2/S3)

Apa status pekerjaan Ibu sebelum Bulan Maret 2020? *


Bekerja
Tidak bekerja/Ibu rumah tangga

Apa status pekerjaan Ibu saat ini? *


Bekerja
Tidak bekerja/Ibu rumah tangga

Apa status pekerjaan suami Ibu sebelum Bulan Maret 2020? *


Bekerja
Tidak bekerja

Apa status pekerjaan suami Ibu saat ini? *


Bekerja
Tidak bekerja

Berapa rata-rata pendapatan keluarga Ibu setiap bulan, sebelum Bulan Maret 2020?
*pendapatan bulanan adalah pendapatan yang diperoleh setiap bulan dalam satu
keluarga *
Kurang dari 1,8 juta Rupiah
1,8 juta – 3 juta rupiah
3 juta – 4,8 juta rupiah
4,8 juta - 7,2 juta rupiah
Lebih dari 7,2 juta rupiah

Berapa rata-rata pendapatan keluarga Ibu per bulan saat ini? *pendapatan bulanan
adalah pendapatan yang diperoleh setiap bulan dalam satu keluarga *
Kurang dari 1,8 juta Rupiah
1,8 juta – 3 juta rupiah
3 juta – 4,8 juta rupiah
4,8 juta - 7,2 juta rupiah
Lebih dari 7,2 juta rupiah

Sebelum terjadinya wabah virus corona (Sebelum bulan Maret 2020), berapa kali rata-
rata Ibu melakukan hubungan seksual dalam satu minggu? *

Saat terjadinya wabah virus corona (Bulan Maret 2020 sampai dengan saat ini),
berapa kali rata-rata Ibu melakukan hubungan seksual dalam satu minggu? *

Kembali

Berikutnya
Jangan pernah mengirimkan sandi melalui Google Formulir.
Konten ini tidak dibuat atau didukung oleh Google. Laporkan Penyalahgunaan - Persyaratan Layanan - Kebijakan
Privasi

Sebelum terjadinya wabah virus corona (sebelum Bulan Maret 2020), apakah
Ibu/Suami menggunakan alat/obat/cara KB (termasuk cara KB tradisional spt pantang
berkala, senggama terputus, dll)? *
Ya
Tidak

Apa alat/obat/cara KB yang terakhir kali Ibu/Suami gunakan sebelum terjadinya


wabah virus corona (sebelum Bulan Maret 2020)? *
Tubektomi/ Metode Operasi Wanita (MOW)/Sterilisasi wanita
Vasektomi/Metode Operasi Pria (MOP)/Sterilisasi pria
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/Spiral/IUD
Implan/Susuk KB
Suntikan 1 bulan
Suntikan 3 bulan
Pil KB
Kondom
Pantang Berkala/Kalender
Senggama Terputus (mengeluarkan sperma di luar alat kelamin wanita)
Yang lain:
Sebelum wabah virus corona (sebelum Maret 2020), kapan pertama kali ibu
menggunakan kontrasepsi di atas? (Jika lupa tanggal, ketik 01) *
Tanggal

Dimana Ibu/Suami memperoleh alat/obat/cara KB terakhir (yang disebutkan di atas)? *


Puskesmas/Polindes/Posyandu
Rumah Sakit Pemerintah/Klinik Pemerintah
Rumah Sakit Swasta/Klinik Swasta
Praktik Dokter
Praktik Bidan
Petugas Lapangan KB
Apotek/Toko Obat
Toko/Warung
Yang lain:

Kembali

Berikutnya
Jangan pernah mengirimkan sandi melalui Google Formulir.
Konten ini tidak dibuat atau didukung oleh Google. Laporkan Penyalahgunaan - Persyaratan Layanan - Kebijakan
Privasi

Apakah saat ini Ibu/Suami menggunakan alat/obat/cara KB (termasuk cara KB


tradisional spt pantang berkala, senggama terputus, dll)? *
Ya
Tidak

Apa alasan Ibu tidak menggunakan alat/obat/cara KB saat ini? *


Hamil
Ingin hamil/anak
Tidak Tahu tentang KB
Alasan Kesehatan
Efek samping
Tempat Pelayanan Jauh
Alat/obat/cara KB tdk tersedia
Biaya Mahal
Tidak ada alat/obat/cara KB yg cocok
Suami/keluarga menolak
Alasan Agama
Suami tinggal jauh/jarang berhubungan
Tidak ada petugas pelayanan KB
Tidak Subur/Infertilitas
Takut terkena virus corona
Tempat pelayanan tutup
Transportasi/kendaraan sulit
Yang lain:

Kembali

Berikutnya

Apakah selama masa wabah virus corona saat ini Ibu pernah memperoleh informasi
KB? *
Tidak
Ya

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jakarta (02/05/2020). Imbas


penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia yang dimulai pada bulan Maret 2020 mempengaruhi
berbagai aspek tak terkecuali pada pelayanan Program Keluarga Berencana. Berbagai
kebijakan dilakukan BKKBN untuk terus menggenjot peningkatan kesertaan ber-KB tersebut
untuk antisipasi terjadinya baby boom  di masa yang akan datang demi kesejahteraan
masyarakat pada masa pandemi Covid-19 ini baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Terdapat 5 kebijakan yang BKKBN lakukan selama pandemi Covid-19 yaitu (1) BKKBN (Pusat &
Provinsi) maupun DPPAPP DKI Jakarta berkoordinasi dengan OPD Bidang Dalduk dan KB
Kab/Kota dalam melakukan pembinaan kesertaan ber-KB dan pencegahan putus pakai melalui
berbagai media terutama media daring, (2) Penyuluh KB/Petugas Lapangan KB bekerjasama
dengan  Kader Institusi Masyarakat Pedesaan melakukan analisis dari (R/1/PUS) untuk
mengetahui jumlah dan persebaran PUS yang memerlukan pelayanan suntik KB, Pil KB, IUD
dan Implan, (3) PKB/PLKB dapat mendistribusikan kontrasepsi ulangan pil dan kondom
dibawah supervisi puskesmas/dokter/bidan setempat, (4) PKB/PLKB melakukan koordinasi
dengan faskes terdekat serta PMB dalam rangka persiapan dan pelaksanaan kegiatan
pelayanan KB, serta pembinaan kesertaan ber-KB termasuk KIE dan Konseling menggunakan
media daring dan medsos atau kunjungan langsung dengan memperhatikan jarak ideal, dan (5)
Mengajak PMB (BIDAN) berperan sebagai     pengawas dan pembina dalam hal distribusi alokon
yang dilakukan oleh PKB/PLKB.

Anda mungkin juga menyukai