Anda di halaman 1dari 8

Resume Tutorial KMB 1 Kasus I

Diajukan untuk memenuhi Tugas Tutorial KMB 1

Disusun oleh : Rizki Amalia (10119043)

2 A Keperawatan

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

2020
A. Skenario Kasus
Tn.H (57thn) dirawat di Ruang VI RSUD dr.soekardjo Kota Tasikmalaya dengan
diagnosis medis TB aktif + Efusi Pleura. Keluarga pasien mengatakan 1tahun yang lalu
Tn.H didiagnosis TBC dan mendapatkan pengobatan selama 9bln tetap;i tidak sampai
selesai OAT kadang diminum kadang tidak, sampai 1minggu SMRS pa;sien mengalami
batuk terus menerus dan sesak semakin berat.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan: TD:110/70mmHg, Nadi: 74x/mnt, RR:28x/mnt,
Suhu: 38°C. Suara paru kiri kanan terdengar ronchi, pola nafas cepat dan dangkal, Fokal
premitus paru kiri menurun, ekspansi dada kiri tertinggal, pasien mengeluh sakit pada
daerah dada nafsu makan menurun, berat badan menurun 5kg dalam du minggu terakhir,
porsi makan habis ¼ porsi.
Hasil pemeriksaan diagnostik:
Foto rontgen : Terdapat cairan banyak di paru sebelah kiri kesan efusi pleura, TB aktif.
Pemeriksaan sputum : +
Lab :

Hematologi Hasil Pemeriksaan


Hb 7,2mg/dl
Leukosit 12000mg/dl
Albumin 1,7mg/dl
Hematokrit 23%
SGOT 55
SGPT 57
AGD :
-Ph
-PaO₂ 7,35
-PaCO₂ 85mmHg
-HCO³ 45mmHg
-O₂Sat 28mEq/L
90%
Direncanakan akan dilakukan intervensi pemasangan Water Seal Drainage (WSD) dan
mendapatkan terapi obat: Isoniazid 300mg, Sterpetomicin 1gr, Cefotaxim 1gr, Ranitidin
1amp, dan Tramadol 1amp.
B. Klarifikasi istilah
1. TB aktif adalah penyakit yang menyerang berbagai organ yang disebabkan oleh
infeksi langsung bakteri Mycrobacterium Tuberculosis, atau sebagai
pekembangan dari TB Laten berbeda dengan TB Laten, penderita TB aktif dapat
menularkan penyakitnya.
2. Efusi Pleura adalah penumpukan cairan diantara jaringan yang melapisi paru-paru
dan dada cairan dapat menumpukdisekitar paru-paru karna pemompaan jantung
yang kurang baik atau karna peradangan. Cairan normal di pleura 10ml, jika lebih
dari 10ml sudah abnormal.
3. SMRS adalah Sebelum Masuk Rumah Sakit
4. Ronchi adalah terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara
terdengar pelahan , nyaring, suara mengorok terus menerus. Berhubungan dengan
sekresi kental dan peningkatan produksi sputu.
5. Focal Premitus adalah Vibrasi yang dirasakan ketika pasien mengatakan “77”
(tujuh puluh tujuh). Vibrasi normal bila terasa diatas batang bronkus utama.
6. Ekspansi Dada adalah pemeriksaan ekspansi dda dilakukan untuk menilai
kedalaman dan kualitas pergerakan dari setiap sisi dada. Berikut ini prosedur
ekspansi dada : Meletakkan kedua tangan pada dada anterior pasien.
7. OAT adalah yang dipakai sebagai tatalaksana lini pertama adalah rifampisin,
isoniazid, pirazinamid, streptomisin, dan etambutol yang tersedia dslsm tablet
tunggal maupun dalam sediaan dosis tetap (Fixed dose combination).
8. SGOT adalah enzim yang biasanya ditemukan pada hati (liver) jantung, otot,
ginjal, hingga otak.
9. SGPT adalah salah satu enzim didalam tubuh manusia. Enzim ini paling banyak
ditemukan di organ hati.
C. Menetapkan permasalahan
Data subjektif :
- Pasien mengatakan batuk terus menerus
- Pasien mengatakan batuk terus menerus
- Pasien mengeluh sakit dibagian dada
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan
Data objektif :
- TD 110/70 mmHg
- Nadi 74x/menit
- RR 28x/menit
- Suhu 38 derajat celcius
- Suara paru kiri kanan terdengar ronchi
- Pola napas cepat dan dangkal
- Fokal premitus kiri menurun
- Nafsu makan menurun
- Porsi makan habis ¼ porsi
D. Diagnosa dan Rencana Intervensi Keperawatan

Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru


sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura.
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam klien mampu
mempertahankan fungsi paru secara normal
Kriteria Evaluasi:
Irama, frekuensi, dan kedalaman pernapasan berada dalam batas normal, pada
pemeriksaan rontgen toraks tidak ditemukan adanya akumulasi cairan pada rongga
pleura, dan bunyi napas terddengan jelas.
Rencana Intervensi Rasional
Identifikasi faktor penyebab. Dengan mengidentifikasi faktor
penyebab, kita dapat menentukan jenis
efusi pleura sehingga dapat mengambil
tidakan yang tepat.
Kaji kualitas, frekuensi, dan kedalaman Dengan mengkaji kualitas, frekuensi, dan
pernapasan, serta melaporkan setiap kedalaman pernapasan kita dapat
perubahan yang terjadi. mengetahui sejauh mana perubahan
kondisi klien.
Baringkan klien dalam posisi yang Penurunan diafragma dapat memperluas
nyaman, dalam posisi duduk, dengan daerah dada sehingga ekspansi paru bisa
kepala tempat tidur ditinggikan 60 – 90o maksimal.
atau miringkan kearah sisi yang sakit. Miring kearah sisi yang sakit dapat
menghindari efek penenkanan gravitasi
cairan sehingga ekspansi paru dapat
maksimal.
Observasi tanda-tanda vital (nadi dan Peningkatan frekuensi napas dan
pernapasan). takikardi dapat menjadi indikator adanya
penurunan fungsi paru.
Lakukan auskultasi suara napas tiap 2 - 4 Auskultasi dapat menetukan kelainan
jam. suara napas pada bagian paru.
Bantu dan ajarkan klien untuk batuk Menekan daerah yang nyeri ketika batuk
efektif dna napas dalam yang efektif. atau napas dalam. Penekanan otot-otot
dada serta abdomen membuat batuk lebih
efektif.

Diagnosa :

Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produksi


mucus yang kental, kelemahan, batuk tidak produktif, dan
edematrakeal/faringeal.
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam bersihan jalan napas
klien kembali efektif

Kriteria Evaluasi:
- Pasien mempunya jalan nafas yang paten
- Pasien mengeluarkan sekret secara efektif
- Pasien mempunyai irama dan rata-rata pernapsan dalam rentang normal
Pasien berpartisipasi dalam progam pengobatan
Rencana Intervensi Rasional
Pemantauan pernapasan pasien Untuk memastikan kepatenan jalan napas
mengumpulkan dan menganalisis dan pertukaran yang adekuat
data pasien (tanda vital)
Kaji kemampuan mengeluarkan Pengeluaran akan sulit bila sekret sangat
sekresi, catat karakter dan volume kental (efek infeksi dan hidrasi yang tidak
sputum. adekuat
Berikan posisi semi fowler/fowler Posisi fowler memaksimalkan ekspansi
tinggi dan bantu klien latihan paru dan menurunkan upaya bernapas.
napas dalam dan batuk efektif. Ventilasi maksimal membuka area
atelektasis dan meningkatkan gerakan
sekret ke dalam jalan napas besar untuk
dikeluarkan.
Pertahankan intake cairan Hidrasi yang adekuat membantu
sedikitnya 2500ml/hari kecuali mengencerkan sekret dan mengefektifkan
tidak diindikasikan. pembersihan jalan napas.
Bersihkan sekret dari mulut dan Mencegah obstruksi dan aspirasi.
trakea, bila perlu lakukan Pengisapan diperlukan bila klien tidak
pengisapan (suction). mampu mengeluarkan sekret. Eliminasi
lender dengan suction sebaiknya dilakukan
dalam jangka waktu kurang dari 10 menit,
dengan pengawasan efek samping suction.
Kolaborasi pemberian obat sesuai Pengobatan antibiotik yang idel adalah
indikasi: Obat antibiotik dengan adanya dasar dari tes uji resistensi
kuman terhadap jenis antibiotik sehingga
lebih mudah mengobati pneumonia.

Diagnosa :

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan peningkatan metabolisme tubuh dan penurunan nafsu makan
akibat sesak nafas sekunder terhadap penekanan struktur abdomen.

Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan kebutuhan
klien terpenuhi secara adekuat
Kriteria Evaluasi:
- klien mampu memhabiskan ½ porsi makan yang disediakan
- klien mampu mempertahankan berat dalam batas normal
- klien mengalami peningkatan nanfsu makan
Rencana Intervensi Rasional
Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi Untuk mengetahui kekurangan nutrisi klien
klien
Ukur tinggi dan berat badan klien Membantu dalam identifikasi malnutrisi
protein-kalori,khususnya bila berat badan
kurang dari normal
Jelaskan pentingnya makana bagi Dengan pengetahuan yang baik tentang
proses penyembuhan nutrisi akan memotivasi untuk
meningkatkan pemenuhan nutrisi
Ciptakan suasana makan yang Membuat waktu makan lebih
menyenangkan menyenangkan,yang dapat meningkatakan
nafsu makan
Dokumentasikan masukan oral Mengindentifikasi ketidakseimbangan
selama 24jam kebutuhan nutrisi
Diagnosa :Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan informasi yang tidak
adekuat terkai penyebab,tanda dan pengobatan
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien
membaik
Kriteria Evaluasi:
- klie mengetahui penyebab dan faktor yang berkontribusi terhadap
terjadinya penyakit
- klie mengetahui tanda dan gejala dari penyakit
- klien mengetahui faktor resiko
Rencana intervensi Rasional
Kaji tingkat pengetahuan klien Dengan menggali level pengetahuan
mengenai penyakit kepada pasien,perawat
dapat melakukan intervensi yang tepat
Jelaskan tentang penyakit yang Dengan menjelaskan mengenai
dialami klien (penyebab,faktor patofisiologi penyakit dan manifestasi
resiko, dampak yang klinik nya,diharapkan pasien tidak buingun
ditimbulkan,gejala dan tanda lagi mengenai penyakit nya
penyakit)
Dengan menjelaskan mengenai Agar klien mengetahui perjalanan penyakit
patofisiologi penyakit dan nya
manifestasi klinik nya,diharapkan
pasien tidak buingun lagi
mengenai penyakit nya
Jelaskan tentang proses Agar informasi dapat di terima dengan
penyakit,perawatan dan mudah dan tepat sehingga tidak
pengobatan pada pasien dengan menimbulkan kelasahpahaman
bahasa dan kata2 mudah
dimengerti
Gunakan gambar-gambar dalam Gambaran-gambaran dapat membantu
memberikan penjelasaan(jika mengingat penjelasan yang telah di berikan
ada/memungkinkan)

Anda mungkin juga menyukai