Nim : 181810201054
RESUME
ELEKTRODINAMIKA
Dua logam silinder panjang yang mempunyai sumbu yang sama (radius a
dan b) dibatasi oleh bahan dengan konduktivitas σ (Gambar 7.2). Jika
keduanya memiliki potensian V yang berbeda. Carilah aliran arus dari
satu logam ke logam yang lain pada panjang L ?
Solusi :
1
Gambar 7.2 Logam silinder panjang
Sumber : David J. Griffith
s
Medan antara silinder adalah :
1 λL
E=
⃗ s^
ε 0 2 πsL
1 λ
E=
⃗ s^
ε 0 2 πs
Arusnya :
❑
I =∫ ⃗J ⃗
da
❑
❑
I =∫ σ ⃗
E⃗da
❑
❑
I =σ ∫ ⃗
E⃗da
❑
σ
I= λL
ε0
b
E⃗
V =∫ ⃗ dl
a
b
1 λ 1
V= ∫ ds
ε0 2 π a s
2
1 λ
V= [ ¿ ( b )−ln ( a ) ]
ε0 2 π
1 λ b
V= ln ln
ε0 2 π a
σ 2 π ε0
I= L .V
ε0 b
ln ln
a
2π σ L
I= V
b
ln ln
a
Persamaan 7.4 merupakan versi Hukum Ohm yang sudah familiar. R disebut
hambatan ; yang merupakan fungsi geometris dari susunan dan
konduktivitas antar elektroda. Hambatan diukur dalam ohm (Ω ¿; volt
per ampere
Untuk arus yang tetap dan konduktivitas yang seragam :
1
∇ . E= ∇ . J =0.............................................................................(7.5)
σ
Jika jarak antara dua blok adalah λ dan percepatan a, waktu yang dibutuhkan
untuk menuju blok adalah :
t=√ ❑
1
Oleh karena itu, v ave = a t= √❑
2
Jika kita mengasumsikan perjalanan dalam jarak λ antara tumbukan ;
λ
t=
v thermal
3
1 aλ
v ave = a t
2 2 vthermal
Jika terdapat n molekul per volume, dan f elektron bebas per molekul
masing-masing nilai q dan massa m, rapat arusnya :
nf qλ nf λ q2
J=n f a v ave = = (
2 v thermal m 2 m v thermal )
E .............................(7.6)
Daya :
P=V . I =¿. I 2 R ...............................................................................(7.7)
4
b b ❑
V =−∫ Edl=∫ f s dl =∮ f s dl...............................................(7.10)
a a ❑
Karena integral garis dari f s, ε bisa diinterpretasikan sebagai usaha per
satuan muatan.
Ada cara yang menarik untuk mendapatkan gaya gerak listrik yang
dihasilkan dalam loop yang bergak. Biarkan menjadi fluk B melalui
loop :
5
❑
∅ ≡∫ Bda...................................................................................(7.12)
❑
Percobaan 3
Dengan kedua loop dan magnet diam (gambar 7.6 c), dia mengubah
kekuatan medan (menggunakan elekktomagnet dan memvariasikan
arus didalam koil ). Hasilnya, sekali lagi arus mengalir dalam loop.
6
Gambar 7.6. Percobaan Michel Faraday
Sumber : David J. Griffith
s
Eksperimen pertama merupakan contoh kasus dari gaya gerak listrik
sehingga :
−d ∅
ε=
dt
Tetapi jika loop tidak bergerak, seperti pada Percobaan 2 dan 3 :
muatan stasioner tidak mengalami gaya magnetis. Jika gaya gerak
listrik memiliki laju yang sama dengan laju flux, maka :
❑
d∅
ε =∮ Edl= .............................................................................(7.14)
❑ dt
Maka E berhubungan dengan perubahan B sesuai dengan persamaan :
❑ ❑
7
−∂ B
∇ . E=0 , ∇ xE=
∂t
Secara matematis identik dengan :
∇ . B=0 , ∇ xB=μ 0 J
−∂ B
Faraday-induksi medan magnetik ditentukan oleh , dengan cara yang
∂t
persis sama seperti medan magnetostatik ditentukan oleh μ0 J .
Dengan menggunakan Biot-savart :
∂B
−1
E= ∫
❑ ( )
∂t
xh
dτ=
−1 ∂ Bh .........................................(7.18)
dτ
2
4 ❑ r 4 ∂t r 2
Dan jika simetri memungkinkan kita menggunakan semua trik yang terkait
❑
dengan hukum ampere dalam bentuk integral ∮ B . dl=μ0 I enc
❑
dengan mengetahui integral Hukum Faraday sebagai berikut :
❑
8
❑ ❑
−d
∮ E . dl=E ( so ) l−E ( s ) l= ∫ B .da
dt ❑
❑
❑
−μ0 I dI s 1 −μ I
∮ E . dl= 2 π dt ∫ s ' ds= 2 π0 dI
dt
(lns−ln s0 )
❑ s 0
Sehingga :
μ0 dI
E( s) = [
2 π dt ]
ln ln s+ K ^z ...............................................................(7.20)
Dimana K adalah konstanta. Jika τ adalah waktu yang dibutuhkan untuk
berubah secara substansial, maka perkiraan quastistatik yang harus di
gunakan adalah :
s ≪ cτ..........................................................................................(7.21)
7.2.3 Induktansi
Misalkan anda memiliki dua kawat loop. Jika anda
menjalankan arus konstan I 1disekitar I 2, hal itu akan menghasilkan
medan magnet B1.
Satu fakta penting tentang medan ini ; secara proporsional untuk arus I 1.
Oleh karena itu, sama hal nya dengan flux yang melalui loop 2:
❑
∅ 2=∫ B1 . d a2
❑
∅ 2=M 21 I 1..................................................................................(7.22)
Ada rumus yang dapat digunakan untuk induktansi, yang bisa anda dapatkan
dengan menggunakan flux dalam kaitannya dengan vektor potensial,
dan teorema stokes :
❑
∅ 2=∫ B1 . d a ❑ ❑ ¿
❑ 2=¿ ∫ ( ∇ A 1) . d a2=∮ A1. dl 2
❑ ❑
Ternyata :
μ ❑ ❑ dl . dl
M 21= 0 ∮ ∮ 1 2 ......................................................................(7.23)
4π ❑ ❑ r
M 21=M 12....................................................................................(7.24)
Misalkan anda memvariasikan arus pada loop 1. Flux yang melalui loop 2
akan bervariasi pula, dan hukum Faraday mengatakan perubahan flux
ini akan menginduksi sebuah gaya gerak listrik di loop 2 :
9
−d ∅2 dI 1
ε 0= =−M ....................................................................(7.25)
dl dt
Satu lagi, medan proporsional dengan arus :
∅=LI ............................................................................................7.26)
Jika arus digunakan, induksi gaya gerak listrik pada loop adalah :
dI
ε =−L ......................................................................................(7.27)
dt
Total flux adalah N , jadi induktansi diri (Persamaan 7.26) adalah :
μ N2h b
L= 0
2π
ln ln
a() ..........................................................................(7.28)
Dalam bentuk ini, secara umum volume arus nya sudah jelas :
❑
1
W = ∫ ( A . J ) dτ .......................................................................(7.32)
2 v
Akan tetapi, kita bisa melakukan lebih baik lagi dan menjelaskan W dalam
medan magnet : Hukum Ampere ∇ xB=μ0 J ,dengan mengeliminasi J
:
❑
1
W= ∫ A (∇ xB)dτ .................................................................(7.33)
2 μ0 ❑
Integral bagian derivatif dari B ke A; secara khusus, aturan produk 6
menyatakan :
∇ . ( AxB )=B . ( ∇ xA )− A .(∇ xB)
Jadi
10
A . ( ∇ xB ) =B . B−∇ .( AxB)
Jadi konsekuensinya :
❑ ❑
1
W= ∫
2 μ0 ❑ [
B 2
dτ−∫ ∇ . ( AxB ) dτ
❑
]
❑ ❑
1
W=
2 μ0 [ v ❑ ]
∫ B2 dτ−∮ ( AxB ) da ..............................................(7.34)
11
lama bahwa divergensi dan curl selalu nol. Jika anda menerapkan
divergensi pada persamaan (iii), maka didapatkan :
−∂ B −∂
∇ . ( ∇ xE )=∇
∂t
= (
∂t )
( ∇ . B)
Sisi kiri adalah nol karena divergensi curl adalah nol; sisi kanan adalah nol
berdasarkan persamaan (ii). Tapi bila anda melakukan hal yang sama
pada persamaan (iv), anda akan mendapatkan masalah:
∇ ( ∇ xE ) =μ0 (∇ . J ).......................................................................(7.36)
Ada cara lain untuk melihat bahwa hukum ampere pasti gagal karena arus
tidak stabil. Misalkan kita sedang dalam proses mengisi kapasitor
(gambar 7.10) dalam bentuk integral Hukum ampere berbunyi :
❑
∮ B . dl=μ0 I enc
❑
12
Dimana Q adalah muatan pada bidang dan A adalah areanya. Demikian,
antara bidang :
∂E 1 dQ 1
= = I
∂t ϵ 0 A A ϵ 0 A
Persamaan Maxwell
13
∂E
∇ . B=0 , ∇ xB=μ 0 ε 0
∂t
14
∂P
J=J f + J b + J P=J f +∇ xM +¿ ..............................................(7.51)
∂t
Hukum Gauss dapat ditulis :
1
∇ . E= ( ρf −∇ . P)
ϵ0
Atau :
∇ . D=ρf ......................................................................................(7.52)
Seperti dalam kasus statis :
D=ϵ 0 E+ P.................................................................................(7.53)
Sementara itu :
∂P ∂E
(
∇ xB=μ0 J f + ∇ x M +
∂t )+ μ0 ϵ 0
∂t
Atau :
∂D
∇ xH =J f + .............................................................................(7.54)
∂t
Dimana seperti sebelumnya
1
H= B−M .............................................................................(7.55)
μ0
15
∂D
Jd= ..........................................................................................(7.59)
∂t
(ii)∮ B . da=0
s
❑ ❑
−d
(iii)∮ E . dl= ∮ B . da
P dt S
❑ ❑
d
(iv)∮ H . dl=I f enc + ∮ D . da
P dt S
16