Anda di halaman 1dari 49

BAB II

TEORI DASAR SIMULASI RESERVOIR

Reservoir adalah tempat minyak dan gas terakumulasi di dalam bumi,

yang dapat berbentuk perangkap struktur atau perangkap stratigrafi. Evaluasi

terhadap suatu reservoir dimulai sejak reservoir migas ditemukan pada saat

pemboran eksplorasi. Apabila reservoir minyak tersebut dinilai prospektif

sehingga kemudian dikembangkan, serta diproduksikan minyak dan atau gasnya,

maka simulasi reservoir merupakan pekerjaan rutin yang tidak dapat diabaikan,

yang harus dilakukan berkesinambungan guna menentukan strategi pengurasan

yang paling menguntungkan.

Jenis reservoir minyak berdasarkan kondisi tekanan dan fluida yang

terkandung didalamnya dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis yaitu

undersaturated reservoir dan saturated reservoir. Undersaturated reservoir adalah

reservoir yang mempunyai tekanan awal reservoir lebih besar dari tekanan

saturasi, kondisi undersaturated reservoir dimana dalam keadaan ini reservoir

hanya berisi fasa minyak dan tidak terdapat fasa gas bebas atau gas cap di dalam

reservoir tersebut, namun memiliki gas yang terlarut dalam minyak. Saturated

reservoir adalah reservoir yang mempunyai tekanan reservoir lebih kecil atau

dibawah tekanan bubble point-nya, kondisi saturated reservoir dimana reservoir

memiliki fasa gas bebas atau gas cap, fasa minyak, dan fasa air (aquifer).

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
4

2.1 Geometri Reservoir

Reservoir terdiri dari batuan porous dan permeable yang merupakan

tempat terakumulasinya hidrokarbon (minyak dan gas bumi). Akumulasi dari

hidrokarbon akan bermigrasi dari batuan reservoir yang satu ke batuan reservoir

yang lain dan akan terperangkap karena adanya batuan yang tidak dapat di aliri

oleh hidrokarbon atau yang biasa disebut dengan batuan impermeable pada bagian

atas lapisan batuan reservoir tersebut yang disebut cap rock dan permukaan air

pada lapisan bawahnya. Ilustrasi dari pergerakan reservoir hidrokarbon

ditunjukkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1

Pergerakan Reservoir Hidrokarbon 4

Pergerakan lapisan bumi menimbulkan macam-macam struktur yang akan

menjebak akumulasi dari hidrokarbon. Seorang ahli geologi akan melakukan

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
5

pemetaan struktur bawah tanah suatu daerah agar dapat dianalisa letak

terakumulasinya hidrokarbon. Pada umumnya terdapat dua jenis hasil dari

kegiatan pemetaan, yaitu peta struktur dan peta isopach.

Peta struktur merupakan pemetaan yang hasilnya dapat menggambarkan

struktur lapisan bawah tanah sehingga dapat menentukan letak jebakan-jebakan

yang berpotensi menjadi tempat terakumulasinya hidrokarbon.

Peta isopach merupakan pemetaan yang dilakukan dengan membuat garis-

garis yang berhubungan pada tempat yang menunjukan ketebalan yang sama. Dari

peta ini dapat diketahui ketebalan batuan reservoir dan digunakan untuk

menghitung cadangan hidrokarbon. Lapisan impermeable dapat berbentuk

jebakan stratigrafi (kubah garam) atau jebakan struktural (jebakan antiklin).

Gambar 2.2

Jebakan Kubah Garam dan Jebakan Antiklin 4

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
6

2.2 Tenaga Dorong (Drive Mechanism) Reservoir

Mekansime pendorong adalah tenaga dorong yang dimiliki oleh reservoir

secara alamiah yang digunakan untuk mendorong minyak selama produksi ke

permukaan. Proses pendorongan akan terjadi bila energy produksinya lebih besar

dari seluruh energy yang hilang selama aliran fluida reservoir menuju lubang bor.

Tekanan reservoir adalah suatu gejala alam yang terjadi pada setiap benda

di permukaan bumi ini, yang merupakan besarnya gaya yang bekerja dalam setiap

satuan luas. Secara empiris dapat dituliskan sebagai berikut :


𝐹
𝑃 = 𝐴…………………………………………………………………………. (2.1)

Dimana :

P = Tekanan, ML-1T-2

F = Gaya yang bekerja pada daerah luas yang bersangkutan, MLT -2

A = Luas permukaan yang menerima gaya, L2

Di lapangan biasanya gaya memakai satuan pound, luas dengan satuan inch2

(square inch) maka tekanan dalam pounds per-square inch (psi).

Sumber energy alamiah yang digunakan untuk memindahkan minyak dan

gas dari reservoir ke lubang sumur meliputi energy gravitasi minyak yang bekerja

jarak vertical dari kolom produktifnya, energy penekanan akibat dari pembebasan

gas yang terlarut dalam minyak atau air, energy sebagai akibat kompresi dari

minyak dan air dalam daerah produksi dari reservoirnya, energy kompresi air

yang berada di sekeliling zona produksi, energy yang berasal dari pengaruh

tekanan kapiler serta energy yang berasal dari kompresi batuannya sendiri.

Berdasarkan pengaruh yang paling dominan dari setiap sumber energy diatas,

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
7

maka mekanisme pendorong reservoir yang utama adalah water drive, gas cap

drive, solution gas drive, dan combination drive. Dengan adanya perbedaan dari

tenaga dorong alamiah reservoir tersebut maka hidrokarbon yang terproduksikan

ke permukaan mempunyai kelakuan yang berbeda-beda.

2.2.1 Solution Gas Drive Reservoir

Reservoir jenis ini disebut sebagai solution gas drive, depletion gas drive,

atau internal gas drive, disebabkan oleh karena energy pendesak minyaknya

terutama adalah dari perubahan fasa pada hidrokarbon-hidrokarbon ringannya

yang semula merupakan fasa cair menjadi gas. Kemudian gas yang terbentuk ini

ikut mendesak minyak ke sumur produksinya pada saat penurunan tekanan

reservoir karena produksi tersebut. Gambar 2.3 menunjukkan gambaran untuk

reservoir dengan tenaga dorong solution gas.

Setelah sumur selesai dibor menenmbus reservoir dan produksi minyak

dimulai, maka akan terjadi suatu penurunan tekanan di sekitar lubang bor.

Penurunan tekanan ini akan menyebabkan fluida mengalir dari reservoir menuju

lubang bor melalui pori-pori batuan. Penurunan tekanan disekitar sumur bor akan

menimbulkan terjadinya fasa gas. Pada saat awal, karena saturasi gas tersebut

masih kecil (belum membentuk fasa yang kontinyu), maka gas tersebut

terperangkap pada ruang antar butiran reservoirnya, tetapi setelah tekanan

reservoir tersebut cukup kecil dan gas sudah terbentuk banyak atau dapat bergerak

maka gas tersebut turut serta terproduksi ke permukaan.

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
8

Berikut adalah contoh kondisi reservoir pada tenaga dorong Solution Gas

Reservoir.

Gambar 2.3

Solution Gas Reservoir 1

Recovery yang mungkin diperoleh dari reservoir dengan tenaga dorong ini

sekitar 5-20% dari OOIP (Original Oil Initial in Place). Dapat disimpulkan suatu

reservoir solution gas drive mempunyai kelakuan seperti dibawah ini :

- Tekanan reservoir turun dengan cepat dan berlangsung secara kontinyu.

- Perbandingan gas-minyak (GOR) mula-mula cukup rendah, kemudian

naik sampai maksimum dan turun dengan tajam.

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
9

- Efisiensi perolehan minyak berkisar 5-20%

- Produksi air dianggap tidak ada

Gambar 2.4

Performance Data Produksi Pada Solution Gas Drive 6

2.2.2 Gas Cap Drive Reservoir

Dalam beberapa tempat dimana terakumulasinya minyak bumi, kadang-

kadang pada kondisi reservoirnya komponen-komponen ringan dan menengah

dari minyak bumi tersebut membentuk suatu fasa gas. Gas bebas ini kemudian

melepaskan diri dari minyaknya dan menempati bagian atas dari reservoir itu

membentuk suatu tudung, hal ini bisa merupakan suatu energy pendesak untuk

mendorong minyak bumi dari reservoir ke lubang sumur dan mengangkatnya ke

permukaan. Bila reservoir ini dikelilingi suatu batuan yang merupakan perangkap,

maka energy ilmiah yang menggerakkan minyak ini berasal dari dua sumber,

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
10

yaitu ekspansi gas cap dan ekspansi gas yang terlarut lalu melepaskan diri.

Gambar 2.5 menunjukkan gambaran reservoir dengan tenaga dorong gas cap.

Gambar 2.5

Gas Cap Drive Reservoir 1

Mekanisme yang terjadi pada gas cap reservoir ini adalah minyak pertama

kali diproduksikan, permukaan antara minyak dan gas akan turun, gas cap akan

berkembang ke bawah selama produksi berlangsung. Untuk jenis reservoir ini,

umumnya tekanan reservoir akan lebih konstan jika dibandingkan dengan solution

gas drive. Hal ini disebabkan bila volume gas cap drive telah demikian besar,

maka tekanan minyak akan jadi berkurang dan gas yang terlarut dalam minyak

akan melepaskan diri menuju ke gas cap, dengan demikian minyak akan

bertambah ringan, encer dan mudah untuk mengalir menuju ke lubang bor.

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
11

Recovery dari reservoir yang memiliki tenaga dorong gas cap antara 20-

40% dari OOIP, lebih besar jika dibandingkan dengan jenis solution gas drive.

Dapat disimpulkan suatu reservoir dengan tenaga dorong gas cap ini mempunyai

kelakuan seperti dibawah ini :

- Tekanan reservoir akan turun dengan lambat dan berlangsung secara

kontinyu.

- GOR akan meningkat terus.

- Produksi air diabaikan.

- Perolehan minyak dapat mencapai 20-40%.

Gambar 2.6

Performance Data Produksi Pada Gas Cap Drive Reservoir 6

2.2.3 Water Drive Reservoir

Untuk reservoir jenis water drive ini, energi pendesakkan yang mendorong

minyak untuk mengalir adalah berasal dari air yang terperangkap bersama-sama

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
12

dengan minyak pada batuan reservoirnya. Apabila dilihat dari terbentuknya

batuan reservoir water drive, maka air merupakan fluida pertama yang menempati

pori-pori reservoir. Tetapi dengan adanya migrasi minyak bumi maka air yang

berada disana tersingkir dan digantikan oleh minyak. Dengan demikian karena

volume minyak ini terbatas, maka bila dibandingkan dengan volume air yang

merupakan fluida pendesaknya akan jauh lebih kecil. Gambar 2.7 menunjukkan

gambaran reservoir dengan tenaga dorong water drive. Ditinjau dari cara

pendesakannya water drive ini dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

- Edge Water Drive, dimana pendesakan air sejajar dengan bidang

perlapisan.

- Bottom Water Drive, dimana arah gerakan bidang batas dari air-minyak

memotong arah bidang perlapisannya, dan tebal lapisan yang mengandung

minyak relative lebih kecil dibandingkan dengan aquifernya. Untuk jenis

bottom water drive pendesakannya oleh air dari bawah zona minyak.

- Kombinasi Edge Water dengan Bottom Drive merupakan dari jenis kedua

jenis pendesak air.

Recovery dari reservoir yang memiliki tenaga dorong water drive berkisar

antara 35-60% dari OOIP. Dapat disimpulkan suatu reservoir dengan tenaga

dorong air ini mempunyai kelakuan seperti dibawah ini :

- Penurunan tekanan reservoir terlihat agak lambat.

- GOR rendah dan relative konstan.

- WOR naik dengan cepat dan kontinyu.

- Recovery naik cukup tinggi yaitu sekitar 35-60%.

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
13

Berikut adalah contoh gambar Water Drive Reservoir dan Performance Data

Produksi Pada Water Drive Reservoir.

Gambar 2.7

Water Drive Reservoir 1

Gambar 2.8

Performance Data Produksi Pada Water Drive Reservoir 6

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
14

2.2.4 Combination Drive Reservoir

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa reservoir minyak dapat dibagi dalam

beberapa jenis sesuai dengan jenis pendorongnya. Tidak jarang dalam keadaan

sebenarnya energi-energi pendorong ini bekerja bersamaan dan simultan. Bila

demikian, maka energi pendorong yang bekerja pada reservoir itu merupakan

kombinasi beberapa energy pendorong, sehingga dikenal dengan nama

combination drive reservoir. Kombinasi yang umum dijumpai adalah antara gas

cap drive dengan water drive. Sehingga sifat-sifat reservoirnya jadi lebih

kompleks jika dibandingkan dengan energy pendorong tunggal. Gambar 2.9

menunjukan gambaran untuk reservoir dengan tenaga combination drive.

Gambar 2.9

Combination Drive Reservoir 1

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
15

Untuk reservoir minyak jenis ini, maka gas yang terdapat pada gas cap

akan mendesak kedalam formasi minyak, demikian pula dengan air yang berada

pada bagian bawah dari reservoir tersebut. Pada saat produksi minyak tidak

sempat berubah fasa menjadi gas sebab tekanan reservoir masih cukup tinggi

karena dikontrol oleh tekanan gas dari atas dan air dari bawah. Dengan demikian

peristiwa depletion untuk reservoir jenis ini dikatakan tidak ada, sehingga minyak

yang masih tersisa di dalam reservoir semakin kecil karena recovery minyaknya

tinggi dan efisiensi produksinya lebih tinggi.

Dapat disimpulkan suatu reservoir jenis ini mempunyai kelakuan :

- Penurunan tekanan relative cukup cepat.

- WOR akan naik secara perlahan.

- Jika ada gas cap maka sumur-sumur yang terletak di struktur atas dari

reservoir tersebut akan mengalami peningkatan GOR dengan cepat.

Gambar 2.10

Performance Data Produksi Pada Combination Drive Reservoir 6

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
16

2.3 Karakteristik Batuan Reservoir

Batuan reservoir adalah batuan yang porous dan permeable, tempat

terakumulasinya fluida reservoir (gas, minyak dan air) yang memiliki kemampuan

untuk menyimpan dan mengalirkan fluida.

Sifat fisik batuan reservoir merupakan sifat penting batuan reservoir dan

hubungannya dengan fluida reservoir yang mengisinya dalm kondisi statis dan

dinamis (jika ada aliran). Sifat fisik batuan reservoir meliputi porositas, tekanan

kapiler, saturasi fluida, permeabilitas dan kompressibilitas batuan.

2.3.1 Rock Type

Tingkat heterogenitas batuan yang tinggi menyebabkan penentuan rock

typing batuan reservoir tidak mudah untuk dilakukan walaupun dengan

mengintegrasikan sifat statik dan dinamik batuan. Sesuai dengan definisi rock

type yang umum digunakan, yaitu batuan atau bagian-bagian batuan yang telah

diendapkan pada lingkungan yang sama dan telah mengalami proses diagenesa

yang serupa (similar) memiliki kemiripan karakter fisik seperti tekstur butiran

atau rock fabric, geometri pori-pori dan struktur pori-pori, maka selanjutnya

karakter-karakter ini yang akan dijadikan landasan untuk menentukan rock types.

2.3.2 Saturasi Fluida

Saturasi fluida batuan didefinisikan sebagai perbandingan antara volume

pori-pori batuan yang ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan volume pori-

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
17

pori total pada suatu batuan berpori. Dalam batuan reservoir minyak umumnya

terdapat lebih dari satu macam fluida. Kemungkinan terdapat air, minyak, dan gas

yang tersebar ke seluruh bagian reservoir. Secara matematis, besarnya saturasi

untuk masing-masing fluida dituliskan dalam persamaan berikut :

- Saturasi minyak (So) adalah :

volume pori−pori yang diisi oleh minyak


So = ……………………………. (2.2)
volume pori−pori total

- Saturasi air (Sw) adalah :

volume pori−pori yang diisi oleh air


Sw = ………………...……………… (2.3)
volume pori−pori total

- Saturasi gas (Sg) adalah :

volume pori−pori yang diisi oleh gas


Sg = ………………..……………….... (2.4)
volume pori−pori total

Jika pori-pori batuan diisi oleh oleh gas-minyak-air maka berlaku hubungan :

Sg + So + Sw = 1………………………………………………………………. (2.5)

Jika pori-pori batuan diisi oleh oleh minyak-air saja maka berlaku hubungan :

So + Sw = 1……………………………………………………………………. (2.6)

Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam mempelajari saturasi

fluida antara lain adalah :

- Saturasi fluida akan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain dalam

reservoir, saturasi air cenderung untuk lebih besar dalam bagian batuan

yang kurang porous. Bagian struktur reservoir yang lebih rendah relative

akan mempunyai Sw yang tinggi dan Sg yang relative rendah. Hal tersebut

dipengaruhi berat dari fluida itu sendiri yang dapat pengaruh dari gravitasi.

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
18

Demikian juga untuk bagian atas dari struktur reservoir berlaku

sebaliknya.

- Saturasi fluida akan bervariasi dengan kumulatif produksi minyak. Jika

minyak diproduksikan maka tempatnya di reservoir akan digantikan oleh

air dan atau gas bebas, sehingga pada lapangan yang memproduksikan

minyak, saturasi fluida berubah secara kontinyu.

- Saturasi minyak dan saturasi gas sering dinyatakan dalam istilah pori-pori

yang diisi oleh hidrokarbon. Jika volume contoh batuan adalah V, ruang

pori-porinya adalah ϕ.V,

maka ruang pori-pori yang diisi oleh hidrokarbon adalah :

So.ϕ.V + Sg.ϕ.V = (1-Sw).ϕ.V………………………….…………… (2.7)

2.3.3 Porositas

Porositas (ϕ) didefinisikan sebagai perbandingan fraksi atau persen dari

volume ruang pori-pori terhadap volume batuan total (bulk volume). Besar

kecilnya porositas suatu batuan akan menentukan kapasitas penyimpanan fluida

reservoir. Secara matematis porositas dapat dinyatakan sebagai :


𝑣𝑏 −𝑣𝑔 𝑣𝑝
ϕ= x 100% = 𝑣 x 100% ……............................................................... (2.8)
𝑣𝑏 𝑏

dimana :

ϕ = Porositas (%)

Vp = Volume ruang pori-pori batuan

Vg = Volume butir batuan (volume grain)

Vb = Volume batuan total (bulk volume)

Berdasarkan waktu dan proses terjadinya, porositas dibagi menjadi dua, yaitu :

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
19

1. Porositas primer, adalah porositas yang terbentuk pada saat batuan

sedimen diendapkan.

2. Porositas sekunder, adalah porositas yang terbentuk sesudah proses

pengendapan batuan, seperti akibat proses pelarutan atau rekahan.

Ditinjau dari segi teknik reservoir, porositas batuan reservoir dapat

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

1. Porositas absolute, adalah perbandingan volume pori-pori total batuan

terhadap volume batuan total (bulk volume).

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑜𝑟𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙


ϕ= x 100%.................................................................. (2.9)
𝑏𝑢𝑙𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

2. Porositas efektif, adalah perbandingan volume pori-pori yang saling

berhubungan terhadap volume batuan total (bulk volume).

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑜𝑟𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑢𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛


ϕ= x 100%............................................ (2.10)
𝑏𝑢𝑙𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

Untuk selanjutnya porositas efektif digunakan dalam perhitungan karena

dianggap sebagai fraksi volume yang produktif.

2.3.4 Permeabilitas

Permeabilitas batuan merupakan nilai yang menunjukkan kemampuan

suatu batuan porous untuk mengalirkan fluida. Definisi batuan mempunyai

permeabilitas 1 darcy menurut hasil percobaan ini adalah apabila batuan mampu

mengalirkan fluida 1 cm3/sec berviskositas 1 cp, sepanjang 1 cm dan mempunyai

penampang 1 cm2, perbedaan tekanan yang dihasilkan sebesar 1 atm.

Persamaannya dapat dituliskan :


𝑞𝜇𝐿
k= …………………………………………..………………………….. (2.11)
𝐴 ∆𝑃

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
20

dimana :

k = Permeabilitas media berpori, darcy

q = Laju alir fluida, cm3/sec

A = Luas penampang media, cm2

μ = Viskositas fluida yang menjenuhi, cp

L = panjang media berpori, cm

∆P = beda tekanan masuk dengan tekanan kelur, atm

Penggunanan persamaan (2.11) tersebut secara umum memerlukan

beberapa asumsi, sebagaimana yang dilakukan oleh Darcy, yaitu :

1. Aliran fluida dalam kondisi steady state (mantap)

2. Fluida yang mengalir satu fasa

3. Viskositas fluida yang mengalir dalam kondisi konstan

4. Kondisi aliran isothermal

5. Media berpori bersifat homogen

6. Fluida incompressible

7. Tidak terjadi reaksi kimia antara fluida yang mengalir terhadap media

berpori

Berdasarkan atas jumlah fasa cairan yang mengalir terhadap media

berpori, maka pada dasarnya permeabilitas batuan dibedakan menjadi :

1. Permeabilitas absolute

Permeabilitas absolute suatu batuan adalah permeabilitas dimana fluida

yang mengalir pada batuan hanya terdiri atas satu fasa, misalnya hanya gas

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
21

atau minyak atau air saja. Permeabilitas absolute dapat dituliskan sebagai

berikut :
𝑞𝜇𝐿
K abs = 𝐴 (𝑃1−𝑃2) ................................................................................ (2.12)

2. Pemeabilitas efektif

Permeabilitas efektif suatu batuan adalah permeabilitas dimana fluida yang

mengalir pada batuan terdiri lebih dari satu fasa. Permeabilitas efektif

untuk masing-masing fluida adalah :

a. Permeabilitas efektif gas (Kg)


𝑞𝑔 𝜇𝑔 𝐿
Kg = 𝐴 (𝑃1−𝑃2) ............................................................................... (2.13)

b. Permeabilitas efektif minyak (Ko)

𝑜 𝑜𝑞 𝜇 𝐿
Ko = 𝐴 (𝑃1−𝑃2) ................................................................................ (2.14)

c. Permeabilitas efektif air (Kw)

𝑤 𝑤𝑞 𝜇 𝐿
Kw = 𝐴 (𝑃1−𝑃2) .............................................................................. (2.15)

3. Pemeabilitas relative

Permeabilitas relative adalah nilai perbandingan antara permeabilitas

efektif dengan permeabilitas absolute. Permeabilitas relative dapat

diformulasikan sebagai berikut :


𝐾𝑒𝑓𝑓
K rel= 𝐾 ......................................................................................... (2.16)
𝑎𝑏𝑠

atau :
𝐾𝑔 𝐾𝑜 𝐾𝑤
Krg = ; Kro = ; Krw = ........................................................... (2.17)
𝐾 𝐾 𝐾

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
22

2.3.5 Tekanan Kapiler

Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang terjadi

diantara permukaan dua fluida yang tidak saling bercampur (cairan-cairan atau

cairan-gas) dimana keduanya dalam keadaan statis di dalam system kapiler.

Perbedaan tekanan dua fluida ini adalah perbedaan tekanan antara fluida non-

wetting phase(Pnw) dengan fluidawetting phase(Pw). Tekanan kapiler dinyatakan

dengan rumus :

Pc = Pnw - Pw .................................................................................................. (2.18)

Tekanan permukaan fluida yang lebih rendah terjadi pada sisi pertemuan

permukaan fluida immiscible yang cembung.Air pada umumnya merupakan fasa

yang membasahi (wetting phase) di dalam suatu reservoir, sedangkan minyak dan

gas sebagai fasa tak membasahi (non-wetting phase).

Gambar 2.11

Kenaikan Permukaan Fluida

Akibat Tegangan Permukaan pada Pipa Kapiler 6

Gambar 2.11 menunjukkan kenakan permukaan air yang terjadi di dalam

tabung kapiler. Gambar 2.11 memperlihatkan bahwa air naik di dalam pipa akibat

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
23

gaya tarik adhesi antara air dan dinding pipa yang arah resultannya keatas.

Besarnya gaya tarik keatas ini adalah sebesar 2πAT, dimana r adalah jari-jari pipa

kapiler. Gaya tarik keatas akan sama besarnya dengan gaya kebawah yang

menahannya (gaya berat dari cairannya (air) dalam kesetimbangan). Hal ini secara

matematis dapat ditulis :

2 π r AT= π r2h g ρw ...................................................................................... (2.19)

2 r AT 2 AT
h = r2 g ρw = r g ρw ......................................................................................... (2.20)

Jika AT= σ cos ϴ, maka :

2 σ cos ϴ
h= .................................................................................................... (2.21)
r g ρw

dimana :

AT = gaya adhesi, dyne/cm2

h = ketinggian air di dalam pipa kapiler, cm

ρw = densitas air, gr/cc

g = percepatan gravitasi, cm/dt2

Tekanan kapiler dalam batuan berpori tergantung pada ukuran pori-pori

dan macam fluidanya. Secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam hubungan

sebagai berikut :

2 σ cos ϴ
Pc = = ∆ρ g h..................................................................................... (2.22)
r

Dimana :

Pc = tekanan kapiler, dyne/cm2(1 dyne = 1 gr-cc/sec2)

σ = tegangan permukaan antara dua fluida, dyne/cc

cos ϴ = sudut kontak permukaan antara dua fluida

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
24

r = jari-jari lengkung pori-pori, cm

∆ρ = perbedaan densitas dua fluida, gr/cc

g = percepatan gravitasi, cm/sec2

h = tinggi kolom fluida, cm

Dari persamaan (2.20) dapat dilihat bahwa tekanan kapiler berhubungan

dengan ketinggian di atas permukaan air bebas (oil-water contact), sehingga data

tekanan kapiler dapat dinyatakan menjadi plot antara h versus saturasi air (S w),

seperti pada gambar 2.12. Perubahan ukuran pori-pori dan densitas fluida akan

mempengaruhi bentuk kurva tekanan kapiler dan ketebalan zona transisi.

Dari persamaan (2.22) ditunjukkan bahwa h akan bertambah jika

perbedaan densitas fluida berkurang, sementara factor lainnya tetap. Hal ini

berarti bahwa reservoir gas yang terdapat kontak gas-air, perbedaan densitas

fluidanya bertambah besar sehingga akan mempunyai zona transisi minimum.

Demikian juga untuk reservoir minyak yang mempunyai API gravity rendah maka

kontak minyak-air akan mempunyai zona transisi yang panjang.

2.3.6 Kompresibilitas Formasi

Kompresibilitas batuan formasi atau yang dilambangkan dengan Cf

merupakan fungsi dari jenis batuan, fluida formasi, porositas, tekanan overburden

(tekanan pada formasi yang disebabkan oleh berat lapisan diatasnya) dan tekanan

yang bekerja pada formasi tersebut. Kompresibilias formasi dapat dihitung dengan

persamaan Hall (1953), yaitu :


1.782
Cf = (𝜙0.438) 10-6 …………………………………………………………… (2.23)

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
25

dimana :

Cf = Kompresibilitas formasi, psi-1

Ada tiga macam kompresibilitas batuan, yaitu kompresibilitas matriks

batuan, kompresibilitas total batuan dan kompresibilitas pori batuan. Dan

kompresibilitas yang terakhir sangat berpengaruh di reservoir karena merupakan

fungsi dari perubahan volume pori batuan dengan tekanan overburden efektifnya.

2.4 Karakteristik Fluida Reservoir

Karakteristik fluida reservoir diperlukan untuk evaluasi kinerja reservoir.

Sifat-sifat fisik fluida reservoir dapat diperoleh dari hasil analisa laboratorium,

yang dikenal dengan analisa PVT, atau apabila data tersebut tidak tersedia dapat

ditentukan dengan korelasi. Data yg diperoleh dr hasil uji PVT (diferential

liberation, flash liberation, CCE, CVD) berupa data tekanan, volume, serta

temperature dari masing-masing percobaan yang digunakan menentukan

parameter sifat-sifat fisik dari fluida reservoir antara lain densitas, compressibility

factor, factor volume formasi, kelarutan gas, komposisi, spesifik gravity dan

viskositas.

2.4.1 Densitas

Densitas dapat dinyatakan sebagai berat suatu zat per unit volume zat

tersebut. Densitas dilambangkan dengan symbol ρ dan dinyatakan dengan rumus :


𝑚
ρ = 𝑉 ………………………………………………………………………… (2.24)

dimana :

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
26

ρ = Densitas, lb/ft3

m = Massa fluida, lb

V = Volume fluida, ft3

Untuk gas nyata densitas gas dapat dinyatakan dengan persamaan :


𝑃 𝑀𝑊
ρ= ......................................................................................................... (2.25)
𝑧𝑅𝑇

dimana :

ρ = Densitas, lb/ft3

P = Tekanan, psi

MW = Berat molekul, lbm/lb-mol

z = Faktor deviasi gas

R = Konstanta gas, 10.73 ft3 psi/lbmol ᴼR

T = Suhu, ᴼR

2.4.2 Viskositas

Viskositas minyak (μo) didefinisikan sebagai ukuran ketahanan minyak

terhadap aliran, atau dengan kata lain viskositas minyak adalah suatu ukuran

tentang besarnya keenggaan minyak untuk mengalir, dengan satuan centipoise

(cp) atau gr/100detik/1cm. Viskositas minyak dipengaruhi oleh :

- Temperatur, semakin tinggi temperatur maka semakin kecil viskositas

minyak karena minyak akan semakin encer.

- Tekanan, semakin besar tekanan maka semakin besar viskositas sebab

minyak akan termampatkan.

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
27

- Komposisi, bila komposisi kompleks viskositas minyak akan semakin

besar karena minyak akan semakin berat.

Gambar 2.12

Grafik Viskositas Vs Tekanan 6

2.4.3 Faktor Volume Formasi (B)

Faktor volume formasi (B) adalah perbandingan volume gas / liquid pada

tekanan dan temperature reservoir terhadap volume yang ditempati gas/liquid

yang sama pada kondisi standar (14.7 psi, 60 ᴼF). Volume liquid pada keadaan

standar akan lebih kecil dari volume liquid di dalam reservoir karena di dalam

reservoir terdapat sejumlah gas yang larut dalam minyak tersebut telah keluar

dengan berkurangnya tekanan.

Faktor volume formasi dilambangkan dengan symbol B. Factor volume

formasi untuk gas dinyatakan dengan rumus :


𝑍𝑇
Bg = 0.00504 RB/SCF ............................................................................. (2.26)
𝑃

atau
𝑍𝑇
Bg = 0.02834 cuft/SCF ............................................................................ (2.27)
𝑃

Factor volume formasi untuk minyak dinyatakan dengan rumus :

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
28

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 @ 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟


Bo = .............................................. (2.28)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 @ 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

dimana:

Bo = Faktor volume formasi minyak, RB/STB

Factor volume formasi air dilambangkan dengan symbol Bw dengan satuan

RB/STB. Factor volume formasi cairan dua fasa (Bt) didefinisikan sebagai volume

reservoir yang ditempati oleh 1 STB minyak dan gas bebas yang semula larut di

dalamnya pada tekanan dan temperature tertentu. Bt dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan :

Bt = Bo + (Rsi - Rs) Bg ............................................................................................................................... (2.29)


dimana :

Bo = Faktor volume formasi minyak, RB/STB

(Rsi - Rs) = Banyaknya gas yang keluar dari larutan, SCF

(Rsi - Rs) Bg = Volume gas bebas yang berada didalam reservoir

Gambar 2.13

Grafik Faktor Volume Formasi vs Tekanan 6

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
29

2.4.4 Spesific Gravity (γ)

Specific gravity adalah perbandingan densitas suatu zat dengan densitas

zat lain yang dijadikan sebagai referensi. Untuk gas referensi gas yang digunakan

adalah udara, sedangkan untuk liquid referensi yang digunakan adalah air dengan

densitas sebesar 62.4 lb/ft3. Spesific gravity dapat dinyatakan dengan persamaan :
𝜌
γ = 𝜌𝑟 ............................................................................................................. (2.30)

dimana :

γ = spesific gravity (SG)

ρ = densitas zat, lb/ft3

ρr = densitas referensi, lb/ft3

Untuk gas dapat dinyatakan dengan persamaan :


𝜌𝑔 𝑀𝑊𝑔
γg = 𝜌𝑢 = ................................................................................................ (2.31)
Mwu

dimana :

Mwg = Berat molekul gas, lb/lb-mol

Mwu = Berat molekul udara, 28.97 lb/lb-mol

Spesific gravity minyak (SG = γo) merupakan perbandingan densitas

minyak terhadap densitas air, dengan persamaan :


𝜌𝑜
γo = 𝜌𝑤 ........................................................................................................... (2.32)

ᴼAPI merupakan satuan yang digunakan untuk menyatakan berat jenis

minyak dan digunakan sebagai dasar klasifikasi minyak bumi yang paling

sederhana. Jika harga specific gravity minyak (γ o) diketahui maka dapat diperoleh

harga dari ᴼAPI dengan menggunkana persamaan :

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
30

141.5
ᴼAPI = - 131.5 ....................................................................................... (2.33)
γo

Jenis minyak mentah berdasarkan ᴼAPI gravity adalah :

1. Tar atau bitumen : < 10 ᴼAPI

2. Minyak berat : 10 – 20 ᴼAPI

3. Minyak sedang : 20 -30 ᴼAPI

4. Minyak ringan : > 30 ᴼAPI

2.4.5 Kelarutan Gas (Rs)

Kelarutan gas didefinisikan sebagai jumlah gas yang terkandung di dalam

liquid pada kondisi standar per stock tank barrel liquid. Kelarutan gas dinyatakan

dengan symbol Rs dengan satuan SCF/STB.

Kelarutan gas di dalam minyak konstan selama tekanan reservoirnya

masih di atas bubble point pressure atau tekanan saturasi kemudian akan turun

setelah tekanan reservoir melewati tekanan saturasinya. Turunnya harga R s setelah

tekanan saturasi disebabkan karena gas tersebut tidak dapat larut di dalam minyak

tetapi muncul sebagai gelembung gas bebas.

Gambar 2.14
Grafik Rs Vs Tekanan 6

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
31

Untuk mendapatkan nilai keralutan gas diperoleh dari hasil analisa

laboratorium, apabila tidak ada data pengukuran laboratorium makan dapat

menggunakan korelasi. Korelasi merupakan penggabungan nilai dari parameter-

parameter sifat fisik fluida reservoir yang dinyatakan dalam beberapa metode.

Korelasi yang dapat digunakan diantaranya yaitu korelasi Standing, korelasi

Lasater (oAPI>15).

Kelarutan gas dengan menggunakan korelasi Standing, persamaan yang

digunakan adalah :
𝑃
Rs = γg [ ( + 1.4) x 100.0125 API – 0.00091 (T-460) ] 1.2048 .................................... (2.34)
18.2

Kelarutan gas dengan menggunakan korelasi Lasater persamaan yang

digunakan adalah :

132755γ𝑜γ𝑔
𝑅𝑠 = [ ] .......................................................................................... (2.35)
𝑀𝑜 (1−γ𝑔 )

Dimana :

Rs = Kelarutan Gas dalam Minyak, scf/STB

T = temperature, oF

P = tekanan, psi

γg = Specific Gravity Gas

γo = Specific Gravity Oil

Mo = Effective Oil Molecular Weight

2.5 Perhitungan Cadangan

Cara atau metode untuk menghitung volume minyak awal di tempat

(OOIP) dan volume gas awal di tempat (GIIP) sangat bergantung pada data yang

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
32

tersedia, baik secara kualitatif maupun kuantitatif serta sesuai dengan tingkat

perkembangan suatu lapangan, dan biasanya dilakukan berulang-ulang yang

merupakan perbaikan dari perhitungan sebelumnya. Adapun beberapa metode

untuk menghitung volume minyak awal di tempat dan volume gas awal di tempat,

antara lain :

1. Metode Volumetrik

2. Metode Material Balance

2.5.1 Metode Volumetrik

Perhitungan volumetrik membutuhkan peta reservoir yang biasa disebut

dengan peta isopach. Peta ini adalah peta bawah tanah yang menggambarkan

ketebalan lapisan yang mengandung hidrokarbon. Berdasarkan peta isopach

tersebut dapat dilakukan perhitungan volume batuan reservoir.

Metode yang digunakan untuk menghitung volume batuan adalah sebagai berikut:

a. Metode Piramid

Metode ini digunakan apabila perbandingan luas An+1 / An < 0.5 maka

volume batuannya dapat dihitung :

Vb = 1⁄3 h ( An + An+1 + √( An x An+1 )) ............................................ (2.36)

b. Metode Trapezoid

Metode ini digunakan apabila perbandingan luasnya An+1 / An > 0.5 maka

volume batuannya dapat dihitung :

Vb = 1⁄2 h ( An + An+1) ...................................................................... (2.37)

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
33

Jadi persamaan umum untuk menghitung volume hidrokarbon yang terakumulasi

di dalam reservoir :

a. Volume Minyak Awal

Untuk reservoir minyak yang terdiri dari minyak dan tudung gas, volume

minyak awal dapat dihitung dengan rumus :

𝐴ℎ𝜙 (1−𝑆𝑊𝑐)
N = 7758 ........................................................................ (2.38)
𝐵𝑜𝑖

dimana :

N = Stock Tank Oil In Place, STB

A = Luas zone, acre

h = Ketebalan rata-rata, ft

ϕ = Porositas rata-rata, fraksi

Swc = Saturasi air konat, fraksi

Boi = Faktor volume formasi minyak awal, RB/STB

2.5.2 Metode Material Balance

Persamaan Material Balance dapat menghitung jumlah produksi minyak

dan gas yang dikaitkan dengan kekuatan tenaga dorong reservoir yang bekerja,

yaitu :

Np (Bo + (Rp - Rs) Bg) = m N Bti (Bg / Bgi - 1) +

N (Bt - Bti) + (We – BwWp) ........................................................................... (2.39)

a. Reservoir Undersaturated

Syarat : m = 0; Bt = Bo; Bti = Boi; Rs = Rsi

- Water Drive

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
34

Np (Bo) = N (Bo - Boi) + (We – Bw Wp) ............................................ (2.40)

- No Water Drive

Np (Bo) = N (Bo - Boi) ....................................................................... (2.41)

b. Reservoir Saturated

- Water Drive

Np (Bo + (Rp - Rs) Bg) = m N Bti (Bg / Bgi - 1) + N (Bt - Bti) + (We –

BwWp) ............................................................................................... (2.42)

- No Water Drive

Np (Bo + (Rp - Rs) Bg) = m N Bti (Bg / Bgi - 1) + N (Bt - Bti) ............ (2.43)

2.6 Estimasi Faktor Perolehan Yang Dapat Diproduksikan

Didalam kenyataan, volume minyak tidak dapat di produksi semuanya.

Maka dari itu terdapat estimasi faktor perolehan yang dapat diproduksikan dengan

menggunakan tiga metode yaitu Estimated Ultimate Recovery, Estimated

Remaining Reserve dan Recovery Factor.

2.6.1 Estimated Ultimate Recovery

Estimeted Ultimate recovery merupakan jumlah maksimum hidrokarbon

yang diperoleh dari reservoir dengan mekanisme pendorong alamiahnya. Ultimate

recoveryini biasanya dinyatakan dengan parameter unit recovery (UR), yang

merupakan hasil bagi antara ultimate recovery terhadap volume bulk batuan yang

dapat diproduksikan oleh beberapa pengaruh mekanisme pendorong sampai saat

abandonment. Untuk mengetahui besarnya ultimate recoveryharus diketahui data-

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
35

data seperti mekanisme pendorong yang dominan, saturasi fluida mula-mula, dan

akhir dari masa produksi (tekanan abandonment), serta faktor volume formasi

minyak dan gas sebagai fungsi tekanan. Estimated Ultimate recovery ini dapat

dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

𝐸𝑈𝑅 = 𝑂𝑂𝐼𝑃 𝑥 𝑅𝐹 ....................................................................................... (2.44)

2.6.2 Estimated Remaining Reserve

Estimated Remaining Reserve (ERR) adalah estimasi cadangan yang

masih tertinggal di reservoir yang dapat diproduksikan dengan teknologi yang

ada. Apabila diketahui kumulatif produksi (Qp), maka persamaan yang digunakan:

𝐸𝑅𝑅 = 𝐸𝑈𝑅 − 𝑄𝑝 ......................................................................................... (2.45)

2.6.3 Recovery Factor

Recovery Factor (RF) adalah angka perbandingan antara hidrokarbon yang

dapat diproduksikan dengan isi minyak awal ditempat dalam suatu reservoir.

𝑣𝑜𝑙.𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑣𝑜𝑙.𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑎


𝑅𝐹 = ············································· (2.46)
𝑣𝑜𝑙.𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙

Recovery factor dapat ditentukan dengan Metode JJ Arps. Metode JJ

Arps14) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk meramalkan

faktor perolehan dari reservoir minyak berdasarkan data PVT, karakteristik

batuan, dan fluida reservoir. Metode tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
36

 Water Drive Reservoir

ϕ(1−𝑆𝑤𝑖 ) 0,0422 K.𝜇𝑤𝑖 0,077 𝑃 −0,2159


RF = 54,898 [ 𝐵𝑜𝑖
] ( ) 𝑆𝑤𝑖 −0,1903 (𝑃 𝑖 ) ............ (2.47)
𝜇𝑜𝑖 𝑎

 Solution Gas Drive Reservoir

ϕ(1−𝑆𝑤𝑖 ) 0,1611 𝐾.𝜇𝑤𝑖 0,0979 𝑃


RF = (41,815) [ ] ( ) (𝑆𝑤𝑖 )0,3722(𝑃 𝑖 )0,1741 .......... (2.48)
𝐵𝑜𝑖 𝜇𝑜𝑖 𝑎

Dimana :

μoi = viskositas minyak mula - mula, cp

μwi = viskositas air formasi mula - mula, cp

ϕ = porositas, fraksi

Boi = faktor volume formasi minyak mula - mula, bbl/stb

K = permeabilitas, Darcy

Pi = tekanan mula - mula, psia

Pa = tekanan abandon, psia

RF = Recovery Factor, %

Swi = saturasi air mula - mula, %

2.7 Simulasi Reservoir

Seiring dengan perkembangan zaman maka berkembang pula metoda

dalam perhitungan cadangan dan cara memprediksikan kinerja reservoir yang

semakin dekat dengan keadaan sebenarnya dilapangan.metode ini dikenal dengan

simulasi reservoir. Simulasi reservoir sudah banyak digunakan, hal ini disebabkan

karena simulasi mampu menyelesaikan beberapa masalah yang tidak dapat

diselesaikan dengan cara lain. Simulasi adalah satu-satunya cara untuk

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
37

menggambarkan aliran multifasa pada reservoir yang heterogen dan memiliki data

produksi yang panjang tidak hanya dari data-data reservoir tetapi juga dapat

digunakan untuk menentukan strategi untuk mengembangkan lapangan.

Tujuan dilakukannya simulasi reservoir adalah untuk memprediksikan

kinerja reservoir suatu lapangan dimasa yang akan datang dengan berbagai

macam skenario produksi. Dengan model matematik ini dapat dipilih cara yang

paling efisien dalam pengurasan reservoir untuk mendapatkan perolehan

maksimum dengan biaya seekonomis mungkin. Dengan simulasi kita juga dapat

melihat pergerakan dari fluida di dalam reservoir.

2.7.1 Konsep Dasar Model Matematik Reservoir Minyak dan Gas

Aliran fluida dalam media berpori merupakan suatu fenomena yang sangat

kompleks, yang tidak dapat dideskripsikan secara analistis. Dasar untuk

mempelajari aliran fluida dalam media berpori dibutuhkan pemahaman mengenai

beberapa sistem persamaan matematik yang berpengaruh terhadap kelakuan

fluida. Aliran fluida dalam media berpori dapat direpresentasikan secara

matematis berdasarkan Hukum Darcy, Hukum Kekekalan Massa, Hukum

Persamaan Keadaan, Finite Difference, Bentuk Eskplisit dan Bentuk Implisit.

2.7.1.1 Hukum Darcy

Kemampuan untuk memperkirakan kelakuan dari reservoair tergantung

kepada kemampuan seorang engineer untuk memperkirakan karakteristik aliran

fluida di dalam reservoir. Untuk mendefinisikan kemampuan batuan melewatkan

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
38

fluida, diperkenalkan sebuah konsep dari permeabilitas batuan yang merupakan

konstanta petrofisik yang dikenal dengan hukum Darcy yang berbunyi sebagai

berikut: “laju aliran fluida homogen melalui media berpori berbanding lurus

dengan tekanan atau gradient hidrolik dan penampang area normal sesuai dengan

arah aliran dan berbanding terbalik dengan viskositas”.

𝑘 𝐴 𝜕𝑃
𝑄= − ……………………………………………………………. (2.49)
𝜇 𝐿

Dimana:

Q = Laju Alir, cc/s

A = Luas Penampang, Cm2

K = Permeabilitas, Darcy

µ = Viskositas, cp

P = Pressure, atm

L = Panjang, Cm

2.7.1.2 Hukum Kekekalan Massa

Prinsip dasar Hukum Kekekalan Massa dapat dinyatakan bahwa jumlah

massa awal yang berada dalam reservoir dan massa yang diinjeksikan sama

dengan massa yang keluar ditambah massa yang tersisa di dalam. Persamaan yang

menyatakan hukum kekekalan massa dapat dinyatakan berikut:

Mass rate in – mass rate out = Mass rate accumulation

𝜌𝑡+∆𝑡 −𝜌𝑡
(𝑣𝑥 𝜌𝑥 ∆𝑦∆𝑧) − (𝑣𝑥+∆𝑥 𝜌𝑥+∆𝑥 ∆𝑦∆𝑧) = (∆𝑥∆𝑦∆𝑧)∅ ( ) .................... (2.50)
∆𝑡

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
39

Persamaan 2.43 dibagi dengan Δx, Δy, Δz akan diperoleh persamaan berikut:

(𝑣𝑥+∆𝑥 𝜌𝑥+∆𝑥 )−(𝑣𝑥 𝜌𝑥 ) (𝜌𝑡+∆𝑥 −𝜌𝑡 )


− =∅ ............................................................... (2.51)
∆𝑥 ∆𝑡

Persamaan 2.44 dengan menggunakan limit Δx dan Δt mendekati nol, maka

persamaannya menjadi:

𝜕(𝑣𝜌) +𝜕 (𝑣𝜌) 𝜕 (𝑣𝜌) 𝜕𝜌


+ =-∅ ............................................................................ (2.52)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑡

Persamaan tersebut digambarkan pada gambar 2.18 di bawah ini yang merupakan

keseimbangan massa.

Gambar 2.15

Keseimbangan Massa 3

2.7.1.3 Hukum Persamaan Keadaan

Persamaan keadaan digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara

densitas dengan tekanan. Persamaan itu dapat dinyatakan berikut:

 =  o e c ( P  Po ) ............................................................................. .... (2.53)

dimana :  = densitas pada tekanan P

o = densitas pada tekanan Po

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
40

c = faktor kompresibilitas isothermal

1  dV 
c  -  
V  dP  T

Untuk sistem aliran radial persamaannya menjadi :

 2 P 1 P c P
  …………………………………..………….. (2.54)
r 2
r r k t

Untuk sistem dua dimensi persamaannya menjadi :

 2 P  2 P c P
  ............................................................................. (2.55)
x 2 y 2 k t

Untuk sistem tiga dimensi persamaannya menjadi :

 2 P  2 P  2 P c P
   ................................................................. (2.56)
x 2 y 2 z 2 k t

dimana : k = permeabilitas, mD

P = tekanan, psia

 = porositas, fraksi

 = viskositas, cp

2.7.1.4 Finite Difference

Bentuk asli dari persamaan diferensial dalam simulasi reservoir digantikan

dengan persamaan aljabar nonlinier yang mendekati persamaan aslinya. Teknik

numerik yang digunakan dalam simulator reservoir untuk mengkonversikan

persamaan diferensial ke dalam bentuk aljabar adalah finite difference. Persamaan

diferensial diubah ke dalam bentuk finite difference menghasilkan turunan

pertama, yaitu:

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
41

a. Forward Difference

𝜕𝑃 𝑃𝑖+1 −𝑃𝑖
𝜕𝑥
≈ ...................................................................................... (2.57)
∆𝑥

b. Backward Difference

𝜕𝑃 𝑃𝑖 −𝑃𝑖−1
≈ ...................................................................................... (2.58)
𝜕𝑥 ∆𝑥

c. Central Difference

𝜕𝑃 𝑃𝑖+1 −𝑃𝑖−1
≈ ..................................................................................... (2.59)
𝜕𝑥 2∆𝑥

Perkiraan finite difference dari turunan kedua menggunakan forward dan

backward difference adalah:

𝜕 𝜕𝑃 1 𝑃𝑖+1 −𝑃𝑖 𝑃𝑖 −𝑃𝑖−1 𝑃𝑖+1 −2𝑃𝑖 +𝑃𝑖−1


( ) = ∆𝑥 ( − )=( )...................................... (2.60)
𝜕𝑥 𝜕𝑥 ∆𝑥 ∆𝑥 ∆𝑥 2

Persamaan diferensial parsial yang mengandung turunan terhadap ruang

dan waktu, maka pada pendekatan finite difference dapat dilakukan dengan dua

metode, yaitu formulasi eksplisit dan formulasi implisit.

2.7.1.5 Bentuk Eksplisit

Dalam rumus eksplisit, bentuk aliran antar blok untuk satu persamaan

dengansatu variable yang tidak diketahui dan dinilai pada base time tn. Berikut ini

adalahpersamaan umum finite difference dua dimensi bentuk eksplisit:


𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛+1 𝑛
𝑃𝑖+1.𝑗 −2𝑃𝑖,𝑗 +𝑃𝑖−1.𝑗 𝑃𝑖,𝑗+1 −2𝑃𝑖,𝑗 +𝑃𝑖,𝑗−1 𝑃𝑖,𝑗 −𝑃𝑖,𝑗
+ = ............................................... (2.61)
𝛥𝑥 2 𝛥𝑦 2 𝛥𝑡

Dimana:

i,j = lokasi sel pada grid

n = time level sebelumnya

n+1 = time level baru

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
42

sehingga tekanan yang baru dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
𝑛+1 𝑛 𝑃𝑖+1.𝑗 −2𝑃𝑖,𝑗 +𝑃𝑖−1.𝑗 𝑃𝑖,𝑗+1 −2𝑃𝑖,𝑗 +𝑃𝑖,𝑗−1
𝑃𝑖,𝑗 = 𝑃𝑖,𝑗 + 𝛥𝑡 [ + ].................................. (2.62)
𝛥𝑥 2 𝛥𝑦 2

Setiap nilai baru dapat dipecahkan dengan menggunakan nilai sebelumnyasecara

sistematis seperti yang ditunjukkan gambar di bawah ini:

Gambar 2.16

Pengaturan Sel pada Grid 2 Dimensi 3

Bentuk eksplisit jarang digunakan dalam simulasi reservoir karenamemerlukan

beberapa batasan pada penentuan langkah waktu atau time steps.

Gambar 2.17

Skema Penyelesaian Finite Difference secara Eksplisit 3

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
43

2.7.1.6 Bentuk Implisit

Dalam rumus implisit, bentuk aliran antarblok dimana semua harga

variableyang tidak diketahui pada jarak x=0 sampai x=L dan dinilai pada base

time tn+1secara simultan. Berikut ini adalah persamaan umum finite difference

dua dimensi bentuk implisit:


𝑛+1 𝑛+1 𝑛+1 𝑛+1 𝑛+1 𝑛+1 𝑛+1 𝑛
𝑃𝑖+1.𝑗 −2𝑃𝑖,𝑗 +𝑃𝑖−1.𝑗 𝑃𝑖,𝑗−1 −2𝑃𝑖,𝑗 +𝑃𝑖,𝑗+1 𝑃𝑖,𝑗 −𝑃𝑖,𝑗
+ = .......................................... (2.63)
𝛥𝑥 2 𝛥𝑦 2 𝛥𝑡

Jika, diasumsikan Δx = Δy persamaan dapat disederhanakan:

𝑛+1 𝑛+1 𝑛+1 𝑛+1 𝑛+1


𝑒1 𝑃𝑖,𝑗−1 + 𝑎1 𝑃𝑖+1,𝑗 − 𝑏1 𝑃𝑖,𝑗 + 𝑐1𝑃𝑖−1,𝑗 + 𝑓1𝑃𝑖,𝑗+1 = 𝑑1 ............................ (2.64)

𝐴. 𝑃 = 𝐷 ........................................................................................................ (2.65)

Kelebihan dari bentuk implisit adalah memiliki kestabilan untuk semua nilai

pada Δt/Δx².

Gambar 2.18

Skema Penyelesaian Finite Difference secara Implisit 3

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
44

2.7.2 Jenis-jenis Simulator

Berdasarkan jenis dan kegunaannya, simulator dibedakan menjadi tiga

jenis. Ketiga jenis simulator tersebut yaitu:

a) Black Oil Simulation

Simulasi reservoar jenis ini digunakan untuk kondisi isothermal, aliran

simultan dari minyak, gas dan air yang berhubungan dengan viskositas, gaya

gravitasi dan gaya kapiler. Black oil disini digunakan untuk menunjukkan

bahwa jenis cairan homogen, tidak ditinjau komposisi kimianya.

b) Thermal Simulation

Simulasi ini banyak digunakan untuk studi aliran fluida, perpindahan panas

maupun reaksi kimia. Simulasi ini banyak digunakan untuk studi injeksi uap

panas dan pada proses perolehan minyak tahap lanjut (in situ combustion).

c) Compositional Simulation

Simulasi ini digunakan jika komposisi cairan atau gas diperhitungkan terhadap

perubahan tekanan.Simulasi jenis ini banyak digunakan untuk studi perilaku

reservoar yang berisi volatile-oil dan gas condensate.

2.7.3 Tahapan Pengerjaan Simulasi Reservoir

Pada dasarnya langkah-langkah pekerjaan simulasi reservoir meliputi:

1. Persiapan data

2. Pembuatan grid

3. Input data

4. Validasi data (inisialisasi data dan history matching)

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
45

5. Peramalan produksi scenario

Berikut digambarkan skema tahapan proses simulasi reservoir dimulai dari

menyiapkan data sampai evaluasi dan rekomendasi simulasi tersebut:

Gambar 2.19

Skema Tahapan Proses Simulasi Reservoir 3

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
46

2.7.3.1 Persiapan Data

Persiapan data bertujuan untuk mendapatkan data yang valid dan sesuai

kebutuhan didasarkan pada tujuan dan prioritas simulasi. Presentase keakuratan

hasil simulasi yang dilakukan, ditentukan oleh validitas data yang digunakan,

sehingga tanpa data yang memadai gambaran yang diharapkan tidak akan

memberikan informasi yang menyesatkan. Data yang dibutuhkan untuk

melakukan simulasi dapat diperoleh dari berbagai sumber data yang

memungkinkan. Data tersebut tidak dapat langsung dipakai, tetapi memerlukan

proses pengolahan sehingga data yang siap pakai. Pemilihan sumber data serta

pengolahan juga sangat berpengaruh terhadap kesiapan data itu sendiri, yang pada

akhirnya juga berpengaruh terhadap hasil simulasi secara keseluruhan.

Data yang diperlukan dalam simulasi reservoir berdasarkan jenisnya dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

a) Data Geologi (top structure, bottom structure, gross sand (isopach), net

sand, WOC & GOC awal)

b) Data Batuan Reservoir (k, ø, Sw, kedalaman)

c) Data Fluida Reservoir (Bo, Bg, Bw, μo, μg, μw, Rs)

d) Data Produksi (qo, qw, qg, Pres, lapisan yang berproduksi)

e) Data Sumur (Sumur dibuka, sumur ditutup sementara (shut in), sumur

ditinggalkan (abandoned), well trajectory, kedalaman dan selang

perforasi)

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
47

2.7.3.2 Pembuatan Grid

Gridding merupakan suatu proses pembagian reservoir ke dalam skala

lapangan (field) ke dalam segmen-segmen yang kecil dengan tujuan pendekatan

kekontinuan setiap properti dalam reservoir. Semakin banyak grid yang dibentuk

untuk suatu cakupan reservoir, maka akan semakin baik model tersebut

menggambarkan kondisi reservoir properti.

Jenis grid yang digunakan pada permodelan ditentukkan berdasarkan

tujuan dari simulasi. Ada dua tipe grid yang digunakan berdasarkan letak

parameter, yaitu:

1. Block centered grid, dimana parameter yang akan dihitung terletak di

tengah grid.

2. Lattice point grid, dimana parameter yang akan dihitung terletak pada

perpotongan garis grid.

Gambart 2.20

(a) Lattice point grid (b) Block centered grid

Tipe Grid 3

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
48

2.7.3.3 Input Data

Untuk dapat melakukan atau menjalankan simulasi maka perlu

memasukkan data yang diperlukan sehingga simulasi dapat dijalankan. Data yang

digunakan perlu diubah sesuai dengan kebutuhan dari simulator itu sendiri. Data

yang perlu disiapkan tersebut diantaranya sebagai berikut:

a) Model Simulasi : Black oil, Compositional, Dual Porosity,

Thermal

b) Model Grid : Bentuk Grid (Corner dan Cartesian), Grid Dimensi

(X,Y,Z), Ukuran Cell, Jumlah Cell dan Cell Aktif/non Aktif

c Rock-Fluid Property

d Fluid Property (PVT)

e) Equilibrium

f) Produksi untuk History Matching

2.7.3.4 Proses Inisialisasi

Proses inisialisasi pada simulasi reservoir diperlukan untuk memeriksa

kestabilan model dan untuk menyelaraskan (matching) inplace model dengan

inplace hasil volumetrik atau geostatik. Inisialisasi dimaksudkan untuk

membangun kondisi kesetimbangan awal reservoir dan jumlah cadangan

hidrokarbon dengan control volume hidrokarbon dari perhitungan volumetrik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pula dalam proses inisialisasi yaitu initial

reservoir pressure, datum depth dan kedalaman fluida contact.

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
49

Berikut pada gambar 2.26 merupakan contoh dari inisialisasi data dalam simulasi

reservoir :

Gambar 2.21

Inisialisasi Data 3

2.7.3.5 History Matching

Setelah proses inisialisasi dilakukan, proses selanjutnya yaitu melakukan

penyelarasan data produksi aktual dengan output model simulasi (history

matching). History matching dilakukan dengan maksud untuk melihat apakah

model reservoir yang dibuat sudah mewakili kondisi reservoir yang sebenarnya

dengan menguji kecocokan kinerja produksi dengan data produksi lapangan

sebenarnya. History Matching dapat membantu mengidentifikasikan kelemahan-

kelemahan data-data yang ada dan meningkatkan diskripsi reservoir dan

merupakan model dasar untuk future performance prediction. Model simulasi

yang dibuat dikatakan cukup merepresentasikan kondisi reservoir (match) jika

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
50

tercipta keselarasan antara model dengan kondisi reservoir sesungguhnya. Proses

yang dapat dikontrol selama proses History Matching yaitu :

1. Jumlah initial quantity dan distribusi fluida dalam sistem

2. Pergerakan fluida dalam sistem di bawah control pressure gradient

Gambar 2.22

Proses History Matching 3

2.7.3.6 Prediksi Produksi Hasil Simulasi Reservoir

Prediksi atau peramalan merupakan tahap akhir dalam melakukan simulasi

reservoir setelah proses production history match selesai. Tahap ini bertujuan

untuk mengetahui atau melihat perilaku reservoir yang disimulasi pada masa yang

akan datang berdasarkan kondisi yang diharapkan, dalam hal ini dilakukan

production run sampai waktu yang dikehendaki.

Sebelum memasukkan prediksi maka parameter constraint harus

dimasukkan terlebih dahulu ke dalam model simulasi. Tujuan memasukkan

parameter constraint tersebut adalah agar hasil simulasi sesuai dengan kondisi

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny
51

lapangan. Constraint terdiri dari oil rate, gas rate, water cut, WGR (water gas

ratio), BHP danWHP. Nilai constraint oil rate, gas rate, water cut dan WGR

dihitung berdasarkan nilai keekonomian suatu sumur atau lapangan, sedangkan

BHP berdasarkan operasional peralatan artificial lift dan WHP berdasarkan

operasional supply gas atau fasilitas.

Beberapa skenario dilakukan untuk mengetahui kinerja reservoir di masa

yang akan datang apabila dilakukan pindah lapisan, penambahan sumur produksi

maupun sumur injeksi sehingga dapat ditentukkan skenario mana yang paling

optimal untuk memproduksikan. Ketetapan hasil peramalan melaui model sangat

dipengaruhi oleh kualitas keselarasan yang dihasilkan, sedangkan kualitas

keselarasan dipengaruhi oleh banyaknya besaran produksi yang dijadikan dasar

penyelarasan dan cara modifikasi parameter fisik batuan dan fluida reservoir.

Studi simulasi reservoir dengan black oil simulator pada pengembangan lapangan X
Bonita Shanny

Anda mungkin juga menyukai