OLEH :
DIAN SUCIATI
NIM : 1408057
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan
Pada Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar
OLEH :
DIAN SUCIATI
NIM : 1408057
i
SURAT PERNYATAAN PENELITI
NIM : 1408057
disebutkan dengan judul di atas adalah benar merupakan karya saya sendiri dan
belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh Gelar Akademik.
Demikian pernyataan ini saya buat secara sadar dan tanpa paksaan dari
pihak manapun.
Peneliti
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui
Pembimbing II Pembimbing I
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tim Penguji
Disahkan oleh :
iv
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
No. 1 Makassar
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
karunia-Nya serta tak lupa salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabiyullah
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai persyaratan dalam
Oudang Makassar.
secara singkat pelayanan dan perawatan klien yang mengalami Tuberculosis Paru
Bhayangkara Makassar.
panjang bagi penulis. Selama proses penelitian berlangsung tidak sedikit kendala
mengarahkan dan membimbing penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
1. KOMBES Pol. dr. Aris Budiyanto,Sp THT, Selaku Ketua Yayasan Brata
Proposal ini
Makassar, Kepada:
vi
b. Wadir I : Ns. H. Hataul Madja, S, ST, S.Kep., M.Kes
8. Ayah Jamaluddin dan Ibu Nuraini yang tercinta yang telah banyak
memberikan doa, motivasi, kasih sayang serta dukungan moril yang tidak
terhitung nilainya.
10. Buat teman-temanku seluruh siswa kelas I/II Akper Mappaoudang Makassar
secara Khusus Tingkat III dan III/B dan teman seangkatanku yang selama ini
vii
Akhirnya, penulis berharap semoga segala dorongan, bantuan, dan
penulisan Proposal ini dapat bernilai ibadah serta mendapatkan ridha dari Allah
SWT. Amin.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM……………………………………………………............................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................................ vi
ABSTRAK………………………………………………………………............................................. xvi
C. Tujuan ............................................................................................. 4
D. Manfaat .......................................................................................... 5
ix
A. Tinjauan Tentang Subyek Masalah ................................................... 7
C. Fokus ................................................................................................ 42
A. Hasil………………………………………………………… 48
2. Karakteristik Partisipan…………………………………. 48
a. Pengkajian………………………………………….. . 49
b. Diagnosa…………………………………………….. 68
c. Perencanaan................................................................. 69
d. Pelaksanaan ................................................................. 71
x
e. Evaluasi ....................................................................... 76
B. Pembahasan ............................................................................. 79
1. Pengkajian ......................................................................... 79
2. Diagnosa............................................................................ 81
3. Perencanaan....................................................................... 82
4. Pelaksanaan ....................................................................... 84
5. Evaluasi ............................................................................. 87
A. Kesimpulan ................................................................................... 88
B. Saran.............................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
˚C : Derajat Celcius
Faring : Tekak
Laring : Tenggorokan
xiv
O² : Oksigen
Protecting : Melindungi
TB : Tuberculosis
xv
ABSTRAK
Tubercolosis Paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ
tubuh lainnya. Tujuan penelitian ini untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan
pada klien yang mengalami Tuberculosis Paru dengan masalah Ketidakefektifan
bersihan jalan napas di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian studi kasus yaitu studi yang mengeksplorasi
suatu masalah/fenomena dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data
yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini
menggunakan desain studi kasus untuk mengeksplorasi masalah Asuhan
Keperawatan pada klien yang mengalami Tuberculosis Paru. Populasi dalam
penelitian ini adalah orang dewasa yang mengalami Tuberculosis Paru dengan
masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas. Sampelnya adalah Ny “R”.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pada bulan
Februari 2017. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan didapatkan data adanya secret yang
menghambat jalan napas, klien merasakan sesak, tidak ada nafsu makan, klien
merasakan lemah. Terdapat 3 masalah Keperawatan yaitu Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Napas, Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh dan Intoleransi
Aktivitas. Kesimpulannya diharapkan kepada klien dan keluarga dengan
pemberian Asuhan Keperawatan dan Penyuluhan dapat menambah pengalaman
tentang Perawatan, Pencegahan, dan Penanganan pada klien dengan masalah
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Tuberculosis Paru.
xvi
ABSTRAK
Pulmonary Tubercolosis is a contagious infectious disease caused by
Mycobacterium tuberculosis that attacks the lungs and almost all other organs.
The purpose of this study is to carry out Nursing Care on clients who experience
Pulmonary Tuberculosis with the problem of ineffective clearance of airway at
Bhayangkara Hospital Makassar. This study uses a case study research approach
that is a study that explores a problem / phenomenon with detailed constraints, has
a deep data retrieval and includes various sources of information. This study uses
case study design to explore the problem of Nursing Care on clients who have
Pulmonary Tuberculosis. The population in this study were adults who had
pulmonary tuberculosis with airway ineffectiveness problem. The sample is Mrs.
R. This study was conducted at Bhayangkara Hospital Makassar in February
2017. The data were collected by interview, observation. Based on the assessment
conducted data obtained the existence of a secret that inhibits the airway, the
client feel tightness, no appetite, the client feels weak. There are 3 Nursing issues
that are Ineffective of Clearance of Breath Road, Nutrition Less Than Body
Requirement and Activity Intolerance. The conclusion is expected to the client
and family with the provision of Care of Nursing and Counseling can add
experience about Treatment, Prevention, and Handling to the client with the
problem of Bleaching Swift Influence: Pulmonary Tuberculosis.
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan
saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui
Inhalasi Droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut.
semua tipe Tuberculosis Paru adalah sebesar 289 per 100.000 Penduduk atau
sekitar 690.000 kasus. Insiden kasus baru Tuberculosis Paru dengan Basil
Tahan Asam (BTA) positif sebesar 189 per 100.000 penduduk atau sekitar
Deficiency Virus (HIV) sebesar 27 per 100.000 penduduk atau 182 orang per
menempati urutan ke tiga jumlah kasus Tuberculosis Paru setelah India dan
Cina dengan jumlah sebesar 700 ribu kasus. Angka kematian masih sama
dengan tahun 2011 sebesar 27 per 100.000 penduduk, tetapi angka insidennya
turun menjadi 185 per 100.000 penduduk tahun 2012 World Health
Sebanyak 8.9 juta penderita Tuberculosis Paru dengan proporsi 80% pada
1
ranking ke 5 negara dengan beban Tuberculosis Paru tertinggi di dunia.
(Muniroh, 2013).
Tuberculosis Paru merupakan salah satu Penyakit yang telah lama dikenal
dan sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di Dunia
lainnya cukup tinggi. Pada tahun 2006, kasus baru di Indonesia berjumlah
>600.000 dan sebagian besar diderita oleh Masyarakat yang berada dalam usia
berjumlah sekitar 300 orang perhari dan terjadi lebih 100.000 kematian
pertahun. Hal tersebut merupakan tantangan bagi semua pihak untuk terus
berupaya mengendalikan infeksi ini. Salah satu upaya penting untuk menekan
yang ada tahun 1990 sebesar 443 per 100.000 Penduduk, pada Tahun 2015
positif per 100.000 Penduduk umur 15 tahun keatas sebesar 257. (Depkes,
2016)
2
Data Prevalensi Nasional haril Survey Prevalensi Tuberculosis Paru pada
(Dinkes, 2014)
Dari hasil laporan Riskesdas tahun 2007 Tuberculosis Paru klinis dengan
hamper tiga kali lebih tinggi di pedesaan dibandingkan dengan perkotaan dan
lima kali lebih tinggi tingkat pendidikan rendah dari pada pendidikan tinggi.
Sedangkan hasil Riskesdas 2010 yaitu Prevalensi TB paru yaitu 0,24% dan
adapun proporsi kasus Tuberculosis Paru yang dibuat Obat Anti Tuberculosis
period Prevalence (D) yaitu 0,6% period prevalence suspek Tuberculosis Paru
Paru oleh tenaga kesehatan tahun 2007 dan 2013 masing-masing adalah 0,2%
3
Luwu Utara (0,54%), wajo (0,46%), Bantaeng (0,44%), Jeneponto (0,44%)
1.573 kasus, dan dilaporkan pada bulan Januari dan Februari penderita
Tuberculosis Paru pada tahun 2015 yaitu sebanyak 262 orang kasus. (Medical
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
Tuberculosis Paru dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas di
Bhayangkara Makassar.
Bhayangkara Makassar.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
bagi pembaca agar dapat melakukan pencegahan untuk diri sendiri dan
5
2. Manfaat Praktis
membantu penyembuhan.
Paru.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
2. Batasan Karakteristik
e. Sianosis
j. Gelisah
7
3. Faktor-faktor yang berhubungan
a. Lingkungan:
1) Perokok pasif
2) Mengisap asap
3) Merokok
c. Fisiologis
1) Asma
4) Infeksi
5) Disfungsi neoromuskalar
8
Table 2.1 Hasil yang dicapai/ Nursing Outcomes Classification (NOC) dan Intervensi/
Nursing Intervention Classification (NIC)
No Diagnosa Hasil yang dicapai/ Intervensi/ Nursing Intervention
Keperawatan Nursing Outcomes Classification (NIC)
Classification
(NOC)
1 2 3 4
1 Ketidakefektifa Status pernapasan: Manejemen suction
n bersihan jalan patensi jalan napas a) Pastikan kebutuhan oral /
napas a) Mempertahankan tracheal
patensi jalan napas b) Auskultasi suara nafas
b) Mengeluarkan sebelum dan sesudah
sekresi tanpa suctioning
bantuan c) Informasikan pada klien dan
c) Mendemonstrasika keluarga tentang suctioning
n perilaku untuk d) Minta klien nafas dalam
meningkatkan atau sebelum suctioning
mempertahankan dilakukan
bersihan jalan e) Berikan 𝑂𝑂2 dengan
napas menggunakan nasal untuk
d) Berpartisipasi memfasilitasi suctioning
dalam regimen nasotrakeal
terapi, dalam f) Gunakan alat yang steril
tingkat kemampuan setiap melakukan tindakan
dan situasi g) Anjurkan pasien utnuk
e) Mengidentifikasi istirahat dan napas dalam
kemungkinan setelah kateter dari
komplikasi dan nasotrakeal
memulai tindakan h) Monitor status oksigen klien
yang tepat i) Ajarkan keluarga bagaimana
cara melakukan suctioning
j) Hentikan sucsion dan
berikan oksigen apabila
pasien menunjukkan
bradikardi, peningkatan
saturasi 𝑂𝑂2 , dll
Manajemen jalan napas:
9
1 2 3 4
i) Berikan bronkodilator bila
perlu
j) Berikan pelembab udara
kassa basah NaCl lembab
k) Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
l) Monitor respirasi dan status
𝑂𝑂2
10
B. Tinjauan tentang focus penelitian
1. Anatomi fisiologi
(www.slideshare.net)
hidung hingga mencapai paru-paru sendiri meliputi dua bagian, yaitu saluran
Secara umum, fungsi utama dari fungsi utama saluran pernapasan atas
adalah sebagai saluran udara (air conduction) menuju saluran napas bagian
11
pelembab (warming filtration and bumidification) dari udara yang dihirup
rongga hidung.
2) Sinus Paranasalis
dimana organ itu berada. Organ ini terdiri atas sinus frotalis, sinus
3) Faring (Tekak)
(larynxphryngeal)
4) Laring (Tenggorokan)
12
Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat/disatukan oleh
1) Trakea
kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri, sedikit lebih
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan,
utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris
13
terus menjadi bronkus yang ukurannya semkain kecil, sampai akhirnya
3) Alveolus
inilah terjadi pertukaran gas. Setiap paru mengandung 300 juta alveoli.
4) Paru-paru
Paru-paru juga dilapisi pleura, yaitu parietal pleura dan visceral pleura.
lubrikn. Paru kanan dibagi atas tiga lobus, yaitu lobus superior, lobus
medius, dan lobus inferior. Sedangkan paru kiri dibagi menjadi dua
14
lobus yaitu, lobus superior dan lobus inferior. Tiap lobus dibungkus
permukaan/pertukaran gas.
pembuluh darah besar. Bagian rongga toraks terdiri dari 12 iga costa.
Pada bagaian atas toraks di daerah leher, terdapat dua otot tambahan
dinding dada.
adalah otot yang menggerakkan tulang iga ke atas dan depan, sehingga
15
cord) di servikal ke-3 (C3). Oleh karena itu, jika terjadi kecelakaan
Terdapat dua macam pleura, ysitu pleura parietal yang melapisi rongga
paru. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfer,
c. Fisiologi Pernapasan
menjadi dua tahapan (stadium), yaitu stadium pertama dan stadium kedua.
1) Stadium pertama
16
2) Stadium kedua
c) Reaksi kimia dan fisik dari Oksigen (O2) dan Karbon Dioksida
Paru-paru.
kata lain, ventilasi dan perfusi dari unit pulmonary yang sudah
paru-paru.
17
2. Konsep Dasar Medis
a. Definisi
dan hamper seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk
pada kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet yang berasal
dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut. (amin & hardhi, 2015)
dikenal sebagai focus primer dari gohn (Hood Alsagaff, 1995: 73)
2014).
terserang olehnya, tetapi yang paling banyak dan sering adalah Paru-
18
Tuberculosis Paru merupakan penyakit infeksi yang disebabkan
sampai 4µm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah (Taqiyah
karena respons system imun menurun atau tidak adekuat. Proses aktif
19
(diameter 1-5 mm) yang mencapai alveolus, droplet tersebut keluar
saat berbicara, batuk, tertawa, bersin atau menyanyi (Black & Hawks,
2014)
b. Etiologi
Tubercolosis yaitu Tipe Human dan Tipe Bovin. Basil tipe bovin
Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) dan di udara
yang berasal dari penderita Tuberculosis Paru, dan orang yang terkena
2) Fase II
20
3) Fase III (fase laten)
4) Fase IV
Paru.
c. Patofisiologi
terinfeksi.
diinhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil
21
Pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan
sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal atau proses dapat
dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju getah
d. Manifestasi klinik
yang jelas
22
7) Diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa
1) Tuberculosis Paru
Ardiansyah, 2012)
susunan saraf pusat. Oleh karena itu penyakit Tuberculosis Paru ini
bertahap. Dengan kondisi organ tubuh yang telah rusak, tentu saja
23
dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya. (Sholeh S.Naga,
2013)
f. Test diagnostic
1) Sputum:
infeksi masa lalu dan adanya antibody tetapi tidak berarti untuk
3) Foto thorax: Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru,
mediastinal.
6) Darah:
24
a) Laju Endap Darah (LED) meningkat
atau supresi)
g. Penatalaksanaan
1) Jangka pendek
Dengan tata cara pengobatan: setiap hari dengan jangka waktu 1-3
bulan.
b) Pas 10 mg
c) Ethambutol 1000 mg
d) Isoniazid 400 mg
25
a) INH
b) Rifampicin
c) Ethambutol
kombinasi obat:
a) Rifampicin
b) Isoniazid (INH)
c) Ethambutol
d) Pyridoxine (B6)
26
3. Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
a) Nama
b) Jenis kelamin
c) Umur
e) Alamat
f) Pekerjaan
a) Kesehatan sekarang
b) Kesehatan dahulu
pembedahan
c) Kesehatan keluarga
27
4) Gejala yang berkaitan masalah utama, misalnya:
a) Demam
b) Menggigil
c) Lemah
a) Tentang pekerjaan
keluarganya
seksual.
28
8) Pola aktivitas/istirahat
a) Gejala:
(3) Kesulitan tidur atau demam malam hari, menggigil dan atau
b) Tanda:
a) Gejala:
b) Tanda:
10) Makanan/cairan
a) Gejala:
29
b) Tanda:
11) Nyeri/kenyamanan
a) Gejala:
b) Tanda:
12) Pernapasan
a) Gejala:
b) Tanda:
30
(5) Tidak perhatian, mudah teransang yang nyata, perubahan
13) Keamanan:
a) Gejala:
b) Tanda:
a) Gejala:
a) Gejala:
16) Pertimbangan
31
18) Pemeriksaan penunjang:
a) Rontgen dada
c) Kultur sputum
32
b. Penyimpangan KDM
basil akan menyebar melalui getah bening menuju getah beening regional
Ketidakefektifan
Perubahan membrane alveolar
Bersihan Jalan
kapiler Nafas
Jaringan kekurangan O2
Sesak
Kelemahan fisik
Pembatasan aktivitas
Intoleransi
Aktivitas
33
c. Diagnosa Keperawatan
d. Rencana keperawatan
Table 2.2 Hasil yang dicapai Nursing Outcomes Classification (NOC) dan
Intervensi Nursing Interventions Classification (NIC)
Ketidakefektifan Bersihan Jalan
1 2 3 4
1 Ketidakefektifa Status pernapasan: Manejemen suction
n bersihan jalan patensi jalan napas a) Pastikan kebutuhan oral /
napas a) Mempertahankan tracheal
patensi jalan napas b) Auskultasi suara nafas
b) Mengeluarkan sebelum dan sesudah
sekresi tanpa suctioning
bantuan c) Informasikan pada klien dan
c) Mendemonstrasika keluarga tentang suctioning
n perilaku untuk d) Minta klien nafas dalam
meningkatkan atau sebelum suctioning
mempertahankan dilakukan
bersihan jalan e) Berikan 𝑂𝑂2 dengan
napas menggunakan nasal untuk
d) Berpartisipasi memfasilitasi suctioning
dalam regimen nasotrakeal
terapi, dalam f) Gunakan alat yang steril
tingkat kemampuan setiap melakukan tindakan
dan situasi g) Anjurkan pasien utnuk
e) Mengidentifikasi istirahat dan napas dalam
kemungkinan setelah kateter dari
komplikasi dan nasotrakeal
memulai tindakan h) Monitor status oksigen klien
yang tepat i) Ajarkan keluarga bagaimana
cara melakukan suctioning
j) Hentikan sucsion dan
berikan oksigen apabila
34
1 2 3 4
pasien menunjukkan
bradikardi, peningkatan
saturasi 𝑂𝑂2 , dll
Manajemen jalan napas:
35
Table 2.3 Hasil yang dicapai Nursing Outcomes Classification (NOC) dan Intervensi Nursing
Interventions Classification (NIC)
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Nutrition Monitoring
a) BB pasien dalam batas
normal
b) Monitor adanya
penurunan berat badan
c) Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
d) Monitor lingkungan
selama makan
e) Jadwalkan pengobatan
dan tindakan selama
makan
f) Monitor kulit kering dan
36
1 2 3 4
perubahan pigmentasi
g) Monitor turgor kulit
h) Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
i) Monitor mual dan muntah
j) Monitor kadar albumin,
total protein,Hb, dan
kadar Ht
k) Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
l) Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
m) Monitor kalori dan intake
nutrisi
n) Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik,
papilla lidah dan cavilas
oral.
o) Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
37
Table 2.4 Hasil yang dicapai Nursing Outcomes Classification (NOC) dan Intervensi Nursing
Interventions Classification (NIC)
Resiko Infeksi
NO Diagnosa Keperawatan Hasil yang dicapai Nursing Intervensi Nursing
Outcomes Classification Interventions Classification
(NOC) (NIC)
38
Table 2.5 Hasil yang dicapai Nursing Outcomes Classification (NOC) dan Intervensi Nursing
Interventions Classification (NIC)
Intoleransi Aktivitas
39
e. Implementasi
f. Evaluasi
40
norma atau kriteria tujuan yang sudah dibuat. Tujuan dari evaluasi
antara lain:
Pelayanan Keperawatan
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
B. Subyek penelitian
Bhayangkara Makassar.
C. Fokus studi
1. Kriteria inklusi
42
2. Kriteria eksklusi
hidup terutama di paru atau berbagai organ tubuh lainnya yang terjadi
E. Instrumen Penelitian
alat untuk memperoleh data. Alat ini harus dipilih sesuai dengan jenis
dipermudah olehnya.
objektif.
43
Adapun jenis data yang dimaksud :
1. Data kuantitatif
kuantitas.
2. Data kualitatif
yang baik, maka tidak mungkin akan memperoleh data yang betul-
salah.
terjadi.
44
2. Wawancara terstruktur
Bulan (2017)
NO Jenis Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 Persiapan √
2 Konsul judul
√
proposal
3 Acc Judul
√
Proposal
4 Penyusunan
√
Proposal
5 Penelusuran
√
Pustaka
6 Seminar √
Pustaka
7 Pengumpulan √
Data
8 Analisa dan √
penyusunan
laporan
9 Ujian akhir √
KTI
45
H. Analisa Data & Penyajian Data
uraian dasar. Menurut Bogdan dan Biklen analisis data adalah upaya yang
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan pada orang lain.
I. Etika Penelitian
sampel penelitian.
46
3. Kerahasiaan Informasi (Confidentiality)
kerahasiannya oleh peneliti. Pada aspek ini, data yang sudah terkumpul
47
BAB IV
TINJAUAN KASUS
Polri yang berada di kota Makassar, Sulawesi Selatan. Rumah Sakit ini
terdiri dari Ruang Rawat Inap VIP berjumlah 1 ruangan, Ruangan kelas 2
a. Identitas Klien
4) Agama/Keyakinan : Islam
48
6) Status Penikahan : Janda
8) No. MR. : 06 65 38
B. Identitas Penanggung
1) N a m a : Ny ”M”
2) U s i a : 65 Tahun
a. Pengkajian
nasal
2-3 1pm
49
Ny “R” datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah
klien mengatakan gelisah bila malam dan klien malas makan. Klien
tampak sesak
3) Riwayat Kesehatan :
Rumah Sakit
50
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
65
? ? ?
73
Keterangan:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Garis Serumah
51
G1: Kakek dan Nenek klien telah meninggal karena factor usia
G2: Ayah dan Ibu Klien telah meninggal karena factor usia
4) Riwayat Psikososial :
tubuhnya
cucunya
b) Pola Kognitif :
c) Pola Koping :
d) Pola Interaksi :
52
Klien dapat berinteraksi terhadap Lingkungan sekitar Dokter
dan Perawat
5) Riwayat Spritual :
6) Pemeriksaan Fisik :
bersemangat
b) Tanda-tanda Vital
53
Suhu : 36,5˚ C
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 25x/menit
c) Sistem Pernafasan
(2) Leher
Inspeksi:
Palpasi:
(3) Dada
Inspeksi :
Palpasi :
54
Perkusi:
Auskultasi :
d) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi:
Auskultasi :
tambahan
e) Sistem pencernaan
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
55
Gaster tidak kembung
Auskultasi :
Bunyi tympani
f) Sistem indera
Mata
Inspeksi :
Palapasi :
g) Hidung
Inspeksi :
Palpasi :
h) Telinga
Inspeksi :
56
Palpasi :
i) Sistem syaraf
kayu putih.
57
Klien masih dapat merasakan adanya sentuhan pada
wajah.
dengan baik.
ke kanan.
4 4
58
4 4
Keterangan :
1 : gerakan kontraksi
melawan tekanan
j) Sistem Muskuloskeletal
(1) Kepala
(2) Vertebra
(3) Lutut
(4) Kaki
59
Kedua kaki tidak dapat digerakkan tetapi dengan
kaki
(5) Tangan
k) Sistem Integument
(1) Rambut
bersih
(2) Kulit
(3) Kuku
l) Sistem Endokrin
m) Sistem Perkemihan
n) Sistem Immun
60
7) Aktifitas Sehari-hari Tabel 4.1 (Aktivitas Sehari-hari)
4.
Istirahat / tidur
a. Siang 14:00-15:00/1 jam 14:00-14:30/30 mnt
b. Malam 22:00-05:30/7 jam 00:45-04:00/4,45jam
T= 30+4,45=5,15 jam
5.
Personal hyiegiene
a. Mandi
1. Cara Mandi sendiri Belum pernah
2. Frekuensi 2 x sehari mandi
b. Gosok gigi
1. Cara Gosok gigi sendiri Belum pernah gosok
2. Frekuensi 2 x sehari gigi
c. Cuci rambut
1. Cara Cuci rambut sendiri Belum pernah keramas
2. Frekuensi 2 x sehari selama sakit
6. Beraktivitas mandiri Aktivitas dibantu
Aktivitas mobilisasi
keluarga
7. Jarang olahraga Tidak pernah
8. Olahraga Menonton tv Tidak pernah
Rekreasi
8) Pemeriksaan Diagnostic
Kesan:
61
(1) Cardiomegaly
Tabel 4.2
62
10) Therapy Medik
Cefoperazone 1gr/12jam/IV
Lasix 40mg/24jam/IV
Spironolactone 1x1
KSR 1x1
63
Times (T) : Hilang Timbul (keluhan dirasakan pada malam
hari)
h) Tanda-tanda vital:
64
12) Klasifikasi Data
Tabel 4.3
(Data Fokus)
65
13) ANALISA DATA
Meluas keseluruh
paru-paru
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
kuman akan
mengakibatkan
peradangan
66
2
1 3 4
Meluas keseluruh
paru-paru
Ketidakseimbangan
nutrisi
Sesak
Penurunan kekuatan
otot
Kelemahan fisik
Pembatasan aktifitas
Intoleransi Aktivitas
Tabel 4.4
(Analisa data)
67
b. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.5
(Diagnosa Keperawatan)
68
c. Rencana Keperawatan
1 2 3 4
1 Ketidakefektifan bersihan Status pernapasan: patensi a) Informasikan
jalan napas b/d sumbatan jalan napas pada klien dan
jalan napas, ditandai f) Mempertahankan patensi keluarga tentang
dengan: jalan napas suctioning/batuk
Ds: g) Mengeluarkan sekresi efektif
a. Klien mengatakan tanpa bantuan b) Minta klien
batuk h) Mendemonstrasikan napas dalam
b. Klien mengatakan perilaku untuk sebelum
batuknya berlendir meningkatkan atau suctioning /batuk
c. Klien mengatakan mempertahankan dalam
sesak bersihan jalan napas c) Ajarkan klien
Do: i) Berpartisipasi dalam dan keluarga
a. Klien tampak batuk regimen terapi, dalam bagaimana cara
b. Tampak klien batuk tingkat kemampuan dan batuk efektif
berlendir situasi d) Anjurkan klien
c. Tampak klien memakai j) Mengidentifikasi untuk
oksigen kemungkinan mengeluarkan
d. Tanda-tanda vital: komplikasi dan memulai secret dengan
suhu, 36,5˚ C tindakan yang tepat cara batuk efektif
Nadi, 88x/menit
Pernafasan, 25x/menit
Tekanan Darah,
140/100mmHg
2 Ketidakseimbangan nutrisi Status Nutrisional: l) Kaji adanya alergi
kurang dari kebutuhan c) Mendemonstrasikan makanan
tubuh berhubungan dengan pertambahan berat m) Kolaborasi
ketidakadekuatan intake badan progresif dengan dengan ahli gizi
nutrisi, ditandai dengan: normalisasi nilai untuk menentukan
Ds: laboratorium dan jumlah kalori dan
a. Klien mengatakan terbebas dari tanda- nutrisi yang
tidak nafsu makan dan tanda malnutrisi dibutuhkan pasien
malas makan d) Memulai perubahan Anjurkan pasien
Do: perilaku atau gaya hidup untuk
a. Tampak porsi makanan untuk memperoleh meningkatkan
klien tidak dihabiskan kembali dan protein dan
mempertahankan berat vitamin C
badan yang tepat n) Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
o) Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
69
dibutuhkan
1 2 3 4
Tabel 4.6
(Intervensi Keperawatan)
70
d. Catatan Tindakan Keperawatan
71
3 4
2
14.10 5. Mengkaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Hasil:
Klien mengatakan belum mengerti
Rabu, III 14.15 1. Penatalaksanaan dengan tenaga
15 Februari 2017 rehabilitasi medic dalam merencanakan
program terapi yang tepat
Hasil:
Perawat berkolaborasi dengan tenaga
rehabilitasi medic
72
Hasil:
Klien dan keluarga belum mengetahui
cara batuk efektif
73
4. Membantu untuk mengidentifikasi
15.00 aktivitas yang disukai
Hasil:
Klien mengatakan belum mampu
beraktivitas
74
kebutuhan nutrisi
Hasil:
Klien dan keluarga mendengarkan
15.40 dengan baik informasi yang diberikan
(Implementasi Keperawatan)
e. Catatan Perkembangan
75
napas belum teratasi: 1, 2, 3 dan 4
P : Lanjutkan Intervensi
1. Informasikan pada klien dan
keluarga tentang suctioning/batuk
efektif
2. Minta klien napas dalam sebelum
suctioning /batuk dalam
3. Ajarkan klien dan keluarga
bagaimana cara batuk efektif
4. Anjurkan klien untuk mengeluarkan
secret dengan cara batuk efektif
4
1 2 3
1. Kolaborasi dengan tenaga
rehabilitasi medic dalam
merencanakan program terapi yang
tepat
2. Bantu klien untuk aktivitas yang
mampu dilakukan
3. Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
social
4. Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
5. Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
Kamis, I 14.00 S : Klien mengatakan belum mampu
18 Februari 2017 mengeluarkan sekret sesuai yang di
anjurkan
76
O : Klien tampak batuk berlendir
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan
napas belum teratasi: 1, 2, 3, dan 4
P : Lanjutkan Intervensi
1. Informasikan pada klien dan
keluarga tentang suctioning/batuk
efektif
2. Minta klien napas dalam sebelum
suctioning /batuk dalam
3. Ajarkan klien dan keluarga
bagaimana cara batuk efektif
4. Anjurkan klien untuk mengeluarkan
secret dengan cara batuk efektif
II 14.20 S : Klien mengatakan kurang nafsu makan
Kamis, O: Porsi makan klien tampak tidak
16 Februari 2017 dihabiskan
A: Malasah Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh belum teratasi: 1, 2, 3, 4, dan 5
P : Lanjutkan Intervensi
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien
3. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan vitamin C
4. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
5. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
1 2 3 4
Kamis, III 14.45 S : Klien mengatakan mampu beraktivitas
16 Februari 2017 O: Klien tampak dibantu keluarganya
dalam beraktivitas
A: Masalah Intoleransi Aktivitas belum
teratasi: 1, 2, 3, 4, dan 5
P : Lanjutkan Intervensi
1. Kolaborasi dengan tenaga
rehabilitasi medic dalam
merencanakan program terapi yang
tepat
2. Bantu klien untuk aktivitas yang
mampu dilakukan
3. Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
social
4. Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
5. Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
77
Jumat, I 15.00 S : Klien mengatakan belum mampu
17 Februari 2017 mengeluarkan sekret sesuai yang di
anjurkan
O : Klien tampak batuk berlendir
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan
napas belum teratasi: 1, 2, 3, dan 4
P : Lanjutkan Intervensi
1. Informasikan pada klien dan
keluarga tentang suctioning/batuk
efektif
2. Minta klien napas dalam sebelum
suctioning /batuk dalam
3. Ajarkan klien dan keluarga
bagaimana cara batuk efektif
4. Anjurkan klien untuk mengeluarkan
secret dengan cara batuk efektif
Jumat, II 15.20 S : Klien mengatakan nafsu makan baik
17 Februari 2017 O : Porsi makan dihabiskan
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi
Jumat, III 15.45 S : Klien mengatakan sudah bisa
17 Februari 2017 beraktivitas
O : Klien nampak melakukan aktivitas
dengan sendiri
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi
Tabel 4.8 (Catatan perkembangan Keperawatan)
B. Pembahasan
Dalam pelaksanaan praktek pada Ny “R” dengan Tuberculosis Paru,
penulis menerapkan Asuhan Keperawatan Tuberculosis Paru dengan
pendekatan Proses Keperawatan yang terdiri dari tahapan pengkajian,
perumusan Diagnosa Keperawatan, penetapan Perencanaan Keperawatan,
Implementasi Keperawatan, dan Evaluasi Keperawatan. Penulis berupaya
menerapkan Asuhan Keperawatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
Ny”R”. Berikut ini penulis akan membahas tentang kesenjangan yang terjadi
antara konsep teori dan praktek yang penulis dapatkan dalam pelaksanaan
praktek Asuhan Keperawatan.
1. Pengkajian
78
ketidakefektifan bersihan jalan napas, terjadi akibat ketidakmampuan
Sputum dalam jumlah yang berlebihan, Batuk yang tidak efektif, Gelisah
dada, Klien mengatakan tidak ada nafsu makan, Klien mengatakan sulit
akivitasnya dibantu keluarga, klien tampak lemah, klien tampak lesu, klien
a. Data yang terdapat dalam konsep teori tetapi tidak ditemukan dalam
79
3) Kesulitan berbicara atau mengeluarkan suara, Penulis menilai
berbicara.
b. Data yang ditemukan dalam kasus tetapi tidak terdapat dalam konsep
2) Nyeri dada, penulis menilai data ini muncul karena obstruksi jalan
2. Diagnosa Keperawatan
jalan napas
80
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sumbatan
jalan napas
Ny “R”
81
b. Diagnosa yang ditemukan dalam kasus tetapi tidak terdapat dalam
3. Perencanaan
intervensi pada teori untuk mengatasi masalah yang dialami pasien dengan
jalan napas:
efektif
82
b. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dibutuhkan
4. Implementasi
83
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sumbatan
jalan napas
84
Hari kedua yaitu Mengkaji adanya alergi makanan ,
85
aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan
5. Evaluasi
dimana pada tahap ini dilakukan peninjauan kembali terhadap klien atas
86
Diagnosa ini sudah teratasi pada tanggal 17 Februari 2017, hal ini
dapat dilihat dari data bahwa klien mengatakan nafsu makannya sudah
membaik.
Diagnosa ini sudah teratasi pada tanggal 17 Februari 2017, hal ini
dapat dilihat dari data bahwa klien mengatakan sudah bisa beraktivitas.
jalan napas:
Diagnosa ini belum teratasi, hal ini dapat dilihat dari data bahwa
dianjurkan.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
beberapa Bulan yang lalu, batuk dialami terus menerus, dan klien
88
factor pendukung antara lain: klien kooperatif, kerjasama keluarga klien
B. Saran
89
4. Diharapkan kepada klien dan keluarga dengan pemberian Asuhan
Tuberculosis Paru.
Tuberculosis Paru serta dapat memberikan kritikan dan saran pada Penulis
90
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal-Bedah edisi 12. Jakarta: EGC
Naga Sholeh S. 2013. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Jogjakarta:
DIVA Press.
Nurarif Amin Huda & Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3.
Jogjakarta: Mediaction.
Saptawati Leli, dkk 2012, ‘Jurnal Tuberkulosis Indonesia’, vol. 8-maret 2012
Ulwiyah Ully, 2016, ‘Info Datin Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI, di lihat 23 Januari 2017,
<http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodati
n/InfoDatin-2016-TB.pdf
Wijaya Andra Saferi & Putri Yessie Mariza. 2013. KMB 1 Keperawatan Medikal
Bedah (Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.
Kepada
Yth. Responden
Di Tempat
Nim : 1408057
Observasi dan Wawancara yang diberikan oleh peneliti dan menjawab semua
pertanyaan sesuai dengan petunjuk yang ada. Jawaban yang calon responden
disertakan.
Peneliti
Lampiran 2
(INFORMED CONSENT)
Nim : 1408057
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negativ bagi
saya dan segala informasi yang saya berikan dijamin kerahasiannya.
Saya memahami bahwa hasil penelitian ini akan menjadi bahan masukan
untuk meningkatkan Pelayanan Kesehatan secara Intensif dan meningkatkan
Intervensi Keperawatan pada Klien “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
YANG MENGALAMI TUBERCULOSIS PARU DENGAN
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS”, karena itu jawaban yang
saya berikan adalah yang sebenarnya.
Berdasarkan semua penjelasan di atas maka dengan ini saya menyatakan
secara sukarela bersedia menjadi Responden dan berpartisipasi aktif dalam
penelitian ini.
Makassar, 15 Februari 2017
Tertanda,
(Responden)
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI
a. Identitas Responden
Nama : Ny. R
Umur : 73 Tahun
Pendidikan : SMP
Keterangan:
Ya : 80-100%
A. Petunjuk Pengisian
B. Biodata Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Alamat :
5. Agama :
6. Status Perkawinan :
Sub Pokok Bahasan : Jenis makan yang boleh dimakan dan pantangan
Manfaat nutrisi
Waktu : ± 20 Menit
pemeliharaan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang
dikonsumsi.
Manfaat nutrisi
Pergantian sel-sel yang rusak dan sebagai zat pelindung dalam tubuh dengan
memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang berguna untuk mencegah dan
telur, susu dan keju. Sedang sumber nabati seperti kacang-kacangan, tahu,
tempe.
3. Ikan
4. Daging
5. Telur
6. Tempe
7. Tahu
tubuh serta mengganti cairan yang hilang karena muntah dan perdarahan.
yang normal.
3. Protein, berfungsi :
c. Sebagai pelindung alat-alat tubuh dan sebagai pelindung tubuh dari suhu
TUBERCULOSIS PARU
organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan
saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui
Inhalasi Droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut.
2. Etiologi
Human dan Tipe Bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang
menderita mastitis tuberkolosis usus. Basil tipe human bisa berada di bercak
ludah (droplet) dan di udara yang berasal dari penderita Tuberculosis Paru,
dan orang yang terkena rentan terinfeksi bila menghirupnya. (wim de jong,
2015)
darah ini dapat menyebabkan Tuberculosis Paru pada organ lain, dimana
Disamping itu, daya tahan tubuh yang lemah/ menurun, virulensi, dan jumlah
9) Badan lemah, nafsu makan menurun, dan berat badan juga menurun
sebagai berikut:
8) Berat badan turun selama tiga bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas
13) Batuk lama lebih dari dua bulan dan nyeri dada
14) Diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa
4. Pencegahan
e. Gunakan masker
b. Periksa Kesehatan bila ada keluarga atau tetangga sekitar yang terserang
Tuberculosis Paru
c. Berhenti Merokok
d. Jaga kebersihan
e. Jendela rumah terbuka agar cahaya matari dapat masuk dan terjadi
pertukaran gas.