Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kepada allah swt. Berkat karunia – NYA
makalah kami yang berjudul “Bantua Hidup Dasar” bisa hadir sebagai salah satu
supporting sistem. Adapun makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata
kuliah dari dosen selaku dosen mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat yang di
selesaikan sesuai sumber yang telah diberikan dalam penugasan .
1. Ibu Pujiani S.Kep., Ns., M.kep Selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
UNIPDU Jombang.
2. Ibu Khotimah S. Kep. Ns., M.Kes selaku Kaprodi S1 Ilmu Keperawatan
3. Bapak Didik Saudin S. Kep. Ns., M.Kep selaku Dosen Keperawatan Gawat
Darurat.
4. Dan teman-teman yang selalu mensupport pengerjaan makalah ini.
Karena proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kami
membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritik demi perbaikan
dalam pembutan makalah dimasa yang akan datang.
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
Bila tidak ada ancaman bahaya jangan memindahkan korban, misalnya api
atau gas beracun. Jika penolong harus memindahkan korban, maka harus
dilakukan secepat mungkin dan seaman mungkin dengan sumber daya yang
tersedia.
1. Aman
2. Cek Respon
Cek respon korban, sadar atau tidak. Bisa dengan cara menepuk dan
memanggil korban secara keras, misalnya “Pak..pak..!!” serta merangsang dengan
cubitan di bahu korban. Jika tidak ada jawaban dan korban tidak membuka mata,
serta tangan dan kaki tidak gerak, maka bisa dipastikan bahwa korban sedang
tidak sadar.
4. Cek nadi
Cek nadi korban dengan cara meletakkan dua jari ditengah leher,
kemudian geser ke tepi (sekitar 2 cm) sambil ditekan untuk meraba adanya nadi.
Penilaian nadi maksimal 10 detik, bila tidak ditemukan maka dianggap tidak ada.
5. Kompresi dada
Bila nadi tidak ada, maka secepatnya mulai kompresi dada sebanyak 30
kali dengan cara :
7. Bantuan nafas
Oleh : Ali Roatib, S.Kep,Ns – ICU RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PAMEKASAN
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Basic Life Support (BLS) atau yang dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar
(BHD) adalah penanganan awal pada pasien yang mengalami henti jantung, henti
napas, atau obstruksi jalan napas. BHD meliputi beberapa keterampilan yang
dapat diajarkan kepada siapa saja, yaitu mengenali kejadian henti jantung
mendadak, aktivasi sistem tanggapan darurat, melakukan cardiopulmonary
resuscitation (CPR)/resusitasi jantung paru (RJP) awal, dan cara menggunakan
automated external defibrilator (AED). Idealnya di dunia, semua orang akrab
dengan teknik dasar pertolongan pertama dan mengambil pelatihan teratur untuk
memastikan pengetahuan tetap berjalan.5 Resusitasi jantung paru (RJP) sendiri
adalah suatu tindakan darurat, sebagai usaha untuk mengembalikan keadaan henti
napas dan atau henti jantung (yang dikenal dengan kematian klinis) ke fungsi
optimal, guna mencegah kematian biologis.
Tujuan utama dari bantuan hidup dasar adalah suatu tindakan oksigenasi
darurat untuk mempertahankan ventilasi paru dan mendistribusikan
darahoksigenasi ke jaringan tubuh. Selain itu, tujuan bantuan hidup dasar ini
merupakan usaha pemberian bantuan sirkulasi sistemik, beserta ventilasi dan
oksigenasi tubuh secara efektif dan optimal sampai didapatkan kembali sirkulasi
sistemik spontan atau telah tiba bantuan dengan peralatan yang lebih lengkap
untuk melaksanakan tindakan bantuan hidup jantung lanjutan.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Yunisa, Ade. 2010. P3K Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Victory Inti
Cipta: Jakarta.
NASOFARING AMBUBAG