Yaitu suatu sumbatan pada jalan nafas yang merupakan keadaan darurat.
Penyebab
Stadium 1
Stadium 2
Stadium 3
Stadium 4
Resusitasi;
Tindakan ini untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan atau fungsi sirkulasi
yang efektif
1.A. (airway) : menjaga jalan nafas agar tetap terbuka dan bersih
2.B. (breathing) : ventilasi paru dan oksigenasi paru yang kuat, kalau perlu di
bantu dengan ventilasi buatan
3.C. (circulation) : bila denyut nadi hilang lakukan sirkulasi buatan dengan
kompresi jatung luar
1. Terhentinya pernafasan
a. Sumbatan benda asing
b. Trauma kepala
c. Keracunan
d. Syok berat
e. Tenggelam
2. Terhentinyasirkulasi
a. Penyakit jantung
b. Shok listrik
c. Shok berat
1. Apnea, sianotik
2. Nadi besar tak teraba
3. Kehilangan kesadaran
4. Pupil melebar
Cara:
Bila tetap tak bernafas, lakukan tiupan udara langsung dengan cepat melalui:
Dengan frekuensi 3-5 kali. Bila masih belum bernafas, lakukan tindakan fase
B (breathing).
Fase B: Breathing
Cara:
Yunisa, Ade. 2010. P3K Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Victory Inti
Cipta: Jakarta.
Resusitasi kardiopulmoner
Kemungkinan komplikasi:
- Aspirasi
- Distensi lambung
- Laserasi terhadap organ-organ internal
- Fraktur tulang iga
Peralatan: set alat RJP (resusitasi jantung paru), pencatat rjp, sumber oksigen
Prosedur:
a. Tutup hidung pasien dengan ibu jari dan jari telunjuk dengan tangan
terletak di dahi dan pertahankan kepala dalam posisi ekstensi.
b. Ambil napas dalam, dengan mulut yang penuh dengan udara tutup
mulut pasien dengan mulut anda.
6. Berikan pernapasan penuh 2 kali masing-masing 1,5 detik. Waktu yang
adekuat harus diberikan untuk memungkinkan ekspansi dada yang baik
dan menurunkan distensi lambung. Oksigen harus diberikan sesegera
mungkin.
7. Tentukan adanya kelemahan denyutan nadi dengan mencari letak arteri
carotid dan memeriksa denyutannya. Hal ini dapat dilakukan sementara
tetap mempertahankan posisi kepala, temukan letak laring menggunakan
dua jari dari tangan yang lain dan arahkan jari-jari ke sela-sela antara
trakea dan otot-otot pada sisi leher. Untuk menghindari tekanan pada
arteri, tekan dengan lembut tidak kurang dari 5 detik. Waktu yang adekuat
harus diberikan, bila terdapat denyutan yang lemah, tidak teratur, dan
lemah.
8. Bila tidak terdapat denyutan, lakukan kompresi dada eksternal dengan
tangan diletakkan pertengahan bawah sternum, lengan tegak, siku
bengkokkan, dan bahu di atas lengan. Lakukan kompresi dengan
kecepatan 80-100x/mnt.
9. Selama dua orang melakukan RJP, berikan satu pernapasan setiap 15 kali
kompresi. Pernapasan harus dalam 1-1,5 detik.
10. Kaji pasien dengan teratur untuk mengetahui bahwa RJP dapat
menggantikan denyutan.
11. Setelah melakukan semua intervensi terapeutik, hentikan RJP dan kaji
pasien untuk menentukan apakah denyutan spontan telah dicapai kembali.
Tindak lanjut
Dokumentasi
LATAR BELAKANG
https://www.academia.edu/36514903/Konsep_Kep_Gadar
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/37618/Chapter%20I.pdf?
sequence=5&isAllowed=y