Anda di halaman 1dari 9

Pharmacoscript Volume 2 No. 1 Februari 2019 Azhar et.al.

/Pharmacoscript, Volume 2, No,1, Februari 2019

IDENTIFIKASI DAN UJI STABILITAS ZAT WARNA KUNING DARI EKSTRAK


ETIL ASETAT DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Hasna Yerina Azhar1*, Diana Sri Zustika1, Hendy Suhendy1


1
Program Studi Farmasi, STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
*Email: hyerinaazhar@gmail.com

ABSTRAK
Daun salam (syzygium polyanthum) mengandung warna kuning sebagai pewarna alami.
Penelitian ini dilakukan untuk identifikasi zat warna kuning dan mengetahui stabilitas zat warna
kuning terhadap pH dan suhu pada daun salam. Metode ekstraksi dilakukan dengan metode
maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-Heksana, etil asetat, methanol. Uji senyawa zat
warna kuning dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis secara kualitatif, fraksinasi dilakukan
dengan metode Kromatografi Cair Vakum, pemurnian fraksi dilakukan dengan metode KLT
Preparatif, dan uji kemurnian dengan metode KLT 2 Dimensi, identifikasi dan uji stabilitas
dilakukan dengan spektrofotometri Uv-Vis. Hasil ekstraksi daun salam dari pelarut n-Heksana
diperoleh rendemen sebesar 1,326%, pelarut etil asetat 3,5946%, dan pelarut methanol 3,0871%.
Hasil identifikasi zat warna kuning terdapat pada ekstraks etil asetat. Isolate diduga mengandung
zat warna karotenoid pada panjang gelombang 467.5 nm. Isolate stabil pada pH 8 dan 9 dan
stabil pada suhu 400 C.
Kata kunci : Daun salam(Syzygium polyanthum), isolasi, uji stabilitas, zat warna.

ABSTRACT
Bay leaves (syzygium polyanthum) contain yellow as a natural dye. This research was conducted
to identify the yellow substance and to know the stability of the yellow substance to the pH and
temperature of the bay leaf. The extraction method was carried out using multilevel maceration
method using n-hexane, ethyl acetate, methanol. Yellow color compound test was carried out
qualitatively by Thin Layer Chromatography, fractionation was carried out by Vacuum Liquid
Chromatography method, fraction purification was carried out using Preparative TLC method,
and purity test using 2 Dimension TLC method, identification and stability test were carried out
by Uv-Vis spectrophotometry. The extraction of bay leaves from n-hexane was obtained by yield
of 1.326%, ethyl acetate solvent 3.5946%, and methanol solvent 3.0871%. The results of
identification of a yellow substance are found in the extraction of ethyl acetate. Isolates are
thought to contain carotenoid dyestuffs at a wavelength of 467.5 nm. Isolate is stable at pH 8
and 9 and is stable at 400 C.
Keywords: bay leaf (Syzygium polyanthum), isolation, stability test, dyestuff.
24
Azhar et.al.;Identifikasi dan Uji…..Pharmacoscript Volume 2 No. 1, Februari 2019

PENDAHULUAN triterpenoid, flavonoid, polifenol, alkaloid,


Dalam kehidupan manusia tumbuhan tanin dan minyak atsiri yang terdiri dari
merupakan hal yang penting karena dapat sesquiterpen, lakton dan fenol. Selain itu,
dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan daun salam juga mengandung selenium,
seperti sebagai bahan pangan, papan, obat- vitamin A, vitamin C, dan vitamin E yang
obatan, ataupun zat warna. berfungsi sebagai antioksidan.(Kuswara,
Pewarna pada suatu produk 2015).
ditambahkan untuk menambah daya tarik Berdasarkan latar belakang diatas,
konsumen terhadap produk tersebut, akan pada daun salam mengandung flavonoid,
tetapi banyak oknum-oknum yang tidak salah satu fungsi flavonoid yaitu sebagai
bertanggung jawab menambahkan pewarna pigmen warna. Maka dari itu peneliti
berbahaya pada produk tersebut, seperti tertarik untuk melakukan identifikasi dan
Rhodamin B. Sebagaimana penelitian yang pengujian stabilitas warna alami dari daun
telah dilakukan oleh Giovani (2017) salam.
ditemukan penggunaan Rhodamin B dalam
jajanan pasar. METODE PENELITIAN
Berdasarkan hal tersebut maka perlu Alat dan Bahan
dicari alternatif pewarna alami yang tidak Alat yang digunakan untuk penelitian
berbahaya. Untuk beberapa tanaman yang ini adalah maserator, alat gelas, rotary
sudah di teliti sebagai pewarna alami evaporator, blender, timbangaan analitik
diantaranya ekstraks kembang sepatu (metter toledo), penangas air, pipet tetes,
(Siregar, 2011), ekstraksi dan uji stabilitas oven, tabung reaksi, stopwach, mikro pipet,
zat warna daun jambu biji (Pardede, 2014), spatula, motir, stamper, cawan uap, penjepit
pemanfaatan kulit buah naga sebagai kayu, chamber, plat silika gel GF254, kuvet,
pewarna alami makanan pengganti pewarna spektrofotometer UV-Vis (Genesys 10), alat
sintetis (Handayani, 2012). KCV, tanur, krus, objek glass, mikroskop,
Salah satu jenis tanaman obat yang botol timbang, desikator, tabung reaksi,
potensial adalah salam yang kerap hadir di Mister Bellen, rak tabung reaksi, kertas
dapur sebagai penambah aroma sedap pada saring, vial, kertas saring Whattman, alat
masakan. Daun salam mengandung saponin,
25
Pharmacoscript Volume 2 No. 1 Februari 2019

sentrifugasi (sentrifugator H-C-12), tabung dilakukan penggilingan sampai menjadi


sentrifugasi, vortex. serbuk.
Bahan yang digunakan untuk Pemeriksaan Karakteristik Simplisia
penelitian ini adalah n- Heksana, etil asetat, Karakterisasi Simplisia terdiri dari
metanol, etanol 96%, toluene, aquadest, pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik
silika gel G60, asam asetat, amonia, simplisia, skrining fitokimia, penetapan
kloroform, asam klorida 2N, pereaksi kadar air, penetapan kadar abu total,
Mayer, pereaksi Dragedorff, pereaksi penetapan kadar abu tidak larut asam,
Libermann burchard, serbuk Magnesium, penetapan kadar abu larut air, penetapan
amil alkohol, pereaks besi III klorida kadar sari larut air, penetapan kadar sari
(FeCl3), gelatin 1%, vanilin 10%, asam larut etanol, dan susut pengeringan.
sulfat pekat, eter, KOH 5%, NaoH 2M, Skrining Fitokimia
asam fosfat, natrium fosfat, asam Skrining fitokimia dilakukan terhadap
hidroklorida, natrium hidroksida. simplisia, dan ekstrak daun salam (Syzygium
Sampel Penelitian polyanthum). Skrining fitokimia dilakukan
Sampel yang digunakan pada untuk mengetahui kandungan metabolit
penelitian ini adalah daun salam (Syzygium sekunder pada sampel yang meliputi uji
polyanthum) yang diperoleh dari Desa alkaloid, flavonoid, tannin dan polipenol,
Gunung asih 2, Kecamatan Cikoneng, saponi, steroid dan triterpenoid, serta mono
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. dan seskuiterpenoid.
Prosedur Penelitian Ekstraksi dan Pemekatan
Determinasi Tanaman Serbuk simplisia daun salam sebanyak
Determinasi dilakukan di laboratorium 500 gram diekstraksi dengan metode
Biologi FMIPA UNPAD Bandung, Jawa maserasi bertingkat dengan pelarut n-
Barat. Determinasi ini dilakukan untuk Heksana, etil asetat, dan metanol. Serbuk
memastikan identitas tanaman salam yang simplisia dimasukkan ke dalam maserator.
digunakan untuk penelitian. Kemudian ditambahkan dengan pelarut n-
Pengolahan Sampel Heksana sampai simplisia terendam, dan
Pengolahan sampel terdiri dari sortasi diaduk rata kemudian maserator ditutup
basah pencucian, perajangan, dan selama 3x24 jam. Setiap 24 jam sekali
pengeringan dengan oven 50 oC. serta dilakukan penggantian pelarut sambil
26
Azhar et.al.;Identifikasi dan Uji…..Pharmacoscript Volume 2 No. 1, Februari 2019

diaduk sesekali. Dilanjutkan dengan dengan menggunakan KLT dengan fase


penggantian pelarut etil asetat dan methanol diam plat silika GF254 dan fase gerakn-
dengan pengerjaan yang sama. Ekstrak cair heksan – etil asetat (8:2).
yang diperoleh kemudian dipekatkan Pemurnian Fraksi dengan KLT
dengan rotary evaporator hingga diperoleh Preparatif
ekstrak kental (Rahman, et al., 2017). Fraksi yang diperolah dari hasil
Pemantauan Ekstrak dengan KLT fraksinasi dilakukan pemurnian
Pemantauan ekstrak dilakukan dengan mengggunakan kromatografi lapis tipis
menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP). Fase diam yang
(KLT). Ekstrak cair yang sudah dipekatkan digunakan adalah silika gel GF254 berukuran
kemudian diperiksa dengan menggunakan 20 cm x 20 cm dan fase gerak yang
kromatografi lapis tipis (KLT) digunakan adalah n-heksan-etil asetat (8:2).
menggunakan fase diam silika gel GF254. Fraksi ditotolkan memanjang
Dan fase gerak n-heksan-etil asetat (8:2). membentuk pita. Pada lempeng plat kaca
Eluen dijenuhkan dalam chumber. Setelah silika gel GF254 yang telah diaktifasi terlebih
lempeng KLT diaktifasi dan eluen sudah dahulu dan dielusi dengan eluen yang sudah
jenuh, ekstrak ditotolkan pada plat KLT dijenuhkan dalam chumber.
yang sudah diberi tanda. Plat kemudian Uji Pemurnian dengan KLT 2 Dimensi
dielusi, dikeringkan dan diamati dibawah Uji kemurnian dilakukan dengan cara
sinar tampak, disemprot dengan penampak menotolkan noda pada plat KLT, kemudian
bercak H2SO4, diamati dibawah sinar UV dilakukan elusi dengan eluen pertama yaitu
254 dan 366 nm. dihitung nilai Rf nya. n-Heksana : etil asetat (8:2). Kemudian plat
Fraksinasi dengan KCV diputar 900 dan dilakukan elusi dengan eluen
Fraksinasi dilakukan dengan metode kedua yaitu n-Heksana : etil asetat (7:3).
kromatografi cair vakum dengan pelarut Identifikasi dengan Spektrofotometri Uv-
sistem gradien. Vis
Pemantauan Fraksi dengan KLT Isolat diidetifikasi dengan
Pemantauan fraksi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV Vis
menggunakan kromatrografi lapis tipis pada rentang 400-800 nm. Untuk
(KLT). Fraksi kental kemudian diperiksa mengetahui panjang gelombang maksimum
27
Pharmacoscript Volume 2 No. 1 Februari 2019

spektrum dan panjang gelombang yang HASIL DAN PEMBAHASAN


diperoleh kemudian diamati dan disesuaikan Karakterisasi Simplisia Daun Salam
dengan literatur.
Uji Stabilitas Zat Warna Isolat
Uji stabilitas terhadap pH
Sebelum dilakukan uji stabilitas zat
warna, terlebih dahulu dilakukan penentuan a b
panjang gelombang. Pengujian stabilitas zat Gambar 1. Makroskopik daun salam a.
Simplisia segar daun salam,
warna berujuan untuk mengetahui b. serbuk simplisia daun
kestabilan apabila akan diaplikasikan salam.

sebagai pewarna. Pengujian kestabilan ini Pemeriksaan makroskopis meliputi;


dilakukan terhadap pH dibagi kedalam 6 bentuk, bau, rasa dan warna. Daun segar dan
buah tabung reaksi masing-masing 10 mL serbuk simplisia daun salam memiliki warna
dan di buat dengan tingkat keasaman yang hijau, tidak berbau dan tidak berasa.
berbeda, yaitu pada pH 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan
10. Dilakukan pengukuran absorbansi
menggunakan spektrofotometri UV-Vis
pada rentang panjang gelombang 400-800 a b c
nm. Gambar 2. Hasil Pemeriksaan Mikroskopik.
(a).Epidermis bawah dengan
Uji stabilitas terhadap suhu stomata tipe parasitik, (b)
Pada pengujian stabilitas zat warna berkas pembuluh, (c) serabut
sklerenkim.
terhadap suhu tujuannya untuk mengetahui
Tabel 1. Hasil Pengujian Parameter Mutu
ketahanan zat terhadap pemanasan.
Simplisia Daun Salam (Syzygium
Pengujian ini dilakukan dengan variasi suhu polyanthum).
yang berbeda yaitu pada suhu 400, 500, 600, Parameter Hasil (%)
Kadar air 5,3
700, 800, 900, 1000. Kemudian diukur Kadar sari larut air 17,05
serapan absorbasi pada panjang gelombang Kadar sari larut etanol 28,35
Kadar abu total 33,29
maksimun menggunakan metoda Kadar abu tidak larut 0,65
spektrofotometri UV-Vis. asam
Kadar abu larut air 1,80
Susut pengeringan 7,25

28
Azhar et.al.;Identifikasi dan Uji…..Pharmacoscript Volume 2 No. 1, Februari 2019

Pemeriksaan mikroskopis dilakukan Pemantauan ekstrak dengan KLT


dengan melihat fragmen khas pada daun bertujuan untuk mengetahui pola
salam (Syzygium polyanthum). kromatogram dan untuk mengetahui bercak
Skrining Fitokimia senyawa yang berwarna kuning yang
Hasil skrining fitokimia terhadap terdapat didalam ekstrak daun salam.
simplisia dan ekstrak etil asetat daun salam
mengandung metabolit sekunder seperti
yang tertera pada table 2.
Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia

Golongan Hasil
Senyawa Simplisia Ekstrak
Alkaloid - -
Flavonoid + + a b c d a b c d a b c d
Tanin dan (a) (b) (c)
+ +
Polifenol Gambar 3. Kromatogram Lapis Tipis
Saponin - - ekstrak (a) n-Heksana, (b) etil
Monoterpenoid asetat, (c) metanol.
dan + +
Seskuiterpenoid Hasil uji kualitatif pada ekstrak n-
Steroid dan
+ + Heksana, etil asetat, dan methanol terdapat
Triterpenoid
Keterangan bercak berwarna kuning pada ekstrak etil
(+) = Teridentifikasi
(-) = Tidak teridentifikasi asetat.
Fraksinasi dengan KCV
Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan terhadap simplisia
daun salam dengan metode maserasi
bertingkat untuk mencegah terjadinya
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11
kerusakan senyawa zat warna akibat adanya
Gambar 4. Hasil fraksinasi Etil Asetat
pemanasan. Ekstraksi dilakukan dengan dengan KCV
pelarut n-Heksana, etil asetat, methanol
Dari hasil Fraksinasi KCV diperoleh
dengan masing masing diperoleh rendemen
11 fraksi. Fraksi yang berwarna kuning
sebesar 1,326%, 3,5946%, 3,0871%.
terdapat pada fraksi 6,7,8,9 dan 10.
Pemantauan Ekstrak dengan KLT

29
Pharmacoscript Volume 2 No. 1 Februari 2019

Pemantauan Fraksi dengan KLT Pemurnian Fraksi dengan KLT


Preparatif
Hasil elusi pada subfraksi membentuk
7 pita dengan warna dominan kuning. Pada
pita dari subfraksi dengan warna dominan
kuning selanjutnya dikerok sehingga
dihasilkan isolate.
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11
(a)

Keterangan:
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 = senyawa target
(b)
Gambar 6. Kromatogram Lapis Tipis
Preparatif subfraksi 6,7,8,
dan 9. dilihat pada sinar
tampak. Fase diam : plat
kaca silica GF254, fase gerak
: n-heksan : etil asetat (8:2).

Uji Pemurnian dengan KLT 2 Dimensi


Pemurnian dilakukan dengan KLT 2
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 dimensi, dimana hasil pengembangan
(c)
Keterangan: pertama di dapat Rf 0,16. hasil
= senyawa target
pengembangan kedua Rf 0,23. isolat
Gambar 5. Kromatogram hasil KLT dikatakan murni apabila KLT 2 dimensi
Fraksinasi (a) dilihat pada
sinar tampak, (b) dilihat menunjukan 1 pola.
dibawah sinar UV ᵪ 254nm,
(c) dilihat dibawah sinar
UVᵪ 366 nm

30
Azhar et.al.;Identifikasi dan Uji…..Pharmacoscript Volume 2 No. 1, Februari 2019

Menurut Agustini (2017), bahwa


spectrum spektrofotometri UV-Vis
karotenoid memiliki puncak utama dengan
dua puncak lebih rendah pada kedua sisinya.
Hal serupa ditunjukan oleh hasil penelitian
(a) (b)
(Gambar 8). Isolat tersebut diduga
Gambar 7. Kromatogram Dua Dimensi
isolate. (a) pengembangan ke mengandung zat warna karotenoid.
1, (b) pengembangan ke 2.
Uji Stabilitas Zat Warna Isolat
Identifikasi dengan Spektrofotometri Uv- Uji stabilitas terhadap pH
Vis
Stabilitas pH
1
0.8
Absorbansi

0.6
0.4
0.2
0
0 2 4 6 8 10 12
pH

Gambar 9. Kurva hasil pengujian Stabilitas


(a) Zat Warna terdahap Perubahan
pH.

Stabilitas Suhu
0.8
Absorbamsi

0.6
0.4
0.2
0
0 50 100 150
(b)
Suhu

Gambar 8. Hasil Identifikasi menggunakan


Spektrofotometri UV-vis Gambar 10. Kurva hasil pengujian
Rentang 400-800 nm. (a) Hasil Stabilitas Zat Warna
Spektrofotometri Uv-Vis, (b) terdahap Perubahan Suhu.
Pembanding.

31
Pharmacoscript Volume 2 No. 1 Februari 2019

Dilihat dari kurva diatas dapat Pengganti Pewarna Sintetis. Jurnal


diketahui bahwa isolate zat warna stabil Bahan Alam Terbarukan 1 (2) : Hal
pada pH 8 dan 9, sedangkan pada pH 4,5,6,7 19-24.
dan 10 isolat zat warna tidak stabil yang Kuswara, Riko. 2015. Uji Toksisitas Akut
dapat terlihat dengan adanya perubahan nilai Infusa Daun Salam (Syzygium
absorbansi. Polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap
Uji stabilitas terhadap suhu Gambaran Histopatologi Hepar Tikus
Berdasarkan hasil diatas menunjukan Galur Wistar. [Skripsi]. Pontianak.
bahwa isolate zat warna stabil pada suhu 400 Program Studi Pendidikan Dokter,
C dan terlihat penurunan nilai absorbansi Fakultas Kedokteran Universitas
0 0 0 0 0 0
pada suhu 50 ,60 ,70 ,80 ,90 dan 100 C. Tanjungpura.
Pardede, Lasria. Endang K, Anto B. 2014.
KESIMPULAN Ekstraksi Dan Uji Stabilitas Zat
Berdasarkan hasil Identifikasi zat Warna Daun Jambu Biji. Jurnal
warna pada isolat daun salam (Syzygium Biologi 3 (3) : Hal 9-15.
polyanthum) menggunakan spektrofotometri Rahman A, Irham T, Edyson. 2017.
UV-Vis menunjukan bahwa isolat zat warna Perbedaan total flavonoid antara
tersebut diduga mengandung senyawa metode maserasi dengan okletasi pada
karotenoid. Senyawa ini stabil terhadap pH ekstrak daun ramania (Bouea
8 dan 9, dan stabil pada suhu 400 C. macrophylla griff). J. Kedokte.ran
Gigi Dentino 1 (1) : Hal 22-27
DAFTAR PUSTAKA Siregar, Yusraini D, dan Nurlaela. 2011.
Agustini, Sri. 2017. Kemampuan Pigmen Ekstraksi Dan Uji Stabilitas Zat
Karoten dan Xantofil Mikroalga Warna Alami Dari Bunga Kembang
Porphyridium crunetum Sebagai Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L)
Antioksidan Pada Domba. Informatika Dan Bunga Rosela (Hibiscus
Pertanian 26 (1) : Hal 1-12. Sabdariffa L). Jurnal valensi 2 (3) :
Handayani, Prima, dan Asri R. 2012. Hal 459-467.
Pemanfaatan Kulit Buah Naga
Sebagai Pewarna Alami Makanan

32

Anda mungkin juga menyukai