Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 4 No.

1 Januari 2020, Halaman 53 – 60 pISSN : 2356-3079


UP2M AKPER Widya Husada Semarang eISSN : 2685-1946

PEMBERIAN JUS DAUN KATUK UNTUK KESIAPAN PENINGKATAN


PEMBERIAN ASI PADA IBU POSTPARTUM PRIMIPARA

Sri Fajar Lestari1 Heny Prasetyorini2


1
Mahasiswa Akademi Keperawatan Widya Husada Semarang
2
Dosen Akademi Keperawatan Widya Husada Semarang
Email : srifajarlestari17@gmail.com

ABSTRAK

Rendahnya cukupan ASI ekslusif disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya pengetahuan tentang
pemberian ASI apalagi ibu postpartum primipara yang belum mempunyai pengalaman dalam pemberian ASI.
ASI merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat.tujuan studi kasus ini
menyusun resume asuhan keperawatan (pengkajian, diagnose kperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi) dalam pemberian jus daun katuk untuk meningkatkan pemberian ASI pada ibu postpartum primipara.
Subyek dari penelitian ini adalah dua pasien dengan kriteria inklusi dalam studi kasus ini adalah ibu postpartm
hari pertama yang baru melahirkan anak pertama kali dan pasien mengeluh ASI yang keluar sedikit atau tidak
lancar, pasien mampu diberikan jus daun katuk, pasien kooperatif. Hasil studi menunjukkan bahwa ke 2
responden didapatkan hasil pasien I dan II yang telah diberikan jus daun katuk mengalami peningkatan
terhadap pemberian ASI. Disimpulkan bahwa pemberian jus daun katuk dapat meningkatkan pemberian ASI
terhdap ibu postpartum primipara.

Kata Kunci : Postpartum, ASI, Daun Katuk

ABSTRACT

The low level of exclusive breastfeeding is caused by several factors such as the lack of knowledge about
breastfeeding especially the primipara postpartum mothers who do not have experience in breastfeeding. ASI
is the main source of nutrition for infants who have not been able to digest solid food. The purpose of this case
study is to arrange nursing care resumes (assessment, treatment diagnosis, planning, implementation and
evaluation) in katuk leaf juice administration to increase breastfeeding in primipara postpartum mothers. The
subjects of this study were two patients with inclusion criteria in this case study were postpartm mothers the
first day who had given birth to the first time and the patient complained that the milk came out slightly or not
smoothly, the patient was able to be given katuk leaf juice, the patient was cooperative. The results of the study
showed that the 2 respondents found that patients I and II who had been given katuk leaf juice had an increase
in breastfeeding. It was concluded that katuk leaf juice can increase breastfeeding in primipara postpartum
mothers.

Keywords: Postpartum, ASI, katuk leaf

53
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari 2020, Halaman 53 – 60 UP2M AKPER Widya Husada Semarang

PENDAHULUAN ASI apalagi pada ibu postpartum yang


ASI adalah suatu emulsi dalam larutan belum mempunyai pengalaman, aktivitas
protein, laktosa, dan garam organik yang ibu yang menghambat seperti ibu bekerja,
diekskresi oleh kedua kelenjar payudara kurangnya dukungan keluarga, dan
ibu dan merupakan makanan terbaik untuk kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan
bayi (Bahiyatun, 2009). ASI merupakan (Septikasari, 2018). Faktor-faktor tersebut
sumber kehidupan bagi anak yang sangat dapat menyebabkan pemberian ASI
penting dalam pertama kehidupan seorang terputus apalagi ibu primipara yang belum
anak, dimana dalam air susu ibu terdapat mempunyai pengalaman atau ibu usia
banyak kandungan nutrisi yang dibutuhkan muda. Hal ini disebabkan karena ibu
oleh anak yang menunjang tumbuh masih takut menggendong bayi, masih
kembangnya seorang anak. ada rasa kelelahan karena habis
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) melahirkan, kelelahan mengasuh bayi,
tahun 2016 masih menunjukkan rata-rata menyusui, memandikan, dan faktor social
angka pemberian ASI eksklusif di dunia seperti tingkat pendidikan, ekonomi, dan
baru berkisar 38%. Di Indonesia meskipun status perkawinan (Nirwana, 2011).
sejumlah besar perempuan (96%) Masalah lain ibu menyusui yang sering
menyusui anak merekan dalam kehidupan terjadi antara lain putting lecet, payudara
mereka, hanya 42% dari bayi yang berusia bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis,
di bawah 6 bulan yang mendapatkan ASI abses payudara, atau bayi enggan menyusu
eksklusif. Pada saat anak-anak mendekati (Bahiyatun, 2009). Maka dari itu ibu harus
ulang tahunnya ke dua, hanya 55% yang siap untuk menyusui baik mental maupun
masih diberi ASI. Jika dibandingkan fisik, artinya ibu harus mempunyai rasa
dengan target WHO yang mencapai 50% percaya diri dan motivasi atau keinginan
maka angka tersebut masihlah jauh dari untuk menyusui.
target. Berdasarkan data yang Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi ibu
dikumpulkan International Baby Food dan bayi. Manfaat bagi ibu antara lain
Action Network (IBFAN) 2014, Indonesia mengurangi resiko perdarahan, ibu yang
menduduki peringkat ke tiga terbawah dari menyusui memiliki resiko lebih rendah
51 negara di dunia yang mengikuti terhadap kanker Rahim dan kanker
penilaian status kebijakan dan program payudara, dan dapat mempercepat kondisi
pemberian makan bayi dan anak (Infant- ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan.
Young Child Feeding). Hal ini Manfaat memberikan ASI eksklusif untuk
menunjukkan, pemberian ASI sebagai bayi antara lain mengurangi resiko infeksi
makanan pertama bayi masih kurang. lambung-usus, sembelit dan alergi pada
Padahal, penurunan gizi anak hingga bayi, meningkatkan antibodi pada bayi
menyebabkan anak bergizi kurang hingga sehingga bayi tidak mudah terserang
buruk dan tumbuh pendek dengan penyakit (Nurjanah, 2013). Persiapan
pemberian ASI eksklusif dan MPASI yang peningkatan pemberian ASI dapat
benar. dilakukan dengan cara tingkatkan
Rendahnya cakupan ASI eksklusif frekuensi menyusui atau memompa atau
disebabkan oleh beberapa factor seperti memerah, ibu harus dalam keadaan rileks,
kurangnya pengetahuan tentang pemberian kondisi ibu menyusui sangat menentukan

54
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari 2020, Halaman 53 – 60 UP2M AKPER Widya Husada Semarang

keberhasilan ASI eksklusif, selain itu ada bayinya (70%). Sedangkan yang tidak
perawatan komplementer menggunakan mengkonsumsi mengalami kenaikan
bahan alami yaitu daun katuk. produksi ASI sampai melebihi kebutuhan
Daun katuk memiliki kandungan zat besi bayinya hanya sebagian kecil saja.
yang tinggi dan kaya vitamin (A, B1, dan Berdasarkan data diatas maka penulis
C), protein lemak, dan mineral. Daun tertarik untuk melakukan riset
katuk juga mengandung tanin, saponin, keperawatan dengan judul “Pemberian Jus
flavonoid, dan alkaloid papaverine, Daun Katuk terhadap Kesiapan
sehingga sangat potensial untuk menjadi Peningkatan Pemberian ASI pada Ibu
bahan obat tradisional. Salah satu manfaat Postpartum Primipara”
daun katuk yang paling banyak dikenal
adalah untuk melancarkan ASI. Senyawa METODE
dalam daun katuk yang berperan untuk Metode penulisan dalam menyusun Karya
melancarkan ASI adalah asam seskuiterna Tulis Ilmiah ini menggunakan metode
(Santoso, 2008). Berdasarkan penelitian deskriptif yang menggambarkan studi
Ningrum (2015) daun katuk mengandung kasus. Metode deskriptif adalah
adanya pelifenol dan steroid yang berperan mendeskripsikan peristiwa-peristiwa yang
dalam prolaktin reflek untuk menghasilkan dilakukan secara sistematis dan menekan
ASI dan juga merangsang hormone pada data faktual dari pada penyimpulan.
oksitosin. Tujuan penelitian untuk Fenomena yang terjadi di dalam suatu
mengetahui apakah ada pengaruh asupan populasi tertentu untuk membuat penilaian
jus daun katuk segar terhadap volume ASI terhadap suatu kondisi dan
pada ibu menyusui. Hasil penelitian penyelenggaraan suatu program di masa
menunjukkan bahwa ibu- ibu yang sekarang, kemudian hasilnya digunakan
mengonsumsi jus daun katuk mengalami untuk menyusun perencanaan perbaikan
kenaikan signifikan 5% dan ada pengaruh program tersebut (Notoatmodjo, 2012).
jus daun katuk terhadap volume ASI pada Jenis studi kasus ini menggunakan
Ibu menyusui. pendekatan asuhan keperawatan dalam
Adapun penelitian yang dilakukan Suwanti meningkatkan kesiapan pemberian ASI
(2016) bahwa ibu-ibu yang mengkonsumsi pada ibu postpartum primipara dengan
ekstrak daun mengalami kenaikan pemberian jus daun katuk.
produksi ASI sampai melebihi kebutuhan
HASIL DAN PEMBAHASAN

Table 1. Hasil observasi pada responden 1 dan 2 setelah diberikan jus daun katuk
No. Pengeluaran ASI sebelum Pengeluaran ASI setelah Pengeluaran ASI setelah
diberikan jus daun katuk diberikan jus daun katuk diberikan jus daun katuk
(hari 1) (minggu1) (minggu2)
Pasien 1 Skor 2 (pengeluaran ASI Skor 7 (pengeluaran ASI Skor 9 (pengeluaran ASI
kurang) banyak) banyak)
Pasien 2 Skor 3 (pengeluaran ASI Skor 5 (pengeluaran ASI Skor 8 (pengeluaran ASI
kurang) cukup) banyak)

55
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari 2020, Halaman 53 – 60 UP2M AKPER Widya Husada Semarang

Table 2. Peningakatan BB bayi responden 1 dan 2 setelah diberikan jus daun katuk
No. Peningkatan BB bayi Peningkatan BB bayi Peningkatan BB bayi
sebelum diberikan jus daun setelah diberikan jus setelah diberikan jus
katuk (hari 1) daun katuk (minggu 1) daun katuk (minggu 2)
Pasien 1 2470 gram 2680 gram 2850 gram
Pasien 2 3070 gram 3230 gram 330 gram

Pada bab ini akan membahas masalah alveoli untuk memproduksi susu,
keperawatan pada Ny.S dan Ny. A. meningkatkan kandungan vitamin A dan
Berdasarkan data subyektif pada Ny. S dan protein ASI (Santoso, 2016). Ibu setelah
Ny. A maka ditegakkan masalah melahirkan berpotensi mengalami
keperawatan yaitu kesiapan meningkatkan gangguan pengeluaran air susu apalagi ibu
pemberian ASI yang berhubungan dengan postpartum primipara. Sehingga
pengetahuan pemberian ASI dasar. , dibutuhkan tindakan-tindakan untuk
Pengkajian yang dilakukan pada Ny. S dan meningkatkan pengeluaran produksi ASI
Ny. A dengan diagnosa kesiapan pada ibu postpartum primipara. Sehingga
meningkatkan pemberian ASI penatalaksaan perlu dilakukan pemberian
berhubungan dengan pengetahuan jus daun katuk untuk meningkatkan
pemberian ASI dasar didapatkan dari data pengeluaran produksi ASI.
subyektif pada Ny. S: pengkajian pasien ASI adalah susu yang diproduksi oleh
mengatakan ASI yang keluar sedikit. Data manusia untuk konsumsi bayi dan
obyektif pada pasien Ny. S: tanda-tanda merupakan sumber gizi utama bayi yang
vital tekanan darah 130/90 mmHg, nadi belum dapat mencerna makanan padat.
84x/menit, respirasi 20x/menit, suhu Kandungan gizi dari ASI sangat khusus
36,5⁰C, mammae pasien kanan dan kiri dan sempurna serta sesuai dengan
membesar, areolla mammae kanan dan kiri kebutuhan tumbuh kembang bayi. ASI
berwarna kecoklatan, papilla mammae mudah dicerna, karena selain mengandung
kanan dan kiri tampak menoncol, zat gizi sesuai, juga mengandung enzim-
colostrum pasien tampak keluar sedikit. enzim untuk mencernakan zat-zat gizi
Dan pada Ny. A didapatkan data subyektif yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI
yaitu pasien mengatakan ASI yang keluar mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi
tidak lancar, data obyektif pada Ny. A yang berguna untuk pertumbuhan dan
yaitu tanda-tanda vital didapatkan hasil perkembangan kecerdasan bayi atau anak
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi (Maryunani, 2012).
84x/menit, respirasi 20x/menit, suhu Kesiapan meningkatkan pemberian ASI
36,5⁰C, mammae pasien kanan dan kiri adalah suatu pola pemberian susu pada
membesar, areolla mammae kanan dan kiri bayi atau anak langsung dari payudara,
berwarna kecoklatan, papilla mammae yang dapat ditingkatkan. Batasan
kanan dan kiri tampak menonjol, dan karakteristik antara lain ibu menyatakan
colostrum pasien yang keluar kurang keinginan untuk memiliki kemampuan
lancar. untuk memberi ASI untuk kebutuhan
Tujuan dari pemberian jus daun katuk nutrisi bayinya dan ibu menyatakan
adalah untuk meningkatkan produksi ASI, keinginan untuk meningkatkan
menyuburkan air susu ibu, merangsang kemampuan memberi ASI eksklusif.

56
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari 2020, Halaman 53 – 60 UP2M AKPER Widya Husada Semarang

Faktor yang berhubungan antara lain peningkatan 380 gram dalam 2 minggu.
pengetahuan pemberian ASI dasar, usia Pada pasien Ny. A memiliki pengeluaran
gestasi bayi lebih dari 34 miggu, ASI yang tidak lancar dengan skor 3
kepercayaan ibu, struktur payudara artinye pengeluaran ASI pada Ny. A
normal, struktur oral bayi normal, sumber kurang, bayi belum BAK dan BAB dan
dukungan (NANDA, 2015). setelah diberikan intervensi keperawatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran ASI pada Ny. A meningkat
peningkatan produksi ASI antara lain: dengan skor 8 artinya pengeluaran ASI
makanan ibu, ketentraman jiwa, reflek pada Ny. A banyak, bayi BAK 8 kali
prlaktin. Let-down refleks (reflekks milk sehari, feses bayi berwarna kekuningan,
ejection), pengaruh persalinan dan klinik dan berat badan bayina mengalami
kesehatan, penggunaan alat kontrasepsi peningkatan 250 gram dalam 2 minggu.
yang mengandung estrogen dan Dari data yang didapat selama 15 hari
progesterone, dan perawatan payudara pengelolaan penulis menyatakan bahwa
(Walyani, 2015). masalah keperawatan kesiapan
Penelitian ini diberikan kepada 2 meningkatkan pemberian ASI pada Ny. S
responden yaitu Ny. S dan Ny. A dalam dan Ny. A sudah teratasi karena hasil
pemberian intervensi keperawatan kepada evaluasi sudah memenuhi kriteria hasil
2 responden tersebut dengan dilakukan yang penulis harapkan yaitu bayi akan
cara yang sama. Tindakan keperawatan menunjukkan kemampuan menyusu, bayi
yang dilakukan adalah mengkaji yang dibuktikan oleh indikator sebagai
pengeluaran produksi ASI klien, berikut: kenaikan berat badan sesuai usia,
membantu klien dalam pemberian ASI, kepuasan bayi setelah menyusu. Rencana
menganjurkan klien untuk banyak tindakan selanjutnya yaitu hentikan
mengkonsumsi air putih, menganjurkan intervensi.
ibu untuk menggunakan payudara yang Hasil penelitian dari kedua responden
berbeda ketika memulai menyusu, bahwa setiap peningakatan pengeluaran
memberikan jus daun katuk. Penelitian ini ASI dan peningkatan berat badan bayi
dilakukan selama 15 hari dengan berbeda-beda. Dari hasil diatas dapat
dilakukan pemberian intervensi penulis simpulkan bahwa faktor yang
keperawatan. mempengaruhi Ny. S pengeluaran ASI
Dari hasil observasi didapatkan kedua banyak dan bayi mengalami berat badan
responden memiliki pengeluaran ASI yang yang meningkat yaitu 380 gram dalam 2
tidak lancar. Pada pasien Ny. S memiliki minggu yang semula berat badan bayi Ny.
pengeluaran ASI skor 2 yang artimya S 2470 gram menjadi 2850 gram adalah
pengeluaran ASI pada Ny. S kurang, bayi Ny. S yang mengkonsumsi jus daun katuk
pasien I belum BAK dan BAB dan setelah secara rutin, nutrisi yang terpenuhi, pasien
diberikan intervensi keperawatan Ny. S mendapatkan dukungan dari
pengeluaran ASI pada Ny. S meningkat keluarga yang tinggal satu rumah dan
dengan skor 9 artinya pengeluaran ASI suaminya. Ny. A memilili pengeluaran
pada Ny. S banyak, bayi BAK 8 kali ASI yang meningkat tetapi berat badan
sehari, feses bayi berwarna kekuningan, bayi Ny. A peningkatannya tidak sebanyak
dan Berat badan bayi mengalami bayi Ny. S, pada bayi Ny. A mengalami

57
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari 2020, Halaman 53 – 60 UP2M AKPER Widya Husada Semarang

peningkatan berat badan yaitu 250 gram pemgaruh yang signifikan bahwa dengan
dalam 2 minggu yang semula berat badan mengkonsumsi daun katuk mengalami
bayi Ny. A 3070 gram menjadi 3330 gram. kenaikan 5% dan ada pengaruh jus daun
Hal ini disebabkan karena Ny. A yang katuk terhadap volume ASI pada ibu
tidak mengkonsumsi jus daun katuk secara menyusui. Ada juga penelitian yang sama
rutin, nutrisi pasien Ny. A yang tidak suka yang dilakukan oleh Sa’roni (2004) yang
sayuran, dan Ny. A tidak mendapatkan menyatakan bahwa dengan pemberian jus
dukungan dari suaminya dan tinggal daun katuk pada kelompok ibu melahirkan
berpisah dengan keluarganya. Maka dari dan menyusui bayinya dapat
itu Ny. S memiliki pengeluaran ASI dan meningkatkan produksi ASI sebanyak 66,7
berat badan bayi mengalami peningkatan ml atau 50,7% lebih banyak dibandingkan
yang lebih banyak dibandingkan Ny. A. dengan kelompok ibu melahirkan dan
Sehingga dalam meningkatkan menyusui bayinya yang tidak diberikan jus
pengeluaran ASI Ny. S lebih rutin dalam daun katuk.
mengkonsumsi jus daun katuk, nutrisi
yang lebih baik, dan mendapatkan
KESIMPULAN
dukungan dari suami dan keluarga yang
Berdasarkan penelitian pemberian jus daun
tinggal satu rumah dengan Ny. S.
katuk pada Ny. S dan Ny. A dapat
sedangkan Ny. A tidak rutin
disimpulkan bahwa:
mengkonsumsi jus daun katuk, tidak
a. Resume keperawatan
tinggal satu rumah dengan keluarganya, Pasien Ny. S sebelum diberikan jus
dan tidak mendapatkan dukungan dari daun katuk pengeluaran ASI kurang
suaminya. dan BB bayi 2470 gram, setelah
Hal ini juga didukung oleh penelitian diberikan jus daun katuk pengeluaran
Eyamsari (2018) yang menyatakan bahwa ASI meningkat dan BB bayi menjadi
faktor yang mempengaruhi meningkatnya 2850 gram. Pada pasien Ny. A sebelum
diberikan jus daun katuk pengeluaran
pemberian ASI yaitu ibu yang belum
ASI kurang dan BB bayi 3070 gram,
mempunyai pengalaman, kurangnya setelah diberikan jus daun katuk
dukungan keluarga, faktor nutrisi dan pengeluaran ASI meningkat dan BB
hisapan. Oleh karena itu diberikan bayi menjadi 3330 gram.
pemberian jus daun katuk untuk b. Manfaat Daun Katuk
meningkatkan produksi ASI. Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan peneliti dapat menyimpulkan
yang dilakukan oleh Endang (2016) yang
bahwa dengan adanya pemberian jus
menyatakan bahwa setelah mengkonsumsi daun katuk mampu meningkatkan ASI
jus daun katuk ibu menyusui mengalami pada ibu postpartum primipara.
kenaikan produksi ASI samapi melebihi
kebutuhan bayinya (70%). Sedangkan DAFTAR PUSTAKA
yang tidak mengkonsumsi jus daun katuk Bahiyatun. (2011). Buku Ajar Asuhan
mengalami kenaikkan produksi ASI Kebidanan Nifas Normal.
sampai melebihi kebutuhan bayinya hanya Jakarta: EGC
sebagian kecil saja (6,7%). Selain itu ada
penelitian yang dilakukan oleh Ningrum Endang, Suwanti, Kuswati. (2016).
Pengaruh Konsumsi Ekstrak
(2015) yang menyatakan bahwa adanya
Daun Katuk Terhadap

58
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari 2020, Halaman 53 – 60 UP2M AKPER Widya Husada Semarang

Kecukupan ASI Pada Ibu Nursalam. (2008). Konsep Penerapan


Menyusui. Jurnal Terpadu Metodologi Penelitian Ilmu
Ilmu Kesehatan. Vol 2. Keperawatan Pedoman
http://jurnal.poltekkes- Skripsi, Tesis, dan Instrumen
solo.ac.id/index.php/Int/articl Penelitian. Jakarta: Salemba
e/view/222.,diakses tanggal Medika
11 September 2018, jam
20:00 WIB Oktavia, Nova. (2015). Sistematika
Penulisan Karya Ilmiah.
Emyasari, Karina (2018). Asuhan Yogyakarta: Deepublish
Kebidanan Pada Ibu Nifas
Hari Ke 10-17 Pemberian Ramayulis, Rita. (2015). Green
Daun Katuk Untuk Smoothie. Jakarta: PT
meningkatkan Produksi ASI. Gramedia Pustaka Utama
Jurnal Ilmiah Kebidanan. Vol
4. Ramayulis, Rita. (2017). Jus
https://doi.org/10.33023/jikeb.v Pengganti Makanan. Jakarta:
4i1.154., diakses tanggal 11 Penebar Plus
September 2018, jam 19.30
WIB Reeder, Sharon. (2011). Kesehatan
Reproduksi Wanita. Jakarta:
Kumalasari, Intan. (2015). Panduan EGC
Praktik Laboratorium dan
Klinik Perawatan Antenatal, Sa’roni. (2004). Effectiveness Of The
Intranatal, Postnatal, Bayi Sauropus Androgynus (L.)
Baru Lahir, dan Kontrasepsi. Merr Leaf Extract In
Jakarta: Salemba Medika Increasing Mothers Breast
Milk Productions. Vol 14.
Ningrum. (2015). Pengaruh Asupan Media
Jus Daun Katuk Segar LubangKesehatan.https://dx.d
Terhadap Volume ASI Pada oi.org/10.22435/mpk.v14i3%20
Ibu Menyusui Saat Suhu Sept.903. Diakses tanggal 11
Basal. Vol 2. https://e- September 2018, jam 20.30
jurnal.stikesdutagama.ac.id/inde WIB
x.php/ilmu_kesehatan/article/vi
ew/78., diakses tanggal 11 Santoso, HB. (2008). Ragam dan
September 2018, jam 19.00 Khasiat Tanaman Obat.
WIB Jakarta: Agromedia Pustaka

Nirwana, Ade Benih. (2011). Santoso, Urip. (2016). Katuk,


Psikologi Kesehatan Wanita. Tumbuhan Multi Khasiat.
Solo: Nuha Medika Bengkulu: Fakultas Pertanian
(BPFP) Unib
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Septikasari, Majestika. (2018). Status
Jakarta: Rineka Cipta Gizi Anak dan Faktor yang
Nurjanah, Siti Nunung. (2013). Mempengaruhi. Yogyakarta:
Asuhan Kebidanan UNY
Postpartum. Bandung:
Refika Aditama

59
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 4 No. 1 Januari 2020, Halaman 53 – 60 UP2M AKPER Widya Husada Semarang

Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Walyani, ES. (2015). Perawatan


Riset Keperawatan. Kehamilan & Menyusui Anak
Yogyakarta: Graha Ilmu Pertama. Yogyakarta:
Pustaka Bary Press
Sofyan, Amru. (2011). Rustam
Mochtar Sinopsis Obstetri: Wilkinson, Judith M. (2016).
Obstetri Fisiologis, Obstetri Diagnosis keperawatan:
Patologi. Jakarta:EGC diagnosis NANDA-I,
intervensi NIC, hasil NOC.
Jakarta: EGC

60

Anda mungkin juga menyukai