Anda di halaman 1dari 34

TUGAS FISIKA TERAPAN

KUMPULAN ARTIKEL-ARTIKEL FISIKA

OLEH :
WENI SUSANTI
12030184005
Pend.Fisika A 2012
Fakultas MIPA
Universitas Negeri Surabaya
2015
Artikel 1

KERETA MAGLEV ( MAGNET LEVITATION)

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MAGLEV

Richard Trevithick memperkenalkan lokomotif uap pada tanggal 21 Februari 1804,


kereta tersebut melaju dengan kecepatan 8km/jam (5mph). Pada tahun 1815 seorang
Inggris yang bernama George Stephenson membuat lokomotif uap untuk barang yang
pertama di dunia yang digunakan oleh pertambanga Killingworth. Pada tahun 1825, dia
memperkenalkan kereta api penunmpang pertama yang dapat melaju dengan 25 km/jam
(16mph). Saat ini kereta dapat melayang di atas rel dengan kecepatan 500km/jam
(311mph).

Pada saat sekarang ini manusia membutuhkan suatu yang dapat mempercepat
kegiatan manusia baik dari segi apapun. Salah satunya yaitu dalam segi transportasi,
manusia membutuhkan transportasi yang lebih cepat guna menghemat waktu dalam
kehidupan manusia dalam era global sekarang.

Maglev (Magnetically Levitated Trains) atau kereta api yang mengambang secara
magnetis. Maglev atau letivasi magnet adalah teknik mengangkat objek menggunakan
prinsip magnet dalam Fisika Dasar. Dua kutub magnet yang sama akan tolak menolak dan
yang berbeda akan tarik menarik.

Kereta Maglev dapat bergerak dikarenakan dibagian bawah masing-masing kaki


kereta Maglev ada 2 bagian magnet yaitu magnet penyokong (Support Magnet) adalah
magnet yang menarik kereta agar mengambang dan menggerakkannya. Sedangkan dibagian
sisi-sisinya adalah magnet penuntun (Guidance Magnet) menjaga kereta tetap di jalur rel.
Magnet penyokong dan penuntun ini di pasang pada kedua sisi sepanjang kaki kereta dan
sistem control elektronik memastikan kereta melayang.

Kereta Maglev mengambang kurang lebih 10 cm diatas rel magnetiknya. Dorongan


ke depan dilakukan melalui interaksi antara rel magnetik dengan dengan mesin induksi yang
juga menghasilkan medan magnetic di dalam kereta. Dengan tidak adanya gesekan dengan
rel ini menyebabkan kecepatan setinggi itu bisa dicapai. Selain itu juga suara di dalamnya
juga jadi sangat tenang.
Jepang merupakan Negara yang maju dalam bidang teknologi, Jepang adalah
penguasa terdepan teknologi untuk kereta api super cepat di dunia. Kereta Jepang
Shinkansen melayang 10 cm (3,9 in) diatas relnya. Shinkansen menggunakan rodanya hingga
mencapai kecepatan 100 km/jam (62 mph) sebelum dia benar-benar melayang. Pada
kecepatan tertentu, helium encer yang sangat dingin digunakan untuk meminimalkan
kehilangan energi pada bidang maknit. Sedangkan jenis yang dibuat di Eropa menggunakan
maknit biasa, tetapi membuatnya lebih cepat melayang

Sistem kendali pada Shinkansen MLX01 Maglev menggunakan sistem synchronous


motor (LSM). Sistem ini diperlukan untuk memasok listrik ke koil pada rel sehingga
membuat kereta melayang setinggi 10 cm diatas permukaan rel.

Pada kerete Maglev sistem yang digunakan adalah tenaga elektromaknit antara
maknit superkondukting pada badan kereta dengan koil pada bantalan rel. Pada saat maknit
melewati dengan kecepatan tinggi, sebuah daya listrik muncul pada koil, yang
mengakibatkan terjadinya medan elektromaknit sementara. Hasilnya, terjadi dua tenaga,
yang saling mendorong dan menarik maknit superkondukting sehingga kereta melayang
diatas bantalan rel. Daya ini pula menyebabkan kereta dapat melaju dengan kecepatan
sangat tinggi.

Kereta maglev ketika bergerak dan mengerem di kendalikan oleh sistem SLLMotor.
Motor ini tidak terdapat dalam kereta maglev melainkan di relnya sendiri. Fungsinya sama
seperti seperti motor rotasi elektronik yg umum hanya saja lilitan dari motor di rubah
menjadi bagian dari rel sementara magnet dari motor menjadi bagian dari kereta magnet.
Medan magnetik yg menggerakkan kereta magnet dihasilkan oleh lilitan di rel.

Kereta maglev saat berpindah jalur rel menggunakan sistem perpindahan jalur rel
baja yang bisa melengkung (bendable steel switches system). Pada saat menikung kereta
maglev bisa mencapai kecepatan 200km/jam dan 300-400km/jam ketika bergerak lurus.

Fungsi sistem kontrol (kontrol room) adalah menjaga keselamatan kereta-kereta


maglev, mengatur perpindahan jalur rel dll. Kereta maglev berkomunikasi dengan sistem
kontrol melalui sistem komunikasi radio. Sistem komunikasi ini dilakukan secara otomatis yg
terpasang pada sistem rel dan kereta maglev. Sistem radio memberikan informasi lokasi
kereta magnet dan mengaktifkan rel yg akan dan sedang dilalui kereta maglev.

Teknologi maglev ini menyebabkan kereta maglev bisa beroperasi dalam kecepatan
300-400km/jam. Dalam uji coba di Jepang, JR-Maglev Kereta maglev tercepat dunia dengan
kecepatan resmi, 581 km/jam (2003, Guiness World Record). Penggunaan energi kereta
maglev lebih rendah dari kereta api/listrik, 3x lebih hemat dari mobil dan 5x lebih hemat
dari pesawat terbang.Lebih dari itu kereta maglev tidak berisik dan berguncang karena tidak
ada suspensi apalagi roda. Perawatan yang murah dan konsumsi energi yang hemat
dibanding kereta api/listrik menjadi faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi. Kereta
maglev terdiri dari 2 gerbong minimal dan tergantung dari jumlah penumpang maksimal
bisa 10 gerbong. Kereta maglev bisa juga sebagai kereta kargo dengan kapasitas seberat
15ton/gerbong.

Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan utama dari kereta ini adalah kemampuannya yang bisa melayang di atas rel,
sehingga tidak menimbulkan gesekan. Konsekuensinya, secara teoritis tidak akan ada
penggantian rel atau roda kereta karena tidak akan ada yang aus (biaya perawatan dapat
dihemat). Keuntungan sampingan lainnya adalah tidak ada gaya resistansi akibat gesekan.
Gaya resistansi udara tentunya masih ada. Untuk itu dikembangkan lagi Kereta Maglev yang
lebih aerodinamis.

Dikarenakan bentuk dan kecepatan kereta yang fantastis ini, kebisingan (suara) yang
ditimbulkan disaat kereta ini bergerak hampir sama dengan sebuah pesawat jet, dan di
perhitungkan lebih mengganggu daripada kereta konvensional. Sebuah studi membuktikan
suara yang ditimbulkan oleh kereta meglev dengan kereta konvensional biasa lebih bising
sekitar 5dB yaitu 78% nya. Kekurangan lain kereta ini adalah di mahalnya investasi terutama
pengadaan relnya.

Riset dan pengembangan

Paten pertama untuk kereta maglev didorong oleh motor "linear" adalah paten AS
3.470.828 dikeluarkan pada Oktober 1969 oleh James R. Powell dan Gordon T. Danby.
Teknologi dasarnya ditemukan oleh Eric Laithwaite, dan dijelaskan olehnya dalam
"Proceedings of the Institution of Electrical Engineers", vol. 112, 1965, pp. 2361-2375,
dengan judul "Electromagnetic Levitation". Laithwaite mematenkan motor "linear" pada
1948.

Pada 31 Desember 2000, superkonduktor temperatur tinggi berawak pertama secara


sukses diuji di barat daya Universitas Jiaotong, Chengdu, Cina. Sistem ini berdasarkan prinsip
"bulk" konduktor temperatur tinggi dapat diangkat atau dilayangkan secara stabil di atas
atau di bawah magnet pemanen. Muatannya di atas 530 kg dan jarak pelayangannya lebih
dari 20 mm. Sistem ini menggunakan nitrogen cair, yang sangat murah, untuk mendinginkan
superkonduktor.

"Terbang tanpa sayap" adalah istilah populer bagi kereta dengan teknologi maglev.
Impian manusia untuk bergerak dengan kecepatan tinggi saat ini bisa dicapai tidak hanya
menggunakan pesawat terbang, tetapi juga dengan kereta. Sejarah perkeretaapian
mencatat perkembangan yang pesat akhir-akhir ini. Dengan kemajuan teknologi,
perkeretaapian pada masa mendatang akan mengganti mesinnya yang menggunakan bahan
bakar konvensional dengan mesin yang bekerja tanpa bahan bakar.

Secara sederhana, kereta maglev adalah kereta tanpa roda yang menggunakan
tenaga magnet untuk melayang, menggerakkan, dan mengontrol jalannya kereta. Kereta
dengan teknologi itu sangat mungkin menggantikan transportasi massa dengan kecepatan
yang tinggi, percepatan besar, efisiensi energi yang tinggi, dan ramah lingkungan.

Sumber : http://teguhbaguspribadi-fkh12.web.unair.ac.id/artikel_detail-65892-Kumpulan
%20Artikel%20Unik-KERETA%20MAGLEV%20(%20MAGNET%20LEVITATION).html
Artikel 2

Medan Magnet Bumi Melemah

rzn/ab

Tiga satelit Badan Antariksa Eropa, mengungkap medan magnet bumi yang terus
melemah. Fenomena itu menandai pergeseran kutub yang sedang terjadi dan akan
berlangsung hingga 2019.

Sampel bebatuan yang dikumpulkan dari dasar Samudera Atlantik mengungkap


fenomena alam raksasa yang akan dialami Bumi. Menurut ilmuwan, sampel tersebut
membuktikan bahwa medan magnet bumi bertukar antara utara dan selatan setiap 250.000
tahun.

Perubahan medan magnet terakhir dialami 780.000 tahun silam, yang disebut
dengan Pertukaran Brunhes-Matuyama. Menurut ilmuwan, perubahan selanjutnya akan
terjadi dalam beberapa ribu tahun kedepan, tergolong cepat dalam ranah geologi.

Temuan tersebut didapat melalui citra beresolusi tinggi yang dibuat oleh tiga satelit
milik Badan Antariksa Eropa (ESA), atau yang sering disebut sebagai konstelasi Swarm.
Diluncurkan 2013 silam, Swarm mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan medan
magnet bumi.

Medan Magnet Bumi Melemah

Ketiga satelit serupa itu, Alpha, Bravo dan Charlie, memiliki Magnetometer yang bisa
mencatat arah dan kekuatan medan magnet. Alat pengukur magnet itu dipasang pada
tongkat sepanjang empat meter, agar meminimalisir gangguan dari perlengkapan lain di
badan satelit.

Observasi dan penelitian selama enam bulan memastikan tren umum bahwa medan
magnet Bumi mulai melemah. Fenomena ini terutama menguat di belahan langit bagian
barat. Sebaliknya di selatan Samudera Hindia, medan magnet bumi menguat sejak Januari.
Medan magnet berperan besar menaungi kehidupan di Bumi. Ia melindungi
atomosfer Bumi dari hujan partikel bermuatan listrik yang berasal dari Matahari. Partikel
tersebut bisa melenyapkan atmosfer sebuah planet, seperi yang terjadi pada planet Mars.

Kutub Bergerak

Medan magnet bumi tercipta ketika logam cair yang mengitari inti bumi berputar
dan membentuk arus konveksi yang bergerak sekitar sepuluh kilometer per tahun.

Pertukaran kutub berlangsung di dalam perut bumi. Selama beberapa bulan


kedepan, ilmuwan ESA akan menganalisa data yang dikumpulkan untuk mengungkap
kontribusi magnetik dari sumber lain, seperti mantel dan kerak bumi, samudera, ionosfer
serta magnetosfer.

Saat ini kutub selatan di sekitar Kanada bergerak setiap hari sejauh 90 meter.
Menurut ilmuwan, pergeseran itu akan terus berlangsung ke arah utara hingga tahun 2019.
Analisa teranyar juga memastikan pergeseran medan magnet di kutub utara ke arah Siberia.

Sumber : http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1403965937
Artikel 3

Manusia Bisa Melihat Medan Magnet

Tri Wahono

Tanpa disadari, manusia sebenarnya bisa melihat medan magnet Bumi karena
adanya suatu senyawa dalam mata. Ada kemungkinan, nenek moyang manusia dulu punya
kemampuan tersebut.

Sebuah studi menunjukkan bahwa ada kemungkinan protein bernama cryptochrome


muncul pada retina. Protein tersebut banyak didapati pada hewan dan tumbuhan sehingga
beberapa spesies bisa menggunakan medan magnet Bumi untuk melakukan navigasi.

Elektron dalam molekul cryptochrome saling terkait. Medan magnet Bumi


menyebabkan elektron bergoyang. Reaksi kimiawi untuk merespons goyangnya elektron
tersebut membuat burung dapat melihat medan maget dalam warna-warni.

Para peneliti sebelumnya mengira kalah cryptochrome tidak memiliki banyak


keuntungan bagi manusia sehingga tidak dapat mengenali medan magnet seperti burung.
Karenanya, manusia butuh patokan atau perangkat GPS untuk mengetahui arah.

Sangkaan ini yang sepertinya harus diubah setelah para ahli saraf dari University of
Massachusetts melakukan penelitian. Mereka mengambil cryptochrome dari manusia dan
memberikannya pada lalat buah yang kehilangan kemampuan melihat medan magnet.
Hasilnya, seperti dilaporkan Wired Science, lalat buah kembali memiliki kemampuan melihat
medan magnet.

Sayangya pada manusia, cara kerja cryptochrome tidak seperti pada lalat. "Kami
tidak tahu apakah kerja molekul itu sama pada retina manusia. Tapi kemungkinan itu ada,"
kata Steven Reppert, ahli saraf dari University of Massachusetts. Saat ini ilmuwan
mengetahui bahwa cryptochrome pada manusia berfungsi sebagai jam molekul, bukan
sebagai kompas.

Tapi para peneliti menduga bahwa nenek moyang manusia terbantu dengan adanya
protein tersebut untuk menentukan arah. Jika suatu saat para peneliti berhasil
mengembalikan kemampuan tersebut... selamat tinggal perangkat GPS.
Sumber : http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1314546503
Artikel 4

Mungkinkah Misteri "Monopole" Magnet Telah Terungkap

Agung Waluyo (George Washington University)

"... dalam batu ini kamu harus mengerti dengan hati-hati bahwa ada dua titik yang
salah satunya dipanggil kutub utara, yang lainnya kutub selatan." - Petrus Peregrinus (1269
AD).

KETIDAKSEMPURNAAN simetri antara medan listrik dan medan magnet adalah suatu
kejanggalan alam yang masih menjadi misteri sampai saat ini. Listrik dan magnet
sebenarnya adalah sama. Jika sebuah kawat dialiri listrik, di sekeliling kawat itu akan tercipta
medan magnet. Jika magnet bergerak di dekat sebuah kumparan kawat tertutup, akan
tercipta aliran listrik pada kumparan kawat tersebut.

Medan listrik permanen ada karena adanya partikel yang bermuatan listrik, seperti
elektron atau proton. Namun, medan magnet permanen selalu ada jika kutub utara dan
selatan ada secara bersama-sama. Tidak peduli seberapa kecil kita memenggal batang
magnet, yang kita dapatkan pada penggalan magnet yang lebih kecil adalah selalu pasangan
dua kutub magnet, utara dan selatan. Kita tidak pernah menemukan satu kutub magnet
terpisah, utara atau selatan. Kutub magnet yang terpisah inilah yang disebut monopole
(mono=tunggal, pole=kutub) magnet.

Adalah Paul Dirac, seorang fisikawan kelahiran Bristol, Inggris, pada tahun 1902,
yang pertama kali mengajukan konsep tentang adanya kutub tunggal magnet-sebuah
partikel hipotesis yang memiliki kutub magnet terisolasi utara atau selatan-di tahun 1931.

Dirac yang memenangkan hadiah Nobel fisika pada tahun 1933 ini mengajukan
hipotesis bahwa keberadaan partikel magnet ini akan menjelaskan mengapa muatan listrik
selalu memiliki besar yang merupakan kelipatan muatan partikel elektron. Pada tahun 1931
inilah pencarian partikel elementer magnet dimulai.

Di dalam fisika klasik, fenomena medan listrik dan magnet berhasil dipadukan oleh
fisikawan berkebangsaan Skotlandia yang bernama Max-Well. Ia memadukan kedua medan
listrik dan magnet ke dalam empat persamaan terkenal yang disebut persamaan Max-Well.
Dua dari empat persamaan Max-Well ini berisi Hukum Faraday dan Ampere. Hukum
Faraday menyatakan terciptanya medan listrik dari perubahan fluks magnet, sedangkan
Hukum Ampere menjelaskan terciptanya medan magnet dari adanya aliran listrik.

Dua persamaan lainnya berisi Hukum Gauss untuk medan listrik dan medan magnet.
Hukum Gauss untuk medan listrik merujuk kepada adanya muatan listrik tunggal, seperti
elektron dan proton. Sementara itu, Hukum Gauss untuk medan listrik merujuk kepada tidak
adanya muatan tunggal magnet.

Keanehan persamaan Max-Well adalah keempatnya melibatkan muatan dan aliran


listrik, tetapi tidak melibatkan muatan dan aliran magnet. Kenyataan ini disebut
ketidaksimetrisan persamaan Max-Well. Untuk membuat persamaan Max-Well simetris
inilah, Dirac mengajukan hipotesis tentang keberadaan monopole magnet.

Kesimetrisan antara medan listrik dan magnet dikenal sebagai prinsip dualitas
elektromagnetik. Jika prediksi Dirac benar, monopole magnet ini akan memiliki muatan
magnet yang berbanding terbalik dengan muatan elektron, sebuah kondisi yang dikenal
sebagai Kuantisasi Dirac.

Walaupun terlihat meyakinkan dan elegan secara teori, namun monopole magnet ini
sangat sulit ditemukan. Pencarian yang melibatkan fisikawan dan fasilitas eksperimen di
seluruh dunia ini belum juga membuahkan hasil seperti yang diprediksi.

Pencarian "monopole" magnet dengan teori partikel

Pencarian monopole Dirac dilakukan melalui fasilitas pemercepat partikel seperti


fasilitas pemercepat partikel Fermi di Chicago. Pengamatan langsung dilakukan dengan cara
menyelimuti daerah interaksi tumbukan proton dan antiproton dengan lembaran plastik.
Secara tidak langsung, pengamatan juga dilakukan dengan membuang berkas proton ke
dalam bahan ferromagnetik, yang kemudian diletakkan di dalam medan magnet yang sangat
besar untuk "menarik" monopole keluar dari daerah interaksi tersebut.

Pencarian ini juga dilakukan dengan menggunakan sinar kosmis. Usaha ini dimotivasi
oleh prediksi teori penggabungan agung atau GUT. Pada tahun 1974, secara terpisah, Gerald
? Hooft dari Belanda dan Alexander Polyakov dari Rusia menyatakan bahwa monopole
magnet diperlukan sebagai penyelesaian persamaan matematika bagi GUT ini. GUT adalah
teori fisika sedang diusahakan untuk menggabungkan antara gaya elektromagnetik, inti
lemah, dan inti kuat.

Sayangnya, monopole magnet diprediksikan oleh GUT memiliki massa yang sangat
berat. Dalam satuan energi, massa ini berskala 1016 giga elektronvolt, suatu skala energi
yang tidak mungkin dicapai oleh laboratorium pemercepat partikel mana pun di dunia ini.
GUT juga memprediksikan bahwa kepadatan monopole magnet ini sama besarnya dengan
kepadatan atom di alam semesta. Kenyataan pengamatan lapangan menunjukkan
sebaliknya bahwa tidak satu pun monopole magnet ditemukan. Dalam kosmologi,
kontradiksi ini dikenal sebagai "masalah monopole".

Dalam teori kosmologi, medan magnet dalam solar sistem dan dalam galaksi kita
akan mempercepat monopole magnet dari luar angkasa untuk tiba di bumi dengan
kecepatan yang berkisar dari 0,0001 sampai 0,01 kali kecepatan cahaya. Menurut fisikawan
partikel, kecepatan ini termasuk rendah.

Oleh karena itu, hal termudah untuk mendeteksi sesuatu yang berkecepatan rendah
adalah dengan membangun detektor yang cukup besar dan mengamati adakah sesuatu
yang melintasi detektor ini dengan waktu yang cukup lama. Salah satu fasilitas semacam ini
bernama MACRO. Detektor ini memiliki daerah penerimaan seluas sepuluh ribu meter
persegi pada kedalaman rata-rata 3,8 km di bawah daerah Pegunungan Gran Sasso, Italia.

Mencari "monopole" di ruang momentum

Karena kegagalan eksperimen untuk menemukan monopole magnet selama ini,


seorang fisikawan Jepang yang bernama Yoshinori Tokura mengalihkan pencarian tersebut
ke tempat yang tidak mendapatkan perhatian fisikawan selama ini. Tempat ini disebut ruang
momentum.

Ruang momentum bukanlah ruang yang riil, melainkan ruang matematika. Setiap
obyek akan menempati ruang dan memiliki kecepatan-jika sebuah obyek berhenti, itu
berarti obyek tersebut memiliki kecepatan nol. Besaran yang berasal dari perkalian antara
massa dan kecepatan obyek tadi disebut besaran momentum. Jika kita berlari dengan
kecepatan tertentu, semakin cepat kita berlari, semakin sulit pula kita berhenti. Hal yang
membuat kita sulit berhenti inilah yang disebut sebagai kuantitas gerak atau momentum.

Kecepatan dan posisi atau koordinat partikel bisa dijadikan label untuk menentukan
perilaku partikel tadi. Ruang dengan label lokasi adalah ruang riil, sedangkan ruang dengan
label momentum adalah ruang matematika. Banyak fenomena fisika lebih mudah dipelajari
jika fenomena tersebut ditempatkan di dalam ruang momentum ini.

Tokura dan rekan-rekan kerjanya termotivasi oleh teori dalam fisika zat padat yang
dikembangkan akhir-akhir ini. Teori ini menyarankan bahwa perilaku monopole magnet
dalam ruang momentum berhubungan dekat dengan apa yang dikenal sebagai anomali
pada efek Hall.

Tokura dan rekan-rekannya melakukan eksperimen dengan menempatkan kristal


dengan kualitas yang tinggi yang terbuat dari stronsium, ruthenium, dan oksigen dalam
medan magnet pada sumbu koordinat z, dan kemudian mengukur resistivitas transverse
pada arah sumbu y sebagaimana aliran listrik mengalir pada arah sumbu x. Mereka
menemukan bahwa resistivitas ini tidak berubah secara linier terhadap suhu sebagaimana
diharapkan, tetapi berubah-ubah dan bahkan berubah tanda-negatif atau positif.

Tim ini juga mengukur konduktivitas optis transverse film tipis yang terbuat dari
kristal yang sama dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai mikroskopi Kerr resolusi
tinggi. Dalam pengukuran tadi, mereka menemukan kurva dengan puncak tajam pada energi
yang rendah. Menurut Tokura dan timnya, kurva dengan puncak tajam tadi hanya bisa
dijelaskan dengan keberadaan monopole magnet pada struktur pita kristal.

Tim dari tiga negara-Jepang, China, dan Swiss-ini percaya bahwa efek anomali itu
adalah semacam "sidik jari" keberadaan monopole magnet. Mereka merencanakan untuk
mempelajari yang menunjukkan bahkan efek anomali yang lebih besar lagi. Salah satu
anggota tim, Kei Takahashi, yang berasal dari Universitas Genewa, mengatakan,
"Elektromagnetik adalah titik awal semua area dalam fisika. Dari titik pandang ini, kami telah
membuktikan bahwa kami bisa melakukan investigasi hampir semua cabang fisika, termasuk
fisika partikel dan kosmologi, dalam eksperimen fisika zat padat."
Jika memang benar bahwa monopole magnet telah ditemukan dalam materi
tertentu, penemuan ini akan memberikan dampak yang sangat besar kepada ilmu fisika.
Sebab, banyak teori yang perlu direvisi akibat adanya muatan dan aliran listrik yang harus
diperhitungkan dalam teori tertentu.

Dampak yang besar akan terjadi pada bidang elektronika karena para insinyur
elektronik bisa menciptakan aliran listrik dengan menggunakan aliran magnet. Pembawa
muatan tidak lagi harus muatan listrik, tetapi dengan muatan magnet.

Sumber : Kompas (21 April 2004)

Diakses http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1347081886
Artikel 5

Listrik Tanpa Kabel

Redaksi Intisari

Seorang ilmuwan mengaku mampu menangkap kekuatan dasar planet, lalu


menyalurkan energi listrik itu untuk berbagai kepentingan. Hebatnya, distribusi itu dilakukan
tanpa kabel.

Adalah Nikola Tesla, insinyur listrik kelahiran Smiljan - saat itu bagian dari Kerajaan
Austro-Hungarian, kini Yugoslavia - pada 9 Juli 1856. Konon kejeniusan Tesla setingkat
dengan Thomas Alfa Edison. Pertama kali hijrah ke New York tahun 1884, ia hanya bermodal
uang 4 sen, dan kopor berisi beberapa artikel teknik yang ditulisnya di Beograd dan Paris,
sebuah buku kumpulan puisi karyanya, dan beberapa kalkulasi teknis mesin terbang.

Namun, di kepala lelaki bermata dalam dan biji mata agak terang (padahal, biasanya
keturunan Slavia bermata gelap) telah tersimpan semua detail tentang generator arus AC
polyphase, yang kemudian jadi dasar instalasi pembangkit listrik tenaga air di air terjun
Niagara tahun 1895, serta sebagai standar mesin industri.

30 hak paten dalam setahun

Di New York, Tesla bekerja untuk Edison. Ia merancang 24 jenis dinamo. Namun
keduanya tidak pernah cocok. Maka, April 1887 Tesla mendirikan laboratorium sendiri.
Dalam waktu singkat ia membuktikan, sistem arus AC (bolak-balik)-nya jauh lebih hebat
dibandingkan dengan sistem DC (searah) Edison.

Hebatnya, kurang dari setahun ia telah mematenkan sekitar 30 karya. Malah 20


tahun berikutnya ia menelurkan penemuan di bidang teknik listrik dan radio dalam jumlah
yang mencengangkan. Sayang, serangkaian kecelakaan memusnahkan banyak tulisannya.
Mana mungkin ia mengingat setiap tanggal penemuannya? Namanya sebagai penemu pun
sering terabaikan.

Untung, ada usaha untuk meluruskan. Misalnya, Tesla, bukannya Marconi, penemu
sirkuit pencari gelombang yang jadi dasar radio. Pahitnya, fakta ini ditentukan Pengadilan
Tinggi AS tepat di tahun kematiannya. Sebenarnya masih berjajar kemungkinan gelar lain,
seperti peneliti pertama sinar katoda dan sinar X, radiasi ultraviolet dari arus berfrekuensi
tinggi dan efek terapinya terhadap tubuh. Ia pula yang merancang nenek moyang tabung
lampu fluorescent, serta mengembangkan alat serupa laser. Salah satu penemuan yang
mengabadikan namanya adalah kumparan Tesla. Namun, karya ini saja tak mampu
mencerminkan prestasi ilmiahnya yang merevolusi dunia modern. Ilmuwan masyhur Inggris
Lord Kelvin berkomentar, "Kontribusi Tesla di bidang kelistrikan melampaui yang dilakukan
orang lain." [listrik1.gif (63352 bytes)]

Suasana tiruan pemancaran jutaan volt arus listrik di Colorado Springs dengan
percikan api buatan. (Foto-foto: The Unexplained)

Karena kreativitasnya, tahun 1912 Tesla dinominasikan untuk hadiah Nobel di bidang
ilmu fisika. Tapi ia menolak. Ia lebih merasa berhak memperoleh pada tahun 1909 atas
Nobel yang dianugerahkan pada Marconi. Alasannya, pada 1898 di Madison Square Garden,
New York, ia mendemonstrasikan perahu radio kontrol.

200 lampu menyala tanpa kabel

Berbeda dengan Marconi, Tesla sangat peduli dengan transmisi energi bukan cuma
dalam jumlah kecil berupa sinyal radio, tapi juga energi besar listrik untuk keperluan rumah
tangga dan industri. Malah tahun 1899 ia membangun stasiun pengirim tenaga listrik
raksasa di Colorado Springs, di dataran tinggi Rocky. Instalasi itu serupa lumbung berukuran
60 m2. Tepat di tengah atap ada rangka menara setinggi 60 m. Di puncaknya terpasang bola
tembaga berdiameter 90 cm. Di dalam bangunan ada kerangka bulat berdiameter 23 m
yang dipagari lalu dililit kawat sebagai kumparan utama pemancar, kumparan kedua
berdiameter 3 m menempel langsung di tiang.

Prinsip kerjanya serupa dengan mainan ayunan anak-anak. Dorongan ringan akan
mulai menggerakkannya, dorongan yang sama di saat yang tepat, akan membuat ayunan
makin tinggi. Demikian pula rangkaian dari getaran listrik, frekuensi yang diterima tepat
pada kumparan utama, akan menghasilkan getaran yang akan makin besar dan hasilnya
makin tinggi di kumparan kedua. Getaran di tiang dihubungkan dengan kumparan kedua
Tesla akan membangkitkan gelombang radio frekuensi tinggi yang mampu berjalan jauh ke
belahan lain bumi secara bolak-balik.
Jika kemudian dengan alat oscillation (pengubah arus DC menjadi AC) diselaraskan
pada frekuensi alami arus listrik bumi, saat kembali arus akan memperkuat getaran voltase
di tiang, dan mendorong keluar arus dari bumi. Hasilnya, arus yang makin besar akan keluar
sebagai gelombang melalui pemancar itu. Menurut teori, seluruh planet dapat dipakai
sebagai sirkuit kedua penguat arus.

Suasana pengoperasian alat itu diceritakan oleh John J. O'Neill dalam Prodigal
Genius. Tesla melihat puncak tiang dari luar bangunan, pembantunya Czito berdiri takut-
takut di dekat alat kontrol di dalamnya. Ketika Czito memencet tombol, kumparan kedua
dikelilingi oleh api listrik yang melingkar, bepercikan ramai menembus ke luar bangunan,
dan terdengar bunyi gemeretak keras di ketinggian jauh di atas kepala. "... Muncul bunyi
gemeretak dahsyat dari kumparan yang makin lama makin keras ... Bunyi itu susul-menyusul
serupa rentetan senapan mesin. Letusan jauh di ketinggian di udara yang sangat keras lebih
mirip gelegar meriam. Seakan terjadi perang artileri di dalam bangunan ... Tiba-tiba muncul
sinar biru aneh di dalam bangunan. Kumparan menyala. Setiap titik di dalam bangunan
menyemburkan api. Begitu banyak lidah api yang berkobar ...."

Tesla terpesona. Dari bola tembaga di puncak tiang, muncul ledakan, kilat, dan lidah
api sejauh 40 m. Tiba-tiba kilat itu berhenti. Tesla berlari masuk ke laboratorium,
memprotes Czito karena menghentikan percobaan. Tanpa bicara Czito menunjuk tombol
kontrol, power supply rusak. Percobaan itu membakar habis sistem pembangkit Perusahaan
Listrik Colorado Spring. [listrik5.gif (53015 bytes)] Demonstrasi modern ide Tesla. Lampu
fluorescent menyala oleh gelombang frekuensi radio dari kumparan Tesla, tanpa kabel.

Untungnya, generator perusahaan itu hasil rancangan Tesla, sehingga dalam


seminggu bisa dioperasikan lagi. Hasil percobaan itu dijelaskan dalam karya tulisnya, "... Bila
kita mengeluarkan suara lalu mendengar gema, artinya suara itu membentur dinding atau
hambatan pada jarak tertentu, lalu dipantulkan kembali. Seperti suara, gelombang listrik
bisa dipantulkan. Bukti kesamaan mereka adalah fenomena listrik yang dikenal sebagai
gelombang tetap yaitu gelombang dengan bentuk tetap. Aku tidak mengirim getaran listrik
ke arah dinding, melainkan ke arah batas bumi di kejauhan. Yang kuperoleh, gelombang
listrik seimbang ... dipantulkan dari jauh."
Demonstrasi efek kumparan Tesla untuk instalasi raksasa di Colorado Springs itu
mampu menyalakan 200 lampu pijar karya Edison pada jarak 40 km tanpa kabel!

Memancing arus listrik bumi

Setelah itu, Tesla memulai proyek yang lebih ambisius, ia sebut sistem jaringan
dunia. Dengan memanfaatkan getaran listrik alamiah bumi ini akan tersedia energi listrik
yang murah dan universal. Didukung dana dari pengusaha kereta api terkemuka J.P.
Morgan, ia memulai konstruksi kompleks transmisi di lahan seluas 800 ha di Wardencliff,
Long Island, 100 km dari New York. Rangka kayu menara menjulang setinggi 45 m. Di
atasnya dipasang elektroda tembaga berdiameter 30 m serupa donat raksasa dengan
tabung berdiameter 6 m. Namun, tidak ada dana untuk menyelesaikannya. Menara itu
sempat berdiri selama 12 tahun, sampai akhirnya dirobohkan selama PD I demi alasan
keamanan. Semua skema rancangan tidak terwujud, gagal pula proyek kota industri yang
dirancang bersama rekannya, arsitek Stanford White.

Sejak itu Tesla berusaha lebih kreatif. Ia tak pernah miskin ide. Saat ilmuwan dan
insinyur lain mencoba menerapkan ilmu pada peralatan praktis atas berbagai ide - yang
dapat diklaim berasal dari ide dasarnya, Tesla malah mengembangkan teori-teori baru.
Makin tua Tesla, makin renggang pula hubungannya dengan masyarakat ilmiah. Tak heran
bila ia sering mengeluarkan pernyataan fanatik yang bertentangan dengan mazhab lain.
Misalnya, ia tidak dapat menerima gambaran modern struktur atom yang berbeda
dengannya, atau mau memahami ide memecah atom.

Dari percobaan dengan oscillator listrik berenergi tinggi dan gelombang sangat
panjang, ia yakin, tiap benda selalu bergetar. Namun, ia melihat itu sebagai bentuk
hubungan fisik sederhana antara dua benda daripada konsep canggih mekanika kuantum. Di
Colorado Springs, Tesla memompa elektron keluar-masuk bumi. Ia menyebut,
membangkitkan arus listrik bumi dalam gerakan getar dengan transmisi gelombang sangat
panjang. [listrik4.gif (48639 bytes)].

Tesla dan lampu fluorescent. Tenaga frekuensi tinggi diterima lampu melalui kawat
yang disembunyikan di tubuh Tesla.
Selain panjang gelombang, Tesla diduga menemukan prinsip laser. Tak lain karena
sinar laser dihasilkan oleh oscillator yang sama seperti yang dipakai Tesla untuk
menghasilkan listrik voltase tingginya. Apalagi dalam tulisan tahun 1934, Tesla bercerita
tentang alat yang serupa laser. Ia menyebut, ada partikel yang bisa berdimensi besar atau
mikroskopis, yang mampu mengirimkan energi berbentuk sinar atau sejenisnya ke wilayah
yang sangat jauh. Ribuan PK energi dapat dikirim berupa aliran yang lebih kecil dari seutas
rambut, dan mampu menembus hambatan apa pun.

Sebelum tahun 1960 laser nyata pertama dibuat oleh fisikawan Amerika, T.H.
Maiman, yang menggunakan sebatang batu rubi sintetis untuk menghasilkan lampu merah.
Caranya, memompa energi sinar dengan frekuensi sama ke dalamnya.

Ada beberapa aspek penting yang membedakan sinar laser dengan sinar biasa. Sinar
laser terdiri dari sinar sejenis dengan panjang gelombang sama, pemancaran hanya ke satu
arah, dan gelombangnya koheren. Sedangkan sinar biasa punya panjang gelombang
berbeda-beda yang memancar ke berbagai arah. Karenanya, sinar laser dapat dikirim ke
tempat yang jauh tanpa harus menyebar atau berkurang kekuatannya. Ini dibuktikan
dengan mengirimkan sinar ke bulan yang kemudian dipantulkan ke bumi melalui reflektor
yang dipasang oleh orang pertama yang mendarat di bulan. Sinar yang kembali tak
menunjukkan berkurangnya kekuatan.

Pada ulang tahun ke-82, dalam jamuan makan malam di Hotel New Yorker, Tesla
ditanya apakah dapat menghasilkan efek di bulan yang cukup besar untuk dilihat oleh
astronom melalui teleskop berkekuatan tinggi.

Tesla mengaku, bisa mengirim sinar yang akan berpijar di bagian gelap bulan sabit.
Demikian benderang sinarnya sehingga serupa bintang yang dapat dilihat dengan mata
telanjang.

Senjata sinar mematikan

Kemudian timbul isu, Tesla menemukan senjata sinar dengan kekuatan dan
ketepatan yang belum pernah ada sebelumnya. Apalagi, di akhir hidup Tesla meninggalkan
isyarat yang menguatkan dugaan itu. "Penemuanku bisa menghancurkan apa pun, manusia
atau mesin yang ada dalam radius 320 km." Tapi, dalam artikel tahun 1935, ia menyanggah
bila penemuannya menyebabkan perang. Ia mengaku benci perang. "Perang tidak dapat
dihentikan dengan membuat pihak yang lemah menjadi kuat. Cara paling tepat, membuat
tiap bangsa, kuat atau lemah, mampu mempertahankan diri. Tiap negara, besar-kecil, tak
akan kalah melawan musuh. Jika senjata itu diterima, hubungan antarbangsa akan
mengalami revolusi."

Kecurigaan itu berekses tak menyenangkan padanya tak lama setelah ia berpulang, 7
Januari 1943, di kamar New Yorker Hotel di Manhattan. Sebelum tubuh kakunya dipindah,
beberapa agen FBI masuk kamar, membuka brankas mini, dan mengambil semua dokumen
yang diduga berisi detail rancangan senjata rahasia.

Sampai beberapa dekade ketakutan akan senjata rahasia Tesla masih menghantui
beberapa kalangan. Misalnya, Mayor Jenderal George Keegan, mantan kepala intelijen AU
AS, yang curiga dengan munculnya badai listrik aneh di kawasan Kanada tahun 1977 seperti
yang dimuat dalam Harian Evening Standard di London. Keegan yakin, badai itu akibat
percobaan senjata partikel Sovyet yang mampu meledakkan rudal balistik antarbenua - yang
tengah melintas di atas lapisan atmosfer. Belum lagi kabar aneh, asisten terakhir Tesla,
Arthur Matthews, diinterogasi secara intensif oleh insinyur listrik Rusia.

Isyarat pertama akan eksperimen senjata partikel itu muncul saat satelit data
mengindikasikan kehadiran tak terduga hidrogen, dengan terlacaknya tritium (bahan bakar
bom hidrogen) di lapisan atas atmosfer. Petugas rahasia menghubungkannya dengan
informasi bahwa Sovyet mengadakan percobaan di Semipalatinsk, Kazakhstan. Demikian
pula instalasi berkode Tora di Sary-Shagan, + 800 km dari Semipalatinsk, Sovyet, atau di
Gomel dekat Minsk. Tujuannya, mengembangkan senjata yang mampu mempercepat dan
memfokuskan sinar partikel atom pada sasaran tembak, misalnya rudal.

Partikel subatomik yang dipakai dalam senjata itu adalah proton atau elektron.
Dalam teori fisika modern, zat ini dapat dipercepat dengan alat yang dikontrol oleh
oscillator dari medan elektromagnet, atau energi gelombang yang dapat dipompa ke depan.
Cara ini persis seperti cara kerja kumparan Tesla, atau gelombang sinar laser. Yang utama
tentang senjata partikel atau laser adalah sinarnya terdiri atas energi gelombang yang
dihasilkan seperti frekuensi yang sama telah menyatu dalam sifat mereka sendiri, atau
menjadi emisi koheren. Gelombang tetap ini sejenis dengan yang dijelaskan Tesla dalam
karya tulis tahun 1900.

Secara samar Sovyet menjelaskan percobaan itu dilakukan dalam saluran frekuensi
tinggi. Akibatnya, muncul gangguan hebat pada beberapa stasiun radio selama tahun 1976,
yang diprotes oleh beberapa negara, termasuk Inggris.

Selain masalah gangguan radio, ada masalah lain yang lebih penting yaitu efek
penembakan yang sulit terkontrol atas senjata sinar partikel di lapisan atas atmosfer. Pada
ketinggian sekitar 100 km di atas permukaan bumi terdapat lapisan ionosfer. Bagian ini
terdiri atas beberapa lapisan yang sedikit sekali mengandung air. Sebagian atomnya
terbongkar menjadi ion bermuatan listrik. Lapisan ini bertanggung jawab atas pemantulan
gelombang panjang radio dalam mengelilingi bumi. Ia juga bagian dari atmosfer di mana
muncul aurora borealis (sinar di angkasa yang muncul di wilayah kutub geomagnetik bumi di
malam hari akibat tingginya aktivitas matahari, bisa tampak di Kanada, Alaska, dan
Skandinavia Utara) dengan muatan listrik yang luar biasa sebagai respons atas penyinaran
kosmis terus-menerus di angkasa.

Sinar partikel yang terfokus baik dapat menghantam lubang di ionosfer. Partikel-
partikel itu dapat secara positif mengisi proton, atau sebaliknya secara negatif mengisi
elektron. Keadaan ini akan mempengaruhi penyebaran ion di sekitar jejak sinar lampu, yang
berakibat munculnya aurora dan gangguan radio, serupa yang terjadi di Kanada tahun 1977.

Tapi adakah pengaruhnya terhadap kondisi terakhir atmosfer dan iklim di bumi?
Andrew Michrowski, ilmuwan di jaringan pembangkit tenaga di Kanada Timur, yakin. "Pasti
Rusia melakukan percobaan berdasarkan ide Tesla, dan telah mengubah iklim dunia,"
ujarnya. Lain lagi dengan Watson W. Scott, direktur operasi di Departemen Komunikasi
Kanada di Ottawa, "Mungkinkah percobaan ini berkaitan dengan kekeringan hebat di Inggris
tahun 1976, hawa hangat di Greenland, dan turunnya salju di Miami? Belum ada bukti yang
mendukung kebenarannya." (The Unexplained/Sht)

Sumber : Intisari (Maret 1999) diakses pada 13/10/2015 19.15 WIB

http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1063390858
Artikel 6

Dunia Tanpa Kabel

WURAGIL/KURNIAWAN

Intel berhasil membuat efisiensi induksi resonansi menjadi tinggi. Men-charge laptop
tinggal taruh di atas meja.

Justin Rattner, Direktur Bidang Teknologi di Intel Corporation, mendemonstrasikan


bagaimana listrik bisa dikirim tanpa menggunakan kabel. Rattner melakukannya dalam "Intel
Developer Forum" di San Francisco, California, Amerika Serikat, Kamis lalu.

Rattner mengusung teknologi yang dikenal dengan Wireless Resonant Energy Link
(WREL), sebuah riset Intel yang meneruskan apa yang sudah dicetuskan tim ahli fisika di
Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat. Dalam demonya itu, Rattner
memamerkan bagaimana sebuah lampu berdaya 60 watt dapat dinyalakan tanpa sakelar
dan tentu saja jaringan kabelnya.

Ia mendirikan dua kumparan kawat di atas sebuah meja yang satu sama lain terpisah
sejauh hampir satu meter. Satu lingkaran kawat memiliki bola lampu di ujungnya,
sedangkan kawat kedua berperan semacam antena yang terhubung dengan sumber arus
listrik. Ketika sumber arus dihidupkan, lampu itu menyala begitu saja. Ketika digeser
menjauhi antena, lampu tersebut padam.

Itu bukan sulap, juga bukan sihir. WREL hanya bersandar pada prinsip resonator,
prinsip yang sama dengan yang berlaku ketika suara seorang penyanyi mampu membuat
meretakkan kaca gelas. Dalam hal ini, pita suara penyanyi itu berfungsi sebagai pemancar
atau resonator, sedangkan gelas ataupun lingkaran kawat pada lampu berperan sebagai
penerima yang menyerap frekuensi pancaran resonator yang sama dengan miliknya.

Adalah fisikawan MIT, Marin Soljacic, yang menemukan fenomena induksi resonansi
frekuensi itu lalu mempublikasikannya lewat jurnal Science setahun lalu. Soljacic
menangkap fenomena yang diberinya nama WiTricity itu pada tengah malam ketika
tidurnya terganggu untuk kesekian kalinya oleh "raungan" baterai ponsel milik sang istri
yang minta diisi ulang.
"Setiap pukul 02.00 ia akan berbunyi keras sekali sampai saya akhirnya berpikir
bisakah ponsel itu mengurus dirinya dengan mengisi ulang energi baterainya sendiri?" tutur
Soljacic.

Sebenarnya, ada banyak cara yang bisa digunakan Soljacic untuk menuangkan ide
aliran listrik tanpa kabel itu. Tapi semuanya dirasa tidak efektif. Gelombang radio, misalnya,
memang bisa memindahkan energi tingkat rendah, tapi arahnya omni alias tersebar ke
segala arah.

Laser juga begitu. Jenis gelombang ini cocok untuk transfer energi yang besar,
namun terlalu berbahaya untuk diaplikasikan dalam rumah.

Lewat bantuan medan magnet, Soljacic dan timnya bisa membuktikan bahwa sebuah
bola lampu 60 watt bisa dihidupkan hanya dengan bantuan kumparan kawat. Lampu bahkan
tetap menyala ketika sebilah papan menghalanginya dari kumparan kawat yang berperan
sebagai resonator. Tapi, efisiensi transmisi yang dibangkitkan Soljacic dan kawan-kawannya
di MIT masih 40-50 persen.

Kamis lalu, Rattner dan Intel mengumumkan bahwa efisiensi itu sudah meningkat
menjadi 75 persen. Dengan efisiensi yang tergolong tinggi itu dan kemampuan
menghidupkan bohlam lampu yang sejatinya lebih lapar energi daripada laptop pada
umumnya, sebuah dunia tanpa kabel sudah bisa dibayangkan.

Sejauh ini Intel--raksasa pembuat chip yang berbasis di Santa Clara--sudah mulai
menyiasati agar medan elektromagnetik nantinya tidak merusak komponen lain di
komputer. Bahkan, teknologi ini nanti bisa menjadi satu paket di permukaan meja di rumah
dan kantor-kantor.

"Bukan cuma lampu dan laptop, semua peralatan yang menggunakan baterai tinggal
Anda letakkan di sana dan mereka akan menyerap energi listrik sendiri," tutur Rattner.

Aplikasinya malah bisa "tumpah" hingga ke jalan tol yang bisa terus men-charge
baterai mobil listrik, atau menyusup ke dalam organ manusia dengan membebaskan alat-
alat pemacu jantung dari kebutuhan baterai yang baru. Paling tidak, tidur Soljacic dan
istrinya tidak akan terganggu lagi di setiap malam.
Tapi, tunggu dulu, semua itu mungkin masih terlalu jauh. Josh Smith, anggota tim
peneliti di Intel, menyatakan bahwa pengembangan sebuah sistem wireless energy port itu
masih sangat awal. "Masih butuh banyak riset sebelum bisa memasarkannya," kata dia.
(lihat boks: Trik Agar Listrik Melompat). Mengenai prospek ini, Rattner bahkan sempat
menyebut tahun 2050.

"Saat itu, Anda baru bisa memotong kabel terakhir setelah kita sudah memiliki e-
mail dan Internet nirkabel yang sangat menyenangkan," Smith menambahkan.
AFP/NYTIMES/WURAGIL/KURNIAWAN (SAN FRANSISCO)

Listrik Melompat (Aman dan Efisien)

Setahun lalu, peneliti di Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat,


sukses menguji sebuah sistem transfer listrik tanpa menggunakan jaringan kabel. Karena
tidak lagi merambati kabel tembaga, arus listrik itu jadi seperti melompat secara ajaib.

Kamis lalu, Intel menunjukkan bahwa sistem itu bisa dipertajam lagi lewat daya
jangkau resonansi dan efisiensi penyerapan energinya. "Trik listrik tanpa kabel ini bukan
sekadar apakah Anda bisa membuatnya. Ini adalah soal apakah Anda dapat membuatnya
aman dan efisien," kata Josh Smith, peneliti di Intel.

Intel semakin membuka jalan WREL--atau WiTrinity versi MIT-untuk bisa digunakan
di bandara-bandara atau gedung umum. Teknologi yang sama juga bisa ditanam dalam
komponen komputer seperti monitor yang memungkinkan memancarkan listrik untuk
digunakan oleh gadget yang lain di sisi monitor itu.

"Awalnya, teknologi ini bisa mengeliminasi charger, tapi ternyata bisa mengeliminasi
baterainya sekalian," tutur Rob Enderle, analis di Enderle Group. "Dunia bisa berubah."
GRAPHICNEWS

Menunggu Keset Intel

Sistem wireless power secara umum adalah "menembakkan" arus listrik dari unit
pemancar ke penerima (receiver). Sistem ini bukanlah baru. Di awal abad ke-20, inventor
Nikola Tesla sudah mencobanya, tapi eksperimen-eksperimennya keburu terhenti karena
kehabisan modal.
Sistem isi ulang baterai secara magnetik saat ini bahkan sudah digunakan dalam
beberapa perlengkapan konsumen seperti sikat gigi listrik. Tapi, kelemahannya, unit
receiver-nya masih terpaku di satu tempat saja.

Intel sebenarnya sudah berhasil membuat arus listrik itu melompat lebih jauh
sehingga sistem yang sudah ada saat ini menjadi lebih menyenangkan. Tapi, Intel
menyatakan risetnya itu belum selesai, setidaknya sampai 2050 nanti. Meski bisa
dimanfaatkan untuk berbagai perangkat, Intel juga memilih fokus dulu untuk sebuah
charger baterai laptop.

Khusus untuk produk ini, sudah ada beberapa perusahaan yang memproduksi "keset
nirkabel" yang berukuran sekitar 20 x 20 sentimeter. Tapi, masalahnya, dari semua keset itu,
tidak ada satu pun yang sukses di pasar karena semuanya membutuhkan modul tambahan
dari logam atau lainnya yang disesuaikan untuk setiap komponen agar bisa menerima arus
listrik.

WildCharge, sebuah perusahaan yang berbasis di Colorado, misalnya, harus merilis


backplate khusus, masing-masing untuk Motorola RAZR, iPod Nano, dan Blackberry. Selain
itu, ada pula Fulton Innovation, perusahaan lainnya di Amerika Serikat, yang mengincar
pasar tatakan khusus di dasbor yang bisa menggenggam telepon seluler sekaligus mengisi
ulang baterainya.

Sumber : Koran Tempo (25 Agustus 2008)

Diakses http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1226276686
Artikel 7

Mengapa Ketika kita mencabut staker dari stop kontaknya, kadang-kadang kita
mengamati adanya lecutan kecil?

Sebelum kabelnya diputus, kabel tersebut menyalurkan arus, seperti yang telah kita lihat,
menghasilkan medan magnetik yang mengelilingi arus tersebut. Ketika kabelnya diputus,
arus secara tiba-tiba terhenti dan medan magnetic disekilingnya hilang. Medan magnetik
yang berubah itu menghasilkan ggl yang mencoba mempertahankan arus semula, yang
menyebabkan terjadinya lecutan diantara steker. Begitu medan magnetinya mencapai nol
hingga tidak ada yang berubah lagi, ggl tadi menjadi nol. Ggl dan arus yang disebabkan oleh
medan magnetik yang berubah disebut ggl induksi dan arus induksi.

Mengapa dalam Sebuah medan magnet yang cukup kuat akan merusak sifat
superkonduktor ?

Sebuah medan magnet yang cukup kuat akan merusak sifat superkonduktor, hal ini
disebabkan karena nilai ambang atau kritis dari medan magnet yang menyebabkan
hilangnya sifat superkonduktor dari suatu campuran , yang dinyatakan dengan Hc(T) yang
merupakan fungsi dari temperatur. Pada temperatus kritis maka medan magnet kritis
adalah nol : Hc(Tc) = 0. Perlu dicatat bahwa nilai kritis dari medan magnet dinyatakan
sebagai Bac, akan tetapi para praktisi superkonduktor lebih sering manggunakan nilai Hc
dengan Hc = Bac/μo. Notasi Ba menyatakan medan magnet yang dikenakan pada
superkonduktor.

Sumber : http://komangsuardika.blogspot.co.id/2012/05/fenomena-listrik-magnet_05.html
Artikel 8

Sejarah Hidup Fisikawan James Clerk Maxwell

“Semua tenaga pikiran, semua kekuatan hasrat. Mungkin saja tertinggal dalam debu
ketika kita mati, tetapi cinta adalah milik kita, dan akan tetap milik kita. Sekalipun tanah dan
laut sudah tiada”. Syair ini ditulis James Clerk Maxwell untuk istrinya, menggambarkan sisi
romantis seorang Fisikawan terkenal penemu laju cahaya. Maxwell memang orang yang
sangat peka, dengan perasaan keagamaan yang kuat dan perasaan humor yang menarik dan
menakjubkan. Banyak suratnya mengungkapkan ironi yang sangat halus. Ia juga memiliki
bakat untuk menulis puisi, tulisan ringan, tetapi kadang menyentuh. Yah, itulah Maxwell,
romantisme juga mendapatkan tempat khusus dalam sejarah hidupnya.

James Clerk Maxwell dilahirkan di Edinburgh, Skotlandia, pada tahun 1831. Ia adalah
seorang fisikawan matematis terbesar sejak Newton; bahwa ia telah menemukan teori
elektromagnetik cahaya dan ia telah memperkirakan keberadaan gelombang radio.
Perjalanan kemahasiswaan Maxwell luar biasa lamanya. Ia menghabiskan waktu 3 tahun di
Universitas Edinburgh dan 3 tahun lagi di Cambridge. Tidak seperti Einstein, ia menikmati
kehidupan mahasiswa yang beruntung dan ia mendapat perhatian dari sejumlah dosen
terkemuka. Di Edinburgh ia dipengaruhi oleh dua orang berpengaruh dan yang sangat
berbeda tajam. James David Forbes dan Sir William Hamilton, seorang metafisikawan,
Forbes merupakan seorang yang senang dengan percobaan, yang telah menemukan
seismometer dan melakukan kajian tentang polarisasi radiasi inframerah dan kajian tentang
gerak gletser.

Pada tahun 1850 Maxwell pindah ke Cambridge. Sejak itu kegemaran


matematikanya mulai jelas dan seperti banyak mahasiswa cerdas lain sebelum dan
setelahnya, Maxwell benar-benar bekerja keras walaupun tidak memperlihatkannya.
Pembimbingnya ialah Williams Hopkins, penemu geofisika modern dan salah seorang dosen
terkemuka yang pernah dicetak oleh Cambridge. Orang lain yang mempengaruhinya ialah G.
G. Stokes, fisikawan matematis yang mewarisi kursi yang pernah dipakai Newton dan
William Whewell.
Terkait dengan teorinya yang terkenal tentang elektromagnetik cahaya, teori ini
sebenarnya berakar dari kajian dua orang, Michel Faraday dan William Thomson. Penemu
motor listrik Faraday dan penelitiannya di bidang induksi elektromagnetik, elektrokimia,
dielektrik, dan diamagnetik. Jasa Maxwell yang lain adalah terkait dengan sumbangannya
pada fisika statistik dan molekular, dimana Maxwell memperkenalkan fungsi distribusi
kecepatan dan mengumumkan teorema ekipartisi, yang dalam bentuk aslinya menyatakan
bahwa energi translasi dan energi putaran rata-rata sejumlah besar molekul yang
bertubrukan, tanpa memandang apakah dari spesies yang sama atau berbeda, akan sama.

Itulah Maxwell, dengan sederet penemuan luar biasa yang telah dipersembahkan
untuk kemajuan ilmu fisika. Kariernya dalam bidang ilmu berakhir cukup cepat karena dia
meninggal dunia tahun 1879 akibat serangan kanker, tak berapa lama setelah merayakan
ulang tahunnya yang ke-48.

Sumber : Pustaka Fisika, 16/01/2013


Artikel 9

Nuclear Magnetic Resonance

Muhamad Khabib Junaini (SMA Titia Teras Muaro Jambi)

Isu nuklir Iran akhir-akhir ini banyak mengisi pemberitaan media masa. Negara yang
sangat disibukkan oleh isu ini adalah Amerika serikat. Amerika menuduh program nuklir Iran
adalah untuk persenjataan. Iran selalu menyangkal tuduhan tersebut, Iran mengatakan
bahwa program nuklirnya adalah untuk memproduksi energi listrik. Isu-isu ini selalu saja
muncul karena ketakutan akan dahsyatnya senjata nuklir yang dapat menimbulkan
kerusakan yang luar biasa. Pemberitaan-pemberitaan seperti ini telah menggiring perhatian
masyarakat akan bahaya nuklir. Namun demikian, penelitian tentang nuklir terus
berkembang dengan pesat hingga saat ini, mengingat nuklir juga memiliki manfaat yang
besar bagi kita. Salah satunya adalah penemuan tentang nulear magnetic resonance (NMR).

NMR adalah fenomena dimana inti atom dapat menyerap gelombang


elektromagnetik pada frekuensi tertentu. NMR ini adalah hasil penelitian yang dilakukan
secara independent oleh dua fisikawan asal Amerika Serikat, Felix Bloch dan Edward Mills
Purcell pada tahun 1946, sehingga keduanya meraih hadiah Nobel pada tahun 1952. Dari
penelitian-penelitian tentang nuklir, diketahui bahwa inti atom memiliki momen magnetik,
sehingga inti bisa dipengaruhi oleh medan magnet. Peristiwa penyerapan gelombang
elektromagnetik oleh inti terjadi ketika inti atom diletakkan dalam medan magnet luar,
kemudian diberi radiasi dengan gelombang elektromagnetik. Penyerapan gelombang ini
mengakibatkan pergeseran tingkat energi pada inti atom, selanjutnya ketika inti atom
kembali ke keadaan awalnya, inti akan memancarkan gelombang elektromagnet dengan
frekuensi yang sama dengan frekuensi gelombang elektromagnet yang diserap. Frekuensi
inilah yang kemudian diolah melalui proses komputerisasi dan menghasilkan informasi
dalam bentuk gambar atau data. NMR sangat berguna dalam berbagai bidang. Dalam
bidang kimia, spektroskopi NMR dapat menghasilkan spektrum secara detail dari struktur
kimia suatu molekul. spektroskopi NMR telah menjadi alat yang paling efektif untuk
menentukan struktur semua jenis senyawa. Dalam dunia kedokteran, scan menggunakan
NMR, yang dalam keperluan ini disebut Magnetic Resonance Imaging (MRI), dapat
menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik dari pada menggunakan CT scan, terutama
untuk scan otak dan tulang belakang. Penggunaan MRI lebih aman dibandingkan CT scan,
karena hanya menggunakan medan magnet kuat dan radiasi tidak mengion dalam
jangkauan frekuensi radio. Keuntungan lainnya scan menggunakan MRI adalah dapat
membuat potongan gambar melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi pasien.
Walaupun pada beberapa kasus, seperti orang sakit yang membawa serpihan logam (misal
serpihan peluru), scan menggunakan MRI tidak dapat dilakukan.

Frekuensi resonansi yang digunakan biasanya bersesuaian dengan frekuensi radio


untuk medan magnet sampai dengan 20 T. Tentu saja energi yang bersesuaian dengan
frekuensi tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan energi sinar sinar–X, sehingga ini
jauh lebih menguntungkan dalam penerapan di dunia kedokteran.

Sumber : http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1270930193
Artikel 10

LASER

Encu Rusmana (SMAN 3 Kota Jambi)

Kata Laser adalah sebuah singkatan dari bahasa Inggris yaitu Light Amplification by
Stimulated Emission of Radiation yang mempunyai arti pengerasan pancaran cahaya
berdasarkan emisi terstimulasi .Yang pokok dari emisi terstimulasi ini adalah cahaya (foton)
menjalar dengan arah, energi dan fase yang sama (koheren). Pada tahun 1958 laser telah
diramalkan oleh Townes dan Schawlow,dan untuk hal tersebut Townes mendapat hadiah
Nobel tahun 1981. Baru pada tahun 1960, dua tahun setelah diramalkan dapat
direalisasikan oleh Th Maiman, dengan laser terbuat dari rubi.

Radiasi elektromagnet dapat berinteraksi dengan atom atau molekul yang


mempunyai tingkat energi dalam keadaan dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi karena
memperoleh energi. Atom atau molekul yang tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar
dengan dua cara yaitu emisi spontan dan emisi terstimulasi. Radiasi emisi spontan adalah
Radiasi yang dipancarkan secara langsung oleh atom atau molekul yang tereksitasi ketika
menuju posisi level energi yang lebih rendah.

Atom tereksitasi = atom keadaan dasar + foton

Radiasi emisi stimulasi adalah radiasi yang dipancarkan ketika foton lain menumbuk
atom atau molekul tereksitasi. Energi foton harus sama dengan selisih level energi transisi
atom atau molekul tereksitasi. Foton yang dihasilkan sama dengan foton yang datang dan
dapat mestimulasi emisi pada atom tereksitasi yang lain.

Atom tereksitasi + foton = atom keadaan dasar + 2 foton

Probabilitas foton baru untuk menginduksi atom tereksitasi lain adalah sama dengan
probabilitas foton untuk diserap oleh atom dalam keadaan dasar. Reaksi rantai dapat terjadi
bila jumlah atom dalam keadaan tereksitasi lebih banyak daripada atom berkeadaan dasar.
Untuk itu diperlukan paling sedikit tiga level energi. Atom mula-mula dalam keadaan dasar
E1, lalu tereksitasi ke keadaan tereksitasi E3 karena energi dari luar. Dari E3 secara spontan
jatuh ke keadaan metastabil E2 dalam waktu kira-kira 1ns (10-9s) , keadaan E2
membutuhkan waktu kira-kira 1ms (10-3s) probabilitas untuk ke keadaan dasar rendah.
Oleh karena itu secara cepat atom terakumulasi pada keadaan metastabil yang jumlahnya
lebih banyak dari pada atom keadaan dasar. Setelah populasi berkebalikan reaksi rantai
radiasi emisi stimulus akan terjadi. Untuk memperbesar intensitas foton, cermin dipasang
pada kedua ujung, cermin penuh dan pada ujung yang lain cermin sebagian. Foton yang
dihasilkan akan dipantulkan bolak-balik sepanjang alat dan menginduksi atom-atom
tereksitasi lain agar menghasilkan foton yang lebih banyak. Sebagian foton akan keluar
sebagai sinar laser pada ujung yang diberi cermin sebagian.

Prinsip pengerasan cahaya dengan cara emisi terstimulasi tidak begitu saja dapat
direlisasikan.Karena atom atau molekul dalam keadaan dasar jika diberi foton akan
diabsorbsi bukan digandakan.Banyaknya foton yang diabsorbsi sebanding dengan
kerapatannya.Karena absorbsi ini sebagian akan mengemisi secara spontan.Emisi spontan
tidak tergantung banyaknya foton, tetapi bergantung populasi. Emisi terstimulasi terjadi jika
kerapatan pada tingkat energi yang lebih tinggi lebih besar dari keadaan dasar hal ini
disebut keadaan inverse. Keadaan inverse ini dapat diperoleh dengan cara memompa
populasi secara optis atau listrik.

Ada beberapa macam laser misalnya : laser rubi dibuat oleh Mainman di tahun 1960,
menggunakan silinder rubi (kristal alumunium oksida dicampur 0,1 persen kromium). Atom
kromium mempunyai tiga level sistem energi.Juga ada laser Helium-Neon terdiri dari
campuran helium (85 persen) dan neon (15 persen) pada tekanan rendah. Dan juga ada
laser ion argon serta laser karbondioksida.

Aplikasi laser diterapkan dalam berbagai bidang. Antara lain di kedokteran : pisau
bedah yang steril, pemotong pembuluh darah, pemasangan retina,penyembuhan sakit kulit.
Untuk aplikasi teknologi : memotong dan mengelas logam,persenjataan untuk peluru
kendali, ,telekomunikasi,sumber cahaya yang bisa berinterferensi sehingga terjadi laser disc.
Dan pada bidang sains: Mengukur pergerakan benda yang jauh, misal bulan, mengukur laju
aliran gas dan zat cair, pemetaan, penentuan jarak yang tepat dan banyak aplikasi yang
lainnya.

Diakses http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1269671886
Sumber gambar : http://cahbaguzz.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai