Anda di halaman 1dari 7

Taman Safari Indonesia

WHO WANT TO BE A VET

Bagaimana rasanya menjadi seorang dokter hewan? Program ini ditujukan hanya
bagi peserta yang serius dan menyenangi dunia satwa. Peserta akan melihat dari
dekat bagaimana seorang dokter hewan bekerja. Peserta akan merasakan
pengalaman baru melakukan upaya preventif dan kuratif bagi satwa.

- Selama kunjungan, peserta mendampingi dokter hewan Taman Safari Indonesia


yang sedang bertugas.

- Harga paket Rp. 500.000,-/orang termasuk makan siang, Kaus dan Topi

- Jumlah peserta Maksimal 5 orang, terbuka untuk SD mulai kelas 4, SMP, SMU, PT
dan Umum

- Dibuka hari Senin – Jumat, kecuali libur nasional

- Pemesanan dilakukan minimal 1 minggu sebelum kegiatan.

- Acara dapat disesuaikan dengan kondisi dan situasi

Fungsi Taman Safari Indonesia adalah Lembaga Konservasi, Edukasi, Riset, Rekreasi dan konservasi Eks Situ link In Situ.
Untuk mengemban salah satu fungsinya yaitu edukasi, Taman Safari berusaha memberikan informasi kepada para
pengunjungnya melalui education corner. Education Corner kami selenggarakan supaya terjadi interaksi antara para
pengunjung dan para edukator Taman Safari. Berbagai informasi bisa di dapatkan oleh para pengunjung antara lain
informasi tentang harimau, curik bali, beruk mentawai, orang utan, yang terpusat di Taj Mahal, Baby Zoo. Selain itu para
edukator kami akan menemani para pengunjung saat makan siang pada pukul 12.00 setiap hari minggu di Rimba Food
Court. Tentu saja informasi mengenai berbagai jenis satwa dapat pengunjung dapatkan sambil menikmat sajian makan siang
khas Rimba food court.

PELEPASLIARAN HARIMAU SUMATRA


Dalam mengelola hutan kepentingan ekonomi kelihatannya masih lebih dominan daripada memikirkan kepentingan
kelestarian ekologi. Akibatnya agenda yang berdimensi jangka panjang yaitu kelestarian ekologi menjadi terabaikan. Proses
ini berjalan linear dengan akselerasi perekonomian global dan pasar bebas. Pasar bebas pada umumnya mendorong setiap
negara mencari komposisi sumberdaya yang paling optimal dan suatu spesialisasi produk ekspor. Negara yang kapabilitas
teknologinya rendah seperti Indonesia cenderung akan membasiskan industrinya pada bidang yang padat yaitu sumber daya
alam. Hal ini ditambah dengan adanya pemahaman bahwa mengexploitasi sumber daya alam termasuk hutan adalah cara
yang paling mudah dan murah untuk mendapatkan devisa ekspor. Industrialisasi di Indonesia yang belum mencapai taraf
kematangan juga telah membuat tidak mungkin ditinggalkannya industri padat seperti itu. Kemudian beban hutang luar
negeri yang berat juga telah ikut membuat Indonesia terpaksa mengeksploitasi sumber daya alamnya dengan berlebihan
untuk dapat membayar hutang negara. Inilah yang membuat ekspor non-migas Indonesia masih didominasi dan bertumpu
pada produk-produk yang padat seperti hasil-hasil sumber daya alam. Ekspor kayu, bahan tambang dan eksplorasi hasil
hutan lainnya terjadi dalam kerangka seperti ini. Ironisnya kegiatan-kegiatan ini sering dilakukan dengan cara yang
exploitative dan disertai oleh aktivitas-aktivitas illegal yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar atau kecil bahkan
masyarakat yang akhirnya memperparah dan mempercepat terjadinya kerusakan hutan.
Kerusakan hutan yang sudah sedemikian parah, selain berimbas pada rusaknya lingkungan secara global, juga
menimbulkan masalah baru. Kemiskinan, bencana alam, kekeringan dan banjir sepertinya sudah menjadi agenda rutin bagi
masyarakat Indonesia. Menyempitnya lahan hutan menimbulkan masalah baru, yaitu tergerusnya ekosistem satwa-satwa di
habitatnya. Akibatnya konflik antara satwa dengan manusia tidak terelakan lagi. Menyempitnya habitat satwa,
mengakibatkan jumlah satwa terus menerus menurun, belum lagi ditambah oleh perburuan liar meengakibatkan jumlah
satwa semakin sedikit saja.
Hal itu pula yang terjadi pada harimau Sumatra, Setelah 2 spesies yang pernah hidup di Indonesia yaitu Harimau Jawa
dan Bali punah, keberadaannya semakin mengkhawatirkan. Jumlahnya sekarang ditengarai tidak lebih dari 300 ekor saja.
Banyaknya perburuan terhadap satwa yang merupakan mangsa Harimau juga semakin mengancam keberadaan populasi
harimau Sumatera. Dari waktu ke waktu habitat harimau Sumatera mengalami penyusutan dan penurunan kualitas. Kondisi
ini telah menyebabkan Harimau Sumatera yang populasinya terancam punah dan statusnya dilindungi undang-undang
menjadi terdesak lalu masuk ke pemukiman dan menimbulkan konflik yang menyebabkan korban jiwa, luka-luka, dan
kerugian harta benda. Selain itu populasi harimau yang terpencar di berbagai kawasan hutan yang terfragmentasi sebagian
besar dari populasinya berada di bawah populasi normal (Viable Population) yang kondisinya sulit untuk melangsungkan
keturunannya dalam waktu panjang.
Upaya penanganan konflik antara manusia dengan harimau selama ini masih terbatas pada kegiatan menangkap harimau
penyebab konflik dan memindahkannya ke Kebun Binatang atau Lembaga Konservasi Eksitu lainnya. Apabila upaya
penanganan konflik seperti ini terus dilakukan maka akan terjadi kepunahan harimau sumatera secara lokal di alam dan
selanjutnya akan terjadi kepunahan secara menyeluruh di habitat aslinya, yaitu di Pulau Sumatera.
Pelepasliaran Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNNBS) di
Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung merupakan upaya penyelamatan satwa langka Indonesia.
Pada Jumat tanggal 22 Januari 2010, dua ekor harimau Sumatera berkelamin jantan dan betina, masing-masing bernama
Buyung (7 tahun) dengan bobot 119 Kg, dan Panti (5 tahun) dengan bobot 89 Kg, yang berasal dari Aceh dilepasliarkan di
kawasan TNBBS - Tambling, Lampung Barat, setelah hampir satu tahun setengah berada di Tambling Wildlife Nature
Conservation (TWNC).
Pelepasliaran ini adalah pelepasliaran yang kedua, sebelumnya pada tanggal 22 Juli 2008 ditempat yang sama telah
dilepaskan dua ekor Harimau Sumatra Jantan yang bernama Pangeran dan Agam. Kedua harimau yang dilepaskan ini,
Buyung dan Panti, telah mendapatkan perawatan dari tim medis dan keeper dari Taman Safari Indonesia, Secara berkala,
kesehatannya di periksa, untuk memastikan bahwa kedua harimau ini benar-benar dalam kondisi sehat dan siap untuk
dilepasliarkan kembali.
Alasan pemilihan TNBBS sebagai tempat pelepasliaran kedua harimau ini adalah, kondisi geografis yang sangat
mendukung bagi kelangsungan hidup Harimau Sumatra ini. Ketersediaan pakan, rendahnya perburuan liar dan tidak
ditemukannya illegal loging merupakan kondisi yang ideal bagi kelangsungan hidup Harimau-harimau Sumatra ini. Kedua
Harimau Sumatra tersebut dilepasliarkan tepat pada pukul 14.00 WIB, dan bertepatan dengan hari konservasi nasional.
Sebelumnya pada pukul 09.00 WIB di hari yang sama, di Istana Wakil Presiden RI, Wapres Budiono, berkesempatan
menerima seekor anak harimau Sumatra hasil konservasi yang dilakukan oleh Taman Safari Indonesia. Secara simbolis,
Wapres menyerahkan anak Harimau tersebut kepada Mentri Kehutanan RI Zulkifli hasan untuk di lestarikan. Bahkan Wapres
Budiono berkenan menamai Anak harimau Sumatra ini dengan nama WIRA.
Pelepasliaran harimau ini, merupakan fenomena yang baru di dunia satwa liar, bahkan Lembaga Dunia seperti UNESCO
mencatat bahwa baru di Indonesia, negara yang pernah melepasliarkan kembali satwa nya. Kedua harimau ini dilepas
langsung oleh Menteri Kehutanan RI. Banyak media lokal, Nasional bahkan Internasional meliput peristiwa langka ini.
Bahkan sebuah televisi swasta nasional melakukan liputan langsung untuk merekam kejadian ini. Pelepasliaran ini tentunya
merupakan prestasi tersendiri bagi TSI, karena keterlibatan TSI disana adalah sebagai tenaga ahli yang menyiapkan mulai
dari penangkapan, pemindahan harimau dari Aceh ke TNBBS, perawatan sampai pelepasliarannya. Pelepasliarannya
sendiri dipimpin langsung Direktur TSI, Tony Sumampau. Sebuah usaha yang yang luar biasa yang telah dilakukan oleh TSI
yaitu ikut serta menciptakan keseimbangan ekosistem serta mewariskan sesuatu yang berharga bagi generasi masa depan
Indonesia.

Ada 9 pertunjukan gratis di Taman Safari Indonesia setiap harinya. Pertunjukan-pertunjukan tersebut tidak hanya untuk
hiburan semata juga sebagai salah satu bentuk untuk memberikan edukasi bagi penontonnya. Pada saat anda menyaksikan
pertunjukan yang melibatkan satwa, selain anda mendapatkan hiburan anda juga akan diberikan informasi seputar satwa
yang terlibat dalam atraksi tersebut. Kami berharap pertunjukan tersebut dapat meningkatkan kepedulian anda pada satwa-
satwa endemik Indonesia dan juga habitatnya.
Jika Saya Menjadi Pengelola Taman Safari Indonesia

Oleh : Poppy Miranda

Taman Safari Indonesia terletak di tiga lokasi, yaitu Taman Safari Indonesia I
berlokasi di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat atau
yang lebih dikenal dengan kawasan puncak, sedangkan Taman Safari Indonesia II
terletak di lereng Gunung Arjuna, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan Jawa
Timur, selain itu ada juga Taman Safari Indonesia III berlokasi di Desa Serongga,
Kecamatan Gianyar, Propinsi Bali. Pada kesempatan ini, saya hanya berandai –
andai sebagai pengelola Taman safari Indonesia I saja yang terletak di Cisarua –
Bogor.

Saya berkunjung ke Taman Safari Indonesia di Cisarua – Bogor kira – kira


empat kali, kunjungan pertama saat saya masih berumur 9 tahun, dimana kondisi
Taman Safari masih belum seperti sekarang, yang berkesan bagi saya saat itu
adalah saat berada di wahana Rumah Hantu, full horror. Harga tiketnya pun saya
sudah lupa, karena masih kecil jadi tidak mengurusi masalah pertiketan. Kunjungan
kedua, ketiga dan keempat sudah lebih berkesan, harga beranjak mahal, koleksi
binatangpun semakin banyak.

Berandai – andai menjadi pengelola Taman Safari Indonesia, berikut ini


adalah beberapa hal yang akan saya lakukan :

1. Tiket masuk gratis bagi wisatawan asing yang berkunjung ke Taman Safari,
dengan catatan minimal rombongan 25 orang, dimana tidak diperkenankan
membawa makanan dari luar, harus membeli makanan dari dalam. Dimana
makanan yang dijual untuk wisatawan asing memiliki harga yang mahal,
sehingga keuntungan dapat diperoleh dari sini. Diharapkan dengan sistem ini,
dapat terjadi “ketok tular” di antara wisatawan asing sehingga menjaring
banyak wisman yang datang.

2. Setiap akhir pekan, pengunjung akan mendapatkan nomor undian, bila


beruntung pengunjung akan diberikan welcome drink langsung oleh
chimpanze.

3. Membolehkan memberi makanan untuk hewan – hewan jenis herbivora seperti


rusa, dengan cara membuka outlet “wortel” sebelum masuk ke area hewan
tersebut, karena saat inipun terdapat larangan memberi makan hewan, namun
pada prakteknya tetap banyak pengunjung yang memberi makan. Cara inipun
dapat mengurangi budget pemberian makan hewan – hewan tersebut.

Saat ini pedagang sayuran banyak yang berjualan di sepanjang jalan menuju
lokasi, jadi saya bermaksud merangkulnya dengan menjual hasil kebun kepada
Taman Safari dengan harga yang kompetitif sehingga untuk penjualannya lebih
terkoordinir.

4. Menyediakan paket – paket donasi untuk menarik minat masyarakat pecinta


hewan maupun artis – artis untuk memiliki “hewan asuh” khususnya hewan
langka, misalnya salah satu keuntungan bagi “bapak/ibu asuh” dapat
berkunjung setiap bulan secara gratis selama masa kontrak tertentu, dan diberi
kehormatan untuk memberikan nama bagi bayi hewan yang baru lahir, bila ada
event – event khusus mereka – mereka adalah orang pertama yang akan
diprioritaskan.

5. Melengkapi wahana rekreasi seperti yang ada di Dufan, misalnya Halilintar, Kora
– Kora, Balada Kera, Niagara Fall, sehingga dapat bersifat all in package
recreation. Dengan harga masuk yang lebih murah dibanding Dufan.

6. Menjalankan program Role Play sebagai Dokter Hewan bagi pencinta satwa yang
serius dengan mengirimkan karangan Apa yang saya lakukan bila saya
menjadi Dokter Hewan di Taman Safari Indonesia, pemenangnya berhak
mengikuti On The Job Training Sebagai Dokter Hewan, tentunya didampingi oleh
Dokter Hewan yang sesungguhnya selama satu bulan dan diberikan sertifikat.

7. Membuat paket – paket edutainment untuk murid – murid TK, SD agar mereka
sejak dini dapat mencintai satwa, seperti mengajak mereka ke baby zoo melihat
bagaimana hewan – hewan tersebut dirawat.

8. Memberikan informasi kepada pengunjung melalui education corner, agar terjadi


interaksi antara pengunjung dan para educator Taman Safari.

9. Membuat food court khusus, dimana para pengunjung yang memiliki nyali dapat
memilih partner makan siangnya, misalnya dengan harimau. Tentu saja, hewan
– hewan yang berada di sana sudah dipilih oleh pelatih hewan yang ada di
Taman Safari, dan saat makanpun tetap ada pendamping.

10. Mendirikan Theater 4D yang memutar film – film seputar satwa yang dilindungi,
apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah kepunahan mereka.
11. Membangun lazy river, dimana sepanjang aliran sungai, pengunjung dapat
menikmati ikan – ikan cantik yang berenang sampai hewan ekstrim (tentunya
yang masih aman bagi manusia).

12. Memberikan kesempatan kepada anak yatim, fakir miskin di wilayah Cisarua –
Bogor untuk berkunjung gratis ke Taman Safari dua kali dalam setahun, dengan
ketentuan 1 x kunjungan terdiri maksimum 50 orang. Didata oleh tim Taman
Safari terlebih dahulu.

13. Terakhir, saya akan menyamar menjadi pegawai baru di Taman Safari Indonesia
untuk memastikan semuanya berjalan lancer serta meminta masukkan dari
karyawan atau pengunjung untuk kemajuan Taman Safari.

Anda mungkin juga menyukai