Anda di halaman 1dari 15

Risalah Buku Lead To Bless Leader

Risalah Buku Lead To Bless Leader Paulus Bambang WS Bagaimana seharusnya karater seorang pemimpin? Budaya sebuah organisasi ditentukan oleh karakter dan kepribadian yang ada dihati pemimpin mulai dari yang tertinggi sampai menengah yang memiliki pengaruh kuat dikaryawan masing-masing, selebihnya seorang pemimpin harus berpotensi dan berkinerja baik. Untuk itu pemilihan pemimpin tertinggi untuk suatu organisasi bukan hanya memilih orang yang mampu menghasilkan kinerja financial yang terbaik, tetapi yang menorehkan warisan budaya yang jauh lebih sulit dilakukan koreksi jika ternyata budaya yang diwariskannya adalah budaya yang negatif. Sesekali sistim yang jelek sudah menjadi budaya, tidak mudah untuk membongkarnya kembali. Itu sebabnya, memilih pemimpin tidaklah semudah memilih barang dan jasa. Yang mudah dibedakan satu dengan yang dengan spesifikasi dan kinerjanya. Tetapi memilih pemimpin yang berhati baik yang dapat menjadi pemimpin yang baik. Karakter adalah faktor utama selain kompetensi dan kinerja karena bersumber dari hati, sumber yang paling dalam dan hakiki dari masing-masing individu. Sedangkan Kompetensi dan kinerja dapat dihasilkan dari sinergi pemimpin lain dibawahnya, tapi karakter lebih sulit di sinergikan. 7 P : Tujuh hati yang membentuk karakter pemimpin : No Parameter Keterangan Memposisikan karyawan sebagai budak tanpa nilai dan hak. Dalam konteks karyawan sebagai sumber daya manusia, ia menganggap karyawan adalah daya, bukan sumber daya apalagi manusia. Karyawan sebagai buruh dengan hak hanya sedikit tapi menanggung segudang kewajiban Sudah memosisikan karyawan sebagai sumber daya selain modal dan mesin yang cukup penting untuk 3 Pengawas merealisasikan hasil produksi barang dan jasa. Ia harus dikelola secara cermat dan diberi program pelatihan dan pengembangan kualitas tinggi
1

Penjajah

Penyamun

agar

menjadi

sumber daya

dengan

Risalah Buku Lead To Bless Leader

No

Parameter

Keterangan Ia sudah memosisikan karyawan sebagai Sumber Daya Manusia. Ia sudah menyeimbangkan antara kebutuhan karyawan sebagai Sumber Daya dan sebagai manusia. Ia sudah memikirkan aspek kebutuhan. Manusia yang amat berbeda dengan sumber daya lain. Sudah memiliki keseimbangan sisi manusia bukan pada

Petani

Penggemba la

sisi Sumber Daya. Karyawan sebagai makhluk hidup sesama ciptaan Tuhan yang patut diberdayakan sesuai kodrat Ilahi. Karyawan sebagai subjek yang harus dilayani dan bukan subjek yang harus melayani pemimpinnya. Struktur organisasi sebagai piramida terbalik dimana pemimpin harus mendukung karyawannya untuk mampu berprestasi. Dengan segitiga terbalik, membuat sisi kemanusiaan karyawan menjadi bermakna. Karyawan sebagai anak yang harus dibesarkan, di didik

Pelayan

Parent

dan dikembangkan agar mewarisi kepiawaian ayahnya (Pemimpin)

Hal ke-5 s/d 7 sudah memprioritaskan hubungan pemimpin dan karyawan sebagai hubungan antar manusia ( Lead to bless leader ). Seorang pemimpin tertinggi dari unit organisasi, hampir selalu membuat perubahan mendasar baginya. Perubahan yang terjadi bisa negatif, misalnya keluar perangai asli dan pribadi asli yang selama ini di pendam secara rapih. Perubahan ke arah itu membawa suasana baru yang amat segar. Suasana yang amat berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya. Dari kondisi tertekan menjadi bebas. Dari tidak jelas arah yang akan ditempuh menjadi tujuan yang sangat jelas, terarah dan mampu menggairahkan seluruh komponen organisasi.

Perubahan

setidaknya

disebabkan

perubahan

mendasar

yang

dilakukan oleh pemangku jabatan ketika duduk di kursi panas alias kursi nomor satu (POWER). 1. Pertama, purpose of the leader ( P ) Kalau maksud dan tujuan menjadi pemimpin adalah meraih kekuasaan (POWER) semata, maka runtuhlah seluruh aspek kepemimpinan (Leadership)
2

Risalah Buku Lead To Bless Leader

yang akan ia praktekkan. Pemimpin membutuhkan power to make the difference bukan sebaliknya. Kalau terjadi sebaliknya maka munculah sindrom Power trends to corrupt, absolute power corrupt absolutely 2. Kedua, Objective of the leader ( O ) Sasaran atau target seorang menjadi pemimpin menunjukkan kualitas Purpose dalam angka metrics yang dapat dirasakan seluruh komponen organisasi. Sasaran dan target baru yang menantang yang membawa New Horizon inilah yang dinantikan oleh seluruh pemangku kepentingan. Ini akan Objective yang mampu meningkatkan daya saing pada tingkat, next target, next level dan next landscape akan membawa suasana segar. tingkatan. 3. Ketiga, Wisdom ( W ) Sebagai kemampuan pembeda diatas keterampilan, pengetahuan, dan pengertian. Kapabilitas ini sangat diharapkan oleh yang dipimpin. Akumulasi dari pengalaman dan pendalaman dari berbagai situasi yang sudah dilakoninya. Kemampuan menyeimbangkan hand, head, dan heart. Mampu membaca situasi lingkungan dan kecenderungan dari data yang tidak terlihat. 4. Keempat, Empower The team ( E ) Pemimpin yang memiliki wisdom akan mampu memberdayakan kekuatan seluruh perangkat organisasi. Keberanian memberi kesempatan pada karyawan ini adalah bukti dari Open Mind spirit, makin berani memberi Empower maka power seorang pemimpin semakin besar. 5. Kelima, Return as a score card ( R ) Inilah ukuran sejati kalau tujuannya menyejahterakan rakyat, sasaran memangkas angka kemiskinan, didukung wisdom dan keberanian memberikan kesempatan adalah seberapa besar rakyat makin sejahtera. Jika seorang pemimpin mencapai power point karena memang dibutuhkan oleh organisasi bukan oleh kepopuleran populis semata, maka ia berani menantang kursi itu karena bukan kursi pimpinanlah yang menjadi tujuannya tapi kursi itu dibutuhkan untuk mewujudkan mimpinya membawa perbedaan yang tak terlihat oleh orang lain. Ini disebut sebagai to aspire leadership is a great ambition. PEMIMPIN HARUS BERTALENTA membawa perubahan positif yang berdampak pada Excitement disemua

Risalah Buku Lead To Bless Leader

Selain

berkarakter/berkepribadian

yang

baik

seorang

pemimpin

harus

mengembangkan talentanya, karena talenta sebagai pondasi kompetensi. Setiap manusia dikaruniai Tuhan dengan talenta. Ada yang dikaruniai lima talenta, artinya memiliki banyak bakat dan kemampuan untuk berkarya diberbagai bidang dan berperan dibanyak peranan. Ada yang dikaruniai dengan tiga talenta, jumlah rata-rata untuk bisa bertahan di persaingan dan juga yang hanya dikaruniai satu telenta, satu kemampuan khusus yang kalau dikembangkan dengan baik dan benar bisa menjadi spesialisasi tidak ada bandingannya. Telenta yang diberikan kepada setiap manusia sangatlah unik dan tak ada yang bisa mereplikasikan atau meniru dengan sempurna. Demikian uniknya sehingga manusia yang satu dengan yang lain perlu berkolaborasi untuk menghasilkan sinergi yang luar biasa. Seorang pemimpin dengan talenta dan bakat pemimpin bisnis dengan gaya dan triknya yang sangat berbeda, dengan talentanya. I. Pemimpin sang PEMIMPI (The Dreamer) Pemimpin bukan pengkhayal. Pemimpin ini adalah pemimpin yang bertalenta kuat mencari visi-misi yang baru, mencoba menghidupi visi-misi yang dipikirkannya, dan berusaha sekuat tenaga mewujudkankannya. Dalam bahasa warna disimbolkan segagai pemimpin berdarah merah (Red Blood Leader), yang berarti berani bertualang dalam dunia ide dan konsep untuk menelurkan gagasan baru yang belum dipikirkan sebelumnya. Pemimpin yang menjadi jawara adalah seorang yang secara terprogram dan konsisten berusaha mewujudkan mimpinya dalam tindakan sehari-hari. Langkah pertama adalah merumuskan mimpi dan menguji validitasnya dengan intuisi dan keberanian karena hanya disertai sedikit pendukung. Dalam merumuskan mimpinya, ada 4 pendekatan : 1. Pendekatan Pemberontak ( Rebellious Approach ) Mimpi diciptakan karena melihat kondisi sekarang tidak kondusif bagi dirinya. Ia akan melawan status quo. Mimpi ini dilakukan untuk Melawan paradigma lama menantang kemapanan dan kenyamanan. yang sudah dianggap sebagai dogma.
4

yang akan membawa perusahaannya searah

Risalah Buku Lead To Bless Leader

2. Pendekatan ingin membuat terobosan baru agar mencapai standar kinerja yang lebih baik, lewat inovasi, invention atau quantum leap yang konsisten (Breakthrough Approach) Pendekatan ini merupakan pendekatan yang menantang standar yang sudah ada sekarang ini untuk menciptakan standar baru, tekad baru, dan nilai baru. Inovasi ini dilakukan dengan cara menciptakan produk yang lebih murah dengan kualitas yang lebih baik. konsep yang ada. 3. Pendekatan visioner dengan memimpikan sesuatu yang seharusnya terjadi di masa depan untuk membuat hidup lebih baik (Foresight Approach) Mimpi ini berusaha mempercepat manusia mewujudkan His Fullest Potential. mendrikan home. 4. Pendekatan pewahyuan atau wangsit (Revelation Approach). Semua Nabi dan Rasul akan bermimpi berdasarkan konsep pewahyuan. Dan banyak pula nabi dikalangan pebisnis yang mendapat wahyu untuk melakukan sesuatu yang dia yakini secara rasional tidak mungkin, tetapi dia tetap melakukannya. Ini tidak dapat dilakukan analisis secara rasional karena memang didasari oleh perasaan yang sangat subjektif. Ia sudah berada di alam bawah sadar yang tak mudah diterangkan dengan cara yang matematis. Keberanian menjadi jawara mimpi : 1. Berani menyatakan mimpinya, sehingga menjadi semacam mantera atau sugesti yang self fulfilling prophecy. 2. Berani merumuskan target yang jelas dan spesifik, sehingga menjadi penekan untuk harus melakukannya dengan segera. 3. Berani berjuang sampai titik darah terakhir dan ada point of return. Bill gates dan Paul allen, misalnya, pada tahun 1975 Microsoft dengan mimpi dan keyakinan bahwa the Kedua hal yang biasanya dianggap bersebrangan tapi mimpi gaya terobosan ini mampu mematahkan

computer would be a valuable tool on very office desktop and in very

II.

Pemimpin sang PERANCANG ( The Architect ).


5

Risalah Buku Lead To Bless Leader

Kelas ini merupakan pemimpin yang bertalenta yang bisa menterjemahkan mimpi menjadi cetak biru yang solid dan lengkap. Warna jingga (orange juice leader). Ciri-ciri pemimpin the architect adalah : 1. 2. 3. Piawai membuat konklusi atau insight dari permasalahan yang rumit. Mampu menggambarkan persoalan yang kompleks dengan diagram alir atau frame work of throught yang mudah dicerna. Mampu menggabungkan ide dari berbagai sumber untuk mendukung pola pikir yang hendak dikembangkannya dalam bentuk sintetis yang sistematis. 4. 5. 6. 7. Mampu Mampu mempresentasikan mendengar dan karyanya merasakan dengan serta teknik, metode konsep visualisasi dan kata yang sangat menarik. mengambil konvergensi dengan cepat. Mempunyai kemampuan membentuk jaringan (net works) yang baik sebagai resource person menjadi idenya. Menyenangi alam dan sering memberikan contoh tentang alam dalam setiap arahan, pidato/presentasi. Ia adalah sahabat alam yang baik.

III.

Tipe pemimpin yang mampu membangun secara kokoh apa yang telah di rancang dengan teliti (the builder) Pemimpin jenis pekerja keras karena meletakkan pondasi bisnis agar bisa kokoh bertahan sampai beberapa generasi. Tipe ini disebut juga pembangun (the builder) dengan warna kuning (yellow lamp leader). 2 sifat extreme sang pembangun : 1. Yang bersikap instant (the instant builder), cepat membangun sesuatu agar cepat menikmati hasilnya (asal jadi). 2. Bersikap intens (the intent builder), sangat memperhatikan plan dan purpose dengan konsentrasi dan upaya penuh. Ia memperhatikan langkah demi langkah agar bangunannya sesuai dengan mimpi dan desain yang sudah dipikirkan secara matang.

IV.

Saat perusahaan sudah melaju pesat dan persaingan mulai ketat, diperlukan pemimpin yang mau mempertajam business model
6

Risalah Buku Lead To Bless Leader

business process agar tetap unggul dalam persaingan (The Sharper) Pemimpin tipe ini mampu melakukan penajaman sisi operasional dan struktural bisnis. Dan warna hijau (Green Field Leader) artinya mampu membawa pertumbuhan dengan kesehatan bisnis yang baik. The Sharper sangat kritis dengan proses bukan pada hasil kinerja keuangan. 5 Strategi initiatives yang selalu berada dalam radar pengawasan pemimpin tipe ini : 1. Penajam terhadap pengelolaan hubungan dengan pelanggan

(Costumer Relatiorship Management). 2. Terus melakukan efisiensi dan efektivitas mata rantai penyediaan barang dan jasa (Supply Chair Management, SCM), sehingga memiliki daya saing global. 3. Mencari upaya pengelolaan kemampuan manufacture yang mencapai six sigma pada keluaran biaya. 4. Mengawasi secara seksama product Life Cycle Management sehingga terus mampu meluncurkan produk baru dan mobivitalisasi product lama, sehingga berada pada paro kedua dari Sigmoid Curve nya. 5. Terus mengupayakan keunggulan kompetitif pada pengolahan kemampuan teknologi yang mandiri dan tak tergantung banyak pada pihak lain.

V. PEMIMPIN sang PENUAI (The Harvester) Setelah pohon mulai tumbuh subur, berbunga dan berbuah lebat, diperlukan seorang penuai yang cakap, yang tahu mana harus dituai, mana yang harus dibuang, dan mana yang harus ditunggu dan ia pun tahu waktu menanam kembali agar bisa menghasilkan pohon untuk generasi berikutnya. Ini bagai kelompok bangsawan dan kesatria yang berdarah biru (Blue Ocean Leader). 3 Karakteristik dasar seorang penuai yang mumpuni : 1. Cepat dalam pikir dan aksi. memutuskan.
7

Ia sigap melihat kesempatan dan cepat

Risalah Buku Lead To Bless Leader

2. Penuai umumnya bersikap generous dan tidak penny wise and pound foolish. Artinya, penuai umumnya berorientasi pada hasil besar, bukan pada biaya yang paling efisien. 3. Penuai tahu mana yang tuaian dan mana yang masukkan. Ia tahu betul mana yang harus dikorbankan untuk mendapat keuntungan tuaian yang mengalir terus.

VI.

PEMIMPIN sang PEMBARU (The Reinventer) warna nila (Indigo Leader), karena berani. Tipe pemimpin ini tahu apakah mempertahankan pohon bisnis yang ada atau melakukan S curve kedua agar tidak tua dan melambat pertumbuhannya, atau harus mengganti pokok pohon dengan tanaman baru yang bisa menghasilkan buah lebih baik. Reinventer (pembaru). yang memiliki keberanian seputar ini. 3 ciri sang pembaru : 1. Tidak pernah puas dengan pertumbuhan organisasi yang setara dengan pertumbuhan industri, ia selalu mencari jalan keluar dari siklus yang membelenggu produk dan perusahaannya. 2. Selalu berusaha mengkonversi noncustomer menjadi customer. 3. Tidak fokus pada persaingan saat ini tetapi justru berpikir pada non competition arena. Ini talenta seorang The Ini tipe sangat langka, kurang dari 2% pemimpin

VII.

PEMIMPIN sang PELAKSANA (The Operator). Warna yang cocok sutra ungu (violet silk leader) lambang kemegahan sekaligus kematian : Pelaksana yang bertipe pilot, hanya memikirkan teknis pengendalian kemudi pesawat, sedangkan pelaksana bertipe kapten adalah pemimpin dalam proses penerbang tersebut. Tipe pilot berorientasi pada money, money dan money. Sedangkan tipe kapten berpola sebaliknya tugasnya adalah membawa sumber daya yang ia miliki untuk diberikan hasil yang paling optimal. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar seorang pemimpin menjadi leader bless leader :
8

Risalah Buku Lead To Bless Leader

a.

Menerima talenta Anda sebenarnya (Know Your Talent) dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Melalui pedekatan analitis dengan melibatkan pihak yang ahli melalui assessment centre 2. Dengan melakukan evaluasi pribadi melihat hasil kerja dan apa yang dialami selama ini.

b. c.

Mengerti bidang apa yang paling baik buat saya (Know Your Job). Mengerti peran yang dituntut dalam pekerjaan saya Know your role lead to bless leader tidak boleh berperang dengan dirinya sendiri dalam hal pekerjaan dan peran pribadi dalam pekerjaan sesuai dengan talenta yang dimiliki.

The hand of a leader menunjukkan bagaimana ia berkiprah secara langsung untuk membuktikan bahwa di bawah kepemimpinannya perusahaan dan karyawan akan menggapai sukses. Sukses buat Lead To Bless Leader adalah sukses dan tujuan utama bagai 2 sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan : Perusahaan yang sejahtera (FIT and PROSPER) Karyawan yang bahagia (HAPPY) Pemimpin yang bisa mewujudkan kondisi tersebut adalah perusahaan idaman semua orang diseluruh pemangku kepentingan. Pemimpin yang hanya berjuang untuk menggapai kesejahteraan perusahaan tapi melupakan kebahagiaan karyawannya, tak ubahnya adalah vampire leader. Sebaliknya pemimpin yang tidak menghiraukan kondisi kesejahteraan Kebijakan kemampuan

perusahaan dan hanya berusaha membahagiakan karyawannya dengan memberi kemudahan financial dan lingkungan adalah pemimpin populis. populis untuk mendorong popularitas tanpa menghiraukan perusahaan dalam jangka panjang.

Kriteria terakhir adalah yang mengatakan

dirinya pemimpin tapi membuat perusahaannya sengsara dan karyawannya menderita adalah not a leader itu adalah pemimpin yang bukan pemimpin. The Left Hand of a Leader: Mewujudkan perusahaan yang SEJAHTERA (Fit AND Prosper) Perusahaan yang sejahtera harus mencapai target secara vertical maupun horizontal yang menunjukkan kondisi kinerja yang positif.
9

Risalah Buku Lead To Bless Leader

Secara

vertikal,

perusahaan

harus

mampu

bertumbuh dengan baik mulai dari top line (tingkat penjualan), middle line (laba kotor) dan bottom line (keuntungan bersih setelah pajak). Kalau ketiga unsur vertikal dalam laporan rugi laba itu tumbuh dengan baik maka perusahaan akan mampu menjadi pemimpin pasar yang amat kuat. Secara horizontal, perusahaan juga mampu mewujudkan semua penjualan yang tertera dalam piutang pelanggan menjadi arus kas yang nyata. Dari sisi kiri dalam laporan neraca, arus kas menjadi faktor yang paling penting dalam kondisi apa pun. Sisi tengah, adalah sisi utang perusahaan. Kemampuan perusahaan mengawasi jumlah utang, baik utang dagang, utang jangka pendek dan jangka panjang. Sisi paling kanan adalah kekuatan modal, aspek permodalan menjadi aspek ketiga horizontal yang harus disiasati dengan cermat. Kedua aspek tersebut, vertikal dan horizontal, kalau dipadukan menjadi tanda plus, harus mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya pada seluruh pemangku kepentingan (6P Goals) yakni pemegang saham, pekerja, pengelola, pelanggan, pemasok, dan publik secara luas.

Dan konsep ini disebut dengan konsep kerja KUPU-KUPU (Butterfly) The 10 C of leaderss focus : 1. Customer/ pelanggan adalah subjek utama yang harus dilayani oleh seluruh jajaran perusahaan. Pemimpin harus sadar dari pelangganlah mengalir uang untuk membayar gaji, membuat produksi baru ide baru untuk pengembangan produk selanjutnya. 2. 3. Competitiveness/daya saing. Pemimpin harus senantiasa memerhatikan daya saing perusahaan. Channel of distribution/ mitra kerja. Mereka adalah perpanjangan tangan untuk menjangkau pelanggan dan pemasok agar yang dihasilkan sampai ketangan pelanggan. 4. Core competence/kompetensi esensial. Pemimpin harus terus
10

memerhatikan apa yang menjadi kompetensi utama perusahaan.

Risalah Buku Lead To Bless Leader

5.

Culture and character/ budaya dan karakter. karyawan.

Budaya kerja apa yang

ingin dikembangkan agar menjadi identitas perusahaan dan kebanggaan 6. 7. Collaboration/ kolaborasi. Perusahaan tidak akan mempunyai kekuatan untuk mengembangkan segalanya secara sendiri. Commercial/ komersial jangka panjang perusahaan harus on going sepanjang masa karena fokus pada keuntungan jangka pendek sangat membahayakan. 8. Community development/ Pengembangan komunitas. Masyarakat disekitar dan masyarakat luas harus menikmati kesejahteraan yang dicapai oleh perusahaan. 9. Capital/ Struktur permodalan. Siapa yang berhutang menjadi budak yang menghutangi. 10. Control/ kemandirian. Kalau kesembilan aspek tersebut mampu dikelola dengan baik maka perusahaan akan mampu mengontrol arah dan tujuannya, bukan pihak lembaga keuangan/principal.

Tangan kanan (Right hand) dari seorang pemimpin yang melambangkan Kepercayaan dari pemimpin bukan pada sumber daya lain tapi manusia sebagai harta yang paling berharga dalam pengembangan usaha. Kedekatan dari pribadi pemimpin dan yang dipimpin. Tangan kanan untuk tangan yang sering digunakan : memeluk, mengayomi dan mengasihi. Kepemimpinan yang efektif karena dengan tangan kanan dapat digunakan untuk menunjuk jalan, menjabat tangan, memberi peringatan dan umpan balik.

Menggunakan tangan kanan dalam mengelola karyawan membutuhkan : 1. 2. 3. 4. Karakter kepemimpinan (Character) yang bersumber dari hati sebagai penggembala, pelayan dan ayah. Talenta (Capacity) yang diperankan dengan jelas. Kompetensi (Competence) tangan kiri dengan fokus pada 10 C. Hal yang penting yakni aspek panggilan (Calling) yang membuatnya dapat mencintai karyawan bukan sebagai sumber daya tapi sebagai manusia seutuhnya.
11

Risalah Buku Lead To Bless Leader

Pemimpin yang menyadari tugas, tanggung jawab dan mendasarkannya pada kasih maka ia akan memiliki perilaku yang sangat dirindukan karyawannya dengan akronim HAPPY. diatas. Appreciative (suka menghargai), mulai dari aspek yang sederhana. Pure ( murni ), ketulusan dan kemurnian dalam kata dan tindakan Passionate ( antusiasme ), dalam semua tugas dan target yang Young ( berjiwa muda ), semangat dan aktif serta akrab dengan Humble ( rendah hati ), tidak bersikap semena-mena karena berada

dikembangkan. lingkungan. Peran pemimpin : 1. Peran kesatu sebagai Commander, pemimpin yang mampu menentukan arah dan tujuan organisasi dan mampu menggerakkan seluruh karyawan berjalan pada arah dan tujuan yang sama. a. Pemimpin harus jelas dalam menentukan arah dan tujuan organisasi, memiliki impian tentang masa depan, apapun bentuknya berupa visi misi atau sasaran jangka panjang, adalah kompetensi yang amat penting yang dibutuhan untuk seorang pemimpin. b. Pemimpin harus menyatukan gerak dan langkah untuk mewujudkan arah masa depan. Setelah peta masa depan ini ada, tantangan selanjutnya adalah menkomunikasikan peta ini agar terbentuk dipikiran masing-masing pengikutnya. c. Membagi tanggung jawab kepada masing-masing karyawan dengan jelas. Kejelasan tugas, target dan tanggung jawab merupakan pijakan awal kontribusi dan kinerja yang prima. d. Berani mengambil alih tanggung jawab atas kegagalan anak buah. 2. Pemimpinan sebagai Communicator Adalah pemimpin yang mampu berkomunikasi secara terbuka dan tulus dengan karyawannya : menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan. a. Tidak ada yang ditutup-tutupi sehingga karyawan mengetahui secara lengkap sesuai kebutuhan.
12

Risalah Buku Lead To Bless Leader

b. Dilakukan dengan cara yang dapat dimengerti oleh karyawan. Tujuan untuk mengerti bukan sekedar memberitakan sesuatu yang tidak dimengerti. c. Dilakukan pada waktu yang tepat, tidak terlalu cepat tidak terlalu lambat. d. Disampaikan secara lugas tanpa ada maksud tersembunyi. e. Membuka wawasan dan kewaspadaan sehingga karyawan merasa aman, bukan karena kondisi yang aman tapi mengerti dengan jelas apa yang sedang dihadapi dan bagaimana menyikapi dengan baik. 3. Pemimpin sebagai Conductor Untuk pemimpin yang mampu menghasilkan sinergi antar individu untuk menjadi super team yang paling kuat dan solid. super team bukan selalu berarti hasilnya terbaik, tertinggi, terbesar, dan terunggul dibanding team lainnya. Layaknya sebuah orkestra, pemimpin harus mampu membuat setiap karyawan tampil sesuai dengan talenta dan peran yang diinginkan. 4. Pemimpin sebagai Converter

Adalah pemimpin yang mampu membuat karyawan biasa menjadi karyawan yang luar biasa dan karyawan yang luar biasa menajadi jawara. Cara : a. b. c. d. Mengembangkan potensi karyawan secara maksimal Memotivasi karyawan untuk berani melakukan langkah terobosan Pemimpin memberikan target yang menantang yang membutuhkan pemikiran, upaya dan semangat karyawan yang jauh dari sekedarnya Pemimpin yang memiliki keberanian untuk memercayai karyawannya sehingga karyawan merasa bagian dari solusi dan kinerja organisasi 5. Pemimpin sebagai Comforter Pemimpin yang menjadi pribadi yang menyenangkan untuk dijadikan sahabat di dalam dan diluar kerja. Dengan tanggung jawab :

13

Risalah Buku Lead To Bless Leader

a.

Memberi Comprehensi : Mengenal pribadi dan memberi perhatian tulus. Ex. Ucapkan selamat saat hari ulang tahun karyawan dan keluarga.

b. c.

Memberi Correctia : Memberi koreksi untuk pengembangan dan pertumbuhan potensi karyawan. Membangun Connection : Menciptakan hubungan yang baik antar sesama pribadi, pekerjaan baik di dalam dan diluar lingkungan organisasi. Contoh : perusahaan dapat menjadi rumah kedua bagi seluruh karyawan.

d.

Mengupayakan Celebration : Menghargai kinerja karyawan. Mulai dari hal yang kecil dan berupaya untuk menghargai sebagai kemenangan bersama.

e.

Memberi Compensation : Pemimpin yang mengupayakan agar karyawan tidak merasa kekurangan terhadap imbalan dan penghargaan yang diterimanya (baik jasmani dan rohani).

Perubahan selalu dimulai dari adanya keinginan untuk berubah keinginan yang kuat akan membentuk kemauan yang kuat. Membentuk keinginan dan kemauan sehingga melahirkan suatu kesungguhan yang mendasar akan melewati 3 tahap penting yaitu : 1. Change of Action adanya paradigma/pemikiran baru yang diperoleh dari interaksi dengan orang lain/bacaan/kebutuhan orang lain akan membuat perubahan apa yang selama ini telah dilakukan. sendiri atau organisasi yang dipimpinnya. 2. Change of Mind, ketika perubahan itu menghasilkan keluaran yang lebih baik dari yang diharapkan maka terjadi perubahan pikiran secara tetap. Perubahan bukan sekedar lama dan baru tapi sudah masuk kedaerah baik dan buruk. Perubahan sudah membentuk pola pikir baru bukan hanya pola perilaku yang baru. 3. Change of Heart, perubahan yang sudah membentuk karakter organisasi secara keseluruhan yang mengakibatkan pemimpin berubah pada karakternya pula. Perubahan sudah dinilai luar biasa karena baik untuk
14

Perubahan paradigma

membentuk keinginan untuk melakukan sesuatu yang baru pada dirinya

Risalah Buku Lead To Bless Leader

membentuk kepribadian dan karakter pemimpin sebagai pribadi yang dapat diterapkan di kehidupan di luar dunia kerja. Empat langkah menuju ke perbaikan yang berarti : 1. Tahap Acquire, kesadaran ada sesuatu yang harus diubah, ada target dan sasaran baru yang harus dicapai. Ada yang harus di hasilkan. Dapat dimulai dengan mengevaluasi sampai di mana kondisi saat ini dibandingkan dengan suatu teladan yang ingin dijadikan tujuan. 2. Tahap Apply, kesadaran yang kuat akan membentuk keinginan kuat dan melahirkan program untuk melaksanakan apa yang telah dicanangkan. Mulai dilakukan langkah demi langkah untuk melihat kemajuan secara langsung. 3. Tahap Appraise, melakukan evaluasi implikasi dari perubahan itu terhadap para pemangku kepentingan yang dijadikan sumber perubahan. Misalnya Apakah karyawan saya puas? Apakah karyawan saya bahagia? Apakah mereka melihat perubahan sebagai sesuatu yang dibutuhkan untuk dilakukan seterusnya? 4. Tahap Align, ketika hasil sudah sesuai dengan target dilakukan alignment secara struktur dan sistematik agar perubahan itu menjadi standar baru. Lalu kembali lagi proses berikutnya dengan timbulnya new awareness.

ACQUIRE

ALIGN

APPLY

APPRAISE

15

Anda mungkin juga menyukai