Anda di halaman 1dari 21

Makalah Pengembangan Kurikulum Biologi SM

Peran dan Fungsi Kurikulum


DISUSUN OLEH:

Kelompok 2

Dedi Iskandar 140207144

Desi Sartika Putri 140207193

Cut Putri Nahrisah 150207119

Nisfu Dilla 150207113

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
2016
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Shalawat beserta salam kami sanjung sajikan kepangkuan Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan kealam yang
penuh dengan ilmu pengetahuan. Syukur kepada Allah SWT yang memberikan kami
kesehatan untuk dapat menyusun makalah ini.

Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih Dosen pengasuh mata
kuliah pengembangan kurikulum biologi telah membimbing kami dalam pembuatan
makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan-kekurangan maupun kesalahan yang tidak disengaja. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa
yang akan datang.

Banda Aceh, 04 April 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR..............................................................................................
i

DAFTAR ISI ............................................................................................................


ii

PENDAHULUAN.....................................................................................................
1

A. LATAR BELAKANG...................................................................
1

B. RUMUSAN MASALAH...............................................................
2

C. TUJUAN PEMBAHASAN...........................................................
2

PEMBAHASAN.......................................................................................................
3

A. PERAN KURIKULUM.................................................................
3

B. FUNGSI KURIKULUM...............................................................
.....................................................................................................5

PENUTUP ................................................................................................................
15

ii
A. KESIMPULAN..............................................................................
...................................................................................................15

DAFTAR PUSAKA .................................................................................................


17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pembentukan suatu organisasi yaitu untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


Begitu pula dengan salah satu organisasi yang sangat besar seperti dunia
persekolahan dalam tingkat nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan maka
harus dibuat rancangan untuk mencapai tujuan tersebut agar dalam
pelaksanaannya terorganisir dan terarah. Oleh karena itulah kita mengenal yang
namanya kurikulum.

Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna


mencapai tujuan pendidikan. Apa yang direncanakan biasanya bersifat idea, suatu
cita-cita tentang manusia atau warga negara yang akan dibentuk. Apa yang dapat
diwujudkan dalam kenyataan disebut kurikulum yang real, yang tidak dapat
diwujudkan ternyata tetap menjadi idea.

Pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah ada dalam sistem
pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang krusial
dalam merealisasikan program pendidikan, baik formal maupun non formal,
sehingga gambaran sistem pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum
tersebut.

Dengan kata lain, sistem kurikulum pada hakikatnya adalah sistem


pendidikan itu sendiri. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi
keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit
untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang di inginkan.

1
B. RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :

1. Apa saja peranan kurikulum ?

2. Apa saja fungsi – fungsi kurikulum ?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

Adapun tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah:

1. Untuk dapat menjelaskan peranan kurikulum.

2. Untuk dapat menjelaskan fungsi – fungsi kurikulum

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERAN KURIKULUM

Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara


sistematis, mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Kalau
kita analisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan dimana sekolah sebagai
institusi sosial melaksanakan operasinya, maka kita akan menentukan paling tidak
3 jenis peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yakni: peranan
konservartif, peranan kritis dan evaluatif, dan peranan kreatif. Ketiga peranan ini
sama pentingnya dan antara ketiganya perlu dilaksanakan secara
berkeseimbangan.1

a. Peranan Konservatif

Salah satu tugas dan tanggung jawab sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan adalah mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat kepada
generasi muda yakni siswa. Siswa perlu memahami dan menyadari norma-
norma dan pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika mereka kembali
ke masyarakat, mereka dapat menjunjung tinggi dan berprilaku sesuai dengan
norma-norma tersebut. Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan
berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu.dikaitkan dengan era
globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi, yang
memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing mengerototi budaya lokal,
maka peran konsevatif dalam kurikulum memiliki arti yang sangat penting.
Melalui peran konservatif nya, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai
pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur masyarakat,sehingga keajekan
dan identitas masyarakat akan tetap terpelihara.2

b. Peranan kreatif

1
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung, Remaja
Rosdakarya; 2008), hal. 95
2
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta, Kencana; 2008), hal. 10

3
Peranan kreatif, yaitu peranan kurikulum untuk menciptakan dan
menyusun kegiatan-kegiatan yang kreatif dan konstruktif sesuai dengan
perkembangan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Kurikulum harus
dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki peserta didik melalui
berbagai kegiatan dan pengalaman belajar yang kreatif, efektif, dan kondusif.
Kurikulum harus dapat merangsang pola berpikir dan pola bertindak peserta
didik untuk menciptakan sesuatu yang baru sehingga bermanfaat bagi dirinya,
keluarga, bangsa dan negara.3

c. Peranan Kritis dan Evaluatif

Kebudayaan senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah tidak hanya


mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan menilai, memilih unsur-unsur
kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif
berpatisipasi dan kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis.
Nila-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang
dihilangkan dan dan diadakan modifikasi serta dilakukan perbaikan. Dengan
demikian, kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria
tertentu.4

Dalam proses pengembangan kurikulum ketiga peran pada halaman


berikutnya harus berjalan secara seimbang. Kurikulum yang terlalu menonjolkan
peran konservatifnya cenderung akan membuat pendidikan ketinggalan oleh
kemajuan zaman, sebaliknya kurikulum yang terlalu menonjolkan peran kreatif
nya dapat memuat hilangnya nilai-nilai budaya masyarakat.5

B. FUNGSI KURIKULUM

3
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung, Remaja
Rosdakarya; 2013), hal.17
4
Oemar Hamalik, Pengembangan Kurikulum (Dasar-Dasar dan Perkembangan),
(Bandung, Mandar Maju; 1990), hal. 9
5
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran.......... hal. 12.

4
Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua insan, yang selalu
menjadi tumpuan dan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat.
Pendidikan juga sebagai alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan
masyarakat, dan mencetak generasi yang mampu melangkah sesuai dengan apa
yang menjadi harapan bangsa.6 Maka di dalam pendidikan diterapkan kurikulum
yang berfungsi untuk mencapai tujuan tujuan yang diharapkan. Sebelum kita
bicara mengenai fungsi kurikulum, terlebih dahulu akan dijelaskan apa yang
dimaksud dengan fungsi. Kata fungsi berasal dari bahasa inggris “function” yang
mempunyai banyak arti, diantaranya yang berarti jabatan, kedudukan, kegiatan
dan sebagainya.7 Kurikulum merupakan salah satu asas penting dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar, apabila asas ini baik dan kuat, maka dapat
dipastikan proses belajar mengajar pun akan semakin lancar sehingga tujuan
pendidikan pun akan tercapai.8 Dalam aktifitas belajar mengajar, kedudukan
kurikulum sangat krusial karena dengan kurikulum anak didik akan memperoleh
manfaat (benefit). Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut McNeil (1990) isi
kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu: fungsi pendidikan umum (Common and
General Education), Suplementasi (Supplementation), Eksplorasi (Esploration)
dan, Keahlian (Specialization).

1. Fungsi Pendidikan Umum (Common and General Education)


6
Basuki As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis PTK (Penelitian Tindakan Kelas ),
cetakan pertama, STAIN Ponorogo Press, 2009, hal 115
7
H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta, Rineka Cipta; 2010),
hal 12.
8
At Ta`dib Jurnal Kependidikan Islam, volume 4, nomor 2, Fakultas Tarbiyah ISID
Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, 1429 H, hal 194

5
Fungsi pendidikan umum (Common and General Education) yaitu fungsi
kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota
masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan
bertanggung jawab. Kurikulum harus memberikan pengalaman belajar kepada
setiap peserta didik agar mampu menginternalisasi nilai-nilai dalam kehidupan,
memahami setiap hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat dan makhluk
sosial. Dengan demikian, fungsi kurikulum ini harus diikuti oleh setiap siswa pada
jenjang dan level atau jenis pendidikan manapun.

2. Suplementasi (Supplementation)

Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dilihat dari perbedaan


kemampuan, perbedaan minat maupun perbedaan bakat. Kurikulum sebagai alat
pendidikan seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa sesuai
dengan perbedaan tersebut. Dengan demikian setiap anak memiliki kesempatan
untuk menambah kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai dengan minat
dan bakatnya. Artinya, peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
harus terlayani untuk mengembangkan kemampuannya secara optimal; sebaliknya
siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata juga harus terlayani sesuai
dengan kemampuannya.

3. Eksplorasi (Eksploration)

Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat


menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa. Melalui
fungsi ini siswa diharapkan dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya,
sehingga memungkinkan mereka akan belajar tanpa adanya paksaan. Namun
demikian, proses eksplorasi terhadap minat dan bakat siswa bukan pekerjaan yang
mudah. Adakalanya terjadi pemaksaan dari pihak luar, misalnya para orang tua,
yang sebenarnya anak tidak memiliki bakat dan minat terhadap bidang tertentu,
mereka dipaksa untuk memilihnya hanya karena alasan-alasan tertentu yang
sebenarnya tidak rasional. Oleh sebab itu para pengembang kurikulum mesti dapat
menggali rahasia keberbakatan anak yang kadang-kadang tersembunyi.

6
4. Keahlian (Spesialization)

Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai


dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa. Dengan
demikian kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian
misalnya, perdagangan, pertanian, industri atau disiplin akademik. Bidang-bidang
semacam itu yang diberikan sebagai pilihan, yang pada akhirnya setiap peserta
didik memiliki keterampilan-keterampilan sesuai dengan bidang spesialisasinya.
Untuk itu pengembangan kurikulum harus melibatkan para spesialis untuk
menentukan kemampuan apa yang harus dimiliki setiap siswa sesuai dengan
bidang keahliannya.9

Namun demikian, disamping itu kurikulum bermanfaat bagi anak didik, ia juga
mempunyai fungsi fungsi lain yakni:10

1. Fungsi Kurikulum dalam Rangka Pencapaian Tujuan Pendidikan


Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha mencapai
tujuan tujuan pendidikan yang diinginkan sekolah tertentu yang dianggap
cukup tepat dan krusial untuk dicapai, sehingga salah satu langkah yang perlu
dilakukan adalah meninjau kembali tujuan yang selama ini digunakan sekolah
yang bersangkutan. Maksudnya, bila tujuan tujuan yang diinginkan belum
tercapai, orang akan cenderung meninjau kembali alat yang digunakan untuk
mencapai tujuan itu, misalnya dengan meninjau kurikulumnya. Pendidikan
tertinggi sampai pendidikan terendah mempunyai tujuan, yaitu tujuan yang
akan dicapai setelah berakhirnya aktifitas belajar.
Di Indonesia ada 4 tujuan pendidikan utama yang secara hirarkis dapat
ditemukan, yaitu:
 Tujuan Nasional

9
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran.....hal.
10
Abdulah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, cetakan pertama, Yogyakarta:
Ar-Ruzz, 2007, hal 205

7
Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan dari keseluruhan satuan,
jenis dan kegiatan pendidikan, baik pada jalur pendidikan formal,
informal dan nonformal dalam konteks pembangunan nasional.
 Tujuan Institusional
Tujuan institusional merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh
setiap sekolah atau lembaga pendidikan.
 Tujuan Kurikuler
Tujuan kulikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap
bidang studi.
 Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap
kegiatan instruksional atau pembelajaran.

Dalam pencapaian tujuan pendidikan yang dicita citakan, tujuan tujuan


tersebut meski dicapai secara bertingkat yang saling mendukung, sedangkan
keberadaan kurikulum disini adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan
(pendidikan )11
2. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah

Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah merupakan pedoman untuk


mengatur dan membimbing kegiatan sehari sehari di sekolah, baik kegiatan
intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun kokurikuler. Pengaturan kegiatan ini
penting agar tidak terjadi tumpang tindih, seperti jenis program pendidikan
apa yang sedang dan akan dilaksanakan, bagaimana prosedur pelaksanaan
program pendidikan, kapan dan dimana program pendidikan dilaksanakan.
Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer keberhasilan program
pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut menguasai
program adminitrasi kurikulum dan mengontrol kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan agar sesuai kurikulum yang berlaku.

11
H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum.....hal. 15

8
Disinilah pentingnya pemerintah melibatkan kepala sekolah dalam merancang
kurikulum, termasuk sosialisasi kurikulum baru.

3. Fungsi Kurikulum Bagi Setiap Jenjang Pendidikan.

Sering kita mendengar, bahwa perguruan tinggi mengeluh tentang mutu


lulusan SLTA yang kurang memadai. Para guru di SLTA memberikan alasan,
karena terdapat kelemahan pada lulusan SMP. Guru SMP tidak mau
menerimanya begitu saja, akhirnya melemparkan kelemahan itu kepada SD.
Guru-guru di SD inilah yang menjadi tumpuan masalah. Tindakan saling
melemparkan kekurangan atau kesalahan bukan merupakan solusi yang
terbaik, karena dapat menimbulkan persoalan yang semakin meruncing. Salah
satu jalan keluarnya ialah setiap jenjang pendidikan harus sama-sama saling
menyesuaikan dan mempelajari kurikulum pada sekolah-sekolah yang ada di
bawah atau di atasnya. Jadikanlah kurikulum SD sebagai dasar pertimbangan
untuk mengembangkan kurikulum SMP, dan kurikulum SMP sebagai bahan
pertimbangan pengembangan kurikulum di SMA. Begitulah seterusnya
sampai di perguruan tinggi. Melalui cara seperti itu, maka kesinambungan
kurikulum pada semua jenjang pendidikan akan semakin jelas. Bagi sekolah
yang berada diatasnya, kurikulum merupakan pengembangan atau lanjutan
dari pendidikan sebelumnya.

Dengan demikian, fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan


ialah:

 Fungsi kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus
mengetahui dan memahami kurikulum sekolah yang dibawahnya, sehingga
dapat dilakukan penyesuaian kurikulum,

 Fungsi penyiapan tenaga, yaitu bilamana sekolah tertentu diberi wewenang


mempersiapkan tenaga-tenaga terampil, maka sekolah tersebut perlu
mempelajari apa yang diperlukan oleh tenaga terampil, baik mengenai
kemampuan akademik, kecakapan atau keterampilan, kepribadian maupun
hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial.

9
4. Fungsi Kurikulum Bagi Guru

Dalam praktik, guru merupakan ujung tombak pengembangan


kurikulum sekaligus sebagai pelaksana kurikulum di lapangan. Guru juga
sebagai faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan suatu kurikulum.
Bagaimanapun baiknya suatu kurikulum disusun, pada akhirnya akan sangat
bergantung dengan kemampuan guru di lapangan. Efektifitas suatu
kurikulum tidak akan tercapai, jika guru tidak dapat memahami dan
melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses
pembelajaran. Artinya, guru tidak hanya berfungsi sebagai pengembang
kurikulum, tetapi juga sebagai pelaksana kurikulum.

Guru betul-betul dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya


sesuai dengan perkembangan kurikulum itu sendiri, perkembangan IPTEK,
perkembangan masyarakat, perkembangan psikologi belajar, dan
perkembangan ilmu pendidikan. Guru harus memiliki kompetensi
profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi personal, dan kemampuan
sosial secara seimbang dan terpadu. Bagi guru, memahami kurikulum
merupakan suatu hal yang mutlak dan harga mati. Segala sesuatu yang
dikerjakan oleh guru dan disampaikan kepada peserta didik harus sesuai
dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Guru dengan kurikulum tidak bisa
dipisahkan, tetapi harus merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga
menjadi satu raga.12

5. Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas

Bagi pengawas, kurikulum akan berfungsi sebagai panduan dalam


melaksanakan supervisi. Dengan demikian, dalam proses pengawasan para
pengawas akan dapat menentukan apakah program sekolah termasuk
pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai
dengan tuntunan kurikulum atau belum, sehingga berdasarkan kurikulum itu
juga pengawas dapat memberikan saran perbaikan.

12
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum....hal. 15

10
6. Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat, kurikulum adalah alat produsen dari sekolah,


sedangkan masyarakat adalah konsumennya. Sudah tentu antara konsumen
dan produsen harus sinkron. Kurikulum sekolah outputnya harus dapat link
and match dengan kebutuhan masyarakat.13 Dengan mengetahui suatu
kurikulum sekolah, masyarakat dapat berpartisipasi dalam rangka
memperlancar program pendidikan, serta dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun dalam penyempurnaan program pendidikan di sekolah.
Sehingga sekolah dapat melahirkan generasi-generasi yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Presepsi yang salah jika menganggap manfaat
kurikulum hanya dapat diambil oleh pihak-pihak yang terkait dalam dunia
sekolah saja. Memang pada dasarnya yang mengembangkan sebuah
kurikulum adalah sekolah, namun seperti yang telah dibahas, manfaat dari
sebuah kurikulum sangatlah luas. Semua pihak dapat mengambil manfaat
dari sebuah kurikulum, dan kurikulum memberikan manfaat tersendiri dari
tiap dimensinya.14

7. Fungsi Kurikulum Bagi Orang Tua

Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk


memberikan bantuan baik bagi penyelenggaraan program sekolah, maupun
membantu putra/putri mereka belajar dirumah sesuai dengann program
sekolah. Melalui kurikulum orang tua akan mengetahui tujuan yang harus
dicapai serta ruang lingkup materi pelajaran.

8. Fungsi Kurikulum Bagi Pemakai Lulusan

Instansi atau perusahaan manapun yang mempergunakan tenaga kerja


lulusan suatu lembaga pendidikan tentu menginginkan tenaga kerja yang

13
H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum..............hal 18.
14
Risca Fitria, Fungsi Kurikulum, https://chav3a.wordpress.com/2009/10/21/fungsi-
kurikulum.html, diakses 07 april 2016, jam 16:45

11
bermutu tinggi dan mampu berkompetisi agar dapat meningkatkan
produktifitasnya. Biasanya, para pemakai lulusan selalu melakukan seleksi
yang ketat dalam penerimaan calon tenaga kerja. Seleksi dalam bentuk apa
pun tidak akan membawa arti apa-apa jika instansi tersebut tidak
mempelajari terlebih dahulu kurikulum yang telah ditempuh oleh para calon
tenaga kerja tersebut. Bagaimanapun, kadar pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai yang dimiliki calon tenaga kerja, merupakan produk
dari kurikulum yang ditempuhnya. Para pemakai lulusan harus mengenal
kurikulum yang telah ditempuh calon tenaga kerja. Studi kurikulum akan
banyak membantu pemakai lulusan dalam menyeleksi calon tenaga kerja
yang handal, enerjik, disiplin, bertanggung jawab, jujur, ulet, tepat dan
berkualitas.15

9. Fungsi Pendidikan Bagi Siswa

Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar.


Melalui kurikulum siswa akan memahami apa yang harus dicapai, isi atau
bahan pelajaran apa yang harus dikuasai, dan pengalaman belajar apa yang
harus di lakukan untuk mencapai tujuan.

Berkaitan dengan fungsi kurikulum, alexander Inglis ( dalam Hamalik,


1990) mengemukakan enam fungsi kurikulum untuk siswa, yaitu :

a. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)

Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat


pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well
adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa
mengalami perubahan dan bersifat dinamis. Oleh karena, siswa pun harus
memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi di lingkungannya.

15
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum....hal. 16

12
b. Fungsi Integrasi (the integrating function)

Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat


pendidikan yang harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.
Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat.
Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk
dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya.

c. Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)


Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu
siswa setiap siswa memiliki perbedaan baik dari aspek fisik maupun psikis
yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.
d. Fungsi persiapan (the propaedeutic function)

Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat


pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke
jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat
mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya
karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya

e. Fungsi Pemilihan (the selective function)

Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat


pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan
minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat hubungannya dengan diferensiasi,
karena pengakuan atas adanya perbedaan individual siswa berarti pula
diberinya kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih apa yang sesuai
dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut,
kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel.

13
f. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)

Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat


pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat
memahami dan menerima kekuatan(potensi) dan kelemahan yang
dimilikinya. Apabila siswa sudah mampu memahami kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, maka diharapkan siswa dapat
mengembangkan sendiri potensi kekuatan yang dimilikinya atau memperbaiki
kelemahan-kelemahannya.16

BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN

16
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pengembangan,
(Jakarta, Rajagrafindo Persada; 2013), hal.10.

14
1. Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan
pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup
dimasyarakat.
2. Kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peranan kreatif, serta
peran kritis dan evaluatif.
3. Dalam proses pengembangan kurikulum ketiga peran tersebut harus berjalan
secara seimbang. Kurikulum yang terlalu menonjolkan peran konservatifnya
cenderung akan membuat pendidikan ketinggalan oleh kemajuan zaman,
sebaliknya kurikulum yang terlalu menonjolkan peran kreatif nya dapat
memuat hilangnya nilai-nilai budaya masyarakat
4. Kurikulum merupakan salah satu asas penting dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar, apabila asas ini baik dan kuat, maka dapat dipastikan proses
belajar mengajar pun akan semakin lancar sehingga tujuan pendidikan pun
akan tercapai.
5. Dalam aktifitas belajar mengajar, kedudukan kurikulum sangat krusial karena
dengan kurikulum anak didik akan memperoleh manfaat (benefit), isi
kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu: fungsi pendidikan umum (Common
and General Education), Suplementasi (Supplementation), Eksplorasi
(Esploration) dan, Keahlian (Specialization).

6. Fungsi kurikulum dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan merupakan


suatu alat atau usaha mencapai tujuan tujuan pendidikan yang diinginkan
sekolah tertentu yang dianggap cukup tepat dan krusial untuk dicapai,
sehingga salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah meninjau kembali
tujuan yang selama ini digunakan sekolah yang bersangkutan

7. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah merupakan pedoman untuk mengatur


dan membimbing kegiatan sehari sehari di sekolah, baik kegiatan
intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun kokurikuler.
8. Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan untuk pengembangan atau
lanjutan dari pendidikan sebelumnya

15
9. Fungsi kurikulum bagi guru yaitu sebagai pengembang kurikulum, tetapi dan
sebagai pelaksana kurikulum.
10. Bagi pengawas, kurikulum akan berfungsi sebagai panduan dalam
melaksanakan supervisi.
11. Bagi masyarakat, kurikulum adalah alat produsen dari sekolah, sedangkan
masyarakat adalah konsumennya. Sudah tentu antara konsumen dan produsen
harus sinkron.
12. Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan
bantuan baik bagi penyelenggaraan program sekolah, maupun membantu
putra/putri mereka belajar dirumah sesuai dengann program sekolah.
13. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar, yang
terdiri atas fungsi penyesuaian, fungsi integrasi, fungsi diferensiasi, fungsi
persiapan, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik.

DAFTAR PUSAKA

16
Arifin, Zainal, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung, Remaja Rosdakarya;
2013

As’adie, Basuki Desain Pembelajaran Berbasis PTK (Penelitian Tindakan Kelas ), cetakan
pertama, STAIN Ponorogo Press, 2009

Dakir,H., Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta, Rineka Cipta; 2010

Fitria, Risca, Fungsi Kurikulum, https://chav3a.wordpress.com/2009/10/21/fungsi-kurikulum.html

Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung, Remaja Rosdakarya; 2008.

Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, cetakan pertama, Yogyakarta: Ar-
Ruzz, 2007

Sanjaya, Wina, Kurikulum Dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta, Kencana; 2008

Ta`dib, Jurnal Kependidikan Islam, volume 4, nomor 2, Fakultas Tarbiyah ISID Pondok Modern
Darussalam Gontor Ponorogo, 1429 H

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pengembangan, Jakarta,
Rajagrafindo Persada; 2013

17

Anda mungkin juga menyukai