Nim : 1915401103
Reguler : 3
o Pertanyaannya :
Jelaskan masalah masalah apa saja yang berkaitan dengan pemenuhan nutrisi/gizi
pada anak balita dan pra sekolah serta bagaimana cara mengatasinya?
o Pembahasan :
Cara mengatasinya: Kenalkan makanan padat mulai usia 6 bulan. Berikan secara
bertahap, mulai yang lembek sampai yang kasar. Tujuannya agar anak belajar
mengunyah
Cara mengatasinya: Buat menu camilan ringan yang lengkap gizi untuk mengatasi
kekurangan asupan gizi.
Cara mengatasinya: Buat suasana makan yang menyenangkan dan santai. Jangan
dipaksa makan kaena anak akan trauma. Beri penjelasan sederhana agar anak mau
mengunyah makanan.
2. Pilih-pilih makanan (picky eater)
Penyebab 1: Selera makan anak berkembang, ada kecenderungan mulai menyukai makanan
atau rasa tertentu.
Cara mengatasinya: Membuat menu makanan lebih bervariasi, baik dari bahannya,
maupun cara pengolahannya.
Penyebab 3: Kebiasaan makan keluarga. Apabila orangtua pilih-pilih makanan, maka anak-
anak ikut pilih-pilih makanan.
Cara mengatasinya: Menemani anak ketika makan dan orangtua menjadi contoh
perilaku makan bagi anak-anaknya.
3. Susah makan/hanya mau makan sedikit
Penyebab 1: Masalah psikologi, misalnya orangtua tidak mengakui ego anak. Selalu
memaksa anak untuk makan.
Cara mengatasinya: Jangan paksa anak makan pada waktu jam makan tiba. Sebab,
akan membuat anak tidak nyaman dan bisa menimbulkan trauma.
Penyebab 2: Memberi susu atau makan selingan dekan dengan waktu makan.
Cara mengatasinya: Jangan memberi susu atau makanan selingan yang terlalu dekat
dengan waktu makan.
Penyebab 3: Apabila orangtua biasa makan sedikit, misalnya karena diet, anak akan
cenderung menirunya.
Cara mengatasinya: Temani anak makan. Lalu, oragtua menjadi contoh perilaku
makan bagi anaknya. Jadwal makan yang teratur.
Cara mengatasinya: Kenalkan sedikit demi sedikit menu makanan yang baru.
Penyebab 3: Suasana makan yang tidak menyenangkan. Anak dipaksa makan padahal belum
juga lapar.
Cara mengatasinya: Variasai menu dan penyajian makanan dibuat yang menarik.
Cara mengatasinya: Ajak anak menentukan menu dan berkreasi dalam membuat
makanan untuk memancing selera makannya.
Penyebab 5: Kesal kepada orang yang memberi makan.
Cara mengatasinya: Dekati secara perlahan anak-anak yang mengalami masalah ini.
Jika mendesak dilakukan, bisa bergantian dengan ayah atau ibu yang memberi atau
menemani anak makan.
Cara mengatasinya: Upayakan kesembuhan anak dan tetap upayakan ada makanan
yang masuk selama anak sakit untuk mendukung daya tahan tubuhnya.
Penyebab 1: Rasa sayur yang kurang enak apabila dibandingkan dengan lauk hewani atau
buah.
Cara mengatasinya: Berikan penjelasan tentang pentingnya sayur agar anak gemar
makan sayur.
Pada masa-masa awal pengenalan makanan, bisa saja anak “jatuh cinta” pada makanan
tertentu. Hal itu akhirnya menyebabkan anak hanya mau mengonsumsi makanan itu-itu saja.
Kalau sudah begitu, Si Kecil mungkin akan kekurangan asupan nutrisi lain yang juga
dibutuhkan dalam masa perkembangan.
Cara Mengatasi
Untuk mengatasinya, ayah dan ibu bisa coba memperkenalkan makanan yang baru secara
perlahan-lahan. Bila makanan disajikan beberapa kali, anak biasanya akan tertarik untuk
mengonsumsinya.
Terkadang ada anak yang hanya mau makan satu jenis makanan saja selama beberapa
hari, bahkan hingga beberapa minggu. Biasanya hal ini disebabkan karena anak tertarik
dengan makanan yang rasanya sudah dia kenali. Hanya saja, dengan pola konsumsi seperti itu
sering membuat orang tua bingung.
Cara Mengatasi
Sebaiknya orang tua tetap tenang dan menawarkan pilihan makanan lain, tetapi bukan
dengan cara paksa. Bagi anak yang sudah lebih besar, kamu bisa mengajak ke
supermarket dan meminta dia untuk memilih dua jenis sayur, yaitu jenis buah, atau satu
jenis camilan. Saat tiba di rumah, ajaklah dia menyiapkan makanan sebelum
mengonsumsinya.
Makanan siap saji bukan hanya disukai oleh orang dewasa saja, tetapi makanan ini juga
sangat digemari oleh anak-anak. Biasanya anak-anak suka dengan makanan siap saji yang
mengandung gula atau lemak tinggi, dengan kandungan gizi yang rendah. Misalnya, permen,
kentang goreng, atau minuman bersoda.
Cara Mengatasi
Salah satu cara mengatasi anak susah makan yang bermasalah seperti ini, jangan
menyimpan makanan cepat saji di rumah. Sebaiknya kamu menyediakan makanan yang
lebih sehat. Coba sajikan makanan, seperti buah-buahan, misalnya buah melon dengan
campuran yoghurt, atau jus buah yang dihiasi stroberi dan irisan pisang di atasnya.
Cara mengatasinya
Buat jadwal tetap kapan anak harus makan.ulangi jadwal tersebut sedari dini agar anak
terbiasa melakukannya.dan perhatikan agar anak mengikuti pola makan tersebut dengan
baik.
C. Pola Asuh
pola asuh turut menentukan pemenuhan status gizi anak. Persoalan kekurangan gizi bukan
hanya disebabkan ketidakmampuan orangtua menyediakan bahan pangan berkualitas, atau
memastikan bahan pangan memenuhi standar gizi seimbang. Bagaimana orangtua
memberikan makanan kepada anak juga punya andil terhadap status gizi anak.
Masalah masalah pemenuhan nutrisi/gizi pada anak balita dan pra sekolah di atas harus
segera di atasi agar anak tidak mengalami kekuranagan gizi. Karna jika anak mengalami
kekurangan gizi maka akan membuat masalah baru terutama pada tumbuh dan kembangnya,
Menurut WHO, ada berbagai permasalahan yang timbul ketika anak mengalami kurang gizi
(undernutrition), meliputi:
1. Berat badan kurang (underweight)
Berat badan anak kurang atau underweight ditandai ketika berat badan anak tidak
setara dengan berat normal di kelompok usianya.Namun, kondisi ini juga menunjukkan
ketidakselarasan antara berat dan tinggi badan anak. Dalam arti, berat anak biasanya terlalu
ringan untuk ukuran tinggi badan yang dimilikinya.Oleh karena, berat badan kurang dapat
diukur dengan menggunakan indikator berat badan berbanding dengan usia (BB/U) atau
berbanding dengan tinggi badan (BB/TB).Anak dikatakan memiliki berat badan kurang
ketika nilai pengukuran z score di grafik pertumbuhan berada di antara <-2 SD sampai -3
standar deviasi (SD).Selain tubuh yang kurus, gejala khas lainnya yang muncul ketika berat
badan anak kurang yakni rentan sekali terserang penyakit.
2. Kurus (wasting)
Berbeda dengan berat badan kurang (underweight), anak yang sangat kurus (wasting)
memiliki berat yang sangat rendah dan tidak sesuai dengan tinggi badan. Berat badan anak
yang mengalami wasting biasanya jauh berada di bawah rentang normal yang
seharusnya.Indikator yang digunakan untuk menilai kemungkinan wasting pada anak yakni
berat badan berbanding dengan tinggi badan (BB/TB).
Kondisi anak kurang gizi berat juga kerap digunakan untuk menggambarkan wasting.
Pasalnya, anak yang bertubuh sangat kurus biasanya sudah tidak mendapatkan asupan gizi
yang cukup dalam waktu lama.Bahkan, anak tersebut juga bisa saja mengalami penyakit yang
berhubungan dengan kehilangan berat badan, misalnya diare.Gejala khas yang mudah terlihat
jika anak mengalami wasting yaitu memiliki tubuh yang sangat kurus karena berat badannya
sangat rendah.
3. Pendek (stunting)
Pendek (stunting) adalah kondisi yang membuat pertumbuhan tubuh anak terganggu,
sehingga tinggi badan anak tidak normal atau tidak setara dengan teman-teman
seusianya.Stunting tidak terjadi dalam waktu singkat, melainkan sudah terbentuk sejak lama
karena tidak tercukupinya kebutuhan nutrisi anak selama masa pertumbuhan.Selain asupan
gizi, stunting juga disebabkan oleh penyakit infeksi berulang serta berat badan lahir rendah
(BBLR). Sejak anak berusia 3 bulan, kondisi stunting umumnya sudah mulai meningkat,
hingga prosesnya semakin melambat saat anak berusia sekitar 3 tahun.Mulai sejak inilah
grafik pertumbuhan tinggi badan anak bergerak mengikuti grafik normal, tapi dengan
penilaian yang berada di bawah normal.Indikator yang digunakan untuk menilai
kemungkinan stunting pada anak yakni tinggi badan berbanding dengan usia (TB/U).Anak
dinyatakan bertubuh stunting jika grafik pertumbuhan tinggi badan sesuai usianya berada di
angka kurang dari -2 SD. Ada berbagai gejala stunting yang biasanya tampak pada anak.
Vitamin A
Zat besi
Kurang darah atau anemia terjadi ketika simpanan zat besi yang ada di dalam darah habis,
serta persediaannya di dalam otot sangat sedikit.Jika sudah sampai mengalami anemia,
artinya kondisi kekurangan zat besi yang dialami anak tergolong parah. Dengan kata lain,
kadar hemoglobin dan hematokrit yang ada di dalam sel darah merah telah berada di bawah
nilai normal atau cut off.Jika anak mengalami kurang gizi karena zat besi, berbagai gejala
yang akan terlihat seperti:
Kulit pucat
Mudah lelah
Pertumbuhan dan perkembangan lambat
Nafsu makan menurun
Merasa kesulitan dalam bernapas
Sering mengalami penyakit infeksi
Keinginan untuk makan makanan tertentu meningkat, seperti es krim, sumber
karbohidrat, atau lainnya
Yodium
Yodium adalah jenis mineral yang penting untuk mendukung produksi hormon tiroid,
tiroksin, dan triodotyronine. Berbagai gejala kekurangan yodium pada anak seperti:
Sebenarnya penanganan kurang gizi pada anak akan disesuaikan kembali dengan tingkat
keparahan dan kondisi khusus yang dialami masing-masing anak. Adanya komplikasi yang
turut menyerati gizi kurang juga akan menjadi pertimbangan tersendiri.
Bagi bayi yang di bawah enam bulan dan termasuk dalam kategori kurang gizi (kurus)
pada dasarnya tidak ada penambahan olahan makanan bayi lainnya.Penanganan yang
diberikan harus fokus pada ASI karena usia ini masih dalam masa pemberian ASI
eksklusif.Pemberian ASI sebaiknya lebih sering dari biasanya dan hindari langsung
memberikan susu formula campur ASI untuk mengatasi masalah ini.Penambahan susu
formula pada bayi hanya dilakukan pada masalah tertentu dengan pengawasan dokter atau
ahli gizi. Jika tidak memiliki masalah kesehatan lain, bayi sebaiknya tetap diberikan ASI
secara eksklusif.
Jadi, pemberian ASI eksklusif untuk bayi yang berusia kurang dari enam bulan sangat
dianjurkan selama masih memungkinkan.Perlu diperhatikan jika berat badan bayi Anda tidak
bertambah selama 2 bulan berturut-turut atau pertambahan tidak sesuai grafik pertumbuhan
bayi <6 bulan maka Anda perlu berkonsultasi ke dokter.Sementara itu untuk bayi di bawah
enam bulan yang mengalami kurang gizi akut (severe acute malnutrition) sebaiknya
diberikan makanan tambahan pada usia 4 bulan dengan berkonsultasi ke dokter
sebelumnya.Hal ini harus terus dilakukan sampai berat badan bayi mengalami kenaikan
sesuai dengan standar normal seusianya.
Bayi di atas enam bulan disarankan untuk secara bertahap meningkatkan asupan energi,
protein, karbohidrat, cairan, vitamin, serta mineralnya guna mengatasi kurang gizi.
Tujuannya adalah untuk menambah berat badannya dan memperkuat sistem imunnya agar
bayi tersebut tidak berisiko semakin tinggi mengalami infeksi.
Selain perubahan pola makan,jadwal makan dan menu makanan anak, ada perawatan lain
yang diperlukan untuk meningkatkan status gizi bayi, yakni:
Setelah bayi cukup sehat, berat badannya sudah mulai meningkat, dan memenuhi standarnya
diharapkan dapat mempertahankan pola makan sesuai dengan kebutuhan harian.
Namun secara umumnya, berikut beragam pengobatan yang dapat dilakukan untuk
memulihkan anak yang kurang gizi:
Dokter atau ahli gizi anak mungkin merekomendasikan perubahan dalam jenis dan jumlah
makanan anak Anda, dan mungkin meresepkan suplemen makanan seperti vitamin, mineral,
dan protein.
Perubahan pola makan anak biasanya akan disarankan secara bertahap meningkatkan asupan
kalori, protein, karbohidrat, cairan, vitamin, dan mineral.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko anak Anda mengalami komplikasi seperti infeksi.
Anak Anda mungkin juga disarankan untuk mengonsumsi suplemen nutrisi khusus yang
dapat meningkatkan asupan energi dan protein.
Anak-anak dengan kekurangan gizi yang berat perlu diberi makan dan minum dengan sangat
hati-hati sehingga tidak dapat diberikan pola makan normal dengan segera. Jika kondisinya
seperti itu, anak Anda membutuhkan perawatan khusus di rumah sakit.
Pemberian suplemen
Suplemen vitamin dan mineral, baik yang berbentuk bubuk atau tablet, untuk remaja dengan
gizi kurang bermanfaat agar nafsu makannya meningkat. Namun, alangkah lebih baik bila
Anda konsultasi lebih lanjut dengan dokter.
Selain itu, meski Anda melakukan perawatan di rumah untuk anak Anda, Anda tetap butuh
arahan dari dokter atau ahli gizi untuk mencukupi kebutuhan nutrisi anak yang kekurangan
gizi.
Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kurang gizi pada anak?
Berikan selalu anak makanan dengan gizi seimbang yang terdiri dari empat kelompok
makanan utama, yaitu:
Makanan sumber karbohidrat, yaitu nasi, kentang, roti, pasta, dan sereal.
Makanan sumber protein, yaitu daging, telur, ayam, ikan, kacang-kacangan dan
produknya.
Susu dan produk susu, seperti keju dan yogurt.
Berikan imunisasi lengkap pada anak untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak sehingga
anak terhindar dari penyakit infeksi. Berikan juga kapsul vitamin A setiap bulan Februari dan
Agustus sampai anak berusia 5 tahun.