Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK PENYAKIT KRONIS DM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga


Dosen Pembimbing : Widyoningsih, M.Kep., S.Kep.Anak

Disusun oleh :

1. Risa Indriana wahyu P (108117055)


2. Restu aruminggalih (108117059)
3. Anggi Ivanka (108117062)
4. Sindy Fajrina (108117070)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan komunitas pada kelompok
penyakit kronis DM”. Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan komunitas.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya makalah ini, berkat
bimbingan, bantuan, dan kerja sama serta dorongan berbagai pihak sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, dengan segala hormat penyusun
mengucapakan terima kasih kepada:
1. Widyoningsih S.kep., Ns., M.kep., selaku pembimbing yang selalu sabar
memberikan perhatian, bimbingan, pengarahan serta saran-saran dalam pembuatan
Makalah ini.
2. Teman-teman kelas S1 kep 3B, yang telah berusaha membantu, memberikan ide,
pendapat serta dorongan sehingga terselesaikannya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penyusun mengharapakan kritik dan saran demi kesempurnan penyusunan makalah yang
selanjutnya. Akhirnya penyusun berharap semoga isi makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi siapa saja yang memerlukannya di masa yang akan datang.

Cilacap, 11 April 2020

Penyusun,

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus adalah  kelainan metabolik yang ditandai dengan 


intoleren glukosa. Penyakit ini dapat dikelola  dengan menyesuaikan
perencanaan makanan , kegiatan jasmani dan pengobatan yang sesuai dengan
konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia dan perlunya diadakan
pendekatan  individual bagi edukasi diabetes, yang dikenal dengan Pentalogi
Terapi DM meliputi :

a. Terapi Primer, yang terdiri dari : Penyuluhan Kesehatan, Diet Diabetes,


Latihan Fisik.
b. Terapi Sekunder, yang terdiri dari : Obat Hipoglikemi

Diabetes Militus berhubungan dengan meningkatnya kadar glukosa darah


dan bertambahnya risiko komplikasi gawat darurat bila tidak dikelola dengan
baik (Soegondo,1999). Komplikasi dapat timbul  oleh karena ketidak patuhan
pasien  dalam menjalankan  program terapi  sebagai berikut : pengaturan diet,
olah raga dan penggunaan obat-obatan (Putra,1995). Berbagai penelitian telah
menunjukan ketidak patuhan pasien DM  terhadap perawatan diri
sendiri( Efendi Z,1991).Dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit DM  diperlukan suatu proses yang berkesinambungan  dan sesuai
dengan prinsip-prinsip penatalaksanaan DM.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Diabetes Mellitus?
2. Bagaimana penatalaksanaan Doiabetes Mellitus?
3. Bagaimana karakteristik Diabetes Mellitus?
4. Apa saja masalah yang sering muncul pada Diabetes Mellitus?
5. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga secara umum pada Diabetes
Mellitus?
6. Bagaimana Asuhan Keperawatan komunitas pada Diabets Mellitus?

C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh yaitu, mahasiswa dapat memehami tentang ;
a. Pengertian Diabetes Mellitus
b. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
c. Karaketristik Diabetes Mellitus
d. Masalah yang sering muncul
e. Asuhan keperawatan keluarga pada penderita DM
f. Asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN DIABETES MELLITUS

Diabetes militus adalam penyakit metabolik yang kebanyakan


herediter dengan tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau
tidak adanya gejala klinik akut maupun kronik, sebagai akibat dari
kurangnya insulin efektif maupun insulin absolut dalam tubuh. Gangguan
primer terletak pada metabolisme karbohidrat, yang biasanya disertai juga
gangguan metabolisme protein dan lemak. Diabetes mellitus merupakan
sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner.dan.Suddarth,2002).

B. PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS


Penatalaksanaanpasien dm dietSalah satu pilar utama pengelolaan DM
adalah perencanaan makan. Walaupun telah mendapat tentang penyuluhan
perencanaan makanan, lebih dari 50 % pasien tidak melaksanakannya.
Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu diet seimbang, dengan
komposisi idealnya sekitar 68 % karbohidrat, 20 % lemak dan 12 %
protein. Karena itu diet yang tepat untuk mengendalikan dan mencegah
agar berat badan tidak menjadi berlebihan dengan cara : Kurangi kalori,
kurangi lemak, konsumsi karbohidrat komplek, hindari makanan yang
manis, perbanyak konsumsi serat.
Selain itu olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena
membuat insulin bekerja lebih efektif. Olahraga juga membantu
menurunkan berat badan, memperkuat jantung, dan mengurangi stress.
Bagi pasien DM melakukan olahraga dengan teratur akan lebih baik, tetapi
jangan melakukan olahraga yang berat – berat.

3
C. KARAKTERISTIK DIABETS MELLITUS
Karakteristikdm ada 2 yaitu dm tipe1:Destruksi sel beta, umumnya
menjurus ke defisiensi insulin absolut baik melalui proses imunologik
maupun idiopatik.DM tipe 2Bervariasi mulai yang predominan resistensi
insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan
sekresi insulin bersama resistensi insulin.

D. MASALAH YANG SERING MUNCUL

Hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan


protein, sebagai akibat dari:

 Defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya


 Defisiensi transporter glukosa.
 Atau keduanya.

Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia


pada lansia umumnya tidak ada. Osmotik diuresis akibat glukosuria
tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan
nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin.

E. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Teori umum dalam asuhan keperawatan keluarga terdiri dari

1. Pengkajian
a. Pengkajian Keluarga
1) Identifikasi data demografi dan sosiokultural
2) Riwayat & tahap perkembangan keluarga
3) Lingkungan
4) Struktur keluarga
5) Fungsi keluarga
6) Stres dan mekanisme koping
7) Pemfis (head to toe)
8) Harapan keluarga

4
b. Pengkajia Anggota Keluarga
1) Fisik
2) Mental
3) Emosional
4) Social
5) Spiritual
2. Analisa Data
a. Perumusan diagnose
b. Validasi diagnose
c. Prioritas diagnose
3. Perencanaan
a. Menetapkan tujuan
b. Identifikasi sumber daya keluarga
c. Memilih intervensi yang sesuai
d. Prioritaskan intervensi
4. Implementasi
Melalui sumber-sumber yang dimiliki keluarga

5. Evaluasi
a. Kemampuan keluarga melakukan 5 tugas kesehatan keluarga
b. Tingkat kemandirian keluarga
c. Budaya hidup sehat keluarga

5
BAB III
STUDI KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / istirahat

Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan , kram otot, tonus otot menurun,
Gangguan tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea, letargi,
disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot
Sirkulasi ;
2. Adanya riwayat hipertensi, MCI

Klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, Ulkus, penyembuhan


luka lama, Takikardi, perubahan tekanan darah postural, hipertensi,
nadi yang menurun/tak ada, disritmia, krekles, Kulit panas, kering, dan
kemerahan, bola mata cekung
3. Integritas ego;

Stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan


dengan kondisi Ansietas, peka rangsang
4. Eliminasi ;

Poliuri, nokturia, disuria, sulit brkemih, ISK baru atau berulang


Diare, nyeri tekan abdomen
Urin encer, pucat, kuning, atau berkabut dan berbau bila ada infeksi
Bising usus melemah atau turun, terjadi hiperaktif ( diare ), abdomen
keras, adanya asites
5. Makanan / cairan ;

Anoreksia, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan


glukosa / karbohidrat, Penurunan berat badan, Haus dan lapar terus,
penggunaan diuretic ( Tiazid ), kekakuan / distensi abdomen. Kulit

6
kering bersisik, turgor kulit jelek, bau halitosis / manis, bau buah
(nafas aseton ).
6. Neurosensori

Pusing, pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot,


parastesia, gangguan penglihatan, disorientasi, mengantuk, stupor /
koma , gangguan memori ( baru, masa lalu ), kacau mental, reflek
tendon dalam menurun/koma, aktifitas kejang
7. Nyeri / kenyamanan
Abdomen tegang/nyeri, wajah meringis, palpitasi
8. Pernafasan ;

Batuk, dan ada purulen, jika terjadi infeksi, Frekuensi pernafasan


meningkat, merasa kekurangan oksigen
9. Keamanan ;

Kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi, ulserasi, menurunnya
kekuatan umum / rentang gerak, parestesia/ paralysis otot, termasuk
otot-otot pernafasan,( jika kadar kalium menurun dengan cukup
tajam) ,demam, diaphoresis
10. Seksualitas ;

Cenderung infeksi pada vagina. Masalah impotensi pada pria, kesulitan


orgasme pada wanita

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
defisiensi insulin, penurunan intake oral, status hipermetabolisme
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic,
kehilangan cairan gastric berlebihan , pembatasan cairan
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan
fungsi lekosit, perubahan sirkulasi

7
C. INTERVENSI
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
defisiensi insulin, penurunan intake oral, status hipermetabolisme
Tujuan : Klien mendapatkan nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil :
 BB stabil
 BB mengalami penambahan ke arah normal

Intervensi :
 Mandiri :
 Timbang BB setiap hari sesuai indikasi
 Tentukan program diit dan pola makan klien
 Berikan makanan makan oral yang mengandung nutrient dan
elektrolit sesuai indikasi
 Observasi tanda-tanda hipoglikemia
 Kolaborasi :
 Pantau kadar gula darah secara berkala
 Kolaborasi ahli diit untuk menentukan diit pasien
 Pemberian insulin / obat anti diabetic

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic,


kehilangan cairan gastric berlebihan , pembatasan cairan
Tujuan : klien memperlihatkan status hidrasi adekuat
Kriteria hasil :
 TTV stabil dalam batas normal
 Nadi perrifer tebuka
 Turgor kulit dan pengisian akpiler baik
 Output urin tepat
 Kadar elektrolit dalam batas normal

8
Intervensi :
 Mandiri
 Kaji riwayaat muntah dan diuresis berlebihan
 Monitor TTV
 Kaji frequensi,kualitas dan pola pernafasan,catat adanya
penggunaan otot bantu,priode apnea,sianosis
 Kaji suhu,kelembaban,warna kulit
 Monitor intake dan output cairan, catat BJ urin
 Kolaborasi
 Pemeriksaan Hb, Ht, Bun, Na, K, gula darah
 Pemberian terapi cairan yang sesuai (Nacl, RL, Albumin)

c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan


fungsi lekosit, perubahan sirkulasi
Tujuan : klien terhimdar dari infeksi silang
Kriteria hasil :
 Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah resiko infeksi
 Klien mendemonstrasikan tehnik gaya hidup untuk mencegah infeksi

Intervensi :
 Mandiri
 Observasi tanda-tanda infeksi seperti panas, kemerahan, keluar
nanah, sputum prulen
 Pertahankan tehnik antiseptic pada setiap prosedur invasive
 Bantu klien melakukan oral hygiene
 Anjurkan makan dan minum adekuat
 Kolaborasi
 Pemeriksaan kultur dan sensivity test
 Pemberian antibiotic yang sesuai

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes militus adalam penyakit metabolik yang kebanyakan herediter
dengan tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya
gejala klinik akut maupun kronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin
efektif maupun insulin absolut dalam tubuh. Diabetes Melitus (DM) ini
sangat berbahaya dan menakutkan. Banyak sekali factor yang menyebabkan
seseorang menderita penyakit Diabetes Melitus. Seperti contohnya, Obesitas
(berat badan berlebihan), factor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang
berolah raga), kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.

B. Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati-hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering
berolahraga dan istirahat yang cukup.
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mrngkonsumsi
makanan atau minuman yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan
kadar gula melonjak tinggi.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/313885823/ASKEP-KOMUNITAS-PENYAKIT-
KRONIK

11

Anda mungkin juga menyukai