Tentang :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Dakwah pada masa Khulafaur Rasyidin” dalam mata kuliah Sejarah Dakwah ini
dengan tepat waktu.
Sholawat beserta salam tidak lupa pula kami haturkan keharibaan junjungan
kita, sang juru selamat, Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang.
Dalam proses penyelesaian makalah ini tentunya tidak terlepas dari bimbingan
dan juga bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per
satu.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah kami. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan juga saran dari
pembaca guna membangun untuk penulisan makalah yang selanjutnya.
Kami ucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini
dan dapat bermanfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1.
C. Tujuan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
1. Dakwah Pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq............................................2
2. Dakwah Pada Masa Umar bin Khattab......................................................5
3. Dakwah Pada Masa Utsman bin Affan......................................................8
4. Dakwah Pada Masa Ali bin Abi Thalib.....................................................10
5. Ciri Dakwah Pada Masa Khulafaur Rosyidin……………………………11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................................12
Saran…………………………………………………………………………..12
Daftar Pustaka...................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setelah Rasulullah SAW wafat, amanat dakwah berpindah kepada para
sahabat. Islam tidak mati dengan meninggalnya Rasulullah SAW. Karena
sebelum meninggalnya beliau telah meninggalkan kader-kader yang tangguh dan
siap mengusung ajaran Islam. Para sahabat mengarahkan segenap potensi mereka
baik tenaga, harta, bahkan jiwa mereka dalam menyebarkan Islam dalam bentuk
perluasan wilayah dalam sejarah Islam.
Ada empat khalifah awal yang disebut dengan Khulafa’u al-rasyidin
(khalifah-khalifah yang mendapat petunjuk). Mereka berempat adalah para
sahabat terdekat dan kerabat Rasul. Mereka adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab,
Usman bin ‘Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Abu Bakar menempati urutan pertama.
Ciri khas khulafa’ur al-rasyidin adalah teladan kehidupan Nabi SAW. masih
berpengaruh besar pada sikap dan perilaku pemimpin muslim. Dalam menghadapi
kesulitan negara, khalifah tidak pernah bertindak sendiri, selalu mengutamakan
musyawarah (demokratis). Mereka dipilih secara musyawarah. Mereka juga
tinggal di Madinah, yang juga menjadi pusat pemerintahan mereka, kecuali Ali
bin Abi Thalib yangyang memilih Kufah di Iraq sebagai Ibu kota
pemerintahannya. Setelah periode ini kekhalifahan diwariskan secara turun
temurun.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana dakwah pada masa Abu Bakar Ash- Shidiq ?
2. Bagaimana dakwah pada masa Umar bin Khattab ?
3. Bagaimana dakwah pada masa Utsman bin Affan ?
4. Bagaimana dakwah pada masa Ali bin Abi Thalib ?
5. Bagaiman ciri dakwah pada masa khulafaur rasyidin ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dakwah pada masa Abu Bakar Ash-Shidiq
2. Untuk mengetahui dakwah pada masa Umar bin Khattab
3. Untuk mengetahui dakwah pada masa Utsman bin Affan
4. Untuk mengetahui dakwah pada masa Ali bin Abi Thalib
5. Untuk mengrtahui ciri dakwah pada masa khulafaur rasyidin
1
BAB II
PEMBAHASAN
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin
Ka’ab bin Sa’id bin Taim bin Murrah Al-Tamimi, yang lebih dikenal dengan
Abd al-Ka’bah di masa Jahiliyah. Lahir di kota Makkah dua tahun beberapa
bulan setelah tahun gajah, berarti beliau lebih muda dua tahun dari Rasulullah
SAW.
Pada masa jahiliyah beliau dikenal sebagai orang yang berakhlak mulia,
pandai bergaul, tidak minum khamar, dan memiliki ilmu tentang nasab dan
berita orang Arab. Setelah Islam tiba, beliau termasuk dalam deretan orang-
orang pertama yang masuk Islam. Beliau memiliki saham besar bagi
perkembangan Islam. Banyak sahabat-sahabat yang masuk Islam karena
beliau, seperti Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf,
Thalhah bin Ubaidillah, dan Sa’ad Abi Waqqash.
Abu Bakar menemani Nabi SAW. Ketika hijrah ke Madinah. Beliau tidak
pernah absen ikut berperang bersama Nabi SAW. Pada masa mudanya beliau
adalah pedagang. Ketika masuk Islam, modal dasar beliau sebesar 40 ribu
dirham. Beliau banyak menginfakkan hartanya untuk kepentingan dakwah,
terutama untuk membebaskan orang-orang tertindas dan budak-budak muslim.
Ketika hijrah, sisa uangnya tinggal 5 ribu dirham, beliau bawa saat berhijrah
dan beliau serahkan pengelolaannya kepada Nabi SAW.
Beliau adalah teman diskusi Nabi SAW. Mertua Nabi SAW. Beliau
meriwayatkan hadits sebanyak 142 hadits. Abu Bakar meninggal dunia pada
bulan Jumadil Akhir tahun ke-13 H, dalam usia 63 tahun.
2
Ubadah untuk menjadi pemimpin umat islam tanpa dihadiri oleh kalangan
Muhajirin. Tetapi dari suku Aus tidak memberi dukungan kepada Sa’ad Bin
Ubadah. Abu Bakar dan Umar Bin Khattab datang ke Saqafa Bani Sa’idah,
kemudian berpidato dihadapan sahabat Ansar yang sedang bermusyawarah
dengan memberikan tawaran berupa pembagian wewenang agar umat islam
tidak pecah. Akhirnya timbul ketegangan diantara para sahabat Anshar dan
Abu bakar.
Setelah ketegangan mulai mereda, Abu bakar menawarkan Umar Bin
Khattab dan Abu Ubaidah (keduanya dari kalangan Muhajirin) dan
mempersilahkan dari kalangan Ansar untuk membai’at salah satu dari mereka.
Akan tetapi keduanya menolak dan berkata: Engkau (Abu Bakar) adalah
muhajirin yang paling utama, engkau yang menemani Rasulullah saat di Gua
Tsur, dan meggantikan Rasulullah menjadi imam Sholat ketika Rasulullah
berhalangan. Abu Bakar akhirnya diangakat sebagai khalifah setelah melalui
musyawarah di Saqifa Bani Sa’idah.
Masalah yang pertama timbul dalam Islam sesudah Nabi SAW. wafat
adalah politik, yaitu mengenai pengganti Nabi SAW. sebagai kepala negara
dalam kapasitasnya sebagai kepala negara di Madinah. Abu Bakar
memerintah selama dua setengah tahun, tepatnya dua tahun tiga bulan dua
puluh hari. Masa – masa pemerintahan Abu Bakar sarat dengan amal dan
jihad dan meninggalkan untuk kita buah – buah yang sangat bermanfaat.
3
2. Gerakan Nabi Palsu
Seperti Musailamah al Kazzab dari Bani Hanifah, al Aswad al ‘Insi
dari Yaman, Thalhah bin Khuwailid dari Bani Asad dan Sajjah dari
bani Tamim. Sebagaimana fenomena ini sudah muncul pada masa
Nabi, tetapi wafatnya Nabi mereka anggap sebagai kesempatan untuk
tampil terang – terangan. Cukup banyak orang yang bergabung dengan
mereka. Di antara isu yang mereka bawa adalah peolakan kekuaaaan di
tangan Quraisy dan isu fanatik kesukuan.
3. Pembangkang Zakat
Kelompok ini berpandangan bahwa zakat itu diberikan kepada Nabi
SAW. Dengan dalil khitab (objek informasi) dalam ayat tentang zakat
dikhususkan kepada Nabi. Oleh sebab itu, setelah Nabi meninggal,
hukum tentang zakat tidak berlaku lagi.
4
2. Dakwah Pada Masa Umar bin Khattab (11-13 H / 632-634 M)
5
b. Futuhat Pada Masa Umar
1. Perluasan Wilayah
Pada masa Umar Bin Khattab, ekspansi dilakukan secara bertahap.
Dasmaskus ibu kota Syiria jatuh dan dapat dikuasai oleh umat islam
pada tahun 635 M. Setahun kemudian Byzantium dikalahkan oleh
tentara islam. Dari Syiria ekspansi dilanjutkan ke Mesir di bawah
pimpinan Amr Bin ash dan ke Iraq dibawah pimpin Sa’ad Bin Abi
Waqash. Niskandariyah ibu kota Mesir ditaklukkan pada tahun 641 M.
Al-Qadisiyah sebuah kota dekat hijrah di Iraq berhasil dikuasai oleh
tentara islam pada tahun 637 M. Dari Hirah serangan dilanjutkan ke ibu
kota Persia. Al- Madain dan ibu kota itu berhasil dikuasai oleh tentara
islam, pada tahun 641 M. Mosul juga berhasil dikuasai oleh tentara
Islam. Jadi pada zaman Umar Bin Khattab kekuasaan wilayah Islam
meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria, dan sebagian wilayah Persia
dan Mesir.
6
10) Dalam proses menyelesaikan dan memutuskan perkara, hakim tidak
boleh dalam keadaan marah, berfikiran kacau, jemu, bersikap keras, dan
hendaklah memutuskan perkara dilakukan dengan hati yang tulus
berharap ridho Allah.
Surat Umar Bin Khattab yang berisi tentang prinsip-prinsip peradilan
merupakan peradaban yang tinggi, karena prinsip peradilan itu masih di
pergunakan hingga sekarang. Meskipun telah dilakukan beberapa
perubahan. Gagasan tentang peradilan ini dapat dijadikan dasar untuk
menjadikan Umar Bin Khattab sebagai bapak peradilan.
7
3. Dakwah pada masa Utsman bin Affan (23 H – 36 H)
Nama lengkapnya Utsman bin Affan bin Ash bin Umayyah bin Abdi
Syams bin Abdi Manaf. Ibunya bernama Arwa bin Kuraiz dari bani Syams. Beliau
dilahirkan di Thaif, 6 tahun setelah tahun gajah. Beliau terkenal pemalu, memiliki
kecerdasan akal, sangat iffah (menjaga kehormatan diri), menjaga silaturrahmi,
takwa, penjaga shalat tahajudnya, menangis saat mengenang negeri akhirat,
tawadu’, mulia, dan dermawan.
Beliau adalah pendagang dengan modal sangat besar sebelum Islam.
Banyak hartanya beliau infakkan buat kepentingan dakwah baik periode Mekkah
maupun setelah di Madinah. Beliau membeli sumber air yang enak di Madinah
(Bi’r rumah) untuk kepentingan kaum muslimin, beliau membeli tanah untuk
perluasan Masjid Nabawi. Ketika Negara membutuhkan biaya besar untuk belanja
pasukan sebanyak 30.000 orang yang akan berangkat ke Tabuk, beliau
mengeluarkan harta yang sangat besar untuk keperluan ini.
Utsman adalah orang yang sangat dekat dengan Rasulullah beliau digelari
Dzun Nurain karena menikah dengan dua anak Rasulullah, yaitu Ruqayyah dan
Ummu Kultsum. Beliau meriwayatkan hadits.
Setelah Rasulullah meninggal, Abu Bakar dan Umar sangat dekat dengan
beliau dan tempat mereka berdua meminta pendapat. Setelah Umar meninggal,
beliau diangkat menjadi khalifah setelah dipilih oleh 6 orang sahabat yang dijamin
Rasulullah masuk surga. Pada masa pemerintahannya, beliau membuat kebijakan
untuk menetapkan Al-Qur’an standar untuk menghindari perpecahan di tubuh
umat.
Sebagian masyarakat membangkang kepemimpinan setelah dihasut oleh
Ibnu Saba’. Kaum munafik berkumpul dan mengepung rumah beliau. Setelah
melakukan negosiasi, mereka memasuki rumah khalifah dan membunuh Utsman
yang saat itu telah berusia 80 tahun. Ketika dibunuh beliau sedang puasa dan
membaca Al- Qur’an. Pembunuhan ini terjadi tahun 36 H dan menjadi mata rantai
perselisihan panjang di tubuh kaum muslimin
Metode dakwah beliau dapat dilihat dari pidato beliau di hadapan publik
setelah beliau di baiat menjadi khalifah ketiga.
Isi pidato beliau memberikan gambaran kepada kita metode dakwah
tersebut, diantaranya :
1. Berdakwah dengan melaksanakan tugas kekhalifahan yang diamanahkan
secara maksimal.
2. Meneruskan dakwah para pendahulunya, Rasulullah, Abu Bakar, dan
Umar.
3. Berdakwah dalam bingkai Al-Qur’an dan As Sunah.
8
4. Mengikuti tradisi baik yang sudah ada.
5. Tidak mendahulukan hukuman dalam mendidik rakyat.
6. Mengajak rakyat agar hidup zuhud.
7. Pidato yang berisi program kerja tersebut beliau wujudkan dalam masa –
masa pemerintahan beliau.
9
a. Biografi singkat Ali bin Abi Thalib
Nama lengkapnya Ali bin Abi Thalib bin Abdi Al Muttalib
bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay. Ali adalah anak paman
Rasulullah. Ibunya bernama Fathimah binti Asad bin Hisyam.
Beliau dilahirkan sebelum Rasulullah diutus, dan masuk Islam
ketika berumur 5 tahun. Ada yang mengatakan umur 8 tahun.
Ali dikenal sebagai pemberani, orator, dan sastrawan.
Dalam masalah qadha, beliau adalah pakarnya. Beliau memiliki
keimanan yang kuat, pemahaman Islam yang baik dan memiliki,
kemampuan untuk mempengaruhi khalayak seperti masuk
Islamnya Hamadhan seluruhnya di tangan beliau dalam satu hari.
Beliau tidak pernah absen dalam seluruh peperangan
bersama Rasulullah kecuali perang Tabuk. Diperang Badar beliau
membawa bendera kaum muslimin. Saat itu umur beliau 20 tahun.
Ketika Rasulullah meninggal dunia, kaum anshar
mengadakan pertemuan Saqifah membahas tentang siapa yang
paling layak memimpin kaum muslimin sepeninggal Rasulullah.
Setelah melalui pembicaraan panjang, akhirnya mereka
menetapkan Abu Bakar sebagai khalifah. Hari berikutnya
dilakukan pembaiatan massal di Masjid Nabawi. Ada riwayat yang
mengatakan bahwa Ali ikut dalam bai’at. Tetapi ada yang
mengatakan bahwa Ali baru mebaiat Abu Bakar 6 bulan setelah
beliau dilantik.
Ketika Umar menjadi khalifah, Ali adalah seorang sahabat
yang selalu dimintai pendapatnya. Ketika masa Utsman dan
berusaha menjadi penengah saat terjadi fitnah. Setelah Utsman
meninggal dunia, khalifah dipegang oleh Ali. Penduduk Madinah
sepakat menujuk beliau meskipun beliau sendiri tidak menyenangi
posisi itu. Beliau mau ditunjuk jadi khalifah karena ingin
mencegah terjadinya fitnah yang besar.
Setelah menjadi khalifah, beliau sibuk menghadapi orang –
orang yang tidak setuju dengan pemerintahannya. Terjadilah
Perang Jamal, Siffin, dan Nahrawan. Banyak hukum yang dapat
diambil pelajaran dari perang saudara yang terjadi pada zaman li
bin Abi Thalif, di antaranya memperlakukan tawanan dengan baik
dan melepaskannya setelah perang atau membuat perjanjian untuk
tidak kembali berperang, tidak membagi - bagi harta musuh
sebagai ganimah kecuali senjata dan kendaraan yang mereka pakai
saat perang, tidak boleh menjadikan wanita dari pihak yang kalah
perang sebagai tawanan atau budak, tidak mengharamkan kepada
para menetang akan haknya untuk menerima harta fa’i atau untuk
shalat di masjid dan tidak boleh memulai perang untuk mereka
10
Ali meninggal dunia ditangan Abdurrahman bin Muljam Al
Khariji di Kuffah pada fajar tanggal 21 Ramadhan tahun 40 H
dalam usia 58 tahun.
11
A. Kesimpulan
Sesudah Ali bin Abu Thalib, para pemimpin umat Islam (khalifah) tidak
termasuk Khulafaur Rasyidin karena mereka merubah sistem dari pemilihan
secara demokratis menjadi kerajaan, yaitu kepemimpinan didasarkan atas dasar
keturunan seperti halnya dalam sistem kerajaan.
B. Saran
Kami selaku penyusun menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya
banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan
karena masih terbatasnya kemampuan kami.
Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat
bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
12
Ilaihi, Wahyu dan Harjani Hefni. 2007. Pengantar Studi Islam. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
13