1. Moisture content
Kandungan air pada batubara terjadi karena proses adanya vegetasi.Air juga dapat
masuk ke batubara ketika batubara dibersihkan untuk dijual dan pada saat
penyimpanan maupun pada proses distribusi.Kadar air batubara akan banyak hilang
ketika proses coalification.
B. a desiccator method
C. distillation methods
D. chemical methods
F. electrical methods
(1)inherent moisture, (2) surface or free moisture, (3) total moisture, (4) air-dry
loss moisture, (5) residual moisture, (6) as-received moisture, (7) decomposition
Ash yang memiliki warna yang tajam memliki fusion point yang rendah ,sedangkan
yang berwarna putih memiliki fusion point yang tinggi.Penggunaan batubara yang
memiliki kandungan oksida alkali yang tinggi mampu menybabkan
slagging(menempelnya abu di alat) karena ash dengan oksida alkali yang tinggi akan
membentuk senyawa kompleks yang menyebabkan titik leleh menjadi rendah.
Penentuan ash pada batubara biasaynya dengan pemanasan/burning sampel batubara dalam tungku
muffle yang berventilasi pada suhu 700-750C selama 4 jam(ASTM D-3174)
C. VOlatile matter
Merupakan presentasi dari volatile produk khususnya moisture vapour yang hilang ketika
pemanasan batubara terjadi.Penurunan berat pada sample batubara mewakili moisture yang
dihasilkan dari batubara selama test berlangsung.
Volatile matter berperan penting dalam penentuan kemampuan batubara dalam proses
combustion dan carbonization.Volatile matter juga berfungsi untuk menentukan dasar pemilihan alat
dengan jenis batubara yang akan di proses.Volatile juga memudahkan fuel engineers dalam
menentukan burning rate yang sesuai serta dapat memprediksi jumlah asap yang keluar dari alat
pembakar batubara
D. fixed karbon
Fixed carbon Digunakan untuk menentukan efisiensi alat pembakar batubara.Fixed carbon
adalah partikel solid yang masih tersisa setelah volatile matter dihilangkan pada batubara.