Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI

DI WISMA SRIKANDI RSJ GRHASIA


YOGYAKARTA

Disusun Oleh:

Alfie Ilma Fadila (1910206037)


Oktavia Bintarawati (1910206098)
Citra Sekar Melati (1910206107)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

SOSIALISASI DI WISMA NAKULA SADEWA

RSJ GRHASIA

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal ....................................

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan,

( )
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
konsep diri pasien gangguan jiwa di Puskesmas Jetis II Bantul. Terapi ini dilakukan
dengan tujuan membantu pasien yang menarik diri agar dapat berinteraksi dengan
orang lain, salah satunya dengan menerapkan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
(TAKS) yang artinya adalah suatu usaha memfasilitasi kemampuan sosialisasi
sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial (Keliat, 2009 dalam Pribadi,
Muliani, & Dirgahayu, 2012).
Penelitian ini didukung olehhasil penelitian yang dilakukan oleh Putra (2015)
menunjukan bahwa setelah dilakukannya TAKS dapat meningkatkan kemampuan
interaksi sosial pasien isolasi sosial. TAKS mempunyai kelebihan yang signifikan
dalam perubahan kemampuan sosialisasi, sesuai dengan teori Keliat (2005 dalam
Putra, 2015) yang menjelaskan bahwa TAKS dapat berpengaruh besar dalam
perubahan kemampuan interaksi sosial pasien, sehingga TAKS dapat memfasilitasi
kemampuan klien untuk melakukan sosialisasi dengan orang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud terapi aktivitas kelompok sosialisasi?
2. Apa saja yang terkandung dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi?
3. Bagaimana proses keperawatan terapi aktivitas kelompok sosialisasi?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti dan memahani terapi aktivitas kelompok Sosialisasi
2. Agar mahasiswa mengerti dan memahami Apa saja yang terkandung dalam terapi
aktivitas kelompok Sosialisasi
3. Agar mahasiwa mengerti dan memahami proses keperawatan terapi aktivitas
kelompok Sosialisasi

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Agar mendapatkan pengetahuan tentang terapi aktivitas kelompok sosialisasi
2. Bagi Pembaca
Agar dapat mengetahui pentingnya memahami tentang terapi aktivitas kelompok
sosialisasi untuk lebih menambah wawasan.
3. Bagi Instituti
Makalah memahami tentang terapi aktivitas kelompok sosialisasi dengan
menambah referensi bagi universitas ‘aisyiyah Yogyakarta.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)


1. Definisi TAKS
Kelompok adalah suatu kumpulan individu yang memiliki hubungan antara satu
dengan yanglain dan saling bergantung serta mempunyai norma yang sama (Stuart &
Laria dalam Dalami, 2010). Terapi aktivitas kelompok dapat diartikan sebagai salah
satu terapi modalitas yang dilakukan oleh perawat kepada sekelompok pasien yang
mempunyai masalah keperawatan yang sama, aktivitas ini dapat digunakan sebagai
terapi dan kelompok tersebut dapat berperan sebagai target asuhan (Keliat & Akemat,
2005 dalam Hastutiningtyas & Setyabudi, 2016).
Terapi aktivitas kelompok dapat dibagi menjadi beberapa tipe aktivitas sesuai dengan
kebutuhan pasien, salah satunya adalah Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
(TAKS) yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang sangat penting dilakukan
untuk membantu dan memfasilitasi pasien agar mampu bersosialisasi secara bertahap
dari interpersonal (satu dan satu), kelompok, dan masa. TAKS dilakukan untuk
membantu pasien bersosialisasi dengan anggota kelompok yang ada di sekitar pasien,
kemudian aktivitas dapat dilaksanakan dalam bentuk latihan sosialisasi dalam
kelompok (Keliat & Pawirowiyono, 2014).
2. Tujuan TAKS
Menurut Dalami (2010) tujuan umum dari TAKS adalah sebagai upaya pasien
untuk meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap. Tujuan
khususnya yaitu agar pasien mampu memperkenalkan dirinya sendiri dan kepada
anggota kelompok, pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok,
kemudian pasien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan yang
sudah disampaikan, pasien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah
pribadinya dengan kelompok, pasien mampu bekerja sama dalam permainan
sosialisasi kelompok serta pasien dapat menyampaikan pendapat tentang manfaat
kegiatan kelompok yang telah dilakukan.
Sesuai dengan penelitian Kristianingsih dan Ameylia (2016) yang menyebutkan
bahwa tujuan TAKS adalah sharing informasi dan pengalaman hidup yang pernah
dialami setiap kelompok seperti menceritakan kembali masalah yang membuat
trauma, kemudian menemukan atau memberikan saran untuk mengatasi trauma dapat
membantu pasien yang awalnya diam saja menjadi mampu bersosialisasi dengan
anggota kelompok lainnya sehingga pemberian TAKS dapat berkontribusi dalam
upaya menurunkan tingkat depresi serta meningkatkan sosialisasi dengan orang lain.
3. Tempat dan alat yang di gunakan dalam TAKS
Perawat dalam menyediakan tempat harus dengan kondisi nyaman dan tenang
yang bertujuan untuk menciptakan ruangan yang kondusif. Kemudian pasien dan
perawat duduk bersama dengan membentuk sebuah lingkaran untuk memudahkan
pasien dalam berkenalan dengan anggota kelompok lain serta memudahkan proses
terapi. Alat yang perlu dipersiapkan dalam melakukan TAKS yaitu Tape
Recorder/CD Player dan kaset/CD dengan lagu “Marilah Kemari” karangan Titik
Puspa dan jika tidak ada lagu jenis ini dapat diganti dengan lagu yang berirama riang,
bola tenis, buku catatan atau flipchart/whiteboard, kartu kwartet, pulpen serta jadwal
kegiatan harian pasien (Keliat & Pawirowiyono, 2014).
4. Metode yang digunakan dalam TAKS
Keliat dan Pawirowiyono (2014) metode yang dipakai dalam TAKS
menggunakan dinamika kelompok, metode diskusi dan tanya jawab serta metode
bermain peran. Isnaniyah (2014) dinamika kelompok merupakan suatu pengetahuan
sosial yang menganalisa aktivitas kelompok dalam hubungan antar anggota kelompok
yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam situasi sosial didalam
kelompok dengan tujuan agar kelompok mampu bergerak, berkembang serta
menyesuaikan diri membangun sebuah kelompok dalam satu tujuan.
Dinamika kelompok dilaksanakan dengan tujuan karena setiap individu tidak
mungkin hidup sendiri didalam masyarakat, individu tidak dapat bekerja sendiri
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan perlu adanya pembagian kedalam
masyarakat yang besar. Metode diskusi dan tanya jawab bertujuan agar pasien dapat
berinteraksi dan bersosialisasi dengan anggota kelompok yang lain serta klien dapat
meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap dengan berdiskusi
dan tanya jawab mengenai dirinya sendiri dan oranglain (Keliat & Pawirowiyono,
2014).
5. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan pasien dalam membina hubungan sosial dalam
kelompok secara bertahap
b. Tujuan khusus:
 Pasien dapat Memperkenalkan diri
 Pasien dapat untuk melatih kemampuan interaksi sosial dengan Berkenalan
dengan anggota kelompok
 Pasien dapat untuk melatih kemampuan interaksi sosial dengan Bercakap-
cakap dengan anggota kelompok
 Pasien dapat untuk melatih kemampuan interaksi sosial dengan
Menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
 Pasien dapat untuk melatih kemampuan interaksi sosial mengontrol dengan
Menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang lain
6. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Selasa, 22 September 2020
Jam : 07.00- selesai
Tempat : Wisma Srikandi, RSJ Grhasia
7. Metode
Diskusi dalam Kelompok
8. Media dan Alat
a. Papan nama sejumlah pasien dan terapis dalam TAK.
b. Buku catatan dan pulpen
c. Jadwal Kegiatan Pasien
9. Setting Tempat
Keterangan Gambar
L : Leader
CL : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
Op : Operator
10. Pembagian Tugas
a. Peran Leader
1) Memimpin jalannya kegiatan
2) Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
3) Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
4) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
5) Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
6) Memberi reinforcement positif pada klien
7) Menyimpulkan kegiatan (Lilik, 2011)
b. Peran Co-Leader
1) Membantu tugas leader
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
3) Mengingatkan leader tentang kegiatan
4) Bersama leader menjadi contoh kegiatan
c. Peran Observer
1) Mengobservasi jalannya acara
2) Mencatat jumlah klien yang hadir
3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
4) Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
5) Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas
6) Membuat laporan hasil kegiatan
d. Peran Fasilitator
1) Memfasilitasi jalannya kegiatan
2) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
3) Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
4) Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok
11. Peran Pasien
Kriteria Pasien:
a. Pasien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai menunjukkan
kamauan untuk melakukan interaksi interpersonal.
b. Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai dengan
stimulus yang diberikan.
Proses Seleksi
a. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
c. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok
12. Proses Keperawatan
(terlampir)

Anda mungkin juga menyukai