Anda di halaman 1dari 2

Nama : Inrawati Onding

Nim : H061181322
TUGAS III Seismik Refleksi
1. Laju pencuplikan (Sampling rate) akan menentukan batas frekuensi maksimum
seismic yang masih dapat direkam dan direkontruksi dengan baik sebagai data.
Kemudian untuk melihat kedalaman sasaran/objek maka dilihat Panjang
perekaman yang menunjukkan lamanya waktu perekaman gelombang seismic yang
ditentukan oleh kedalaman yang kemudian Panjang lintasannya ditentukan dengan
mempertimbangkan luas sebaran/Panjang target di bawah permukaan terhadap
Panjang lintasan survey di permukaan.
2. Analisis Wavelet dapat digunakan untuk menunjukkan kelakukan sementara
(temporal) pada suatu sinyal, misalya dalam bidang geofisika (sinyal seismik),
fluida, medik dan lain sebagainya. Metode Transformasi Wavelet ini dapat
digunakan untuk menapis data atau meningkatkan mutu kualitas data; dapat juga
digunakan untuk mendeteksi kejadian-kejadian tertentu serta dapat digunakan
untuk pemampatan data (Foster dkk., 1994). Selain itu Transformasi Wavelet juga
dapat digunakan untuk analisis sinyal-sinyal non-stasioner (yaitu sinyal yang
kandungan frekuensinya bervariasi terhadap waktu), karena berkaitan dengan
kemampuannya untuk memisah-misahkan berbagai macam karakteristik pada
berbagai skala (Anant dan Dowla, 1997).
Dalam seismik, kita sering mendengar istilah wavelet. Wavelet adalah tubuh
gelombang dari gelombang yang menjadi sumber dalam eksplorasi seismik
refleksi. Ada dua properti penting dalam sebuah wavelet, yaitu polaritas dan fase.
Terdapat dua jenis polaritas dalam wavelet, yaitu polaritas normal (normal
polarity) dan terbalik (reverse polarity). Pada polaritas normal, kenaikan impedansi
akustik akan digambarkan sebagai lembah (trough) pada trace seismik, sedangkan
pada polaritas negatif, kenaikan impedansi akustik akan dilambangkan dengan
puncak (peak) pada trace seismik (berdasarkan konvensi SEG, Yilmaz, O., 1990).
Terdapat empat macam jenis fase dalam wavelet, yaitu fase minimum (minimum
phase), fase nol (zero phase), fase maksimum (maximum phase) dan fase campuran
(mix phase). Tapi yang paling banyak dipakai didalam pengolahan data dan
interpretasi seismik adalah wavelet fase minimum dan fase nol (Prihadi, S, 2004).
Wavelet fase nol lebih menguntungkan dibandingkan dengan wavelet fase
minimum. Wavelet fase nol dengan puncak tunggal pada arrival time, dengan ekor
seminim mungkin, akan memudahkan interpreter dalam penentuan waktu refleksi
sehingga proses interpretasi kecepatan (picking) – dalam rekaman hiperbolik
reflektor pada gather – menjadi lebih mudah dan akurat. Wavelet fase nol simetri
pada waktu sama dengan nol dan amplitudo maksimum umumnya berimpit
dengan spike refleksi. Untuk menentukan frekuensi dilakukan dengan analisa
kecepatan akan diketahui nilai kecepatan yang sesuai dan cukup akurat untuk
menentukan kedalaman, ketebalan, kemiringan dari suatu reflektor. Namun, nilai
kecepatan suatu medium akan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti litologi
batuan, tekanan, suhu, porositas, densitas, kandungan fluida, umur batuan, ukuran
butir, dan frekuensi gelombang itu sendiri.
3. Signal merupakan data yang diharapkan dalam trace seismik yang berisi informasi
reflektifitas lapisan bumi sedangkan noise dalam trace seismik merupakan
gangguan terhadap data yang tidak diinginkan. Biasanya noise ini akan
menghasilkan multiple. Multiple ini terjadi karena sepanjang perambatan
perambatan gelombang akustik di air laut, gelombang tersebut banyak
terperangkap oleh air laut atau terperangkap dalam lapisan batuan lunak.
Untuk menghilangkan adanya noise maka dilakukan filtering dan dekonvolusi.
efinisi data dalam geofisika adalah suatu hasil pengukuran terhadap suatu objek
dimana data belum mengalami proses/pengolahan dan masih mengandung sinyal
dan gangguan (noise). Sinyal adalah data yang membawa informasi dari objek yang
diukur, sedangkan noise merupakan data yang mengganggu hasil pengukuran dan
menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pengukuran.
Dalam seismik refleksi, data lapangan yang terekam juga mengandung sinyal
dan noise. Untuk menghilangkan noise tersebut dan untuk memperkuat sinyal maka
dilakukan tahapan filtering. Filter yang biasa digunakan dalam tahap ini antara lain :
a. Filter Frekuensi (1D); filter yang bekerja meredam noise frekuensi tertentu.
Filter frekuensi berupa Low Pass Filter, Hi-Pass Filter, Band Pass Filter, Notch
Filter.
b. Filter F-K (2D); filter yang digunakan untuk meredam noise frekuensi tertentu
yang sama dengan frekuensi sinyal data namun dengan bilangan yang berbeda.

Kemudian Dekonvolusi merupakan tahapan untuk melakukan koreksi terhadap efek


filter bumi sehingga diperoleh hasil dimana wavelet yang terekam dapat
dikembalikan menjadi tajam dan dengan amplitude yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai