Anda di halaman 1dari 6

Inrawati Onding

H061181322
RESUME GEOMORFOLOGI
GEOMORFOLOGI TEKTONIK

1. Pengertian Geomorfologi
Pada hakekatnya geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang roman muka bumi
beserta aspek- aspek yang mempengaruhinya termasuk deskripsi, klasifikasi, genesa,
perkembangan dan sejarah permukaan bumi. Kata Geomorfologi (Geomorphology) berasal
bahasa Yunani, yang terdiri dari tiga kata yaitu: Geos ( earth/ bumi), morphos ( shape/
bentuk), logos (knowledge atau ilmu pengetahuan). Berdasarkan dari kata- kata tersebut, maka
pengertian geomorfologi merupakan pengetahuan tentang bentuk- bentuk permukaan bumi.
2. Geomorfologi Struktural
Memepelajari bentuk lahan yang dihasilkan dari gerakangerakan diastrofik (diastrophic
movements) yang berasal dari proses endogen (endogenic processes):
- Tectonic movement
- Magmatic movement
- Isostatic movement
- Eustatic movement
Bentuklahan yang terbentuk mempunyai struktur tertentu :
• Struktur horizontal
• Struktur homoklinal
• Struktur Kubah
• Struktur Lipatan
• Struktur patahan
3. Struktur Horisontal

- Bentuklahan tersusun atas batuan sedimen


- Mempunyai dip perlapisan yang kecil/ nol mengalami deformasi
4. Struktural Homoklinal
Kemiringan dip relatif seragam. Banyak terjadi pada bentuklahan di daerah:
• Pantai yang terangkat
• Lipatan
• Kubah ( dome)
Bentuk lahan yang umum ditemui:
• Cuesta
• Hogback
• Razorback
• Subsequent valley
Perubahan kemiringan dip perlapisan terhadap bentuklahan yang dihasilkan

Dip cuesta < 20 derajat; dip hogback 20 – 45 derajat Dip lebih besar hingga tegak lurus
=razorback; mesa = seperti meja

5. Struktur Kubah
Morfologi : ½ bulatan seperti kubah ( dome)
Tipe- t ipe kubah:
• Kubah kristalin
• Kubah garam
• Kubah lengkung

Hasil magma yang keluar, menghasilkan kenampakan, khas: ciri utama


berbentuk doma dengan berbagai variasi hogback atau cuesta dengan berbagai variasi
kemiringan lereng.
6. Struktur Lipatan
Dihasilkan oleh tekanan tektonik dari dua arah yang berhadapan terhadap batuan
sedimen yang bersifat elastic.

Terdapat bentuk lahan hasil proses pembalikan ( inversion of topography)


7. Struktur Patahan
Ada 3 tipe patahan utama:
• Patahan normal dan tebing yang terbentuk
• Patahan terbalik dan tebing tidak terlalu menyolok
• Pathan horizontal dan aliran sungai garis patahan

Satuan Geomorfologi Tepian Lempeng Aktif

• Geomorfologi zona subduksi


• Geomorfologi palung laut
• Geomorfologi prisma akresi
• Geomorfologi cekungan busur muka
8. Geomorfologi Zona Subduksi
Lempeng Samudera India merupakan kerak yang t ipis yang ditutupi laut dengan
kedalaman antara – meter. Lempeng Samudera dan lempeng benua ( Continental Crust)
dipisahkan oleh Subduction Zone ( Zona Penunjaman) dengan kedalaman antara meter
yang membujur dari barat Sumatera, selatan Jawa hingga Laut Banda bagian barat yang
disebut Java Trench ( Parit Jawa).
Geomorfologi zona subduksi ini merupakan gabungan yang erat antara proses-proses
yang terjadi pada tepian kerak samudera, tepian kerak benua dan proses penunjaman
itu sendiri. Sebagai konsekuansi dari tepian aktif, maka banyak proses tektonik yang
mungkin terjadi diantaranya, sesar-sesar mendatar, sesar-sesar normal yang biasanya
membentuk horst dan graben, serta kemunginan aktivitas gunung api (hot spot).
9. Geomorfologi Palung Laut
Palung laut merupakan bentuk paritan memanjang dengan kedalaman mencapai lebih
dari meter. Umumnya palung laut ini merupakan batas antara kerak samudera India
dengan tepian benua Eurasia sebagai bentuk penunjaman yang menghasilkan celah
memanjang tegak lurus terhadap arah penunjaman.

Satuan geomorfologi palung samudra di sebelah selatan Jawa ( PPPGL, 2008 )


10. Geomorfologi Prisma Akresi
Pembentukan prisma akresi di dasar laut dikontrol oleh aktifitas tektonik sesar- sesar
naik ( thrusting) yang mengakibatkan proses pengangkatan ( uplifting). Proses ini
terjadi karena konsekuensi dari proses tumbukan antar segmen kontinen yang
menyebabkan bagian tepian lempeng daerah tumbukan tersebut mengalami proses
pengangkatan. Proses ini umumnya terjadi di kawasan barat Indonesia yaitu di samudra
Hindia.
Pulau- pulau prisma akresi merupakan prisma akresi yang terangkat sampai ke
permukaan laut sebagai konsekuensi desakan lempeng Samudera Hindia ke arah utara
dengan kecepatan 6 - 7 cm/ tahun terhadap lempeng Benua Asia- Eropa sebagai benua
pasif menerima tekanan ( Hamilton, 1979 ) . Oleh sebab i tulah pengangkatan dan sesar-
sesar naik di beberapa tempat, seperti yang terjadi di Kep. Mentawai, Enggano, Nias,
sampai Simelueu yang terangkat membentuk gugusan pulau- pulau memanjang parallel
terhadap arah zona subduksi ( Lubis, 2009 ) .

11. Geomorfologi Cekungan Busur Muka


Survey kemitraan Indonesia- Jerman Sonne Cruise Sea Cause- I I dilaksanakan
pada tahun 2006 di perairan barat Aceh sampai ke wilayah Landas Kontinen di luar 200
mil. Hasil interpretasi l intasan- l intasan seismik yang memotong cekungan Simeulue
yaitu l intasan memperlihatkan indikasi cekungan busur muka Simelue merupakan
cekungan a symetri laut dalam dengan kedalaman laut antara m, makin ke barat
ketebalan sedimen makin tebal mencapai 5.000 m lebih. Di sisi barat cekungan ini
ditemukan sesar- sesar mendatar yang mengontrol aktifnya sesar-sesar tumbuh (growth
fault) sehingga mengakibatkan deformasi struktur batuan sedimen pada tepian
cekungan. Berdasarkan seismik stratigrafi, umur sedimen pengisi cekungan ini relatif
muda (Miocene) sehingga kurang memungkinkan terjadi pematangan sebagai source
rock. Selain itu, tingkat pematangan ( maturitas) batuan reservoar relatif rendah karena
laju pengendapan yg relatif cepat di laut dalam, demikian pula dengan pengaruh proses
pematangan diagenesa volkanisme di bagian t imur yang jaraknya terlalu jauh.

Anda mungkin juga menyukai