Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PEMANTAPAN PROFESI KEGURUAN (P2K)

“SMPN 2 PANCA LAUTANG”

BY:
NIKMA
10535 11102 16

ENGLISH EDUCATION DEPARTMENT


FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas izin dan petunjuk Allah Swt, sehingga
laporan P2K dengan Judul:“Keefektifan Media Word Cards dalam Meningkatkan
Kosa Kata Siswa Kelas VII SMPN 2 Panca Lautang” dapat diselesaikan.
Pernyataan rasa syukur kepada Allah SWT, atas apa yang diberikan kepada
penulis dalam menyelesaikan karya ini yang tidak dapat diucapkan dengan kata-
kata dan dituliskan dengan kalimat apapun.
Tak lupa juga penulis panjatkan solawat dan Salam atas junjungan Nabi
besar Muhammad SAW, dengan segala da’wahnya yang sarat dengan petunjuk
dan nasehat agama.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terimah kasih yang
tulus kepada ayahanda dan ibunda tercinta atas segala pengorbanan dan doa restu
yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu sejak kecil
sampai sekarang ini. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis
menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan didunia dan akhirat.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi isi, teknik penulisan maupun bahasa yang digunakan dalam penyusunan
laporan ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan
yang mendalam kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan
program P2K di SMPN 2 Panca Lautang baik bantuan moral, material maupun
spiritual terutama kepada:
1. Dr. H. Abdul Rahman Rahim S.E., MM., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammdiyah Makassar.

ii
3. Ummi Khaerati Syam, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Sam’un Mukramin, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing.
5. Agus Salen, S.Pd., M.Si selaku Kepala Sekolah SMPN 2 Panca Lautang.
6. Harbiana, S.Pd.I selaku guru pembimbing Bahasa Inggris di SMPN 2 Panca
Lautang.
7. Rekan mahasiswa P2K SMPN 2 Panca Lautang yang tak bisa penulis sebutkan
satu-persatu, semoga kebersamaan selama di posko merupakan ibadah dan dapat
memberikan hikmah yang berguna bagi kita semua dalam mengarungi kehidupan
ini.
8. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam kelancaran penyusunan
laporan P2K ini. Semoga bantuan dan dukungannya mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT.
Dan akhirnya kepada Allah SWT, penulis panjatkan semoga amal bakti
Bapak/Ibu, Saudara (i) mendapatkan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Harapan
penulis semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya
pihak sekolah dalam hal meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan
meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris.

Makassar, April 2020


Penulis,

NIKMA
105351110216

iii
iv
v
vi
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Profil Proses Pembelajaran di Kelas ............................................................ 1
B. Profil Hasil Belajar ....................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah Berdasarkan Profil Proses Pembelajaran dan Hasil
Belajar .......................................................................................................... 3
D. Pemecahan Masalah ..................................................................................... 3
E. Argument Logis ........................................................................................... 3
F. Tujuan .......................................................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 5
A. Vocabulary ................................................................................................... 5
B. Word Cards .................................................................................................. 8
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PROFESI ............................................ 11
A. Jumlah siswa, tempat, dan waktu pelaksanaan P2K .................................. 11
B. Langkah-langkah pembuatan perangkat pembelajaran inovatif ................ 11
C. Implementasi RPP dan evaluasi ................................................................ 11
D. HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN ................................... 12
E. Kesimpulan dan Saran................................................................................ 17
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PENCEGAHAN COVID 19 .............. 19
A. Pembuatan Poster ....................................................................................... 19
B. Penyuluhan Melaui Media Sosial .............................................................. 19
BAB V TUJUAN KEGIATAN ............................................................................ 20
A. Pembuatan Poster ....................................................................................... 20
B. Penyuluhan Melalui Media Sosial ............................................................. 20
C. Kesimpulan dan Saran................................................................................ 21

vii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

viii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Profil Proses Pembelajaran di Kelas

Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan


maupun tulisan karena menggunakan bahasa tersebut merupakan suatu
keharusan pada era globalisasi dewasa ini. Departemen Pendidikan Nasional,
yang sedang mempersiapkan standar kompetensi dalam kurikulum 2004
menetapkan bahwa kemampuan yang harus dimiliki oleh para siswa
Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran,
perasaan, serta mengembangkan ilmu pengetahuan, tehnologi dan budaya
dengan menggunakan bahasa inggris.
Dengan demikian bahasa inggris berfungsi sebagai alat berkomunikasi dalam
rangka mengakses informasi sebagai alat untuk membina interpersonal,
bertukar informasi serta memiliki estetika bahasa dalam budaya inggris.
Oleh karena itu mata pelajaran bahasa inggris bertujuan sebagai berikut :
1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa inggris baik
dalam bentuk lisan maupun tulisan, yang meliputi kemampuan listening
(menyimak) speaking (berbicara) reading (membaca) dan writing
(menulis).
2. Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat bahasa merupakan salah satu
bahasa asing yang menjadi alat utama belajar. Menyadari pentingnya
berbahasa inggris bagi siswa khususnya pada level kelas menengah
sangat ditekankan, khususnya siswa Sekolah Menengah Pertama
diharapkan dengan menguasai bahasa inggris yang optimal agar siswa
tersebut menjadi generasi-generasi yang siap berperan aktif dalam
persaingan dunia. Pengajaran mata pelajaran bahasa inggris meliputi
pemahaman vocabulary (kosa kata) disamping komponen-komponen
lainnya. Kosa kata (vocabulary) adalah himpunan kata yang diketahui
maknanya dan dapat digunakan oleh seseorang dalam suatu bahasa.

1
2

Proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas berjalan sebagaimana


biasanya, akan tetapi pada saat menjelaskan pelajaran masih banyak kendala
yang ditemukan oleh seperti halnya siswa menilai bahwa pelajaran bahasa
Inggris itu sulit dan sangat membosankan. Gambaran proses pembelajaran di
SMPN 2 PANCA LAUTANG khususnya dikelas 7.2 dapat kita lihat sesuai
dengan penelitian yang telas dilaksanakan dalam kelas tersebut dan terdapat
beberapa kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh siswa, salah satunya
adalah vocabulary. Siswa kelas 7.2 masih sulit dalam mengungkapkan
kosakata terkait mata pelajaran Bahasa Inggris yang diajarkan.

Proses pembelajaran di dalam kelas sangat tidak teratur dimana pada


saat pelaksanaan observasi kondisi kelas yang sangat ribut dan kurangnya
pengetahuan siswa mengenai vocabulary yang terkait dengan materi. Ejaan
dan pengucapan terhadap kosakata yang diketahui siswa juga mengalami
kendala, seperti penulisan I (saya), masih banyak yang menulis “ai”. Kondisi
kelas yang padat memungkinkan tidak tercapainya kondisi atau proses belajar
mengajar dan masih banyak lagi hal hal yang menghambat dalam proses
belajar mengajar. Oleh karena itu untuk meningkatkan vocabulary siswa,
maka peneliti menggunakan word cards.Media pembelajaran ini diharapkan
dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa. Siswa akan lebih
termotivasi dengan metode yang diterapkan oleh pengajar. Media ini juga
dapat membantu dalam meningkatkan keempat skill yang terdapat dalam
pelajaran bahasa Inggris, seperti; reading, writing, speaking, maupun writing.
Berdasarkan uraian tersebut, untuk mengatasi masalah diatas maka dilakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan media Word Cards
pada siswa kelas 7.2 SMPN 2 Panca Lautang .

B. Profil Hasil Belajar

Kenyataan yang terjadi di sekolah, siswa belum mampu mengucapkan


kosakata dengan baik dan benar, terlebih jika diminta menuliskan kosakata
tersebut terutama di kelas 7.2 SMPN 2 Panca Lautang, yang mana siswa-
3

siswanya mampu membaca kosakata yang terdapat dalam buku bacaan akan
tetapi tidak sesuai dengan rhymingnya (intonasi dan pronunciation). Disamping
itu, sebagian siswa mampu menuliskan beberapa kosakata tetapi tidak sesuai
dengan ejaannya. Oleh karena itu kami berupaya meningkatkan vocabulary
siswa.

C. Rumusan Masalah Berdasarkan Profil Proses Pembelajaran dan


Hasil Belajar

Hasil belajar siswa terhadap pelajaran bahasa Inggris belum mencapai


hasil yang memuaskan terlihat dari nilai yang diperoleh, karena banyaknya
hal-hal yang belum bisa dicapai oleh siswa yaitu sulitnya siswa mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan karena terhambat kosakata. Dengan melihat latar
belakang dari proses pembelajaran maka dirumuskan masalah sebagai berikut
“Apakah dengan menggunakan media Word Cards dapat meningkatkan skor
hasil belajar siswa?”

D. Pemecahan Masalah

Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut maka bentuk pemecahan


masalah yang digunakan yaitu dengan menggunakan media Word Cards.
Dengan menggunakan media tersebut, diharapkan dapat membantu siswa
dalam meningkatkan kosakata siswa sehingga skor pencapaian hasil belajar
siswa dapat lebih baik.

E. Argument Logis

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran Bahasa Inggris, diperlukan


suatu media yang dapat membantu siswa untuk beradaptasi dan aktif dalam
proses pembelajaran. Media pembelajaran Words Card adalah salah satu
alternatif yang dapat dipilih. Dengan menggunakan media pembelajaran ini
diharapkan siswa mudah memahami penjelasan guru dan dapat
4

mempermudah siswa untuk menambah kosakata bahasa inggris


mereka dan dapat membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa
khususnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

F. Tujuan

Tujuan dari media pembelajaran yang digunakan “Word cards” ini


yaitu untuk meningkatkan dan memperkaya kosakata siswa sehingga skor
pencapaian hasil belajar mereka dapat lebih baik.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Vocabulary
1. Pengertian Vocabulary
Mempelajari bahasa tidak akan pernah lepas dari nama kosa kata.
Kosakata adalah hal yang paling mendasar untuk diketahui saat Anda
ingin belajar bahasa. Dalam hal ini ada banyak arti kosa kata, beberapa
ahli mengungkapkan pendapat mereka tentang kosa kata, Menurut
Richards (Lestari, 2015: 8), kosa kata adalah komponen inti dari
kemahiran bahasa dan menyediakan banyak dasar untuk seberapa baik
peserta didik berbicara, mendengarkan , Baca dan tulis. Berdasarkan
pemahaman ini, dapat disimpulkan bahwa kosakata adalah pilar utama
dalam empat keterampilan dalam bahasa Inggris.
Selain Richards, para ahli lainnya mengemukakan pendapat
mereka tentang pengertian kosa kata, Hatch dan Brown (1995: 1)
mendefinisikan bahwa kosa kata sebagai daftar kata untuk bahasa
tertentu atau sekumpulan kata yang mungkin digunakan oleh masing-
masing penutur bahasa. Selanjutnya, dalam Webster Dictionary (1985:
1073), kosakata didefinisikan sebagai daftar kata-kata yang biasanya
disusun secara alfabet dan dijelaskan atau leksikon, stok kata-kata yang
digunakan dalam bahasa atau berdasarkan kelas, individu, dll.
Dari beberapa pemahaman kosa kata dari para ahli dan kamus,
penulis menyimpulkan bahwa kosa kata adalah seperangkat kata yang
digunakan untuk berbicara, menulis, membaca, dan mendengar masing-
masing memiliki makna dan semua orang mengerti itu. Dalam hal ini
dapat dikatakan bahwa pilar solid untuk membentuk bahasa adalah kosa
kata. Setiap negara meskipun setiap kota memiliki tingkat keragaman
kosa kata yang berbeda.

5
6

2. Pentingnya mengajarkan Vocabulary


Hal pertama yang harus dipelajari atau diketahui ketika Anda ingin
belajar tentang suatu bahasa adalah kosakata. Brown dalam Nuresa
(2016: 7) ".... kata-kata adalah blok dasar bahasa, pada kenyataannya,
tingkat kelangsungan hidup komunikasi dapat berlangsung selama cukup
cerdas ketika orang-orang menyatukan kata-kata sederhana-tanpa aturan
tata bahasa yang berlaku sama sekali. Jadi, jika kita tertarik menjadi kata-
kata komunikatif adalah urutan pesanan bisnis. "
Dari sudut pandang ini dapat dikatakan bahwa ketika Anda ingin
belajar tentang bahasa Anda harus belajar tentang kosa kata. Seperti yang
dinyatakan Krashenin dalam Nuresa (2016: 8): "Kosakata adalah
kebutuhan dasar dalam komunikasi. Mengetahui bahasa bisa berarti
mengetahui kosakata."
Di Indonesia, bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa asing
sehingga diperlukan pembelajaran tentang kosa kata bahasa Inggris.
Seperti yang selalu terjadi dengan penulis kosakata sangat diperlukan
atau terkait erat dengan empat keterampilan bahasa Inggris. Kosakata
sangat diperlukan ketika kita berbicara karena dengan perbendaharaan
kata yang kita lakukan kita akan berhubungan satu sama lain, serta
mendengarkan, menulis, dan membaca. Kami tidak akan pernah lepas
dari nama kosakata. Wallace dalam Nuresa (2016) menyatakan bahwa,
"Belajar bahasa asing pada dasarnya adalah masalah mempelajari
kosakata bahasa itu. Namun, untuk mengatakan bahwa seseorang
berbicara bahasa Inggris seringkali merupakan cara yang baik untuk
melakukan percakapan. Untuk dapat berpartisipasi dalam percakapan,
setidaknya seseorang harus memahami kata-kata kunci (kosakata) yang
digunakan di dalamnya. "
Selain itu, menurut Grauberg dalam Rohmatullah (2014: 71) proses
pembelajaran kosakata melibatkan empat tahap:
7

a) Diskriminasi
Ini adalah langkah dasar. Ini melibatkan kemampuan untuk
membedakan suara, huruf dari yang di sebelahnya, dan dari suara
dan huruf dari kata-kata yang sama ketika mendengarkan dan
membaca; untuk membuat mereka berbeda ketika berbicara dan
menulis. Seperti yang akan dilihat kemudian, kegagalan untuk
melakukan diskriminasi adalah sumber kesalahan yang sering
terjadi.
b) Memahami makna
Ini berarti memahami konsep kata atau frasa asing.
Seringkali ini mudah karena kata tersebut dapat dikaitkan dengan
referensi dengan asosiasi langsung atau karena ada kata yang setara
dalam bahasa Inggris.
c) Mengingat
Langkah selanjutnya setelah memperkenalkan dan
menjelaskan materi baru adalah untuk memastikan
penyimpanannya. Begitu pembelajar menemukan arti kata, mereka
tidak punya alasan untuk memperhatikannya, dan itu akan
dilupakan.
d) Konsolidasi dan perluasan makna
Mempelajari kata-kata baru bukanlah proses instan jika
memang demikian, dan jika presentasi adalah satu-satunya variabel
penting yang terlibat, maka kata-kata tidak akan dilupakan dan
perlu dipelajari kembali.
Dalam pandangan saya, kosa kata bahasa Inggris sebagai
bahasa asing mengingatkan saya pada kosa kata seorang bayi yang
belajar bahasa ibunya, ia pertama-tama mempelajari kata-kata yang
dapat ia temukan, seperti anggota keluarga, benda-benda di rumah,
beberapa makanan dan minuman dll. Kebanyakan buku teks
melanjutkan dengan cara ini, setidaknya dalam beberapa unit
pertama kosakata kira-kira sama di setiap buku teks. Namun,
8

nantinya kosakata berbeda sesuai dengan subjek masing-


masing unit.

B. Word Cards
1. Pengertian Word cards (Flash Cards)
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadimandkk.,
2009).
Flash cards merupakan kartu kecil yang berisi gambar, teks,
atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada
sesuatu yang berhubungan dengan gambar-gambar yang dapat
digunakan untuk melatih mengeja dan memperkaya kosakata (Arsyad,
2011). Ukuran tulisan dan gambar yang ada di dalam flash
cardsharus dibuat dengan ukuran yang cukup besar, supaya seluruh
anggota kelas dapat melihat konten yang ada didalam flash
cardstersebut (Muhammadnejaddkk.,2012).
Menurut Baleghizadeh dan Ashoori (2011) flash cards merupakan
sebuah kartu yang mana terdapat sebuah kata, kalimat atau gambar
didalamnya. Flash cards memiliki dua sisi, bagian depan flash cards
terdapat gambar dan kata sedangkan bagian belakang flash cards
merupakan arti kata tersebut. Flash cards merupakan media yang
sangat praktis karena dapat dibuat secara bersama-sama oleh guru dan
siswa.Menurut Hotimah (2010), flash cards merupakan media yang
berbentuk kartu bergambar yang dibuat dengan menggunakan foto
atau gambar, pada bagian belakang terdapat keterangan dari gambar
yang adapada flash cards tersebut.Gambar yang terdapat pada flash
cards tersebut akan membantu meningkatkan daya ingat anak-
anak, karena visual memberikan pengaruh yang lebih besar dalam
9

mengingat dan memahami sesuatu dibandingkan verbal/audio


(Hudsondkk.dalam Carpenterdan Olson, 2011).

2. Kelebihan Word Cards


Media flash cards memiliki beberapa kelebihan, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Susilana dan Riyana (dalam Hotimah,
2010) antara lainmudah dibawa kemana-mana, praktis, mudah
diingat, menyenangkan.
Mudah dibawa kemana-mana;yakni dengan ukuran yang kecil
flash cards dapat disimpan di tas bahkan di saku, sehingga tidak
membutuhkan ruang yang luas, dapat digunakan di mana saja, di kelas
ataupun di luar kelas.
Praktis; yakni dilihat dari cara pembuatannya dan
penggunaannya, media flash cards sangat praktis, dalam menggunakan
media ini guru tidak perlu memiliki keahlian khusus, media ini
tidak perlu juga membutuhkan listrik. Jika akan menggunakannya
kita tinggal menyusun urutan gambar sesuai dengan keinginan
kita, pastikan posisi gambarnya tepat tidak terbalik, dan jika sudah
digunakan tinggal disimpan kembali dengan cara diikat atau
menggunakan kotak khusus supaya tidak tercecer.
Mudah diingat; kombinasi antara gambar dan teks cukup
memudahkan siswa untuk mengenali konsep sesuatu, untuk
mengetahui nama sebuah benda dapat dibantu dengan gambarnya,
begitu juga sebaliknya untuk mengetahui nama sebuah benda atau
konsep dengan melihat hurufatau teksnya.
Menyenangkan; media flash cards dalam penggunaannya
dapat melalui permainan. Misalnya siswa secara berlomba-lomba
mencari suatu benda atau nama-nama tertentu dari flash cards yang
disimpan secara acak, dengan cara berlari siswa berlomba untuk
mencari sesuatu perintah.Flash cardsmerupakan media yang sangat
praktis karena dapat dibuat secara bersama-sama oleh guru dan
10

siswa. Salah satu indikasi bahwa visual imagery memiliki


kemungkinan memberikan kode memori yang efektif adalah siswa
biasanya lebih mudah dalam mengenali gambar daripada tulisan.
Menurut Paivio (dalam Stephen, 2011), alasan mengapa
gambar menjadi lebih efektif adalah karena gambar memberikan kode
memori lain yang bersifat independen dari kode verbal. Teori
tersebut disebut teori pengodean ganda karena teori tersebut
dapat digunakan dalam proses pengingatan kembali. Gambar
cenderung mudah diingat dibandingkan dengan kata-kata yang
bersifat konkret, danbiasanya mudah disimpan dalam memori
dibandingkan kata-kata yang bersifat abstrak (Stephen, 2011).
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PROFESI

A. Jumlah siswa, tempat, dan waktu pelaksanaan P2K

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Panca Lautang. Subjek penelitian


adalah siswa kelas 7.2 sebanyak 25 siswa pada tahun 2020 dan waktu
pelaksanaannya 26 Februari sampai 30 Maret 2020.

B. Langkah-langkah pembuatan perangkat pembelajaran inovatif

Langkah pertama adalah meminta Silabus pada guru bahasa inggris (


Pembimbing), langkah kedua menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran), serta merumuskan alat evaluasi berupa soal-soal dalam bentuk
kelompok dan individu. Selanjutnya dapat dilihat pada bagan alur di bawah
ini:
Reasearch Cycles Design

Menyusun RPP
Studi Pendahuluan
dan Rencana
• dengan meneliti silabus.
tindakan SiklusI

Pelaksanaan
Simpulan Refleksi Tindakan dan
Pengamatan

C. Implementasi RPP dan evaluasi

1. Perencanaan (planning)
a. Tim peneliti melakukan analisis silabus untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan
pembelajaran cooperative learning dengan metode SQ3R

11
12

b. Membuat rencana pembelajaran kooperatif


c. Membuat instrument yang akan digunakan dalam siklus PTK
d. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
e. Menyiapkan lembar observsi untuk observer
2. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disiapkan.
Yaitu terkait dengan :
a. Waktu :Terbatas pada jam pelajaran bahasa Inggris
b. Tempat : Di dalam kelas
c. Pelaksanaan : - Guru Peneliti
- Kolaborator
d. Substansi penelitian: siklus I
3. Pengamatan (Observation)
a. Situasi kegiatan belajar mengajar
b. Keaktifan siswa
c. Kemampuan siswa dalam membaca
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi digunakan untuk melihat keseluruhan proses pelaksanaan
siklus pertama. Refleksi di maksudkan sebagai kegiatan menganalisis,
memahami dan membuat kesimpulan, peneliti menganalisis hasil tindakan
siklus pertama.
Untuk melihat peningkatan pemahaman konsep tindakan pertama
yang telah dilakukan dan digunakan kriteria keberhasilan belajar siswa
(proses dan hasil).

D. HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Bagian ini membahas tentang hasil-hasil pelaksanaan P2K yang


menunjukkan peningkatan hasil belajar bahasa inggris siswa kelas 7.2 SMPN
2 Panca Lautang, setelah diterapkannya media atau teknik word cards.
Adapun yang dianalisis adalah nilai hasil belajar siswa yang diberikan di
13

akhir siklus secara deksriptif, data mengenai sikap siswa yang diambil
dari hasil pengamatan dan tanggapan serta refleksi yang diberikan oleh siswa
baik yang tertulis maupun komentar secara lisan.
1. Sebelum penerapan PTK
a) Hasil interview
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan kelas (PTK), kami
mewawancarai beberapa siswa di kelas 7.2. Interview tersebut
merupakan interview tidak terstruktur, kami memberikan beberapa
pertanyaan kepada siswa terkait dengan proses belajar mengajar pada
mata pelajaran Bahasa Inggris. Pertanyaan mengenai teknik seperti apa
yang digunakan untuk meningkatkan kosakata siswa dan kami
menemukan bahwa hanya meminta siswa untuk mencatat kosakata-
kosakata beserta artinya kemudian menghafal semua mosakata tersebut.
Selain itu, juga meminta siswa menulis kembali dan menghafal beberapa
percakapan yang terdapat dalam buku paket siswa yang membuat siswa
menjadi bosan.
b) Pre observasi
Di pre observasi, kami melihat bahwa teknik yang digunakan oleh
dalam menambah kosakata baru siswa adalah menghafal, memilih
beberapa kosakata dalm buku siswa, dan kemudian siswa menghafal
keseluruhan kosakata tersebut. Pada pertemuan berikutnya, tidak me-
review kosakata tersebut. Selain itu, juga tidak membuat siswa
menggunakan kosakata-kosakata tersebut ke dalam sebuah kalimat.
Siswa hanya mengetahui kosakata tanpa tau cara menggunakannya dalam
kalimat. Selama pembelajaran berlangsung, siswa terlihat bosan,
beberapa diantaranya berbicara satu sama lainnya meskipun beberapa
juga sedang memperthatikan nya.
c) Hasil Pre-test
Sebelum menerapkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), kami
memberikan siswa pre-test untuk mengetahui kemampuan kosakata
siswa, selain itu juga sebagai perbandingan skor pre-test dan post-test.
14

Jenis test yang diberikan berupa multiple choice, dan filling the
blanks. Test ini dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Maret 2020.

Dari data yang dirangkum, dapat diketahui bahwa hanya ada 3


orang yang lulus KKM dengan skor 96, 95, dan 78 sementara yang
lainnya dibawah 75. Ketika siswa ditanya mengenai ulangannya, rata-
rata mereka komplain bahwa soalnya terlalu sulit meskipun kosakatanya
diambil dari buku paket siswa.

2. Pengaplikasian PTK
Setelah melakukan observasi,interview, dan pre-test, kami mengetahui
bahwa vocabulary merupakan masalah siswa. Bagaimana cara membuat
kosakata yang telah dihafal siswa bisa bertahan lama dan lebih bermanfaat.
Olehnya itu, pada penelitian tindakan kelas ini digunakan word cards untuk
memperkaya kosakata siswa dan membuat hafalan siswa bertahan lama
dalam ingatan mereka. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus.
Setiap siklus terdapat empat tahap, yaitu planning, acting, observing, dan
reflecting.
a) Siklus 1
1) Planning
Pada tahap ini, kami dan merencanakan beberapa instrumen yang
digunakan di kelas meliputi RPP, beberapa kosakata yang akan
diberikan kepada siswa, dan teknik yang digunakan untuk menyajikan
kosakata tersebut. Bersamaan dengan ini, kami juga menyiapkan
beberapa note sheets untuk mencatat semua aktivitas yang terjadi di
dalam kelas. Kami memilih word cards dalam memperkaya vocabulary
siswa. Pada saat observasi, siswa diminta untuk menyiapkan beberapa
word cards. Mereka hanya harus memotong kertas mereka menjadi 30
bagian.

2) Acting
15

Pada tahap ini, kami bertindak selaku yang mengaplikasikan word


cards dalam kelas. Kami memilih beberapa kata kemudian diberikan
kepada siswa. Siswa kemudian diminta untuk menggunakan word cards
yang telah mereka sediakan dan menuliskan kosakata tersebut. Pada
pertemuan pertama, kami membuat daftar kosakata, siswa menyalin
kosakata tersebut di kartu mereka. Kosakata tersebut terdiri dari 10
kata. Setiap kartu terdiri dari satu kata. Setelah siswa menyalin kosakata
tersebut, siswa diminta untuk menemukan arti kosakata itu dalam
kamus secara berkelompok. Siswa kemudian diminta menuliskan arti
kata dibelakang kartu. Selanjutnya, kami memberikan siswa waktu
untuk menghafal keselutruhan kosakata yang telah mereka tulis dalam
word cards beserta artinya.Setelah menghafal, siswa mengecek hafalan
mereka secara berpasangan. Di pertemuan kedua, langkahnya sama
dengan pertemuan pertama. Akan tetapi, siswa diberikan daftar
kosakata baru. Siswa menyiapkan 15 word cards kemudian menyalin
kosakata tersebut beserta artinya. Pada pertemuan ini, juga dijelaskan
part of speech dari kosakata tersebut serta bagaimana penggunaannya
tersebut dalam sebuah kalimat.Dipertemuan ketiga, siswa diberikan
latihan. Siswa diminta untuk mengidentifikasi bagian-bagian kata,
kemudian diberikan permainan “Guess my word”

3) Observing
Ini merupakan salah satu tahapan yang harus ada pada sebuah
PTK. Ditahapan ini bertindak ssebagai observer observed dan mencatat
semua aktivitas-aktivitas dalam kelas, menyiapkan beberapa lembar
kertas untuk mencatat semua aktivitas kelas , seperti yang kami
sebutkan pada tahap acting, kami menyajikan vocabulary dengan word
cards kemudian siswa mengecek hapalan mereka secara berpasangan.
Tugasnya adalah mencatat nama-nama siswa dan kata yang dapat
mereka ingat atau hapalkan. Disini, menemukan bahwa beberapa siswa
antusias dalam menerima kosakata baru, mereka dengan bangga
16

bertanya meski masih menggunakan bahasa Indonesia, mereka


juga tidak pernah komplain ketika ditanya untuk menyiapkan word
cards di pertemuan berikutnya. Ketika siswa telah mengecek hafalan
secara berpasangan, mereka kemudian mendapatkan poin. Hal itu untuk
mendorong partisipasi mereka selama kelas bahasa Inggris.

4) Reflecting
Setelah melakukan semua tahapan dilaksanakan, kami
memberikan post-test, kemudian membandingkan antara skor post-test
dan pre-test apakah ada peningkatan atau tidak.Di siklus pertama,
terdapat 20 siswa yang lulus KKM dan terdapat 10 siswa yang tidak
lulus KKM. Kami menemukan bahwa skor siswa lebih baik pada post-
test, beberapa siswa telah lulus KKM (75), meskipun, masih ada skor
siswa yang belum mencapai KKM. Setelah dievaluasi, ternyata siswa
yang belum lulus adalah siswa yang tidak memperhatikan selama kelas,
ketika kami meminta mereka untuk menyiapkan word cards, mereka
tidak menyiapkannya, seehinnga kami memaksa mereka untuk
membuat word cards selama kelas berlangsung. Hal tersebut, membuat
proses pembelajaran tidak maksimal, karena waktu yang seharusnya
digunakan untuk menulis vocabulary habis sebelum materi selesai.

b) Deskripsi Hasil Pelaksanaan


Pada bagian ini, penulis membandingkan dan memberikan hasil dari
pre-test dan post-test 1. Jika melihat perbandingan skor di atas, maka
sangatlah jelas bahwa menggunakan media word cards sangat efisien dalam
meningkatkan vocabulary siswa. Untuk melihat persentase keberhasilan
KKM dapat digunakan rumus frekuensi relatif Anas-Sudijono (2010:43)
sebagai berikut.
17

𝐹
P = 𝑁 x 100%

Ket:
P: Angka Presentase
F : Banyaknya Siswa yang lulus KKM
N: Banyaknya siswa

Berikut adalah table persentasi perbandingan kebehasilan KKM.


𝐹
P = 𝑁 x 100%

Pre Test Post Test 1

3 20
x 100% = 10% x 100% = 67%
30 30

Dari data tersebut di atas, menunjukkan bahwa persentase pencapaian siswa dari
pre-test hingga post test terdapat peningkatan. 10% dari 25 siswa lulus KKM
pada pre-test, sementara pada post-test terdapat peningkatan dari 10% menjadi
67% siswa lulus KKM. Persentasi yang cukup memuaskan.

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui Penelitian
Tindakan Kelas ini menunjukkan bahwa setelah mengaplikasikan media
word cards, terjadi perubahan positif dan signifikan khususnya dalam
meningkatkan vocabulary siswa dalam bahasa Inggris. Hal ini dapat dilihat
dengan adanya peningkatan yang signifikan dari partisipasi siswa yang
merespon setiap pertanyaan/permasalahan yang diajukan oleh guru/peneliti.
Selain itu, peningkatan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran
semakin menghidupkan pula suasana belajar dimana siswa semakin merasa
gembira dan senang mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini dapat
18

dilihat dari banyaknya siswa yang merespon dan lebih bersemangat


dalam belajar dan lebih meningkat.

2. Saran

Berdasarkan pengalaman selama pelaksanaan penelitian, peneliti


menyarankan hal-hal sebagai berikut:

- Setiap guru hendaknya selalu mencoba untuk berinovasi, berimprovisasi,


dan berkreasi dalam rangka peningkatan kualitas belajar mengajar.
- Guru sebaiknya mengelola kelas sedemikian rupa sehingga pembelajar
dapat mengikuti kegiatan dengan senang dan gembira.
BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN PENCEGAHAN COVID 19

A. Pembuatan Poster

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease


2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir
Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah
menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam
waktu beberapa bulan.

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan


untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran
virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

Pemerintah telah melakukan pencegahan melalui PSBB, sebgai


generasi pemuda dan terpelajar kita wajib ikut andil dalam penvegahan
Covid-19, salah satunya pembuatan poster. Poster ini dibuat untuk
memberikan edukasi lebih kepada masyarakat tentang corona.

B. Penyuluhan Melaui Media Sosial

Dalam hal pelaksanaan penyuluhan Posko SMPN 2 menggunakan


media sosial sebagai alat dalam pelaksanaaanya. Seperti yang kita ketahui
bersama bahawa sebagian besar masyarakat telah mengenal media sosial.
Media sosial yang paling populer digunakan yakni Instagram, WhatsApp
dan Facebook.

Berdasarkan hal di atas maka Posko SMPN 2 Panca Lautang


memilih sosial media tersebut untuk memberikan penyuluhan tentang
covid-19.

19
BAB V

TUJUAN KEGIATAN

A. Pembuatan Poster

Secara umum tujuan dari poster adalah sebagai bentuk publikasi agar
dibaca oleh masyarakat luas dan mau mengikuti ajakan dari isi poster
tersebut.

Sedangkan tujuan khususnya adalah ajakan yang disampaikan oleh


poster bersifat subyektif, tergantung apa yang diinginkan oleh si pembuat
poster itu sendiri. Dapat berupa karena tujuan komersial, berusaha untuk
meraih simpati masyarakat, mencari perhatian, dan sebagainya.

Sehubungan dengan hal tersebut maka tujuan pembuatan poster


covid-19 ini adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang
Covid-19. Hal ini merupakan slah satu cara mahasiswa untuk ikut andil di
dalam pencegahan covid-19.

B. Penyuluhan Melalui Media Sosial

Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini seakan-akan


membuat “dunia berada dalam genggaman”. Sejalan dengan hal tersebut,
tidak bisa dipungkiri kebutuhan akan akses informasi yang diinginkan
masyarakat untuk mengetahui fenomena yang sedang terjadi semakin ikut
berkembang. Fenomena meningkatnya kebutuhan akan akses informasi
yang dituntut masyarakat didukung pula dengan adanya media online
sebagai media yang praktis, cepat dan efisien demi memenuhi hasrat
masyarakat akan informasi. Dahulu media terbatas pada media cetak dan
elektronik, tetapi kini ada media sosial yang menjadi alternatif untuk
publikasi dan promosi.

20
21

Adapun tujuan mahasiswa melakukan penyuluhan melalui media


sosial adalah untuk lebih menyebarluaskan edukasi tentang covid-19.
Melalui media sosial bukan hanya masyarakat di sekitar kita yang
mendapat edukasi, tapi dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas.

C. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Ada banyak hal di kehidupan masyarakat yang dapat dibantu oleh


peranan mahasiswa. Langkah awal yaitu menjadi warga yang kreatif dan
pemimpin. Mahasiswa dapat berkesempatan melakukan tindakan
pencegahan dari virus tersebut terhadap diri sendiri, keluarga, serta
lingkungan tempat tinggalnya dengan tetap dirumah saja dan keluar
apabila memang adanya kepentingan yang mendesak. Karena kaum
intelektual seharusnya dapat memberi contoh yang baik.

Mahasiswa dapat memanfaatkan media sosial untuk membuat


gerakan bersama mahasiswa satu Universitas atau seluruh Indonesia.
Mahasiswa dapat mengajak masyarakat melalui media online untuk
mematuhi protokol kesehatan dan menjaga jarak fisik serta dapat
menggalang donasi yang ditujukan kepada yang membutuhkan ditengah
pandemi.

2. Saran

Dalam hal ini penulis menyarankan agar mahasiswa sebagai agen


perubahan berlomba-lomba dalam melakukan penyuluhan tentang covid-
19. Sebaiknya mahasiswa menggunakan media sosial mereka dengan
baik untuk melakukan penyuluhan sebagai tindakan pencegahan covid-
19.
DAFTAR PUSTAKA

Anas, Sudijono. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press


Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran,Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Baleghizadeh, S. & Ashoori, A. (2011). The Impact of Two Instructional
Tehniques on EFL Learner’s Vocabulary Knowledge: Flash Cards
Versus Word List,Mextesol journal, 35(2).
Brown, H.D. (2008). Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, edisi
kelima,Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
Husnah, Aqidatul. Enriching Students’ Vocabulary by Using Word Cards. Skripsi.
State Islamic Univerisity of Syarif Hidayatullah. 2011
Mohammadnejad, S., Nikdel, H., & Oroujlou, N. (2012). Reactivating
EFL Learners’ Word Knowledge by Means of Two Technique:
Flashcardsversus Wordlist,International Journal of Linguistic, 4(4)..
Sadirman, A.S., Rahardjo, R., & Haryono, A. (2009). Media
Pendidikan,Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Setianingrum, Zeni. 2016.Upaya meningkatkan Hasil Belajar Pembagian Bilangan
Siswa kelas II SD dengan Pendekatan Realistic Mathematics
Education.Pendidikan Guru dan Sekolah dasar Journal 26(5)
Stephen,K.R. (2011). Kognisi Teori dan Aplikasi,Jakarta: Salemba Humanika.

22

Anda mungkin juga menyukai