DOSEN PENGAMPU
DRS. INDRA FAUZI, M.T
PROGRAM STUDI D3
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2020
1
GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
MATA KULIAH ILMU BAHAN LOGAM
1. PENDAHULUAN :
- Pembagian Logam
- Sifat umum logam
- Pembagian Bijih Logam
- Produksi logam
2. STRUKTUR LOGAM
- Defenisi atom
- Ikatan kimia
- Struktur Kristal Logam
- Proses Pertumbuhan Kristal
- Paduan Logam
- Deformasi Logam
3. LOGAM BESI
- Pengertian besi
- Bahan asal besi
- Jenis bijih besi
- Klasifikasi besi dan baja
- Proses Pembuatan baja
4. PENGUJIAN LOGAM
- Tujuan pengujian
- Percobaan static
- Percobaan teknologi
- Percobaan dinamik
2
5. KOROSI
- Pengertian korosi
- Pencegahan korosi
- Baja tahan karat
- Baja tahan cuaca
8. LAS
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Logam besi (ferrous) yaitu, suatu logam paduan yang terdiri dari
campuran unsur karbon dengan besi, atau logam yang elemen utamanya
mengandung besi, Contoh logam besi adalah , besi cor, besi tempa dan
baja.
2. Logam bukan besi, (non ferrous) yaitu logam yang elemen utamanya
bukan besi. Contohnya tembaga, timah, aluminium dan lain-lain.
4
1.2. Sifat Logam
Sifat umum dari logam antara lain :
1. pengantar listrik yang tinggi
2. pengantar panas yang tinggi
1. Sifat mekanis pembebanan tarik, bila suatu logam menerima beban tarik
maka logam tersebut akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran
akibat beban yang dikenakan. Jika setelah beban dihilangkan maka
perubahan bentuk dan ukuran kembali seperti kondisi awal sebelum
pembebanan. Maka perubahan tersebut termasuk deformasi elastis Jika
perubahan bentuk dan ukurannya tetap maka disebut deformasi plastis.
5
3. Sifat mekanis pembebanan kejut yaitu beban pukul atau beban yang
diterima secara tiba-tiba.
Logam yang sering dipakai dalam teknik sipil adalah baja. Kelemahan dari
baja adalah : Tidak tahan korosi (karat), baik oleh keadaan-keadaan lembab
maupun oleh udara sekeliling, walaupun telah dikembangkan baja tahan
cuaca.
Dalam bahasa sehari-hari pengertian tentang besi dan baja sering tertukar,
sebutan besi hampir selalu tidak pernah dipakai untuk menyatakan barang
yang ada unsur Ferrumnya, pada hal besi murni hampir tidak pernah
dipakai. Biasanya selalu ada campuran karbon dan unsur-unsur lain. Unsur
karbon ( C ) sangat mempengaruhi perilaku dari besi.
Kadar karbon dipakai untuk membedakan antara besi tuang dan baja :
1. besi dengan kadar karbon > 2 % dinamakan besi tuang
2. besi dengan kadar karbon < 2 % dinamakan baja
6
1.3. Pembagian Biji Logam
Bijih logam dibagi dalam enam klasifikasi :
1. logam-logam murni, terdiri dari logam mulia, yaitu logam yang tidak
dapat mengalami oksida, misalnya : Au ; Pt ; Ag ; Hg. Logam –
logam ½ mulia yaitu logam yang agak sukar teroksidasi, misal tembaga
(Cu). Oksida adalah reaksi suatu unsur dengan oksigen, sebagai contoh
: Cu + O 2 CuO2 .
2. oksida-oksida logam adalah sumber biji yang paling penting. Yang
termasuk dalam jenis ini adalah logam besi, aluminium dan lain-
lain, sebagai contoh : Al2 O3 ; Fe O; Fe2 O3
3. Sulfida-sulfida meliputi bijih besi, tembaga, timah, seng , nikel,
contoh : CuS.
4. Karbonat, terdiri dari bijih besi, tembaga, timah, seng.
5. Clorida, meliputi bijih magnesium
6. Silikat-silikat, meliputi bijih tembaga, seng
1. Penggalian Bijih
Untuk penggalian bijih dipergunakan dua metode :
a. penambangan / penggalian terbuka
b. penambangan tertutup ( penambangan di bawah tanah )
Bijih logam yang diperoleh dari penambangan, biasanya masih
bercampur dengan bahan-bahan ikutan lainnya seperti batu dan tanah liat
dan masih berbentuk bongkahan-bongkahan yang tidah sama besar.
2. Pengerjaan Bijih-bijih
Bahan yang diperoleh dari penambangan, masih berbentuk bongkahan-
bongkahan terlebih dulu dikerjakan dengan cara : Pemecahan Bijih-bijih
Pada proses ini bijih dihancurkan dan sebagian besar berupa kotoran
yang terdapat pada bijihnya, dibuang dengan menggunakan metode
pemisahan media berat.
a. Pengayakan bijih-bijih
7
Bijih-bijih yang sudah dipecah, kemudian dipisahkan menurut ukuran
butirnya dengan melakukan pengayakan.
b. Pembenahan Bijih-bijih
Bijih-bijih diproses dengan tidak merubah sifat-sifat kimia atau sifat
fisik dari bijih tersebut, tujuannya untuk memisahkan bijih-bijih dari
bahan-bahan ikutan/kotoran. Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan
cara :
3. Pemerosesan Bijih-bijih
Pemerosesan bijih-bijih ( ekstraksi logam ), yaitu proses pemisahan
logam murni atau senyawanya dari bijih-bijihnya. Proses pemisahan ini
secara umum dibagi atas :
a. Pyrometallurgi
Pyrometallurgi yaitu pemisahan logam dilakukan dengan cara
menaikan temperatur bijih-bijih. Bijih-bijih dipanaskan sampai
tempertur tertentu sehingga mencair (meleleh). Bahan yang sudah
melebur tersebut, akan terpisah dengan sendirinya dari bahan – bahan
8
lain, ini terjadi karena perbedaan berat jenis dari bahan-bahan yang
terdapat pada bijih-bijih tersebut.
b. Hydrometallurgi
Hydrometallurgi yaitu bijih-bijih dimasukkan kedalam larutan asam
atau basa yang sesuai dengan jenis logam yang terdapat pada bijih-
bijih yang dikerjakan. Logam atau senyawanya dipisahkan dari
larutan dengan cara elektrolisa atau dengan cara pengendapan. Proses
pemisahan seperti ini biasanya dilakukan untuk logam-logam ringan
seperti : Al ; Mg ; Na ; K ; Ca dan lain-lain.
9
BAB II
STRUKTUR LOGAM
Atom dari unsur-unsur kimia terdiri dari inti atom ( proton dan netron,
proton bermuatan positif dan netron yang netral ), dan elektron yang
mengelilingi inti yang bermuatan negatif pada lintasan-lintasan atau
lapisan-lapisan atau kulit-kulit tertentu. Kulit pertama akan penuh dengan
isi dua elektron, sedangkan kulit terluar akan penuh jika berisi delapan
elektron (maksimum).
Konfigurasi elektron, setiap kulit (orbital ), terdiri atas sub kulit yaitu : S ; P
; D; F Jumlah elektron dalam tiap-tiap sub kulit :
S = 2 elektron
P = 6 elektron
D = 10 elektron
F = 14 elektron
1 S atau 1 S
2 S 2P 2 S 2 P
3 S 3P 3 D 3 S 3P 3D
4 S 4 P 4D 4F 4 S 4P 4D 4F
5 S 5 P 5 D 5F 5 S 5P 5D 5F
6 S 6P 6 D 6 S 6P 6 D
10
7 S 7 P 7 S 7 P
Contoh :
11 22,98 = 23
1
Na
( Natrium )
23
35
11
2.2 Senyawa Kimia atau Ikatan Kimia
Ion berasal dari bahasa Yunani yang berarti berjalan, jadi ikatan ion
ialah berpindahnya elektron-elektron valensi dari kulit terluar suatu atom
ke kulit terluar atom yang lain.
2. Ikatan Covalen
Pada ikatan ini kedua atom saling memberikan elektron-elektronnya
untuk digunakan bersama dalam kulit valensinya, sehingga tercapai
keadaan yang stabil seperti gas mulia. Contoh :
CO2 C = 6 2 4
O = 8 2 6
Kristal yang timbul pada suatu logam mempunyai tiga macam bentuk :
Contoh logamnya : Ag ; Cu ; Ca ; Sr ; Al
; Pb dan sebagainya
13
2.4 Proses Pertumbuhan Kristal
Gambar :
Pada umumnya dalam proses kristalisasi
timbul banyak inti dan tiap inti
berkembang membentuk cabang-cabang
dan menyentuk dendrit-dendrit lain,
permukaan sentuh/singgungnya ini
disebut bulir. Bila logam didinginkan
secara berlahan-lahan, maka bulir yang
terjadi besar-besar, hal ini disebabkan
oleh keleluasaan denrit untuk
berkembang. Akibatnya lengan-lengan
dendrit menjadi gemuk.
14
Terjadinya paduan dibagi dua macam :
1. Deformasi elastic
Yaitu deformasi yang segera hilang setelah gaya luar yang
mengenainya ditiadakan.
15
Pada deformasi elastis regangan yang terjadi sebanding dengan
bebannya. Perbandingan ini disebut modulus elastisitas Young.
2. Deformasi Plastis
F
A
N
S
sbx
0
16
F Sin
Tegangan geser pada arah Os =
A / Cos
F Sin . Cos 2
= x
A 2
F 2 Sin . Cos
=
2A
F Sin 2 .
=
2A
F
Maka harga tegangan geser yang sebenarnya =
2A
yang berarah = 90 /2 = 45 dengan arah gaya yang dikenakan.
o o
17
BAB III
LOGAM BESI
Salah satu logam yang paling penting dalam segala lapangan teknik ialah
besi ( Fe ). Sebutan besi dapat berarti :
1. Besi murni, menurut cara kimia ( Fe ), berat jenisnya = 7,876. Titik
o
lelehnya sekitar 1525 C
2. Besi teknik, berat jenisnya rata-rata = 7,85
1. Besi mentah, tidak dapat ditempa, kadar zat arangnya lebih dari
3,5 %
2. Besi tuang( cast iron), tidak dapat ditempa , kadar zat arangnya 1,7
sampai 3,5 %
3. Baja, dapat ditempa , kadar zat arangnya dibawah 1,7 %
Sifat dari besi teknik tertuma ditentukan oleh kadar zat arangnya. Orang
menemukan besi masih bersenyawa dengan bahan lain seperti kapur, asam
arang, belerang, Pospor. Persenyawaan semacam ini dinamakan bijih besi
dan jika bijih besi ini mengandung cukup besi (sekurang-kurangnya = 30
% - 40 % ), maka bijih besi ini dipakai untuk pengolahan besi.
Bijih besi merupakan bahan baku dalam pembuatan besi yang dapat berupa
senyawa oksida, karbonat dan sulfida serta bercampur dengan unsur lain
misalnnya silikon. Bahan dasar besi mentah ialah bijih besi sebagai bahan
utama yang jumlah persentase besinya haruslah sebesar mungkin. Besinya
merupakan besi oksida ( Fe2 O3 dan Fe2 O4 ) atau besi karbonat (FeCO3)
yang dinamakan batu besi spat.
Bijih besi diolah dalam dapur tinggi untuk menghasilkan besi kasar (besi
mentah). Besi kasar adalah bahan baku untuk pembuatan besi cor
18
(cast iron), besi tempa (wrought iiron) dan baja ( steel ). Ketiga macam
bahan ini banyak dipakai dalam bidang teknik.
Bahan-bahan yang dimasukkan kedalam dapur tinggi dalam pembuatan besi
kasar adalah :
Batu bara dalam bentuk kokas sebagai bahan bakar. Kokas dibuat dari batu
bara dengan jalan menyuling kering batu bara itu dalam perusahaan kokas.
Bagian-bagian yang terdiri dari gas, ter dan air dikeluarkan dari batu bara
oleh suatu proses pemanasan, yang tinggal adalah terutama zat arang ( C )
dan abu. Batu bara biasa tidak dipakai di dalam dapur tinggi sebagai bahan
bakar karena tekanan yang besar dari isi dapur menyebabkan batu bara
menjadi serbuk sehingga dapur menjadi tersumbat.
Batu kapur (CaO) sebagai bahan tambah digunakan sebagai bahan pengikat
dan mempersatukan abu kokas dan unsur-unsur yang tidak diinginkan /
batu-batu ikutan yang asam (SiO2) hingga menjadi terak yang dengan
mudah dapat dipisahkan dari besi mentah yang menjadi cair. Kalau batu
ikutannya basa maka dipakai bahan tambah yang asam , misalnya Fluurit
Calsium ( Ca FO2 ).
Bijih besi yang digunakan sebagai bahan mentah dalam memproduksi besi
kasar dapat dibagi , yaitu :
19
a. Bijih Besi Magnet
Bijih besi magnet mengandung mineral magnetik (Fe3O4) dan
merupakan magnetik berwarna coklat serta mengandung kadar besi
sekitar 56 %.
Bijih besi kemudian diolah didalam dapur tinggi menjadi besi mentah
atau besi kasar. Dapur tinggi mempunyai konstruksi yang cukup besar,
dinding luar terbuat dari baja dan bagian dalam dilapisi batu tahan api
yang mampu menahan temperature tinggi.
20
Di bawah ini digambarkan bentuk dari dapur tinggi
a. Unsur karbon ( C )
Unsur karbon yang bercampur di dalam besi kasar sekitar 3 – 4 %.
Unsur karbon yang bercampur di dalam besi akan membentuk
sementit ( Fe3C), sedangkan beberapa karbon lainnya bercampur
dalam bentuk karbon bebas. Proporsi campuran karbon bebas
tergantung pada kecepatan pendinginan dan campuran beberapa
unsur lainnya. Pendinginan akan berlangsung cepat dengan
21
campuran sulfur, cara ini untuk menjaga pencampuran karbon di
dalam besi.
2. Besi Cor
Yaitu besi tuang kasar cair yang dicairkan, mempunyai komposisi yang
sama dengan besi tuang kasar dan tidak dapat ditempa.
3. Besi Tempa
Yaitu besi yang mengandung terak dan sedikit sekali mengandung
karbon dan cepat mengeras bila mengalami pendinginan mendadak,
permukaannya dapat ditempa.
4 Besi Lempengan
Yaitu besi atau baja karbon rendah yang dicampur dengan unsur-unsur
lain seperti : Nikel, Crom, Mangan yang diperoleh melalui pengecoran
dari bentuk lelehannya.
5. Baja
Sering kali masyarakat awam salah kaprah dengan istilah besi dengan baja.
Apakah yang dimaksud dengan baja ? Baja merupakan paduan besi dan
karbon yang dituang dari masa cair yang memiliki komposisi sedemikian
22
hingga pada suhu tertentu ia dapat ditempa dan memiliki Kandungan
karbon ( kadar zat arang dibawah dari 1,7 % ).
Baja sendiri digolongkan menjadi dua golongan yaitu baja bukan paduan
(yang hanya terpadu dengan carbon saja) dan baja paduan yaitu yang
terpadu dengan elemen-elemen lain sesuai dengan kebutuhan dan sifat yang
diinginkan. Elemen paduan yang ditambahkan itu sendiri teridiri dari
mangan, chrome, Nickel, Wolfram, Silisium, dan lainnya.
Bahan dasar untuk pembuatan baja ialah besi mentah atau disebut besi kasar
yang dihasilkan dari dapur tinggi. Besi kasar adalah hasil pertama dan
merupakan hasil sementara dari pengolahan bijih-bijih besi menjadi besi
dan belum dapat dipergunakan sebagai bahan konstruksi dan besi tempa,
karena sifatnya rapuh, disamping itu juga unsur-unsur yang bercampur
didalam besi kasar seperti karbon, silikon, pospor masih sangat tinggi.
Proses pembuatan baja dapat dilakukan berdasarkan proses asam dan basa
yang berhubungan dengan sifat kimia yang menghasilkan terak dari lapisan
dapur.
Proses basa digunakan untuk memurnikan besi kasar yang kaya pospor dan
sedikit silikon. Unsur pospor hanya dapat dikeluarkan apabila digunakan
sejumlah besar dari batu kapur selama berlangsung proses pemurnian,
sehingga menghasilkan terak. Lapisan dapur harus terbuat dari batu kapur
untuk mencegah reaksi antara lapisan dapur dengan unsur silikon.
23
Dewasa ini telah digunakan beberapa cara modern dalam pembuatan baja.
Ada tiga proses dalam pembuatan baja secara modern, yaitu :
a) Konvertor
Konvertor terbuat dari pelat baja dengan mulut terbuka ( untuk memasukan
bahan baku dan mengeluarkan cairan logam ) serta dilapisi batu tahan api.
Konvertor diikatkan pada suatu tap yang dapat berputar sehingga konvertor
dapat digerakkan pada posisi vertikal untuk memasukkan dan
mengeluarkan bahan yang diproses dan pada posisi vertikal untuk
memasukan udara selama proses berlangsung.
24
mangan, seterusnya baja cair dituangkan ke dalam panci – panci dan
dipadatkan menjadi batang-batang cetakan.
Sesuai dengan pemakaian lapisan batu tahan api dan unsur-unsur yang
terbanyak antara pospor dan silikon di dalam besi kasar, maka konvertor
dibagi 2 macam :
25
dan unsur pospor paling banyak 0,1 %. Ini disebabkan pospor tidak akan
menjadi terak apabila tidak diikat dengan batu kapur (Ca O ), sedangkan
apabila batu kapur ditambahkan kedalam konvertor dia akan bereaksi
dengan lapisan batu tahan apinya yang terbuat dari ( SiO 2). Reaksi
tersebut akan membahayakan atau menghabiskan lapisan dalam
konvertor. Besi kasar kelabu warnanya kelabu tua
( kehitaman ). Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan
dikeluarkan sewaktu konvertor dalam posisi horizontal
o
( kemiringannya sekitar 30 ). Sementara itu udara dihembuskan dalam
posisi vertikal atau disebut juga kedudukan proses.
Lapisan bagian dalam dari konvertor Thomas terbuat dari batu tahan api
basa atau disebut juga Dolomit yang terdiri dari calsium carbonat dan
magnesium carbonat (CaCO3 + Mg CO3 ). Proses ini disebut juga proses
basa, jadi berdasarkan lapisan batu tahan apinya maka konvertor
Thomas hanya mengolah besi kasar putih yang kaya dengan
pospor ( 1,7 – 2 % ) dan mengandung unsur silikon rendah
( sekitar 0,6 – 0,8 %). Besi kasar putih warnanya putih keperak-
perakan, sifat lebih getas dan keras. Dalam proses ini makin sedikit
unsur silikonnya makin baik hasilnya. Proses oksidasi yang terjadi pada
unsur-unsur di dalam besi kasar menghasilkan oksida yang akan
dijadikan terak dengan jalan menambahkan batu kapur ke dalam
konvertor. Selanjutnya terak cair dikeluarkan dari dalam konvertor,
diikuti dengan penuangan baja cair kedalam panci-panci tuangan
kemudian dipadatkan manjadi bantangan baja.
Dalam proses ini dapur diisi dengan besi kasar dan baja bekas, kemudian
dicairkan sehingga beberapa unsur campuran terbentuk menjadi terak di
26
atas permukaan cairan besi atau serbuk besi yang berguna untuk mereduksi
karbon, maka lubang pengeluaran dapat dibuka dan cairan dituangkan ke
dalam panci-panci tuangan, terak mengapung di atas panci-panci dan dapat
dituangkan kedalam panci terak, sedangkan baja cair yang dibawahnya
dituangkan kedalam cetakan melalui bagian bawah panci.
Baja dicairkan dengan pertolongan arus listrik. Dapur listrik ini dapat
melakukan proses pembuatan baja dengan bahan 100 % dari baja bekas
atau besi rongsokkan. Dapur ini mempunyai kapasitas 25 – 100 ton dan
dilengkapi dengan tiga buah elektroda karbon yang dipasang pada bagian
atas atau atap dapur, disetel secara otomatis untuk menghasilkan busur
nyala yang secara langsung memanaskan dan mencairkan logam.
Dapur ini dapat mengolah dengan proses asam atau basa sesuai dengan
lapisan batu tahan apinya dan bahan yang dimasukkan ke dalam dapur
27
( besi kasar ), termasuk logam bekas yang terlebih dulu diketahui
komposisinya.
1. Billet
28
Yaitu baja rol atau baja tempa setengah jadi yang akan dirol atau
ditempa lagi, biasanya berbentuk penampang segi empat dengan luas
penampang lebih kecil dari 25 inc2
2. Blooms
Yaitu baja rol atau baja tempa setengah jadi yang akan dirol atau
ditempa lagi, biasanya berbentuk penampang segi empat dengan luas
penampang lebih besar dari 25 inc2
Billet dan Blooms digunakan pada pabrik kawat yaitu menghasilkan “
kawat, batang kawat dan besi beton “
3. Slaab
Yaitu baja rol atau baja tempa setengah jadi yang akan dirol atau
ditempa lagi, biasanya berbentuk penampang persegi panjang dengan
lebar tidak lebih dari 2 X tebalnya. Slab biasanya digunakan untuk
pembuatan plat-plat baja dan pipa-pipa baja yang besar.
Jadi slab, Billet dan Blooms dibawa ketempat penggilingan atau istilahnya
di canai.
Contoh Canai :
a. Untuk membuat baja picak (plat ) digunakan canai- dua atau canai trio
29
b. Canai profil
Untuk mencanai penampang bulat, segi enam, bujur sangkar dan lain-
lain penampang, begitu juga untuk pembuatan profil kita pergunakan
canai profil.
c. Canai Uiversal
Terdiri dari empat rol canai, tebal flensa dan badan profil pada canai ini
dapat disetel dengan merubah jarak antara rol-rol canai.
30
Gambar. 3.8 Menarik Kawat
e. Pabrikasi pipa ada 2
1. Pipa tanpa kampuh
Dipergunakan dua canai berbentuk tong, dan sebuah batang penusuk
1. Proses Bessemer.
2. Proses Thomas.
3. Proses Martin.
Contoh Gambar penampang profil baha I beam, ukuran lengkapnya dapat dilihat pada tabel baja.
Penjelasan tentang tiga cara pembuatan baja tersebut dapat dilihat pada artikel yang secara khusus membahasnya secara detail. Lalu
mana yang paling baik diantara cara pembuatan baja tersebut bessemer atau thomas? berikut ini Perbandingan/perbedaan antara proses Martin
dan Bessemer:
Harus diambil dari besi kasar yang lebih murni, terutama yang tidak terlalu tinggi fosfornya.
Keuntungan :
-Fosfor dapat dihilangkan, tapi bila ada hanya sebagian fosfor yang dalam prakteknya tidak menimbulkan gangguan.
Kerugian :
– Besi yang hilang lebih banyak dibandingkan proses Bessemer (11 “ 13 %).
Penggunaan baja sebagai bahan bangunan misalnya pada jembatan rangka baja, kolom struktur gedung dan lainya, sebelum menggunakan bahan
bangunan ini harus dilakukan perhitungan struktur terlebih dahulu agar bisa dipilih jenis profil dan ukuran yang sesuai kebutuhan sehingga
mendapatkan struktur bangunan yang kuat dan murah. untuk melakukan perhitungan ini diperlukan tabel baja yang bisa dilihat diartikel khusus
download tabel baja untuk mengetahui berat profil per m serta dimensi masing-masing bentuk , selalau ada perkembangan teknologi dalam
struktur baja sebagai hasil inovasi dan kreatiitas oleh karena itu bagi yang sudah pengalaman dalam bidang struktur baja dapat menambahkan
melalui form dibawah atau form kirim artikel untuk diterbitkan secara tersendiri
33
1. Berat jenis BJ besi = 7850 kg/m3
34
เทคนิ คการติดตั้ง_ Segment_โครงการรถไฟฟ้า_ small.flv
35
36
GENTENG METAL
PRIMAROOF JOGJA
CV. AGNA ASTABAJA Distributor genteng metal kualitas PRIMA merk
PRIMAROOF. CV. AGNA ASTABAJA Melayani penjualan genteng metal Merk
PRIMAROOF Untuk Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (Sleman, Kota Jogja,
Kulon Progo, Gunung Kidul, Bantul), Jawa Tenggah (Magelang, Temanggung,
Wonosobo, Banjar Negara, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Solo
(Surakarta), Karanganyar, Sukoharjo, Sragen, Salatiga)
Beranda
Referensi Proyek
Cara Pemesanan
Hubungi Kami
ONDULINE JOGJA
ONDUVILLA JOGJA
Kamis, 12 Juni 2014
genteng
37
Genteng Metal Primaroof Jogjakarta
KUAT, RINGAN, ANTIBOCOR, TAHAN LAMA &
EKONOMIS
Ketebelan Genteng metal Jogja PRIMAROOF
(BMT) 0,25mm; 0,30mm; 0,35mm
38
SPESIFIKASI GENTENG METAL JOGJA PRIMAROOF
*(klik gambar untuk melihat lebih besar)
39
KOMPOSISI BAHAN GENTENG METAL JOGJA PRIMAROOF
*(klik gambar untuk melihat lebih besar)
40
Diposkan oleh Agung Juniarto di 20.24
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Baik kita lanjut deh ke area bahan yang digunakan dalam pembuatan baja ringan
Bahan dasar baja ringan adalah Carbon Steel, Carbon Steel adalah baja yang terdiri
dari elemen-elemen yang persentase maksimum selain bajanya adalah sbb :
a. 1,70% Carbon
b. 1,65% Manganese
c. 0,60% Silicon
d. 0,60% Copper
41
Stress tetapi mengurangi daktilitas. Baja ringan adalah Baja High Tensile G-550
(Minimum Yeild Strength 5500 kg/m2) dengan standar bahan ASTM A792, JIS G3302,
SGC 570.
Untuk melindungi material baja mutu tinggi dari korosi, harus diberikan lapisan pelinung
(coating) secara memadai. Berbagai metode untuk memberikan lapisan pelindung guna
mencegah korosi pada baja mutu tinggi telah dikembangkan. Jenis coating pada baja
ingan yang beredar di pasaran:
a. Galvanized
b. Galvalume, atau sering juga di sebut sebagai Zincalume dan ZAM ( Dikembangkan
sejak tahun 1985, menggunakan lapisan pelindung yang terdiri dari 96% zinc, 6%
alumunium, dan 3% magnesium.)
mulai pusing ya? tenang jangan pusing... selanjutkan kita akan coba untuk bahas
tentang baja ringan dengan bahasa lebih santai dan asik. tapi saya ijin pamit dulu ya :)
CATEGORIES:
42
GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
MATA KULIAH ILMU BAHAN LOGAM
7. PENDAHULUAN :
- Pembagian Logam
- Sifat umum logam
- Pembagian Bijih Logam
- Produksi logam
8. STRUKTUR LOGAM
- Defenisi atom
- Ikatan kimia
- Struktur Kristal Logam
- Proses Pertumbuhan Kristal
- Paduan Logam
- Deformasi Logam
9. LOGAM BESI
- Pengertian besi
- Bahan asal besi
- Jenis bijih besi
- Klasifikasi besi dan baja
- Proses Pembuatan baja
43
11. KOROSI
- Pengertian korosi
- Pencegahan korosi
- Baja tahan karat
- Baja tahan cuaca
8. LAS
44
GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
1. Pendahuluan
1.1 Jenis Logam
1.2. Sifat Logam
1.3. Pembagian Bijih Logam.
1.4. Produksi Logam
2. STRUKTUR LOGAM
2.1 Definisi Atom
2.2. Senyawa Kimia
2.3. Struktur Kristal Logam
2.4. Proses Pertumbuhan Kristal
2.5. Paduan Logam
2.6. Deformasi Logam
3 LOGAM BESI
3.1. Pengertian Besi
3.2 Bahan Asal Besi
3.3. Jenis Bijih Besi
3.4. Klasifikasi Besi
3.5. Baja
3.6. Proses Pembuatan Baja
4. PENGUJIAN LOGAM
4.1 Tujuan Pengujian Logam
4.2 Percobaan Statik
4.3 Percobaan Teknologi
5. TEST I
6. KOROSI
5.1 Pengertian Korosi
5.2 Pencegahan Korosi
5.3 Baja Tahan Karat
5.4 Baja Tahan Cuaca
45
7. PENGGUNAAN LOGAM BESI DALAM T TEKNIK SIPIL
6.1 Baja
6.2 Baja Karbon
6.3 Baja Penguat (tulangan) Beton
6.4 Jaringan Kawat Baja Las (Wire Mess)
6.5 Baja Prategang
8. ALUMINIUM
7.1. Keutungan dan Kelemahan Aluminium
7.2 Pemakaian Aluminium Dalam Industri Bangunan
7.3 Bahan Dasar Pembuatan Aluminium
7.4 Metode Proses Pemurnian Aluminium
9. PENYAMBUNGAN LOGAM
8.1 Macam Penyambungan Logam
8.2 Sambungan Las
8.3 Proses Pengelasan
46
MODUL KULIAH
DOSEN PENGAMPU
DRS. INDRA FAUZI, M.T
PROGRAM STUDI
TEKNIK SIPIL
47
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………………... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN ……..…………………………… 1
1.1 Jenis Logam ……………………………………. 1
1.2. Sifat Logam….. ………………………………….. 1
1.3. Pembagian Bijih Logam..………………………… 3
1.4. Produksi Logam………………………………….. 4
48
BAB V KOROSI…………………… ………………………… 44
5.1 Pengertian Korosi…………………………………. 44
5.2 Pencegahan Korosi…………………………………… 48
5.3 Baja Tahan Karat……………………………………. 58
5.4 Baja Tahan Cuaca…………………………………… 59
BAB VI ALUMINIUM…………………………………………… 75
7.1. Keutungan dan Kelemahan Aluminium……………… 75
7.2 Pemakaian Aluminium Dalam Industri Bangunan…… 75
7.3 Bahan Dasar Pembuatan Aluminium…………………. 76
7.4 Metode Proses Pemurnian Aluminium……………….. 76
DAFTAR PUSTAKA
49
50