Anda di halaman 1dari 15

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun dalam
2 – 3 hari. Dengan demikian, faktor dari hypothalamus yang menghalangi keluarnya
prolaktin waktu hamil sangat di pengaruhi oleh estrogen tidak di keluarkan lagi dan
terjadi sekresi prolaktin olerh hypofisis. Pada permulaan nifas, apabila bayi belum
menyusu dengan baik, atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak di kosongkan
dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu. Payudara panas, keras, dan
nyeri pada perabaan, serta suhu badan tidak naik. Puting susu mendatar dan ini
dapat menyulitkan bayi untuk menyusu. Kadang kadang pengeluaran susu juga
terhalang duktus laktoferi yang menyempit karena pembesaran vena dan pembuluh
limfe. Penangan pembendungan di lakuakn dengan jalan menyokong payudara
dengan BH dan pemberikan analgetika. Kadang kadang perlu di beri stilboestrol 3
kali sehari 1 mg selam 2 sampai 3 hari ( sementara waktu ) untuk mengurangi
pembendungan dan memungkinkan air susu di keluarkan dengan pijatan.
( Ari Sulistyawati, 2009 ).
Selama 24 jam hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi
lacteal, payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan berbenjol benjol.
Keadaan ini yang di sebut dengan air susu atau “ caked breast “ sering
menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan biasa di sertai dengan kenaikan
suhu. Kelainan tersebut menggambarkan aliran darah vena normalnya berlebihan
dan penggembungan limfatik dalam payudara, yang merupakan prekursor regular
untuk terjadinya laktasi. Keadaan ini bukan merupakan over destensi sistem lakteal
oleh air susu. Demam nifas akibat destensi payudara sering terjadi ( Roser 1966 )
mengamati bahwa 18% wanita yang normal akan mengalami demam pospartum
akibat bendungan air susu. Lamanya panas berkisar dari 4 hingga 16 jam dan suhu
tubuhnya berkisar antara 38-39ºC. Ditegaskan bahwa penyebab panas yang lain,
kususnya panas yang di sebabkan oleh infeksi harus di singkirkan lebih dahulu.
( A. Retno murti S, 2011 ).

Bendungan ASI
Kelompok 3 Page 1
B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian dari bendungan ASI ?
2. Apa penyebab dari bendungan ASI ?
3.Bagaimana tanda dan gejala bendungan ASI ?
4.Bagaimana pencegahan bendungan ASI ?
5.Bagaimana penatalaksanaan bendungan ASI ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari bendungan ASI
2. Untuk mengetahui penyebab dari bendungan ASI
3. Untuk memahami tanda dan gejala bendungan ASI
4. Untuk mengetahui cara pencegahan terjadinya bendungan ASI
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan terhadap bendungan ASI

Bendungan ASI
Kelompok 3 Page 2
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus


laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena
kelainan pada puting susu. Bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan
pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan
bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. (Sarwono, 2005 )
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus
laktiferi atau oleh kalenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau
kelainan pada puting susu(Mochtar,1998).
keluhan ibu menurut (prawiroharjo,2005) adalah payudara bengkak, keras,
panas, nyeri. Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan
payudara untuk mencegah terjadinya kelainan.
Bila terjadi maka berikan terapi analgetika. Kosongkan payudara, sebelum
menyusui dilakukan pemijatan dulu atau dipompa, sehingga sumbatan hilang, kalau
perlu berikan stilbestrol atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk
membendung sementara produksi ASI.
Kepenuhan fisiologis adalah sejak hari ke 3 sampai hari ke 6 setelah
persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan payudara menjadi sangat penuh,
hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI
oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan cepat namun dapat berkembang
menjadi bendungan.
Pada bendungan ASI, payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan
jaringan, aliran vena limfatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan
pada saluran ASI dengan alveoli meningkat.

B. Etiologi
Bendungan ASI dapat terjadi pada hari ke 2 atau ke 3 ketika payudara telah
memproduksi ASI. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran ASI yang tidak lancar,
karena bayi tidak cukup sering menyusu, produksi meningkat, terlambat menyusu,
hubungan dengan bayi (bonding) kurang baik dan dapat pula karena adanya
pembatasan waktu menyusui. (Sarwono, 2009)

Bendungan ASI
Kelompok 3 Page 3
Pada bendungan ASI payudara yang terbendung membesar, membengkak
dan sangat nyeri. Payudara terlihat mengkilap dan puting susu teregang menjadi
rata. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit menghisap ASI sampai
bengkaknya berkurang.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu:


1. Payudara bengkak di sebabkan karena menyusui yang tidak kontinyu, sehingga
sisa ASI terkumpul pada daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari ke 3
setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan bra yang ketat serta keadaaan puting
susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.
2. Pengosongan payudara yang tidak sempurna (Dalam masa laktasi, terjadi
peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya berlebihan. Apabila
bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, dan payudara tidak dikosongkan,
maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak
dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI.
3. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (Pada masa laktasi, bila Ibu tidak
menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka
akan menimbulkan bendungan ASI).
4. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar (Teknik yang salah dalam
  

menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan


rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya
dan terjadi bendungan ASI).

C.- Tanda dan gejala bendungan ASI


1.    Payudara panas serta keras pada saat perabaan dan nyeri.
2.    Puting susu bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusu.
3.    Pengeluaran ASI kadang terhalang oleh duktus laktiferus menyempit.
4.    Payudara bengkak, keras, panas.
5.    Nyeri bila ditekan.
6. Suhu tubuh sampai 38ºC

-Tanda dan gejala mastitis


1. Payudara bengkak

Bendungan ASI
Kelompok 3 Page 4
2. Nyeri pada seluruh payudara atau lokal
3. Kemerahan pada seluruh payudara atau lokal
4. Payudara keras dan berbenjol-benjol
5. Badan panas dan sering pusing

D. Patofisiologi
Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun
dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi prolaktin waktu
hamil, dan sangat di pengaruhi oleh estrogen tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi
sekresi prolaktin oleh hipofisis.
Hormon ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar payudara terisi dengan
ASI, tetapi untuk mengeluarkan dibutuhkan refleks yang menyebabkan kontraksi sel-
sel mioepitel yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut.
Refleks ini timbul bila bayi menyusu. Apabila bayi tidak menyusu dengan baik,
atau jika tidak dikosongkan dengan sempurna, maka terjadi bendungan ASI.
Gejala yang biasa terjadi pada bendungan ASI antara lain payudara penuh
terasa panas, berat dan keras, terlihat mengkilat meski tidak kemerahan. ASI
biasanya mengalir tidak lancar, namun ada pula payudara yang terbendung
membesar, membengkak dan sangat nyeri, puting susu teregang menjadi rata.
ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap
ASI. Ibu kadang-kadang menjadi demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24 jam
(wiknjosastro,2005)

E. Pencegahan
Upaya pencegahan untuk bendungan ASI adalah :
1. Menyusui dini, susui bayi sesegera mungkin (setelah 30 menit) setelah dilahirkan
2. Susui bayi tanpa jadwal atau ondemand
3. Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi melebihi kebutuhan bayi
4. Perawatan payudara pasca persalinan
5.  Menyangga payudara dengan BH yang menyokong.

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk ibu yang menyusui:

Bendungan ASI
Kelompok 3 Page 5
1. Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulai dari luar kemudian
perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hati pada area
yang mengeras.
2.  Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi
dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan
menyusui dengan penuh semangat.
3.  Lanjutkan dengan mengeluarkan ASI dari payudara setiap kali selesai menyusui.
4.  Kompres dingin pada payudara di antara waktu menyusui.
5.   Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
6. Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.

Penataksanaan bagi ibu  yang tidak menyusui :


1.  Sangga payudara dengan bra yang menyongkong
2. Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres
dingin sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri.  
3. Berikan Paracetamol 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan
panas.
5.  Pompa dan kosongkan payudara.

Bendungan ASI
Kelompok 3 Page 6
BAB III TINJAUAN KASUS

Ny. S umur 20 tahun datang ke BPM Devi Widiaminto pada tanggal 27 Mei
2013 pukul 17.00 WIB diantar oleh suami dengan keluhan payudara bengkak, keras
dan ASI keluar sedikit sejak 2 hari yang lalu.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PATOLOGI

NY.S P1A0AH1 POST PARTUM 3 HARI

DI BPM DEVI WIDIAMINTO

A.PENGKAJIAN

Tanggal 27 Mei 2013 Jam: 17 WIB


1. Identitas

Nama : Ny. S                                    Nama Suami : Tn.T

Umur : 20 tahun                               Umur                : 24 tahun

Agama : Islam                                    Agama : Islam

Pendidikan : SD                                      Pendidikan        : SMP

Suku : jawa                                    Suku : Jawa

Pekerjaan     : petani                                   Pekerjaan         : Dagang

Alamat           : Ngemplak                            Alamat             : Ngemplak

2. Alasan kunjungan

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kondisinya 3 hari setelah melahirkan

3. Keluhan utama

Bendungan ASI
Kelompok 3 Page 7
Ibu mengatakan payudaranya bengkak, keras, ASI keluar sedikit sejak 2 hari
yang lalu.

4. Riwayat Kesehatan

Ibu mengatakan ibu dan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit yang
menular dan menurun seperti jantung, TBC, Diabetes Melitus, kanker payudara,
ginjal, hepatitis, hipertensi, dan HIV/AIDS.

Kehamil Tangga JK BB / Umur Jenis Penolong Komplika ASI


an Ke- l Lahir PB Kehamilan Persalina / Tempat si
Pertama 24 Mei Laki- 3000 gr 9 Bulan Normal Bidan / Tidak IMD
2013 laki / 50 cm BPS Ada

6. Riwayat Persalinan

7. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB.
8. Menyusui
Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya dengan benar tetapi ASI
keluar sedikit.
9. Pola Kebiasaan Sehari – hari
a. Pola Nutrisi
- Makan
Ibu mengatakan makan 2 – 3 kali sehari dengan menu nasi sayur dan
lauk
- Minum
Ibu mengatkan minum 5 – 6 gelas sehari seperti air putih dan teh manis.
b. Personal Hygine
- Ibu mengatakan mandi, gosok gigi, ganti celana dalam dan pakaian 2
kali sehari.
- Ibu mengatakan keramas 2 kali dalam seminggu
c. Pola Eliminasi
- BAK

Bendungan ASI
Kelompok 3 Page 8
Ibu mengatakan BAK 3 – 4 kali sehari
- BAB
Ibu mengatakan sudah BAB.

d. Aktivitas Sehari – hari


Ibu mengatakan sudah beraktivitas sebagai ibu rumah tangga dan merawat
bayinya.
10. Data Psikososial
a. Ibu mengatakan ini merupakan anak yang selalu di harapkan
b. Ibu mengatakan keluarga dan suami mendukung dengan kelahiran bayinya.
11. Data Pengetahuan Ibu
a) Ibu mengatakan belum mengetahui cara perawatan payudara.
b) Ibu mengatakan belum memahami sepenuhnya tentang cara menyusui yang
benar.

Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan : 53 kg
Tinggi Badan : 158 cm
Tanda-tanda vital
  Tekanan darah        : 110/70 mmHg
Nadi : 90 x/m
Suhu : 38 ºC
Respirasi : 23 x/m
Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bentuk : Mesosepal
Rambut : Bersih, dan mudah rontok
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Bersih, tidak ada polip dan sekret
Mulut : Bersih, tidak ada karies gigi dan stomatitis
Telinga : Bersih dan tidak ada serumen

Bendungan ASI
Kelompok 3 Page 9
b. Leher : Mobilitas gerak baik, tidak ada pembesaran kelenjar limfe,
tyroid dan vena jugularis.
c. Dada
Inspeksi : Tidak ada benjolan abnormal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : Sonor
d. Payudara
Inspeksi : Payudara bengkak, puting susu tidak lecet dan payudara
tampak tegang.
Palpasi : Nyeri, keras dan ASI keluar sedikit
e. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi
Palpasi : Kontraksi baik, TFU 2 jari di bawah pusat
f. Ekstremitas : Odema : Tidak ada
Atas dan bawah Varises : Tidak ada
g. Genetalia
Inspeksi : Bersih, tidak ada tanda infeksi, Jahitan perinium baik, lokhea
Rubra

Pemeriksaan Penunjang : Tidak di lakukan

II. INTEPRETASI DATA DASAR

Tanggal : 27 Mei 2013 Jam : 17.10 WIB

Diagnosa Kebidanan

Ny. S P1A0AH1 Post partum 3 hari dengan Bendungan Asi

Data Dasar

Data Subjektif

Ibu mengatakan payudara terasa bengkak, keras, dan ASI keluar sedikit.

Bendungan ASI
Kelompok 3 Page 10
Data Objektif

Tanda tanda Vital

Tekanan Darah : 110/70 mmhg

Nadi : 90 x /m

Suhu : 38ºC

Respirasi : 23 x/m

Payudara bengkak, keras dan ASI keluar sedikit dan payudara tampak tegang.

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Mastitis

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

1. Perawatan Payudara.
2. Pemberian Analgetik paracetamol 3x1 bila perlu.
3. Kolaborasi dengan dokter.

V. PERENCANAAN

Tanggal: 27 Mei 2013 Jam : 17.15 WIB

1.Beritahu ibu hasil pemeriksaan


2.Beritahu ibu manfaat perawatan payudara post partum
3.Evaluasi ibu cara menyusui yang benar
4. Ajarkan cara perawatan payudara pada ibu dan cara mengurangi rasa
nyeri pada payudara.
5. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya secara on demand,
anjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan anjurkan ibu minum
yang banyak.
6. Beritahu ibu kunjungan rumah 3 hari.

Bendungan ASI
Kelompok 3 Page 11
VI. IMPLEMENTASI

Tanggal : 27 Mei 2013 Jam : 17.17 WIB

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu saat ini mengalami
pembendungan ASI yang menyebabkan payudara ibu penuh, nyeri dan
terasa tegang.
2. Memberitahu ibu manfaat perawatan payudara post partum supaya dapat
memperlancar keluarnya ASI.
3. Mengevaluasi ibu cara menyusui yang benar
4. Mengajarkan pada ibu cara perawatan payudara dengan melakukan
pengurutan payudara dengan baby oil, serta menjelaskan pada ibu bahwa
rasa nyerinya itu dari bendungan ASI pada payudara. Mengajarkan pada ibu
mengurangi rasa nyeri sebelum menyusui dengan mengkompres payudara
nya dengan air hangat, peras ASI secara manual sebelum menyusui dan
membasahi puting susunya sebelum menyusui agar bayi mudah menghisap.
Untuk mengurangi rasa nyeri setelah menyusui lakukan pengompresan
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya secara terus-
menerus (on demand) agar dapat memperlancar proses menyusui,
menganjurkan ibu untuk banyak makan-makanan yang bergizi dan banyak
minum.
6. Memberitahu ibu kunjungan rumah 3 hari.

VII. EVALUASI

1. Ibu mengerti keadaannya saat ini, bahwa ibu sedang mengalami bendungan
ASI. TTV : TD 110/70 mmHg, Suhu 38 ºC, Nadi 90x/m, Respirasi 23 x/m.
2. Ibu mengerti penjelasan yang sudah diberikan.
3. ibu sudah mengerti tentang cara menyusui yang benar.
4. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan
5. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara terus menerus, makan-
makanan yang bergizi dan banyak minum.
5. Ibu bersedia untuk kunjungan rumah 3 hari.

Bendungan ASI
Kelompok 3 Page 12
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono, 2005 ilmu kebidanan, jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Program Manajemen laktasi, 2004. Buku bacaan Manajemen Laktasi, Jakarta

Ari Sulistyawati, 2009 Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas, Yogyakarta C.V
Andi Offset

Prawiroharjo, sarwono, 2002 Buku panduan Praktis pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka.

http://www.menyusui.net/problem-menyusui/bila-payudara-bengkak-saat menyusui /
kurniasih, D. 2008. Bila payudara bengkak saat menyusui. Di unduh 10 november
20011 – 07.33 PM.

A. Retno Murti S, 2011 Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta, Salemba

Bendungan ASI
Kelompok 3 Page 13
Pertanyaan
1. Kenapa anda melakukan kolaborasi dengan dokter padahal ibu belum
mengalami infeksi (pamela ayu putri M)
2. Bagaimana mengeluarkan ASI pada kasus yang diambil,sedangkan pada
palpasi payudara terdapat nyeri? Tolong jelaskan (siti rokanah)
3. Apa yang akan terjadi bila bendungan ASI tersebut tidak segera ditangani(ivo
rizky H)
4. Bagaimana cara ibu menyusui bayinya sementara ibu mengalami bendungan
ASI (fransiska nau)
5. Mengoreksi kasus nntuk menambahkan kembali cara menyusui yang
benar(mia dwi A)
6. Apa kegunaan diberikan paracetamol? (tusi minasari)
7. Apa yang anda lakukan jika mendapatkan pasien dengan masalah
bendungan ASI?(siti aisyah)
8. Jika ada ibu bekerja yang jarang menyusui , apa yang akan kita lakukan?
(angelina susiana)
9. Apabila terjadi bendungan ASI, apakah ibu masih tetap memberikan ASInya?
(eka eriani)
10. Apa yang terjadi apabila bendungan ASI tersebut tidak segera ditangani?
(diah puji astuti).

Jawaban
1. Menjawab pertanyaan dari diah puji astuti dan ivo rizky : jadi apabila
bendungan ASI tidak segera ditangani maka bisa menyebabkan terjadinya
mastitis.
2. Menjawab pertanyaan dari pamela ayu : mengapa kita melakukan
kolaborasi,jadi sebenarnya pada kasus bendungan ASI ini kan kita lakukan
evaluasi 3 hari,dan setelah evaluasi 3 hari ternyata bendungan ASI ibu
belum sembuh dan terjadi infeksi dan juga menunjukan adanya tanda-
tanda mastitis,sehingga dengan alasan ini kita melakukan kolaborasi.
3. Menjawab pertanyaan dari siti rokanah dan fransiska nau: jadi cara
mengeluarkan ASI ataupun menyusui pada ibu yang sedang mengalami
bendungan ASI yaitu sebelum menyusui, payudara dikompres dengan air

Bendungan ASI
Kelompok 3 Page 14
hangat terlebih dahulu supaya rasa nyerinya berkurang dan ASInya bisa
lancar,dan harus diketahui bahwa ibu yang mengalami bendungan ASI
justru harus menyusui.
4. Menjawab pertanyaan tusi minasari: jadi kegunaan diberikan paracetamol
adalah untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan suhu tubuh ibu.
5. Menjawab pertanyaan dari siti aisyah: jadi apabila ada pasien datang
dengan bendungan ASI yang harus kita lakukan adalah pertama kita harus
mengidentifikasi penyebab bendungan ASI tersebut, kemudian kita berikan
konseling seperti perawatan payudara.
6. Menjawab pertanyaan angelina susana: apabila ada pasien seorang ibu
yang jarang menyusui karena bekerja maka kita harus berikan konseling
bahwasanya seorang ibu yang bekerja itu masih bisa untuk menyusui.
7. Menjawab pertanyaan dari eka eriani: apabila seorang ibu yang sedang
mengalami bendungan ASI ibu masih bisa menyusui bahkan diharuskan
untuk menyusui,karena bendungan ASI tersebut bisa terjadi disebabkan
oleh pengeluaran ASI yang tidak lancar sedangkan produksi ASI
meningkat,jadi apabila ibu sering menyusui maka akan mengurangi
bendungan ASI tersebut.

Bendungan ASI
Kelompok 3 Page 15

Anda mungkin juga menyukai