Anda di halaman 1dari 11

Strategi Pemasaran Kacang Kedelai di Indonesia

Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Agroindutri

Disusun Oleh :

AnisaNurdiah (240110170002)
Rolieta Swietenia (240110170045)
Siti Julaeha (240110170034)
Theresya Camelyn S (240110170035)
Wita Muliyawati (240110170009)

KELAS A
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Dengan judul “Strategi Pemasaran Kacang Kedelai di
Indonesia” ini dengan sebaik baiknya dan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Agroindustri. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi .Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penyusun bermaksud mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi referensi untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mohon maaf bila ada penulisan kata atau tata bahasa yang masih salah dan kurang
berkenan. Saran, tanggapan, dan kritik anda yang membangun sangat penulis harapkan guna
menyempurnakan makalah ini.

Penulis

Jatinangor, Desember 2017

9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................3

1.1Latar Belakang....................................................................................................................3

1.2Rumusan Masalah...............................................................................................................3

1.3Tujuan..................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................4

2.1 Kondisi Geografis Indonesia....................................................................................................4

2.2 Konsumsi dan Produksi Kedelai di Indonesia..........................................................................4

2.3Penyebab Kebutuhan Kedelai Masyarakat Tidak Terpenuhi....................................................5

2.4 Perkembangan Produksi Kedelai di Indonesia.........................................................................5

2.5 Strategi Pemasaran Kacang Kedelai di Indonesia....................................................................6

BAB III PENUTUP....................................................................................................................18

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................................8

3.2 Saran.........................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA 9

9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedelai merupakan jenis kacang kacangan musiman yang dapat tumbuh di daerah yang
ketinggiannya 900 diatas permukaan laut (DPL), pada suhu 25°C-27°C, kelembaban udara 65%,
penyinaran matahrai 12Jam/Hari atau 10 jam/hari dan curah hujan 100-200 mm/bulan.
Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) I Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 998.870 ton
biji kering kedelai. Angka ini tercatat meningkat sekitar 43.870 ton biji kering kedelai atau setara
4,5% dari produksi kedelai 2014 yang hanya sebanyak 955.000 ton biji kering.
Pada umumnya masyarakat Indonesia mengkonsumsi kedelai sebanyak 2,54 juta ton biji
kering kedelai yang terdiri dari konsumsi langsung penduduk sebesar 2 juta ton biji kering
kedelai, pakan ternak sebesar 3.000 ton biji kering kedelai, benih sebesar 39.000 ton biji kering
kedelai, industri non makanan sebesar 446.000 ton biji kering kedelai, dan susu sebesar 49.000
ton biji kering kedelai. Dengan produksi mencapai hanya menjadi 998.000 ton biji kering
kedelai, maka produksi kedelai defisit sekitar 1,54 juta ton biji kering kedelai.
Pada dasarnya poduksi kedelai di indonesia terus meningkat namun kebutuhan
masyarakatnya belum terpenuhi, oleh sebab itu perlu adanya starategi yang di lakukan untuk
meningkatkan produksikedelai di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kondisi geografis kedelai di Indonesia?
2. Berapa konsumsi kedelai masyarakat Indonesia?
3. Mengapa kenaikan produksi kedelai tidak memenuhi kebutuhan masyarakat indonesia?
4. Bagaimana Perkembangan produksi kedelai di Indonesia?
5. Apa strategi pemasaran yang diterapkan oleh para produsen kedelai di Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui kondisi kedelai di Indonesia
2. Mengetahu jumlah konsumsi kedelai masyarakat Indonesia
3. Mengetahui penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan kedelai di Indonesia
4. Mengetahui perkembangan produksi kedelai di Indonesia
5. Mengetahui strategi pemasaran kacang kedelai di Indonesia

9
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Geografis Indonesia


Kedelai merupakan tanaman semusim yang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik
di dataran rendah sampai ketinggian 900 meter di atas permukaan laut (dpl). Kedelai biasanya
diusahakan orang pada lahan sawah, lahan kering/tegalan dan lahan pasang surut. Di sentra
penanaman kedelai di Indonesia pada umumnya kondisi iklim yang paling cocok adalah daerah-
daerah yang mempunyai suhu antara 25o C – 27o C, Kelembaban udara (rH) rata-rata 65 %,
penyinaran matahari 12 jam/hari atau minimal 10 jam/hari, dan curah hujan paling optimum
antara 100 – 200 mm/bulan. Tanaman kedelai mempunyai daya adaptasi yang luas terhadap
berbagai jenis tanah. Berdasarkan kesesuaian jenis tanah untuk pertanian, maka tanaman kedelai
cocok ditanam pada jenis tanah Aluvial, Regosol, Grumosol, Latosol dan Andasol. Namun hal
yang penting diperhatikan dalam pemilihan lokasi atau lahan untuk penanaman kedelai adalah
tataair (drainase) dan tataudara (aerasi) tanahnya baik, bebas dari kandungan atau wabah
nematoda, reaksi tanah (pH) 5,0 – 7,0. Pada tanah yang asam (di bawah pH 5,0) perlu dilakukan
pengapuran (liming) dengan kapur pertanian (Rukmana dan Yuniarsih, 1996). Kedelai dipanen
saat umur panennya sudah optimal (masak fisiologis) agar diperoleh mutu hasil dan produksi
yang tinggi. Umur panen kedelai antara 71-90 hari, tergantung varietasnya. Selain itu perlu
diperhatikan sosok tanamannya. Kedelai yang siap panen memiliki indikator, antara lain : polong
mengalami perubahan warna dari hijau menjadi kecoklatan atau jika 95% polong berubah warna,
batang dan daun telah kering, dan kadar air sekitar 15-18% Kandungan gizi dalam kedelai
mempunyai khasiat sebagai obat beberapa jenis penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kedelai berkhasiat sebagai pencegah kanker dan jantung koroner.

2.2 Konsumsi dan Produksi Kedelai di Indonesia


Kedelai dijuluki sebagai Gold from the Soil, atau World's Miracle mengingat kualitas
protein tinggi, seimbang dan lengkap. Konsumsi kedelai di Indonesia dipastikan akan terus
meningkat setiap tahunnya mengingat beberapa pertimbangan seperti bertambahnya populasi
penduduk, peningkatan pendapatan per kapita, kesadaran masyarakat akan gizi makanan. Namun
produksi kedelai belum mencukupi kebutuhan lokal, sehingga pada 5 tahun terakhir impor rata-
rata mencapai 80 persen per tahun (FAO, 2013), walaupun demikian, dalam rencana strategis
pengembagan pertanian, Indonesia memiliki tujuan mencapai swasembada kedelai tahun 2020.
Permasalahan utama adalah produksi kedelai nasional lebih rendah daripada kebutuhan dalam
negeri, sehingga selalu mengalami defisit. Untuk itu, dilakukan analisis produksi dan konsumsi
kedelai nasional yang bertujuan menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi produksi
dan konsumsi kedelai nasional, bagaimana proyeksi produksi dan konsumsi kedelai nasional di
tahun yang akan datang, serta bagaimana alternatif simulasi yang dapat dilakukan guna
meningkatkan produksi kedelai nasional. Hasil analisis simultan menyimpulkan bahwa produksi
kedelai nasional (PKN) dipengaruhi oleh luas area (LATKN) dan produktivitas (PRKN), dimana
perubahan LATKN dan PRKN resposif terhadap LATKNt- 1 dan PRKNt-1. Sedangkan
perubahan konsumsi (KKN) responsive terhadap penawaran (SKN), dimana SKN
mempengaruhi harga nasional (HKN), begitupun harga impor (HKI) terintegrasi oleh HKN,
sehingga perubahan harga impor mempengaruhi volume impor (KIK), kesesuaian model bagus
(fit) berada dalam kisaran 75 – 98 persen. Hasil peramalan tahun 2013 – 2020 menghasilkan
rata-rata pertumbuhan produksi sebesar 1.2 jutaan ton atau sekitar 6.8 persen per tahun dan
konsumsi sebesar 2.8 jutaan ton atau sekitar 2.1 persen per tahun, namun demikian, defisit rata-
rata mengalami penurunan rata-rata sekitar 0.98 persen atau 1.4 jutaan ton per tahun. Analisis
simulasi kebijakan bertujuan menganalisis strategi untuk meningkatkan produksi kedelai
nasional pada periode 2013 – 2020 sesuai hasil peramalan, dimana simulasi tersebut diantaranya
meningkatkan LATKN 7 persen, HKI 100 persen dan HKN 50 persen. Berdasarkan hasil
penelitian, disarankan agar penerapan pembelian harga petani spesifik lokasi, penetapan tarif
9
impor kembali sesuai aturan WTO, kontribusi agribisnis misalnya diversifikasi produk, serta
pemotongan jalur tataniaga yang lebih efisien dan efektif dari produsen ke konsumen.

2.3 Penyebab Kebutuhan Kedelai Masyarakat Tidak Terpenuhi


Indonesia adalah salah satu Negara yang kaya akan ssumber daya alam. Ini terbukti
dengan keadaan tana di Indonesia yang sangat subur hingga mendapatkan perumpamaan jika biji
yang jatuh tak sengajapun akan tumbuh sumbur di Negara ini dengan sendirinya. Dengan sumber
daya alam yang melimpah, tek heran jika Indonesia memiliki peran penting sebagai produsen
bahan pangan dimata dunia. Indonesia hamper memiliki segala jenis pangan salah satunya
pertanian. Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam bidang ertanian yang dapat dilihat
pada perkembangan kelapa sawit, kopi, the dan masih banyak lagi. Namun, meskipun Indonesia
menduduki posisi keiga sebagai Negara penghasil pangan di dunia, hamper setiap tahun
Indonesia menghadapi masalah yang serupa yaitu mengimpor bahan pangan dari Negara lain
penyebabnya antara lain :
1. Adanya krisis kedelai ditengarai karena petani enggan menanam kedelai karena
produktivitasnya rendah dan kalah bersaing dengan kedelai impor. Akibatnya petani
tidak mau menerapkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas.
2. Ketidakseimbangan atntara jumlah produksi dan konsumsi
3. Areal pertanian semakin sempit
4. Kedelai luar negeri lebih baik kualitasnya
5. Semakin sedikitnya petani kedelai karena harga di pasaran yang di tawarkan rendah
sedangkan unruk biaya pertanian cukup mengeluarkan modal yang lumayan.

2.4 Perkembangan Produksi Kedelai di Indonesia

Selama periode 1970 -2005, areal panen kedelai di Indonesia berfluktuasi, yaitu meningkat
dari sekitar 0,69 juta ha pada tahun 1970 menjadi sekitar 1,33 juta ha pada tahun 1990 dan
mencapai puncaknya pada tahun 1992 yaitu 1,66 juta ha, kemudian terus menurun menjadi 0,82
juta ha pada tahun 2000, dan 0,62 juta ha tahun 2004.
Penurunan areal panen mulai tajam dalam dekade 1990-2000, dengan laju pertumbuhan –
4,69%, dan lebih tajam lagi dalam periode 2000-2004, yaitu –9,02% per tahun. Pertumbuhan
areal panen yang negatif ini merupakan ancaman bagi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan
konsumsi kedelai dalam negeri.
Produktivitas kedelai perlahan meningkat, yaitu dari 0,72 t/ha pada tahun 1970 menjadi
sekitar 1,11 t/ha pada tahun 1990 dan 1,23 t/ha pada tahun 2000, serta sekitar 1,28 t/ha pada
tahun 2004. Dengan kata lain, produktivitas kedelai meningkat rata-rata 1,70% per tahun
selama periode 1970-2004. Selama periode 1990- 2004, pertumbuhan produktivitas kedelai
sudah menurun namun tetap positif, yaitu sekitar 1,01% per tahun. Peningkatan produktivitas
merupakan cerminan adanya kemajuan teknologi budidaya kedelai. Namun demikian,
pertumbuhan produktivitas masih jauh di bawah laju penurunan areal panen, sehingga produksi
kedelai masih menurun tajam selama sekitar 15 tahun terakhir. Secara lebih rinci,
perkembangan areal dan produksi kedelai disajikan pada Tabel 1.
Selama periode 1970-1992, produksi kedelai nasional masih tumbuh meyakinkan, yaitu dari
sekitar 0,50 juta ton pada tahun 1970 menjadi sekitar 0,65 juta ton dan 1,49 juta ton berturut-
turut pada tahun 1980 dan 1990, serta mencapai puncaknya pada tahun 1992 dengan produksi
1,87 juta ton. Tingginya pertumbuhan ini sebagian besar disebabkan oleh pertumbuhan areal
panen, dan sebagian lagi karena perkembangan teknologi. Pertumbuhan areal panen yang cukup
nyata merupakan hasil dari berbagai program peningkatan produksi menuju swasembada
kedelai selama Pelita IV (1984-1988) dan Pelita V (1989-1993). Program-program tersebut
antara lain: Insus Kedelai, Inmum Kedelai, dan Opsus Kedelai, termasuk pengembangan
kedelai di lahan marginal (Sihombing 1995, Manwan dan Sumarno 1996).
Selanjutnya sejak 1992, produksi kedelai menurun tajam seiring dengan penurunan areal
panen, yaitu menjadi 0,82 juta ton pada tahun 2000 dan 0,81 juta ton pada tahun 2005. Dengan
9
demikian, pertumbuhan produksi selama 15 tahun terakhir adalah masing-masing –3,72% per
tahun.

2.5 Strategi Pemasaran Kacang Kedelai di Indonesia


Melalui analisis SWOT kita dapat mengetahui strategi pemasaran kacang kedelai di
Indonesia.

2.5.1 Strengths

Indonesia merupakan wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang
melimpah. Sehingga menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara agraris, Faktanya adalah
bahwa sebagian besar mata pencarian penduduk Indonesia berasal dari sektor pertanian dan
menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu pilar besar perekonomian Indonesia, itulah
mengapa negara kita disebut sebagai negara agraris. Karena memang memiliki wilayah yang
sangat potensial untuk mengembangkan usaha di sektor pertanian.

Salah satunya adalah bahwa Indonesia terletak di garis khatulistiwa dan merupakan salah
satu negara yang berada di wilayah tropis, oleh sebab itulah Indonesia memiliki potensi
pertanian yang sangat baik dengan didukung kelimpahan sumber daya alam dan kondisi
lingkungan Indonesia yang mendukung pertanian tropika. Sektor pertanian mempunyai peranan
strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Pertanian merupakan sektor yang
memiliki peranan signifikan bagi perekonomian Indonesia. Sektor pertanian menyerap 35.9%
dari total angkatan kerja di Indonesia dan menyumbang 14.7% bagi GNP Indonesia (BPS, 2012).
Fakta-fakta tersebut menguatkan pertanian sebagai megasektor yang sangat vital bagi
perekonomian Indonesia. Lahan yang subur juga merupakan modal yang sangat potensial untuk
menjadikan pertanian Indonesia sebagai sumber penghasilan masyarakatnya dan juga penopang
perekonomian bangsa.

2.5.2 Weaknesses
Indonesia memang menjadi Negara subur dan kaya akan sumber daya, tetapi untuk
komoditas kedelai antara kontur tanah dengan penanaman kedelai tidak sesuai sehingga kedelai
di Indonesia cukup sulit tumbuh. Jikapun tumbuh maka tidak akan optimal seperti kedelai di
Amerika. Petani kedelai dalam negeripun banyak yang mengeluh lantaran perawatan penanaman
kedelai dengan hasil pasaran yang di dapat sangatlah kecil.

2.5.3 Opportunities
Dengan kondisi tanah yang subur, kaya akan sumber daya, Indonesia sebenarnya mampu
untuk menjadi Negara dengan raja pertanian tak terkucuali kedelai. Hanya saja perlu
perbedayaan Sumber Daya Manusi (SDM) atau petaninya perlu di tingkatkan serta perlu
sosialisasi selain itu perlu adanya pengembangan teknologi untuk memudahkan pertnian.

2.5.4 Threats
Amerika Serikat merupakan negara penghasil kedelai terbesar di dunia, negara ini
menyumbang 34 persen dari produksi kedelai dunia. sekitar 34,4 juta hektar yang dikhususkan
untuk penanaman kedelai di Amerika Serikat. Kentucky, Minnesota, Ohio, Pennsylvania, dan
Wisconsin adalah negara bagian dengan perkebunan kedelai terbesar di sana, sekitar 108 juta
metrik ton kedelai mampu dihasilkan setiap tahunnya.
Sedangkan di Indonesia hanya mampu memproduksi 1,3 ton/hektar dan itupun tidak
cukup untuk untuk kebutuhan dalam negeri sebanyak 2 juta ton/hektar.

9
Pemasaran

Seperti telah diungkapkan di atas, bahwa kedelai pada umumnya dikonsumsi dalam bentuk
produk olahan. Oleh karena itu, pemasarannya mulai dari daerah sentra produksi ke industri
pengolahan melalui pedagang pengumpul tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi,
serta bermuara ke konsumen akhir. Selain dari petani, kedelai di pasar domestik juga sebagian
berasal dari impor. Kedelai impor umumnya dibeli oleh koperasi pengrajin tahu dan tempe
(KOPTI), untuk selanjutnya dipasarkan ke pengerajin tahu dan tempe. Adapun secara umum
rantai pemasaran kedelai adalah seperti disajikan pada Gambar 1 (Damardjati et al. 2005).

Kedelai di tingkat petani dibeli oleh pedagang pengumpul (desa, kecamatan, kabupaten)
yang kemudian dijual ke pedagang grosir (kabupaten atau provinsi), selanjutnya ke pengecer
dan pengolah. Dalam pemasaran kedelai, petani umumnya berada dalam posisi tawar yang
lemah, sehingga harga kedelai di tingkat petani lebih banyak ditentukan oleh pedagang. Oleh
karena itu, harga riil di tingkat produsen (petani) cenderung terus menurun.

Daya Saing Usahatani

Secara finansial usahatani kedelai di Indonesia masih menguntungkan (Ditjentan 2004).


Namun jika dibandingkan dengan komoditas palawija yang lain secara komparatif, daya saing
kedelai paling lemah.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kedelai merupakan tanaman semusim yang dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai ketinggian 900 meter
di atas permukaan laut (dpl). Namun tanaman ini tidak cocok tumbuh di
indonesia karena kontur tanah di Indonesia tidak sesuai.
Meskipunindonesia merupakan Negara yang subur dan kaya akan sumber
daya namun Indonesia tidak mampu mencapai swasembada kedelai selain
dari fakor manusia kendala ini ada juga karena factor mesin dan lahan
yang terbatas, sehingga kebutuhan konsumsi kedelai di Indonesia harus
mengimpor dari luarnegeri. Amerika menjadi Negara adidaya sekaligus
Negara dengan produksi kedelai di dunia sehingga akan sulit bagi
Indonesia untuk besaing di kancah internasioanal. Namun peluang
Indonesia untuk menjadi Negara dengan julukan raja pertanian biasa

9
diraih dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) an
sumberdaya teknologinya.

3.2 Saran
Untuk menjadikan Indonesia mampu memproduksi kacang kedelai
caranya adalah dengan memperbaiki sumber daya manusia dan
memperbaiki teknologinya. Agar ampu bersaing di pasar internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Alrdillah, R. 2014. Sumber :


http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73016 .
Diakses pada 20 Desember 2017

Arzest, Nurul. 2016. Alasan Mengapa Indonesia Mengimpor Kedelai.


Sumber : https://www.scribd.com/document/326245398/Alasan-
Mengapa-Indonesia-Mengimpor-Kedelai Diakses pada 20
Desember 2017.

Ilhamsyah. 2017. Potensi Sektor Pertanian di Indonesia. Sumber :


http://gempitanews.com/detailpost/potensi-sektor-pertanian-
di-indonesia Diakses pada 20 Desember 2017

Lisa. 2015. Sumber :


http://8villages.com/full/petani/article/id/5524da5fa7e0187c
1c5c5060 Diakses pada 20 Desember 2017.

9
Permatasari, R Ghita Intan. 2012. Lahan Indonesia Tak Cocok di Tanami.
Sumber
:https://economy.okezone.com/read/2012/07/26/320/668684/
lahan-indonesia-tak-cocok-ditanami-kedelai Diakses pada 20
Desember 2017.

Anda mungkin juga menyukai