Puji syukur kehadirat Allah SWT. Tanpa karunia-Nya kami tidak akan bisa
menyelesaikan buku ini terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam kita
panjatkan kepada Nabi besar kita, Muhammad SAW beserta para sahabatnya dan
keluarganya.
Buku ini dibuat karena untuk menyelesaikan tugas prokom kami. Buku ini berjudul
“Belajar Vektor Asik” dengan materinya yang disajikan dari beberapa sumber, antara lain
beberapa buku dan internet. Materi – materi yang disajikan juga terbilang singkat guna untuk
mempermudah mempelajarinya. Dan didalam buku ini juga terdapat soal – soal latihan guna
untuk melatih atau mempelancarkan dari isi materi dari buku ini.
Kami menyadari bahwa buku ini masih banyak sekali kekurangannya, untuk itu kami
sangat berharap kritik dan saran dari para pembaca. Dan terima kasih juga kepada pihak –
pihak yang telah membantu membuat buku ini. Dan mudah – mudahan buku ini dapat
memberikan manfaat dalam segala bentuk kegiatan belajar mengajar.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
3
Tujuan Pembelajaran Materi
4
Vektor
A. Vektor sebagai Ruas Garis Berarah
Nama suatu vektor dapat ditulis dengan dua huruf besar dengan tanda panah diatasnya
atau satu huruf kecil dengan tanda panah atau bar di atasnya.
Dalam fisika dikenal dua macam besaran, yaitu besaran skalar dan besaran vektor.
Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Sedangkan besaran vektor
ada besaran yang mempunyai nilai dan arah. Suatu vektor dapat digambarkan dengan ruas
garis berarah. Besar suatu vektor diwakili oleh panjangnya, sedangkan arahnya ditunjukkan
oleh mata panah disalah satu ujungnya.
Q
u̅
Dari gambar diatas, nama vektor tersebut adalah 𝑃𝑄 atau 𝑢. Titik P disebut titik
pangkal dan titik Q disebut titik ujung sekaligus menunjukkan arah.
Vektor terletak pada dua tempat yaitu dibidang datar dan bidang ruang. Vektor yang
terletak di bidang datar disebut vektor di 𝑅2 , sedangkan vektor yang terletak di bidang ruang
disebut vektor di 𝑅3 .
Vektor di 𝑅2 secara Geometri
Penjumlahan Vektor
a. Aturan segitiga b. Aturan jajargenjang
𝑢+𝑣 𝑣
𝑣 𝑢+𝑣
𝑢 𝑢
𝐴𝐵 − 𝐴𝐶 = 𝐶𝐵
𝑢 − 𝑣 = 𝑢 + (−𝑣 )
5
Perkalian Skalar m dengan vektor 𝑣
a. 𝑚 𝑣 searah dengan 𝑣 jika 𝑚 > 0.
b. 𝑚 𝑣 berlawanan arah dengan 𝑣 jika 𝑚 < 0
c. 𝑚 𝑣 vektor nol jika 𝑚 = 0
Sifat perkalian skalar dengan vektor
a. 𝑚 + 𝑛 𝑢 = 𝑚𝑢 + 𝑛𝑢
b.𝑚 𝑢 + 𝑣 = 𝑚𝑢 + 𝑚𝑣
c. 𝑚𝑛 𝑢 = 𝑚(𝑛𝑢)
d. 1𝑢 = 𝑢
Dua vektor 𝑢 dan 𝑣 disebut sama jika keduanya mempunyai panjang dan arah yang
sama.
𝑢
𝑣
𝑤
𝑢 = 𝑣 tetapi 𝑢 ≠ 𝑤 dan 𝑣 ≠ 𝑤
2. Vektor di 𝑅2 secara Aljabar
Vektor 𝑝 adalah vektor posisi P dan dapat dituliskan
sebagai:
𝑥
𝑝 = 𝑂𝑃 = 𝑥, 𝑦 atau 𝑝 = 𝑂𝑃 = 𝑦 atau 𝑝 = 𝑂𝑃 =
𝑥𝑖 + 𝑦𝑗.
Panjang vektor 𝑝 dinyatakan sebagai:
𝑝 = 𝑂𝑃 = 𝑥2 + 𝑦2
Vektor satuan dari 𝑢 ditentukan dengan rumus:
𝑢 𝑢 1 𝑥
𝑒= = 2 2= 2 2 𝑦 .
𝑢 𝑥 +𝑦 𝑥 +𝑦
6
2. Pengurangan vektor
𝑥1 𝑥2 𝑥1 − 𝑥2
𝑢− 𝑣= 𝑦 − 𝑦 = 𝑦 − 𝑦
1 2 1 2
3. Perkalian skalar dengan vektor
𝑥1 𝑘𝑥1
𝑘 .𝑢 = 𝑘 𝑦 =
1 𝑘𝑦 1
4. Dua vektor 𝒖 dan 𝒗 dikatakan sama bila 𝒙𝟏 = 𝒚𝟏 dan 𝒚𝟏 = 𝒚𝟐 .
Vektor di 𝑹𝟑
Vektor 𝑝 adalah vektor posisi P dan dapat
dituliskan sebagai:
𝑥
𝑝 = 𝑂𝑃 = (𝑥, 𝑦, 𝑧) atau 𝑝 = 𝑂𝑃 = 𝑦 atau
𝑧
𝑝 = 𝑂𝑃 = 𝑥𝑖 + 𝑦𝑗 + 𝑧𝑘
Panjang vektor 𝑝 dinyatakan sebagai: 𝑝 =
𝑂𝑃 = 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2
Vektor satuan dari 𝑢 ditentukan dengan rumus:
𝑥
𝑢 𝑢 1
𝑒= 𝑢 = 2 2 2= 2 2 2 𝑦 .
𝑥 +𝑦 +𝑧 𝑥 +𝑦 +𝑧
𝑧
C. Operasi Aljabar pada Vektor di 𝑹𝟑
𝑥1 𝑥2
Misalkan 𝑢 = 𝑦1 , 𝑣 = 𝑦2 , dan 𝑘 skalar.
𝑧1 𝑧2
a. Penjumlahan Vektor
𝑥1 𝑥2 𝑥1 + 𝑥2
𝑢 + 𝑣 = 𝑦1 + 𝑦2 = 𝑦1 + 𝑦2
𝑧1 𝑧2 𝑧1 + 𝑧2
0
1) Unsur identitas dalam operasi penjumlahan vektor di 𝑅3 adalah 0 = 0 yang
0
bersifat: 0 + 𝑢 = 𝑢 + 0 = 𝑢 .
𝑥1 −𝑥1
2) Lawan dari vektor 𝑢 = 𝑦1 adalah vektor −𝑢 = −𝑦1 .
𝑧1 −𝑧1
7
b. Pengurangan vektor
𝑥1 𝑥2 𝑥1 − 𝑥2
𝑢 − 𝑣 = 𝑦1 − 𝑦2 = 𝑦1 − 𝑦2
𝑧1 𝑧2 𝑧1 − 𝑧2
c. Perkalian skalar dengan vektor
𝑥1 𝑘𝑥1
𝑦
𝑘 . 𝑢 = 𝑘 1 = 𝑘𝑦1
𝑧1 𝑘𝑧1
d. Dua vektor 𝒖 dan 𝒗 dikatakan sama bila 𝒙𝟏 = 𝒙𝟐 , 𝒚𝟏 = 𝒚𝟐 , 𝒛𝟏 = 𝒛𝟐 .
Misalkan diketahui titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ) dan 𝑄(𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 ) .
𝑥2 𝑥1 𝑥2 − 𝑥1
Ruas garis berarah 𝑃𝑄 dinyatakan sebagai: 𝑃𝑄 = 𝑂𝑄 − 𝑂𝑃 = 𝑦2 − 𝑦1 = 𝑦2 − 𝑦1
𝑧2 𝑧1 𝑧3 − 𝑧1
Panjang vektor 𝑃𝑄 adalah: 𝑃𝑄 = (𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2 + (𝑧2 − 𝑧1 )2
D. Perbandingan Vektor dan Koordinat
Jika titik P terletak pada ruas garis AB sehingga titik P membagi ruas garis AB
dengan perbandingan m : n, maka diperoleh
hubungan:
𝐴𝑃 ∶ 𝑃𝐵 = 𝑚 ∶ 𝑛 atau 𝐴𝑃 ∶ 𝐴𝐵 = 𝑚 ∶ (𝑚 + 𝑛) .
Tanda – tanda dari m dan n ditentukan
dengan aturan sebagai berikut.
1. Jika titik P terletak di antara ruas garis 𝐴𝐵, maka 𝐴𝑃 dan 𝑃𝐵 searah. Jadi, m dan n berbeda
sama (m dan n keduanya positif atau m dan n keduanya negatif).
2. Jika titik P pada perpanjangan ruas garis 𝐴𝐵, maka 𝐴𝑃 dan 𝑃𝐵 berlawanan arah. Jadi, m
dan n berlawanan tanda (m positif dan n negatif atau m negatif dan n positif).
8
2. Rumus Perbandingan Koordinat
a. Rumus Perbandingan Koordinat Titik di 𝑅2 .
Diketahui titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) dan titik 𝐵(𝑥2 , 𝑦2 ). Jika titik 𝑃(𝑥𝑝 , 𝑦𝑝 )
membagi ruas garis 𝐴𝐵 dengan perbandingan 𝑚 ∶ 𝑛, maka
koordinat titik P ditentukan dengan rumus:
𝑚𝑥 2 + 𝑛𝑥 1 𝑚𝑦 2 + 𝑛𝑦 1
𝑥𝑝 = dan 𝑦𝑝 =
𝑚 +𝑛 𝑚 +𝑛
Jika P merupakan titik tengah 𝐴𝐵 , maka
koordinat titik P ditentukan dengan rumus:
𝑥2+ 𝑥1 𝑦2 + 𝑦1
𝑥𝑝 = dan 𝑦𝑝 =
2 2
9
1. Hasil Kali Skalar Dua Vektor dalam Bentuk
Vektor Kolom
a. Hasil Kali Skalar Dua Vektor di 𝑅2
𝑥1
Jika vektor 𝑎 = 𝑦 dan vektor 𝑏 =
1
𝑥2
𝑦2 , maka hasil kali skalar vektor 𝑎 dan vektor 𝑏
ditentukan dengan rumus:
𝒂 . 𝒃 = 𝒙 𝟏 𝒙 𝟐 + 𝒚 𝟏 𝒚𝟐 .
F. Proyeksi Vektor
1. Proyeksi Vektor 𝒂 pada Vektor 𝒃
𝑂𝐴 adalah wakil dari 𝑎 dan 𝑂𝐵 Wakil dari 𝑏 .Titik C merupakan
proyeksi Titik A pada garis OB.
OC = OA cos = 𝑎 cos (skalar)
a. proyeksi skalar Ortogonal vektor 𝑎 pada Vektor 𝑏 , di
tentukan oleh: 𝑐 = 𝑎 cos .
𝑎 .𝑏 𝑎 .𝒃
Dengan substitusi cos = , maka diperoleh: 𝑐 = .
𝑎 𝑏 𝑏
b.proyeksi vektor orthogonal vektor 𝑎 pada vektor 𝑏 , ditentukan oleh: 𝑐=
𝑐 𝑒 dengan 𝑒 adalah vektor satuan vektor 𝑐 . Oleh karena vektor 𝑐
searah dengan vektor 𝑏, maka vektor satuan dari vektor 𝑐 sama
dengan vektor satuan dari vektor 𝑏 .
𝑎 .𝑏 𝑏
Dengan menyubstitusikan 𝑐 = dan 𝑒 = ke persamaan 𝑐 = 𝑐 𝑒 , diperoleh:
𝑏 𝑏
𝑎 .𝑏 𝑏 𝑎 .𝑏
𝑐= . 𝑐 = .𝑏 .
𝑏 𝑏 𝑏 2
10
2. Proyeksi Vektor 𝒃 pada Vektor 𝒂
𝑂𝐷 = 𝑂𝐵 𝑐𝑜𝑠 = 𝑏 𝑐𝑜𝑠
𝑎 .𝑏
a. Proyeksi skalar orthogonal vektor 𝑏 pada vektor 𝑎 ditentukan oleh: 𝑑 = 𝑎
𝑎 .𝑏
b. Proyeksi vektor orthogonal vektor 𝑏 pada vektor 𝑎 ditentukan oleh: 𝑑 = .𝑎
𝑎 2
4. Diketahui 𝑢 = (𝑎, −2, −1) dan 𝑣 = (𝑎, 𝑎, −1). Jika vektor 𝑢 tegak lurus pada 𝑣 , maka
nilai 𝑎 adalah ...
Diketahui segitiga ABC dengan 𝐴(−2,4,0), 𝐵(3, −2,1), dan 𝐶(−1,5, −3).
9. Tentukan vektor 𝐴𝐵 dan 𝐴𝐶
10. Hitunglah hasil 𝐴𝐵 . 𝐴𝐶
12. Diketahui segitiga ABC dengan 𝐴(−2, −1, −1), 𝐵(−1,4, −2),dan 𝐶(5,0, −3).
Tentukanlah proyeksi vektor orthogonal vektor 𝐴𝐵 pada vektor 𝐴𝐶
11
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Vektor_(spasial)
http://unipa2013.blogspot.com/2013/09/aplikasi-vektor-dalam-kehidupan-sehari.html
Jeroanayam. (2014). Wangsit Pejuang SBMPTN. Serang: Kaskuser Education.
Rosyidah, H. dan Hastuti, P. (2006). Matematika SMA/MA Kelas 3 semester gasal, Jawa
Tengah: KREATIF.
12
BIODATA
Nama saya Rahmat Nopiawan, tempat tanggal lahir saya
Indramayu 20 November 1995. Alamat asal saya Blok Punduan
RT 24 RW 15 Desa Mekarjaya Kecamatan Gantar Kabupaten
Indramayu, karena melanjutkan ke perguruan tinggi jadi Alamat
tinggal sekarang Jalan Kandang Perahu Kelurahan Karya mulya
RT 04 RW 11, saya tinggal dengan teman saya disini untuk
sementara waktu. Riwayat Pendidikan saya yaitu, SD Negeri
Punduan, SMP Negeri Satu Gantar, SMA Negeri Satu Gantar.
13