Anda di halaman 1dari 5

Nama : Annisa Shafa A

NIM : 4301418019

Selesaikan soal-soal berikut.


Petunjuk pengerjaan:
a. Tuliskan jawaban anda langsung pada file ini, setelah selesai klik ‘turn in’ kemudian
‘hand in’. Tanpa perlu mengunggah apapun
b. Apabila diperlukan perhitungan, anda dapat menulisnya terlebih dahulu di kertas
kemudian discan/difoto dan ditempel di file ini sesuai nomernya.

1. Pilih dan kerjakan salah satu soal berikut


a. (20) Bagaimanakah cara mempersiapkan 100 mL larutan asam asetat 0,1 M dari larutan
asam asetat pekat dengan kadar 99,5% (w/w) dan massa jenis 1,05 kg/L?
b. (20) Bagaimana cara membuat larutan standar Fe3+ 100 ppm sebanyak 100 mL dari
FeCl3.6H2O?

Jawab: 

1. Ada di gambar
 

2. (10) Sebutkanlah cara-cara untuk menentukan titik akhir titrasi atau titik ekuivalen suatu
titrasi

Jawab:

Ada beberapa metode yang bisa kita gunakan dalam menentukan titik ekuivalen serta titik akhir
titrasi.

a) Perubahan warna
Perubahan warna ini terjadi jika kita menggunakan indikator larutan pada titrasi asam
basa atau titrasi redoks. indikator yang tentunya disesuaikan dengan jenis zat yang akan
dititrasi dan menyesuaikan dengan pH akhir larutan.
b) Indikator pH
Titik ekuivalen dicapai ketika mol asam dan mol basa yang bereaksi adalah sama dan
reaksi penetralan yang terjadi pada titrasi tersebut telah berlangsung secara sempurna.
Pada reaksi penetralan menghasilkan ph mendekati netral pada saat titik ekuivalen titrasi.
c) Endapan
Ketika kita melakukan titrasi pengendapan, maka reaksi dari titrasi tersebut akan
menghasilkan suatu endapan yang tidak larut dalam larutan yang dapat digunakan dalam
menentukan titik ekuivalen titrasi.
d) Konduktansi
Dalam suatu larutan, ion ion akan sangat berpengaruh dalam sifat konduktivitas larutan
itu sendiri. Ketika kita melakukan titrasi asam basa, pada titik ekuivalen tidak
terdapat ciri ion-ion bebas pada larutan karena mereka mengalami reaksi penetralan.
e) Spektroskopi
Alat ini dapat digunakan dalam menentukan titik ekuivalen titrasi seperti pada titrasi
kompleksometri. Jenis alat yang banyak digunakan yaitu spektroskopi yang
menembakkan sinar UV ataupun sinar tampak dengan panjang gelombang tertentu.

3. (15) Apakah yang terjadi apabila suatu materi dikenai sinar ultraviolet dan
bagaimanakah hal tersebut dapat dijadikan dasar dalam analisis kimia

Jawab:

Suatu materi yang dikenai sinar UV akan dapat memantulkan,membiaskan,menyerap,dan


menghamburkan sinar tersebut.Absorbsi atau penyerapan cahaya oleh suatu materi terjadi karena
transisi tingkat energi elektronik (UV-Vis), tingkat energi vibrasi (IR), tingkat energi rotasi
(gelombang mikro), induksi magnet dengan ekspos inti atau elektron pada medan magnet
(NMR/ESR, Gelombang radio/mikro).Absorbsi pada sinar UV dan sinar tampak akan
menghasilkan eksitasi elektron ikatan. Puncak absorpsi ( max) dapat dihubungkan dengan jenis
ikatan yang ada dalam spesies. Oleh karena itu spektroskopi absorpsi berguna untuk
mengidentifikasikan gugus fungsi dalam suatu molekul dan untuk analisis kuantitatif. Spesies
yang mengabsorpsi dapat melakukan transisi yang meliputi elektron , , n ; elektron d ,f dan
transfer muatan electron.

4. (10) Bagaimana cara membuat larutan KMnO4 0,1 M sebanyak 250 ml?

Jawab:

Langkah pertama dapat menentukan massa KMnO4 yang harus ditimbang :

massa 1000
M= ×
Mr V
massa 1000
0,1 N = ×
158 250

0,1× 158
Massa =
4
= 3,95 gram

Langkah untuk membuat larutan KMnO4 0.1 M :

1. Timbang dengan tepat KMnO4 sebanyak 3,95 gram, masukkan dalam gelas beaker lalu
ditambahkan sedikit aquades hingga larut . Pindahkan dalam labu ukur 250 ml, dan
tambahkan aquadest hingga mencapai tanda batas.. 
2. Panaskan larutan tersebut hingga mendidih selama 15 - 30 menit.
3. Dinginkan pada suhu kamar, kemudian saring dengan krus gooch.
4. Simpan dalam wadah coklat/gelap dan beri label.

5. (10) Sebutkan dan jelaskan mekanisme pemisahan dalam kromatografi

Jawab:

Berdasarkan mekanisme pemisahannya kromatografi terdiri atas :

1. Kromatografi Adsorbsi
Teknik analisis yang didasarkan pada adsorpsi (penyerapan). Adsorpsi ialah gejala timbulnya
konsentrasi zat yang lebih besar pada bidang perbatasan antara dua fasa daripada dalam masing-
masing fasa. Terjadinya pemisahan ialah akibat gaya tarik fasa stasioner (fasa diam) yang kuat
terhadap komponen– komponen yang harus dipisahkan. Gaya tarik yang kuat ini disebabkan oleh
interaksi kimiawi dan atau interaksi Van Der Walls.
2. Kromatografi Partisi
Teknik ini tergantung pada partisi zat padat diantara dua pelarut yang tidak dapat bercampur
salah satu diantaranya bertindak sebagai fasa diam dan yang lainnya sebagai fasa gerak.Teknik
pemisahan pada kromatografi partisi sangat mirip dengan kromatografi absorpsi, perbedaannya
terletak pada sifat dari fase diam. Dimana fase diamnya adalah lapisan zat cair yang disangga
oleh zat padat. Pada keadaan awal dari kromatografi cair (LSC), rasa diamnya dibuat dengan
cara yang sama seperti pendukung pada kromatografi gas (GC). Fasa diam (polar atau nonpolar)
dilapisi pada suatu pendukung inert dan dipak kedalam sebuah kolom. Kemudian fasa gerak
dilewatkan melalui kolom. Bentuk kromatografi partisi ini disebut kromatografi cair cair (LLC).
Untuk memenuhi kebutuhan akan kolom-kolom yang dapat lebih tahan lama, telah
dikembangkan pengepakan fase diam yang berikatan secara kimia dengan pendukung inert.
Bentuk kromatografi partisi ini disebut kromatografi fase terikat (BPC = Bonded Phase
Chromatography). BPC dengan cepat menjadi salah satu bentuk yang paling populer
dari Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Kromatografi partisi (LLC dan BPC), disebut
“fase normal” bila fase diam lebih polar dari fase gerak dan “fase terbalik” bila fase gerak lebih
polar dari pada fase diam.
3. Kromatografi Penukar Ion (IEC)
Teknik analisis yang mampu memisahkan solut anionik dan kationik dalam campuran. Terjadi
proses bolak balik di mana terjadi pertukaran ion antara fase cair dan fase padat (penukar ion)
Prinsip pemisahan adalah pertukaran ion-ion yang dibawa oleh fase gerak dengan ion pada fase
diam. Teknik ini tergantung pada penukaran (adsorpsi) ion-ion di antara fase gerak dan tempat-
tempat berion dari pengepak. Kebanyakan mesin-mesin berasal dari kopolimer divinilbenzen
stiren dimana gugus-gugus fungsinya telah ditambah. Asam sulfonat dan amin kuarterner
merupakan jenis resin pilihan paling baik untuk digunakan Keduanya, fase terikat dan resin telah
digunakan. Teknik ini digunakan secara luas dalam life sciences dan dikenal untuk pemisahan
asam-asam amino. Teknik ini dapat dipakai untuk keduanya kation dan anion.
4. Kromatografi Ekslusi Ukuran
Teknik ini unik karena dalam pemisahan didasarkan pada ukuran molekul dari zat padat.
Pengepak adalah suatu gel dengan permukaan berlubang-lubang sangat kecil (porous) yang inert.
Molekul-rnolekul kecil dapat masuk dalarn jaringan dan ditahan dalam fase gerak yang
menggenang (stagnat mobile phase). Molekul- molekul yang lebih besar, tidak dapat masuk
kedalam jaringan dan lewat melalui kolom tanpa ditahan. Kromatografi eksklusi rnernpunyai
banyak nama, yang paling umum disebut permeasi gel (GPC) dan filtrasi gel. Apapun namanya,
mekanismenya tetap sama. Dalam bidang biologi, Sephadex, suatu Cross-linked dextran gel,
telah digunakan secara luas, hanya pengepak keras dan semi keras (polistiren, silika, glass) yang
digunakan dalam KCKT. Dextran gel lunak tidak dapat menahan kinerja diatas 1 atau 2
atmosfer. Tenik ini dikembangkan untuk analisis polimer-polimer dan bahan-bahan biologi,
terutama digunakan untuk rnolekul-molekul kecil.
5. Kromatografi Afinitas
adalah teknik dalam kimia analisis yang digunakan untuk memisahkan dan mengikat molekul
biologi dari campuran, didasarkan pada aktifitas dari molekul yang diinginkan pada ligan
pemisah, yang biasanya terdapat pada susbstansi padat dan inert. Dasarnya ialah seperti ikatan
antara gembok dan kunci. Pada kromatografi ini, digunakan fase diam yang mempunyai gugus
tertentu yang reaktif terhadap suatu senyawa yang akan dipisahkan. Biasanya campuran biokimia
yang dipisahkan berdasarkan pada interaksi biologis yang sangat spesifik seperti antara antigen
dan antibodi, enzim dan substrat atau reseptor dan ligan. Pada prinsipnya pemurnian
kromatografi afinitas merupakan pemurnian satu tahap yang merupakan pengikatan spesifik
ligan dengan reseptor

Anda mungkin juga menyukai