Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KEPERAWATAN HIV/AIDS

DUKUNGAN SEBAYA (SUPPORT GROUP PADA ODHA)


PROGRAM ALIH JENIS B22 SEMESTER 3

Fasilitator: Purwaningsih, S.Kp., M.Kes


Disusun Oleh: Kelompok / Kelas AJ-2

1. Maria Theresia Dhiu (131911123008)


2. Elisabeth Kaka (131911123011)
3. Melani Bily (131911123014)
4. Arsyad Setiawan (131911123022)
5. Maria Ambrosia Barek T. (131911123033)
6. Margaretha Rae (131911123045)
7. Zaenal Radiatsa A. (131911123048)
8. Uswatun Khasanah (131911123051)
9. Siti Zulaihah (131911123062)
10. Aulia Yumroatul Jannah (131911123065)
11. Muhammad Firdaus (131911123074)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
1. Latar Belakang

Ketika individu dinyatakan terinfeksi HIV, sebagian besar menunjukan perubahan karakter
psikososial, salah satu diantaranya yaitu depresi karena mereka sering merasa terisolasi,
mengalami rasa malu, mendapatkan stigma dan kecemasan ketika hidup dengan HIV. Hal ini
dikarenakan masih kurangnya dukungan dari kelompok sosial maupun dari keluarga, Masih
adanya stigma yang berkembang di masyarakat membuat mereka yang terinfeksi HIV lebih
tertutup terhadap orang lain, karena bila status penyakitnya diketahui mereka akan dikucilkan
dan dijauhkan sehingga seseorang itu merasa sedih, tidak berdaya, merasa bersalah, menarik diri,
sulit tidur dan hilang nafsu makan. Faktor yang berhubungan dengan depresi salah satunya
adalah dukungan sosial (social support) yang tersedia bagi individu bila berhadapan dengan
stres. Adanya support system yang mendorong semangat mereka, dan menerima mereka dapat
mengurangi munculnya depresi.

Orang dengan HIV/AIDS (Odha) berjuang dengan beberapa masalah psikososial seperti stigma,
kemiskinan, depresi, penyalahgunaan zat, dan keyakinan tertentu yang dapat mempengaruhi
mutu hidup tidak hanya dari aspek kesehatan fisik, namun juga dari sisi pandang kesehatan
mental dan sosial sehingga menyebabkan beberapa masalah dalam beberapa kegiatan dan minat
dari pasien

2. Kelompok dukungan sebaya (KDS)

Kelompok dukungan sebaya atau peer support group merupakan sebuah kelompok yang
bertujuan mensupport setiap anggota kelompok dalam kehidupan keseharian mereka. Dukungan
sebaya meliputi orang yang menghadapi tantangan yang sama misalnyapasien dengan infeksi
tertentu, komunitas tertentu.

Kelompok dukungan sebaya (KDS) adalah suatu kelompok di mana dua atau lebih orang yang
terinfeksi atau terpengaruh langsung oleh HIV berkumpul dan saling mendukung. Anggota KDS
adalah orang dengan HIV/AIDS (Odha) dan orang yang hidup dengan Odha (Ohidha).

3. Tujuan

Tujuan umum dari KDS adalah untuk mencapai mutu hidup yang lebih baik bagi Odha dan
Ohidha. Metode pembentukan KDS sangat beragam. Beberapa KDS terbentuk karena
merupakan inisiasi individu untuk berkelompok namun ada pula yang merupakan inisiasi ketika
bertemu dan mengenali kebutuhan untuk berkelompok di suatu wilayah. KDS melakukan
aktivitas kegiatan di tingkat kabupaten atau kotamadya

Mutu Hidup ODHA

1. memiliki kepercayaan diri,


2. memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS,
3. memiliki akses dan menggunakan layanan dukungan, pengobatan, dan perawatan,
4. tidak menularkan virus ke orang lain, dan
5. melakukan kegiatan positif.

Dengan adanya dukungan teman sebaya, akan membantu odha untuk mencapai mutu hidupnya,
seperti mendapatkan kepercayaan dirinya untuk menerima status positif dan diterima oleh orang
yang ia percaya sehingga odha tidak lagi merasa sendiri. Untuk mencapai kepercayaan diri itu,
odha juga perlu untuk tau tentang penyakitnya tersebut, sehingga ia dapat dengan lapang dada
melaluinya mau mengakses layanan kesehatan setempat untuk konseling, mendapat pengobatan
rutin seperti ARV, juga mendapatkan arahan hidup bersih dan sehat guna mencegah virus
menular pada yang lain. Setelah mencapai kesemuanya, odha dapat terlibat dalam banyak
kegiatan positif lainnya seperti ikut serta dalam mensupport odha lainnya.

Most people living with HIV/AIDS who do not join a peer support group feel very afraid of the
future and are very worried about death, while PLWHA who join a peer support group are not.
Increased quality of life is related to the spiritual level, such as perceptions about the future and
worrying about death. Higher spiritual needs are found in PLWHA with stage IV HIV

Having to take medicine every day is uncomfortable because there will be demands and they will
feel burdened. So, often there will be a feeling of boredom with the routine. When this boredom
arises, the role of the closest people who can strengthen PLWHAis needed. Motivation, support
and even just the presence of others will be very meaningful

Quality of life is an important factor and needs to be considered, especially for the mental health
of PLWHA, and can contribute to the happiness and self-satisfaction of PLWHA and provide
benefits to the family and community. Activities commonly carried out by peer support groups,
such as meetings, studying together, peer assistance, supervision of taking medication,
Community Counseling, Information and Education and fundraising, can also be done to
improve the quality of life of PLWHA directly

4. Peran KDS

Peran dari Dukungan sebaya adalah untuk mencapai mutu hidup yang lebih baik bagi Odha dan
Ohidha. Peran Dukungan sebaya tersebut antara lain :

a. Membantu Odha dan Ohidha agar tidak merasa sendiri dalam menghadapi masalah.

b. Menyediakan kesempatan untuk bertemu orang lain dan berteman.

c. Menolong menjadi lebih percaya diri dan merasa kuat.

d. Berfungsi sebagai wadah untuk melakukan kegiatan.

e. Mempertemukan orang dari berbagai latar belakang yang berbeda, serta menambah
saling pengertian dan toleransi.

f. Saling membantu berbagi sumber daya, ide, dan informasi, misalnya tentang
pengobatan terbaru atau layanan dukungan setempat.

g. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keadaan yang dihadapi anggota


kelompok dengan memberi wajah yang manusiawi pada Odha

h. Memberi suara yang lebih kuat untuk melakukan perubahan (advokasi)

Manfaat KDS menurut Odha yang didukung oleh dukungan sebaya antara lain adalah sebagai
wadah untuk berbagi perasaan (99,5%), wadah untuk mendapatkan pengetahuan tentang
HIV/AIDS (99,8 %), wadah yang membantu untuk ketersediaan layanan pengobatan dan
perawatan serta layanan perubahan perilaku (99,7 %), wadah yang sebaya dan sesama Odha
(99,7%), wadah menjaga kerahasiaan (99,1%), wadah yang memberikan motivasi hidup (99,4
%), dan wadah sebagai keluarga kedua yang aman dan nyaman (99,5 %)
5. Perbedaan adanya KDS dan tidak
Daftar Pustaka
Purwaningsih, et all. Indian Journal of Public Health Research & Development, August 2019,
Vol.10, No. 8. Medication Adherence and Quality of Life among People Living with HIV/AIDS
(PLWHA) Who Joined and Did Not Join a Peer Support Group. Faculty of Nursing, Universitas
Airlangga, Indonesia.

Mardhiati, R & Handayani, S. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas


Muhammadiyah Dr. Hamka Laporan Akhir Penelitian Spiritia Peran Dukungan Sebaya Terhadap
Peningkatan Mutu Hidup ODHA di Indonesia Tahun 2011

Mardhiati, R & Handayani, S. Handayani. Perilaku dan Promosi Kesehatan, Vol. 1, No. 1, April
2018: 44 – 53. Keberlanjutan Peran Dukungan Sebaya di Dalam Sistem Penanggulangan HIV di
Tingkat Provinsi dan Kota/Kabupaten Indonesia. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Prof.Dr. HAMKA (UHAMKA)

Anda mungkin juga menyukai