Anda di halaman 1dari 2

Contoh Kasus

Perawat jaga malam di suatu R. Jamkesmas terdiri dari:

1. Perawat A : Senior sebagai penanggung jawab shiff

2. Perawat B : Midlle

3. Perawat C : Yunior, orientasi 1 bulan

Jam 23.00 ada pasien baru, Tn. K dengan kasus Cirrosis Hepatis. Keadaan umum lemah, perut buncit,
Conjungtivis: anemis, Sklera: icterik, muntah darah. T: 110/70 mmHg. Pasien diterima dan ditempatkan
di ruang kelas III Jamkesmas.

Perawat A menerima pasien, mengkaji, melaporkan dokter dengan kertas kecil atau kertas tidak
terpakai. Kemudian dengan segera perawat tersebut melakukan advice yang diberikan dokter. Ada
pemeriksaan laborat, persiapan obat injeksi anti perdarahan.

Perawat B baru menyiapkan injeksi untuk pasien kelolaannya dan mau menggantikan infus pasien yang
habis.

Perawat A meminta tolong ke perawat C untuk memasang NGT yang direncanakan bilas lambung.
Dengan kemampuan sebagai perawat baru terhadap seniornya, maka disiapkan semua alat yang
diperlukan dan dengan segera perawat baru memasang NGT.

Perawat C memberikan inform concet terhadap keluarga untuk pemasangan selang hidung. Keluarga
menolak, keluarga menganggap hal tersebut menyakiti pasien, sehingga terjadi perdebatan antara
perawat baru dan keluarga. Perawat memaksa keluarga untuk menyetujui dan menandatangani format
yang telah disiapkan, dengan informasi biaya ini masuk jamkesmas dan pasien tidak dikenakan biaya.
Akhirnya keluarga menyetujui karena takut. Tn. K batuk-batuk saat dilakukan tindakan. Tidak lama
kemudian terjadi refleks fageal, akhirnya pasien pun tidak tertolong.

Oleh karena kesibukan, perawat A lupa menyalin tulisan yang ada di kertas dan terbawa dikantong baju,
dan belum sempat menuliskan apa yang dikerjakan serta advis dokter tidak ditulis dicatatan medik.

Kasus diatas merupakan salah satu bentuk kasus pelanggaran hukum atas hak pasien oleh karena
tanggung jawab dan peran yang kurang serta kelalaian perawat dalam satu tim

Penyelesaian masalah

Penyelesaian Masalah Tn.K dan kelalaian perawat diatas, wajib memperhatikan berbagai hal baik dari
segi pasien dan keluarga, maupun perawat secara perorangan. Bila dilihat dari masalah bahwa perawat
memaksa kepada pihak keluarga pasien untuk menyetujui atas pemasangan selang hidung terhadap
pasien. Perawat seniorpun mengkaji pasien dengan menulis di kertas kecil sehingga dapat hilang
seketika. Perawat itupun lupa menyalin tulisannya di buku khusus. Untuk mengatasi hal tersebut,
Perawat seharusnya memberi arahan dengan sikap dan tutur kata yang sopan kepada keluarga pasien
agar keluarga pasien pun membuka hatinya dengan lapang dada mengizinkan pemasangan selang
hidung kepada pasien dan tidak merasa takut lagi akan kesakitan yang diderita oleh pasien tersebut.
Perawat seniorpun harus teliti mengkaji dan melaporkan kepada dokter dengan buku khusus penyakit
yang diderita pasien.

Oleh karena itu, keputusan ada atau tidaknya kelalaian/malpraktek bukanlah penilaian atas hasil akhir
pelayanan praktek keperawatan pada pasien, melainkan penilaian atas sikap dan tindakan yang
dilakukan atau yang tidak dilakukan oleh tenaga medis dibandingkan dengan standar yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai