OLEH KELOMPOK II
Dewi Permata Sari
Dini Islami
Febrio Esa Putra
Gita Anggalia
Lindung Triyuni Oetari
Indri Saputri
Marisa Putrianti
Monalisa Anggraini
Nopi Irhamni
Priska Herlina
Qorry Ramadhania
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan
penulisan dan penyusunan Proposal TAK Stimulasi Persepsi Sensori Halusinasi
sesi 4. Pada penulisan dan penyusunan proposal ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Ns.Emira Apriyeni , M. Kep sebagai pembimbing akademik
Penulisan proposal TAK ini merupakan salah satu tugas yang harus
dipenuhi untuk mencapai kompetensi keperawatan serta diharapkan mampu
menambah pengalaman dan ilmu dalam kelompok.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan pada laporan ini. Untuk itu
diharapkan kritikan dan masukan yang membangun demi kesempurnaan proposal
ini.
Padang, September
2020
Leader
A. LATAR BELAKANG
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sejumlah klien dengan masalah gangguan jiwa. Salah satu masalah
yang dialami klien dengan gangguan jiwa adalah perilaku kekerasan. Perilaku
kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Perilaku kekerasan merupakan perilaku dari hasil marah yang
ekstrim (kemarahan/ ketakutan sebagai respon terhadap perasaan terancam baik
berupa ancaman secara fisik/ konsep diri. Perasaan terancam ini dapat berasal
dari stressor eksternal dan internal. Adapun salah satu penanganan yang bisa
dilakukan untuk mencegah terjadinya perilaku kekerasan adalah dengan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yang bertujuan untuk mengenal
perilaku kekerasan dan mencegah perilaku kekerasan itu terjadi kembali.
B. LANDASAN TEORI
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait
dengan pengalaman dengan kehidupan untuk di diskusikan dalam kelompok.
Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif
penyelesaian masalah. Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
perilaku kekerasan ini dibagi dalam 5 sesi, yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
2. Sesi II : Mencegah perilaku kekerasan secara fisik
3. Sesi III : Mencegah perilaku kekerasan dengan cara interaksi sosial
asertif (cara verbal)
4. Sesi IV : Mencegah perilaku kekerasan dengan cara spiritual
5. Sesi V : Mencegah perilaku kekerasan dengan patuh mengonsumsi
obat
C. TUJUAN
1. Tujuan
Klien dapat melakukan mencegah perilaku kekerasan dengan cara spiritual.
D. KLIEN
1. Kriteria klien
a. Klien yang mengalami resiko perilaku kekerasan yang mulai terkontrol
b. Klien yang mengalami perubahan persepsi.
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria
b. Mengindentifikasi klien yang masuk kriteria
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK meliputi
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok.
E. ANTISIPASI MASALAH
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau
klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
F. PENGORGANISASIAN
1. Hari/Tanggal :
2. Jam :
3. Lama kegiatan : 30 menit
4. Tim Terapis
a) Leader : Febrio Esa Putra S.Kep
Mengkoordinasi seluruh kegiatan
Memimpin jalannya terapi kelompok
Memimpin diskusi
b) Co Leader : Qorry Ramadhania, S. Kep
Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
Membantu memimpin jalannya kegiatan
Menggantikan leader jika terhalang tugas
c) Fasilitator :Dini Islami S.kep, Dewi Permata Sari S. Kep, Lindung Triyuni
Oetary S.kep, Gita Anggalia S.Kep, Indri Saputri S.Kep, Monalisa
Anggraini S.Kep, Nopi Irhamni S.Kep, Priska Herlina S.Kep
Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
Membimbing kelompok selama permainan diskusi
Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
d) Observer : Marisa Putrianti S.Kep
Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat
dan jalannya kegiatan
Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
denga evaluasi kelompok
G. SETTING TEMPAT
KETERANGAN
: Leader
: Co Leader
: Observer
: Fasilitator
: Audience
: Pembimbing Klinik & Akademik
I. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi
sebelumnya
b) Menyiapkan alat dan tempat
2. Orientasi
a) Salam Terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien
- Klien dan terapis memakai papan nama
b) Evaluasi Validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
- Menanyakan bagaimana cara mencegah perilaku kekerasan dengan
cara spiritual
c) Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu, kegiatan ibadah untuk mencegah
perilaku kekerasan.
- Terapis menjelaskan aturan main berikut:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
pada terapis
Lama kegiatan 30 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
Permainan dimulai dengan menghidupkan musik lalu memberikan
bola ke teman yang berada di sebelah kanan sampai musik berhenti
berbunyi dan bagi klien yang mendapatkan bola terakhir, klien
menceritakan isi halusinasi yang di alami.
3. Tahap Kerja
a) Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien
b) Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-masing
klien
c) Menuliskan kegiatan ibadah yang biasa masing-masing klien
d) Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah untuk meredahkan
marah
e) Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah untuk meredakan
kemarahan yang dipilih.
f) Memberikan pujian pada penampilan klien.
Kegiatan ibadah untuk meredakan marah antara lain :
Islam: Istigfar, berwudhu, sholat
Kristen: Doa Bapa kami
Katholik: Doa Bapa kami, Doa Novena
Hindu dan Budha: Meditasi, Yoga
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah
dipelajari
- Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b) Rencana Tindak Lanjut
Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi
sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah jika stimulasi penyebab
perilaku kekerasan terjadi.
Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi sosial yang
asertif, dan kegiatan ibadah secara teratur.
Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien
c) Kontrak yang Akan Datang
- Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu minum obat
teratur
- Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
J. EVALUASI
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
sesi 4, kemampuan klien yang diharapkan adalah perilaku 2 kegiatan ibadah
untuk mencegah kekerasan.
1. Evaluasi Struktur :
a. Kondisi lingkungan tenang, dan memungkinkan klien untuk
berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat ditaman
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana
mestinya.
2. Evaluasi Proses :
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu: Klien dapat
meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam
kelompok secara bertahap.
1. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 4, TAK stimulasi
persepsi: perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan dua cara ibadah.
Anjurkan klien melakukannya secara teratur diruangan (buat jadwal).
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua
kegiatan ibadah pada saat TAK beri tanda (٧) jika klien mampu dan tanda
(-) jika klien tidak mampu.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2000. Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta :
Dirjen Yanmed
Rumah Sakit Jiwa Propinsi Jawa Barat. 2011. Kumpulan materi keperawatan
Jakarta : EGC
EGC
Keliat, Budi Anna. 2007. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta :
EGC