Anda di halaman 1dari 7

PENCEGAHAN KEJAHATAN PASAR MODAL

Firza Annisa
Program Studi Manajemen Keuangan Politeknik Negeri Jakarta

1. Kejahatan Pasar Modal

Perkembangan hukum berkaitan erat dengan perkembangan masyarakat. Menurut mazhab


Jerman, perkembangan hukum akan selalu tertinggal dari perkembangan masyarakat. Perkembangan yang
terjadi di dalam masyarakat, menyebabkan pula perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap hukum.
Kondisi demikian mendorong terjadinya perkembangan di bidang hukum privat maupun hukum publik.
Kegiatan yang pesat di bidang ekonomi misalnya, menurut sebagian masyarakat menyebabkan peraturan
yang ada di bidang perekonomian tidak lagi dapat mengikuti dan mengakomodir kebutuhan hukum di
bidang ini, sehingga dibutuhkan aturan yang baru di bidang hukum ekonomi.
Pasar modal (seringkali disebut dengan bursa efek) merupakan salah satu instrumen ekonomi
yang sangat penting bagi masyarakat dalam hal investasi, sekaligus juga merupakan sumber pembiayaan
bagi perusahan-perusahaan di Indonesia. Pasar modal dapat pula menjadi alat ukur bagi perkembangan
perekonomian di tanah air dan cerminan tingkat kepercayaan investor domestik maupun internasional
terhadap perangkat hukum dan kinerja pemerintah dalam dunia perekonomian.
Sebagai instrumen ekonomi, pasar modal tidak luput dari penyalahgunaan oleh pihak-pihak
tertentu untuk memperkaya dirinya secara melawan hukum. Kejahatan di bidang pasar modal tergolong
rumit dan sulit dibuktikan, apalagi diperkarakan di hadapan pengadilan, mengingat sifat pasar yang sangat
sensitif terhadap fakta materil (pemberitaan terkait jalannya proses peradilan) berupa informasi terkait
pasar modal. Umumnya kejahatan yang terjadi di pasar modal dilakukan secara profesional oleh penjahat
“kerah putih” (white colar criminal), sedemikian sehingga para korbannya tidak sadar telah dirugikan
oleh tindak kejahatan tersebut. Banyak sekali trik bisnis dilakukan di pasar modal, bahkan banyak yang 
menjurus ke tindak pidana, sehingga untuk mencegah kerugian dan ketidak adilan bagi pihak masyarakat
atau bagi pihak tertentu, sektor hukum harus menyediakan perangkatnya yang jelas dan komprehensif.
Para pelaku kejahatan di bidang pasar modal berupaya agar uang hasil kejahatannya
dapat diselamatkan. Salah satu cara adalah melalui mekanisme pencucian uang (money
laundering). Dengan cara tersebut, para pelaku kejahatan berusaha mengubah atau mencuci
sesuatu yang didapat secara ilegal menjadi legal.

1
2. Faktor-faktor Pendorong Kejahatan Pasar Modal
Ada beberapa faktor yang menjadi pendorong maraknya kegiatan pencucian uang di berbagai
Negara di antaranya adalah:
1. Globalisasi
2. Kemajuan teknologi yang sangat cepat terutama kemajuan di bidang teknologi informasi.
Dengan kemajuan tersebut, batas-batas Negara menjadi tidak berarti lagi, dunia menjadi satu
kesatuan tanpa batas.
3. Ketentuan rahasia bank yang sangat ketat dari Negara yang besangkutan.
4. Dimungkinkannya dana di suatu bank dilakukan dengan menggunakan nama samaran atau
tanpa nama (anonym), contohnya yang terjadi di Negara Austria.
5. Munculnya jenis uang baru yang disebut electronic money atau e-commerce melalui internet.
Money laundering yang dilakukan dengan menggunakan jaringan internet yang disebut
dengan cyberspace disebut cyberloundering.
6. Dimungkinkan praktek money laundering dilakukan dengan metode layering (pelapisan).
Dengan cara tersebut, pihak penyimpan dana (nasabah penyimpan atau deposan) di bank
bukanlah pemilik yang sesungguhnya dari dana itu. Deposan hanya bertindak sebagai kuasa
atau pelaksana amanah dari pihak lain yang menugasinya untuk mendepositokan uang itu di
bank.
7. Berlakunya ketentuan hukum berkenaan dengan kerahasian hubungan antara lawyer dan
Kliennya, dan antara akuntan dan kleinnya. Menurut hukum di kebanyakan Negara yang telah
maju, kerahasian hubungan

3. Dampak Kejahatan Pasar Modal


Insider trading adalah salah satu kejahatan yang memiliki dampak sistemik yang
pembuktiannya tergolong sulit dilakukan, keabstrakan dari tindakan nyata yang dilakukan oleh si
pelaku itulah yang menjadikannya sulit untuk dibuktikan, tidak hanya itu dampak yang
ditimbulkannya juga memiliki efek yang luar biasa terhadap transaksi pasar modal di bursa efek,
kondisi pasar modal yang tidak sehat ini amatlah berbahaya karena dapat menimbulkan ketidak
percayaan bagi stakeholder yang secara otomatis akan dapat mempengaruhi iklim investasi di
suatu negara, untuk menjamin hal tersebut maka perlu dilakukan penanganan yang efektif dalam
menindaklanjuti kejahatan insider trading tersebut. Meski demikian, tentu tindak pidana pasar

2
modal itu bisa mengakibatkan kerugian yang luas terhadap para pemilik dana, dan pastinya akan
menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal itu sendiri, yang pada
akhirnya akan berdampak pada perkembangan perekonomian secara makro.

4. Upaya Mengendalikan Kejahatan Pasar Modal


a. Regulator
Mengingat pentingnya peranan pasar modal terhadap perekonomian Indonesia,
diperlukan perangkat hukum yang tegas dan jelas untuk mengaturnya. Saat ini Indonesia
memiliki Undang-undang khusus yang mengatur tentang pasar modal, yaitu UU No. 8
Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Dalam rangka upaya pembinaan, pengaturan, dan
pengawasan pasar modal, dibentuklah Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang
keberadaan, tugas, dan wewenangnya diatur di dalam pasal 3, pasal 4, dan pasal 5 UU
No.8 Tahun 1995. Dengan adanya Bapepam beserta kewenangannya untuk memeriksa,
menyidik, dan menjatuhkan sanksi administratif, diharapkan agar kejahatan yang terjadi
dalam lingkup pasar modal dapat diberantas, atau sekurang-kurangnya dapat dicegah.
Kunci keberhasilan tugas Bapepam tersebut antara lain sejauh mana produk
Bapepam (pembinaan, pengaturan dan pengawasan) mampu memuaskan para
konsumennya, baik internal yaitu antar unit kerja di lingkungan Bapepam maupun
eksternal yaitu pelaku-pelaku Pasar Modal. Dalam upaya memuaskan para
stakeholdernya, maka penting dilakukan penerapan sistem kualitas oleh Bapepam, yang
meliputi perencanaan kualitas, pengendalian kualitas dan peningkatan kualitas.
b. Korporat / Organisasi

The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) secara rutin setiap dua
tahun mengeluarkan Report to The Nation (RTTN) yang merupakan hasil
survei fraud secara global dengan menjadikan anggota ACFE yang
menangani fraud sebagai responden.
RTTN tersebut berisikan occupational fraud yang dapat didefinisikan sebagai
penggunaan fasilitas, kekayaan, jabatan, pengaruh, dan kewenangan dari semua
jajaran organisasi yang terkait dengan pekerjaannya di dalam suatu organisasi yang
memberikan keuntungan personal melalui salah penggunaan atau salah pemakaian
yang dilakukan secara sengaja atas sumber daya atau aset organisasi. Artinya, yang

3
dibahas pada occupational fraud hanyalah berkaitan dengan fraud yang secara umum
terjadi di suatu organisasi di mana organisasi menjadi kendaraan atau sarana oleh
pelaku untuk melakukan fraud (misal korupsi) dan/atau organisasi menjadi
korban fraud (misal penggelapan aset).
Sebagai upaya public awareness dan membantu unit kerja yang
berkepentingan pada anti-fraud, ACFE Indonesia Chapter pada bulan lalu
melakukan workshop mengenai fraud di pasar modal. Dibandingkan dengan fraud
workshop di industri perbankan, peminat fraud workshop di pasar modal masih
sedikit. Barangkali animo peminat fraud workshop di pasar modal yang rendah,
gugatan atas kerugian karena indikasi fraud di pasar modal serta penegakan hukum
kejahatan pasar modal di Indonesia yang belum dikenal dan menjadi perhatian publik
patut menjadi indikator fraud di pasar modal memerlukan perhatian pada
pendeteksiannya dan penegakan hukum yang memberikan efek jera.
Bagaimana dengan peran auditor intern pada fraud di pasar modal?
Institusi audit intern dan atau auditor intern yang terikat dengan standar yang
ditetapkan oleh the Insitute of Internal Auditors (IIA) harus mempertimbangkan
(menganalisis dan mengevaluasi) risiko-risiko yang mungkin terjadi yang dapat
membuat organisasi menjadi tidak patuh kepada peraturan perundang-undangan,
termasuk harus menganalisis dan mengevaluasi risiko fraud.
Mengingat, fraud di pasar modal termasuk corporate crime atau fraud by
organization maka sudah seharusnya auditor intern dapat membantu pencegahan dan
pendeteksiannya melalui pendekatan auditnya dan usulan perbaikan tata kelola
organisasi serta komunikasi yang tepat dengan pemangku tata kelola di organisasi
seperti komite audit dan dewan komisaris serta manajemen.
Dalam hal terdapat dilema pada saat menemukan fraud terkait pasar modal di
organisasinya maka auditor intern mencari solusi kepada pedoman wajib ( mandatory
guidance) yang telah diatur oleh IIA dan peraturan perundang-undangan.

4
c. Profesi Pasar Modal

Peraturan perudang-undangan dan peraturan pelaksana di sektor Pasar Modal


telah menyebutkan ketentuan yang menjadi dasar dalam menindak Wakil Perantara
Perdagangan Efek yang diduga melakukan pelanggaran. Otoritas Jasa Keuangan sebagai
Lembaga Pengawas dan Pemeriksa di sektor Jasa Keuangan dapat menindak pihak yang
diduga melakukan Tindak Pidana di sektor Pasar Modal dengan melakukan pemeriksaan
dan penyidikan. Penerapan pasalpasal tindak pidana pelanggaran dengan penyelesaian
pengadilan hanya digunakan sebagai pilihan terakhir, apabila sanksi administratif tidak
bisa berjalan.
Salah satu sanksi administratif yang dapat dikenakan Otoritas Jasa Keuangan
adalah pencabutan izin. Wakil Perusahaan Efek yang terbukti melakukan pelanggaran
dapat dicabut izinnya oleh Otoritas Jasa Keuangan, dengan dibuatnya Keputusan Dewan
Komisioner dan Pengumuman resmi Otoritas Jasa Keuangan.
Wakil Perantara Perdagangan Efek terbukti melakukan pelanggaran dalam
ketentuan angka 6 huruf b Peraturan V.E.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam
Nomor: Kep29/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Perilaku Perusahaan Efek yang
melakukan kegiatan sebagai Perantara Perdagangan Efek, sehingga izin usahanya
dicabut.

5
DAFTAR PUSTAKA

[TICMI] The Indonesia Capital Market Institute. 2016. Modul Hukum dan Etika WPPE

Firman H, Marlina: Upaya Penegakan Hukum Atas Insider Trading Sebagai Kejahatan Asal (Predicate
Crime) dalam Tindak Pidana Pencucian Uang, dalam: Jurnal Mercatoria Vol. 5, No. 2, Tahun
2012, hal. 71

Prawitra T, Anwar R, dkk: Mekanisme Penanganan Kejahatan Insider Trading Pasar Modal di Indonesia,
dalam: Jurnal Yuridika Vol . 27, No. 2, Tahun 2012, hal. 179-180

Sjawie HF: Beberapa Catatan Terhadap Tindak Pidana Pasar Modal Sebagai Bagian dari Tindak
Pidana Ekonomi, dalam: Jurnal Era Hukum No. 2, Tahun 2016, hal. 348-349

Cahyo Prayogo. 2016. Mencegah “Wall Street Greedy” di Pasar Modal Indonesia [internet]. [diunduh
2020 Jun 22]. Tersedia pada: https://www.wartaekonomi.co.id/read112946/mencegah-wall-street-
greedy-di-pasar-modal-indonesia.html

6
7

Anda mungkin juga menyukai