Diagnosa
Diagnosa klinis dapat dilihat dari gejala klinis, dengan cii fisik diare berdarah.
Diagnosa laboratoium unruk kasus HCC, terjadi penurunan jumlah neutrofil
(neutropenia), dan penurunan jumlah limfosit (limfopenia), sedangkan terjadinya
leukositosis merupakan indikasi dari respon kesembuhan. Trombositopenia, proses
pembekuan darah abnormal (lebih lama), pada kasus kronis sampai akut jumlah ALT
meningkat. Uji serologis menunjukkan peningkatan titer antibodi. Pemeriksaan
histopatologi terlihat benda inklusi intranuklear pada parenkim hati. Diagnosa
ditetapkan berdasarkan kejadian pendarahan mendadak dan bertambah lamanya
waktu beku darah. Diagnosa dipastikan dengan isolasi virus, immunofloroscens atau
ditemukan benda-benda inklusi yang khas di dalam sel-sel hati (Abdelmagid et al.
2004).
Diagnosis dalam kasus ini, CAV-1 dapat dideteksi dengan menggunakan PCR
(Hu et al. 2001) dalam darah, konjungtiva, hidung, sekresi preputial dan dalam urin.
Namum, prosedur pengujian ini tidak tersedia secara komersial. Pemeriksaan
imunohistokimia dilakukan pada formalin yang difiksasi dan ditempelkan pada
parafin (institute for Veterinary Patology di University of Zurich). Antiserum kelinci
CAV-1 (Ducatelle et al. 1985) digunakan sebagai antibodi primer. Gambar bagian
dari tiga anjing yang mati sangat khas untuk HCC. Semua menunjukkan perdarahan
petekial hingga ekimatik pada organ yang berbeda. Hati berwarna merah bata dan
dinding empedu pada dua hewan mengalami edema, yang merupakan temuan
patologis yang khas. Secara histologis, sebagian besar nekrosis sel hati sentrolobular
ditemukan pada semua hewan. Badan inklusi intranuklear (terutama di hati) sering
ditemukan di HCC (Greene 2006). Pada 2 kasus dideteksi dalam sel-sel hati, di sel
endotel paru-paru dan glomeruli, serta di sel epitel tubulus ginjal proksimal terdapat
badan inklusi intranuklear. Untuk deteksi imunohistokimia CAV-1 berhasil dalam 3
kasus.
Abdelmagid O, Larson L, L Payne, Tubbs A, Wasmoen T, Schultz R. 2004. Evaluate the
effectiveness and duration of immunity of the combination dog vaccine against virulent
parvovirus, canine hepatitis virus infection, and experimental challenge distemper virus.
Vet Ther. 5 (3): 173-86.
Biomedika, 2012. Pemeriksaan Kimia Klinik. All rights reserved. Designed by JED Creative.
http://www.biomedika.co.id/services/laboratorium/33/pemeriksaan-kimiaklinik.html
Diakses 3 April 2020.
Ducatelle R, Palmer D, Ossent P, Hoorens J. 1985. Immunoperoxidase study of adenovirus
pneumonia in dogs. Vet Q. 7: 290296.
Elliot J. 2010. Jaundice. Dalam: Textbook of Veterinary Internal Medicine 7 th ed. Eittinger,
Feldman, editor. St. Louis (US): Saunders Elsevier.
Greene C.E. 2006. Infectious Canine Hepatitis. In: Infectious Diseases of the Dog and Cat.
Philadelphia (US): Hrsg. C.E.Greene, W.B. Saunders,
Hu R.L, Huang G, Qiu W, Zhong Z.H, Xia X.Z, Yin Z. 2001. Detection and Differentiation
of CAV-1 and CAV-2 by Polymerase Chain Reaction. Vet. Res. Comm. 25: 77 84.
Kailis SG, Jellet LB, Chisnal W, Hancox DA. 1980. A rational approach to the interpretation
of blood and urine pathology test. Aust J Pharm. 7: 221-30
Sherding RG. 2013. Icterus in Canine and Feline Gastroenterology. Washabau DJ, Day MJ,
editor. St Louis Missouri (US): Elsevier Saunders.
Weiss DJ, Wardrop KJ. 2010. Schalms Veterinary Hematology. Ed ke-6. Washington: A
John Wiley & Sons Ltd. Publication.