Anda di halaman 1dari 6

PROTOKOL

BREEDING SOUNDNESS EXAMINATION (BSE)

Pendahuluan Alat dan Bahan:


- Thermometer
 BSE adalah penilaian potensi fertilitas pada hewan - Stetoskop
jantan untuk mengawini hingga membuahi sel telur - Form pemeriksaan
hewan betina.
 BSE terdiri atas: Tata Kerja:
1. Pemeriksaan riwayat kesehatan 1. Form diisi dengan melakukan inspeksi,
2. Pemeriksaan fisik auskultasi, perkusi, dan atau palpasi pada
3. Evaluasi semen hewan
4. Pemeriksaan pendukung 2. Perkiraan umur hewan dilakukan dengan
 BSE dapat dilakukan pada semua jenis hewan tetapi melihat pergantian gigi susu menjadi gigi
tata pelaksanaan dan penilaian dapat menyesuaikan permanen. Berdasarkan kecepatannya
pada jenis hewannya. mencapai dewasa kelamin, sapi dibagi
menjadi masak dini (sapi ras, FH), masak
1) Pemeriksaan Riwayat Kesehatan Hewan agak lambat (sapi Madura, Bali), dan masak
Tujuan: lambat (Sapi Jawa/onggole, kerbau)
Memperoleh data atau sejarah kesehatan hewan
untuk menunjang penilaian kesehatan hewan. Sapi
Pergantian gigi
Dilakukan dengan pemeriksaan laporan hasil BSE I1 I2 I3 I4
sebelumnya, riwayat asal usul hewan, dan Masak dini
1.5 2 2.75 3.75
(tahun)
pemeriksaan lainnya terkait status kesehatan hewan.
Masak agak
lambat 2 2.5 3 4
2) Pemeriksaan Fisik (tahun)
Tujuan: Masak lambat
2.5 3 3.5 4
memastikan kesehatan hewan. (tahun)

Pemeriksaan meliputi anamnesa, sinyalemen, dan Domba


status present (umum dan khusus). Anamnesa Pergantian gigi Tahun
didapat dari informasi pemilik mengenai asal hewan, I1 1.25 – 1,5
kesehatan, dan manajemen pemeliharaan. I2 2 – 2,25
I3 2,5 – 2,75
A) Pemeriksaan Sinyalemen & Status Present I4 3,5 -4

Tujuan:
mengetahui identitas hewan dan kondisi terkini 3. Frekuensi nafas pada ruminansia dapat
hewan yang diperiksa. ditentukan dengan melihat gerakan
abdominal
Pemeriksaan diantaranya meliputi: 4. Frekuensi nadi/pulsus dilakukan dengan
1. Nama hewan / nomor identitas meghitung denyut pada a. coccigealis atau a.
2. Jenis hewan (sapi, domba, dll) facialis untuk sapi, dan di a. femoralis untuk
3. Ras hewan domba
4. Umur 5. Perkiraan berat badan sapi dan domba dapat
5. Berat badan dilakukan dengan perkiraan Body Condition
6. Suhu tubuh Score, sebagai berikut
7. Frekuensi nadi & nafas
Penis
- mengamati bentuk dan ukuran penis
- kebersihan penis
- kondisi preputium.

Organ reproduksi lainnya


Meliputi epididimis, kelenjar prostat bagian
corpus, dan kelenjar vesikular.
Pemeriksaan epididimis dengan palpasi
pada scrotum dan pemeriksaan organ
lainnya dapat dilakukan dengan palpasi
perektal.

2. Organ Lainnya Terkait Kemampuan


Reproduksi
Mata: meliputi fungsi dan bentuk
Gambar 1 Level BCS pada sapi (Mukti 2014) Perototan kaki: meliputi bentuk dan
konsistensi
B) Pemeriksaan Fisik Khusus Pertulangan kaki: meliputi kesimetrisan
Tujuan: dan konformasi
Mengetahui kondisi terkini organ terkait BSE Persendian kaki: meliputi bentuk dan
pergerakan
Alat dan Bahan: Teracak: meliputi bentuk dan kondisi
Pita ukur teracak

Tata Kerja: 3. Libido & Serving Capacity Evaluation


1. Organ Reproduksi - Libido Scoring System (Nilai 1-10)
Scrotum - Mating Scoring System (Nilai 1-5)
Pemeriksaan pada organ ini dilakukan
dengan mengamati posisi, bentuk,
kesimetrisan testis, dan lingkar scrotum.
Terdapat beberapa penilaian normal lingkar
scrotum:
Usia (Bulan) Keliling (cm)
15 30
15-18 31
18-21 32
21-24 33
>24 34

Gambar 2 cara pemeriksaan lingkar scrotum


3) Evaluasi Semen b. Cara penampungan semen
Tujuan: 1. Hewan betina ditempatkan sebagai
Mengetahui kualitas semen dan spermatozoa pemancing birahi hewan jantan pada
kandang jepit
Pertama semen dikoleksi dari hewan jantan. Koleksi 2. Hewan jantan didekatkan pada hewan betina
semen dapat dilakukan dengan beberapa teknik dan biarkan hewan jantan melakukan
seperti vagina buatan, elektroejakulator, dan lain- percumbuan
lain. 3. Kolektor semen berdiri disamping kanan
sejajar dengan bagian belakang hewan
Teknik vagina buatan betina dan vagina buatan dipegang pada
Alat dan bahan: tangan kanan dengan posisi 45°
- Tabung vagina buatan dengan panjang 40-45 4. Pada saat hewan jantan melakukan
cm karet pengikat mounting pertama kali, preputium dipegang
- Bulb dengan telapak tangan kiri dan penis dan
- Coen dari bahan karet untuk penghubung diarahkan ke samping (false mount)
tabung vagina dan tabung makro effendorf 5. Pada saat hewan pejantan melakukan
- Tabung makro effendorf berbahan gelas atau mounting kedua kali, ujung penis diarakan
alat penampung lainnya (tergantung jenis dan dimasukkan ke lubang vagina buatan
hewan) beserta sarung pelindungnya 6. Penis hewan jantan akan intromisi dan
- Pelicin steril (KY Jelly®) dan alat untuk ejakulasi yang ditandai suatu dorongan yang
melumasi cepat kedepan
- Termometer 7. Setelah ejakulasi, penis dibiarkan tetap di
- Air panas vagina buatan dan diikuti sampai hewan
jantan menuruni hewan betina lalu vagina
Tata Kerja: buatan ditarik secara perlahan lepas dari
a. Persiapan vagina buatan penis (Menarik terlalu cepat membuat
1. Coen dipasang pada bagian vagina buatan volume semen tidak maksimal, aun terlalu
dan diikat kuat dengan karet pengikat lama memungkinkan adanya kontaminasi
2. Tabung makro effendorf dipasang sebagai urin).
tabung penampung hasil ejakulat dan diikat 8. Vagina buatan diputar mendatar seperti
kuat dengan karet pengikat pada pangkal angka 8 (jika diperlukan) agar semen turun
Coen semua ke tabung penampung
3. Air panas yang telah disiapkan dibiarkan 9. Tabung penampung semen dilepaskan dan
mendingin atau ditambahkan air dingin dan diberikan kode
diamati suhunya dengan termometer 10. Tabung penampungan ditempatkan pada
hingga sekitar 50°-55°C wadah tertutup dan hangat lalu segera
4. Air hangat dimasukkan ke dalam vagina dibawa ke laboratorium untuk dilakukan
buatan hingga penuh evaluasi
5. Udara dipompakan ke dalam vagina buatan
dengan bulb Pemeriksaan Makroskopis
6. Bagian wadah penampung diselimuti Alat dan Bahan:
dengan sarung pelindung hingga tidak - Sampel semen
terpapar cahaya secara langsung - Tabung ukur
7. Pelicin steril dilumasi pada bagian dalam - pH special indicator
vagina buatan sampai maksimal 1/3 bagian
depan vagina buatan menggunakan alat Tata Kerja:
yang telah disiapkan a. Volume
8. Cek suhu di dalam vagina buatan, yaitu 39- Sampel semen dimasukkan ke dalam tabung
42oC (lebih tinggi dari suhu normal) ukur dan dicatat volumenya. Volume normal:
 Sapi: 7-10 ml
 Domba: 2-5 ml
b. Konsistensi/Kekentalan Tata Kerja:
Sampel semen dimasukkan ke dalam tabung
kemudian dimiringkan dan dikembalikan ke Gerakan Spermatozoa
posisi semula. Selanjutnya dilakukan penilaian.. a. Gerakan massa
 Cara:
Penilaian: teteskan 1 tetes semen pada gelas objek yang
 Konsistensi Encer : Semen akan segera bersih → diamati menggunakan mikroskop
kembali ke dasar tabung (100X)
 Konsistensi Sedang : Semen akan kembali  Penilaian:
ke dasar tabung dengan kecepatan yang (+++) tebal, cepat
lebih lama dibandingkan konsistensi encer (++) tebal/sedang – lambat, atau tipis – cepat
dan semen masih menempel di dinding (+) tipis lambat
tabung (-) tidak ada
 Konsistensi Kental : Semen kembali ke
dasar tabung secara perlahan dan semen b. Gerakan Individu dan Motilitas Progresif
menyisakan sebagian di pinggir tabung  Cara membuat preparat
1. Ambil satu tetes semen dan letakkan diatas
c. pH gelas objek
Gunakan pH special indicator (range 6.4-8). 2. Tambahkan larutan fisiologik sesuai
Celupkan kertas pH indicator ke dalam sampel, karakteristik semennya
kemudian cocokkan dengan parameternya. - Sapi 1:4-5
- domba 1:8-10
d. Bau homogenkan kedua larutan
Normal : anyir/amis 3. Ambil satu tetes larutan campuran dan
Abnormal : menyengat (infeksi bakteri) tutup dengan gelas penutup
 Penilaian
e. Warna 1. Penilaian dilakukan melalui beberapa lapang
Normal Tidak normal pandang (5-10) pembesaran 10x40
- Putih keruh - putih kemerahan 2. Motilitas progresif yaitu melihat persen
- Putih susu (luka sal.uretra) perbandingan presentasi motilitas (%)
- krem - putih kehijauan
- Krem kekuningan (infeksi bakteri) % motilitas Penilaian
- Putih keabuan >70 Sangat baik
50-69 Baik
Pemeriksaan Mikroskopis 30-49 Cukup
Alat dan Bahan: <29 Kurang
- Sampel semen (Sumber: Duane 2005)
- Gelas objek
- Lar Fisiologis 3. Gerak individu (Velosity) kecepatan
- Mikroskop spermatozoa bergerak ke depan dinilai
- Gelas Penutup dengan skor 1-5
- Neubauer Chamber
- Micropipet dan tip Konsentrasi Spermatozoa
- Pipet a. Estimasi/Taksiran
- Eosin 2%
 Cara membuat preparat
1. Teteskan semen satu tetes diatas gelas objek
dan tutp dengan gelas penutup
2. amati dibawah mikroskop dengan pembesaran
10x10
 Penilaian IV. Konsentrasi sperma
1. Densum : Jarak Antar Kepala (JAK) satu dengan Sperma sel/mL = N x 5 x Faktor
kepala spermatozoa lainnya < panjang 1 kepala Pengenceran x 10000
(padat) konsentrasi ≥ 1000x106
2. Semi Densum (SD) : JAK spermatozoa 1 dan Viabilitas dan Morfologi Spermatozoa
kepala spermotozoa lainnya adalah 1-1½  Cara membuat preparat
kepala. Konsentrasi spermatozoa per mL 1. Sediakan 3 gelas objek yang baru, bersih dan
adalah ≥ 500-1000x106 bebas dari lemak (bersihkan dengan alkohol dan
3. Rarum (R) : JAK spermatozoa 1 dan kepala lap dengan tissue)
spermatozoa lainnya adalah 1½-1 ekor panjang 2. Teteskan Eosin 2% atau eosin nigrosin
spermotozoa. Konsentrasi spermatozoa per mL campurkan sedikit semen (menggunakan gelas
adalah ≥200-500x106 pengaduk)
3. Perbandingan antara larutan pewarna dan
b. Neubauer Chamber semen disesuaikan dengan karakteristik semen
 Cara membuat preparat - Sapi 1:3-4
1. Buat pengenceran : - Domba 1:10
- Semen sapi 1:200 4. Homogenkan campuran larutan secara cepat
(5 μL semen : 995μL pengencer) 5. Ambil gelas objek kedua, singgungkan
- semen domba 1;500 ujungnya pada campuran sebelumnya, lalu
(2 μL semen : 998 μL pengencer) buat preparat ulas pada gelas objek ketiga
2. Ambil pengencer sesuai jumlah yang diinginkan 6. Keringkan di bunsen atau heating table (10-15
masukkan kedalam tabung ef endorf detik)
3. Ambil semen sesuai dengan karakteristik 7. Viabilitas dan morfologi diamati dalam 10
semen yang akan dihitung lapang pandang atau minimal >200 sel
4. Lap bagian luar dari mikropipet tips
5. Masukkan semen ke dalam cairan pengencer  Penilaian
didalam tabung ef endorf 1. Viabilitas : amati kepala spermatozoa. Kepala
6. Bilas berkali kali agar seluruh semen yang yang tidak terwarnai merupakan spermatozoa
ada dalam mikrotip masuk di dalam larutan hidup dan yang terwarnai merupakan
pengencer spermatozoa mati (krn membrane sperma
7. Homogenkan larutan pengencer dengan hancur)
semen sengan cara memutar tabung ef 2. Morfologi : amati bentuk spermatozoa dan
endorf seperti angka 8 adanya abnormalitas bentuk
8. Siapkan counting chamber dan tutup
menggunakan gelas penutup khusus 4) Pemeriksaan Pendukung
hemositometer  Pemeriksaan Lanjutan
9. Pastikan gelas penutup menempel rapat a. Pemeriksaan Hormonal
pada counting chamber untuk mengetahui kadar hormonal yang
10. Masukkan 8-10 μL semen yang telah mempengaruhi perilaku kawin hewan
diencerkan kedalam counting chamber jantan
11. Hitung semen yang ada dalam counting b. Pemeriksaan Agen Infeksius
chamber sesuai aturan Penilaian untuk mengetahui adanya agen infeksius
I. Hitung 5 kotak besar dalam kamar hitung yang dapat mengakibatkan gangguan
II. Hitung setiap 16 kotak kecil dalam kotak reproduksi pada hewan jantan
besar - Contoh:
III. Kepala spermatozoa didalam kotak Trichomoniasis, Brucellosis, Tuberculosis,
dihitung 1, sedangkan kepala Mycoplasmosis, dll
spermotozoa yang dibatas garis dinilai ½
atau hanya dihitung dari 2 sisi yaitu
samping kiri dan bawah
 Pemeriksaan Mikrobiologi Semen
untuk mengetahui ada tidaknya mikroorganisme
yang dapat mempengaruhi kualitas semen. Semen
yang diperiksa minimal berjumlah 2 ml

SIMPULAN BSE
 Satisfactory Potential Breeder :
Penjantan yang semennya dapat dimanfaatkan
 Unsatisfactory Potential Breeder : Penjantan yang
semennya tidak dapat dimanfaatkan
 A Questionable Potential Breeder:
Hasil pemeriksaan ditunda karena data yang belum
lengkap

Anda mungkin juga menyukai