Anda di halaman 1dari 14

Kelola

Ju r n al Ma naj e m e n P e nd id ik a n
Magister Manajemen Pendidikan ISSN 2549-9661
FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Volume: 4, No. 1, Januari-Juni 2017
jurnalkelola@gmail.com Halaman: 83-96

STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN


ANALISIS SWOT DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Edi Sujoko
Sekolah Tinggi Teologi Simpson
Kabupaten Semarang-Jawa Tengah
edisujoko@sttsimpson.ac.id

ABSTRACT
This research was a research and development study. The purpose of this research are
(1) Describe what factors are the strengths, weaknesses , opportunities and threats in
improving the quality in SMPN1 Bawen ;(2) Develop a strategy that needs to be done to
improve the quality SMPN1 Bawen based on SWOT analysis. Data was collected
through interviews, observation, study of document and focus group discussion (FGD).
The results of the SWOT analysis is to improve the quality of schools stated position
SMPN1 Bawen be in SO quadrant, which supports an aggressive strategy to support the
growth of the school created a strategic plan that leverages the power to capture the
opportunities that exist . Draft strategic aspects: inputs, processes, and outputs include:
developing the ideal school environment, through programs 7 K ( Health, Order,
Beauty, Shade, Security, Comfort, and Kinship ; Optimization of teacher professional
development programs, and improve academic achievement and non- academic as
optimal as possible.

Keywords : Schools quality, SWOT Analysis, Strategic Plan.

83
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017

PENDAHULUAN prosentase kelulusan tinggi, nilai rata-ratanya


tinggi dan juga mendapatkan peringkat yang
Saat ini persaingan antar SMP tidak baik. Selain dalam bidang akademis sekolah
dapat dihindarkan. Tiap sekolah memiliki juga berlomba-lomba untuk meningkatkan
strategi sendiri untuk bersaing, hal tersebut bidang non-akademis, contohnya: kegiatan
sudah menjadi tuntutan yang harus dilakukan ekstrakurikuler sekolah.
untuk memperbaiki mutu dan meningkatkan Keadaan tersebut juga dialami oleh
mutu pendidikan. SMP di Kabupaten SMP Negeri 1 Bawen, yang terletak di Jl.
Semarang dibagi menjadi 7 sub rayon, Soekarno-Hatta no. 54. Sekolah ini merupakan
khususnya di subrayon 02 terdapat 17 SMP. sekolah yang paling strategis dibandingkan
Dari 17 SMP tersebut terdapat 6 sekolah dengan SMP yang lainnya di sub rayon 02
negeri dan 11 sekolah swasta. Banyaknya Kabupaten Semarang. Lokasinya terletak di
SMP dalam lingkup sempit membuat pinggir jalan raya dan semua angkutan umum
persaingan semakin ketat. Hal ini menjadi dapat menjangkau sekolah ini. Selain itu
masalah bagi SMP yang kalah bersaing di sekolah memiliki luas area yang luas untuk
mana mereka pasti akan kesulitan untuk mengembangkan sekolah. Namun demikian
mendapatkan target peserta didik baru yang masih kalah saing dengan sekolah lainnya
diharapkan. Namun, bagi sekolah yang siap dalam beberapa hal, salah satunya adalah
dan mampu bersaing pasti akan mendapatkan prestasi akademis. Sebagai contoh, adalah
target yang diharapkan, bahkan lebih. peringkat ujian nasional dari tahun 2008
Orang tua peserta didik biasanya sampai sekarang sekolah ini belum pernah
melihat dan mengukur sebuah sekolah baik menjadi yang terbaik meskipun memiliki
atau tidak dengan melihat prosentase kelulusan banyak keunggulan dari beberapa sisi. Berikut
peserta didik, nilai rata-rata yang dicapai ini adalah data yang menunjukkan bahwa SMP
sekolah dan peringkat sekolah (Sumarni, Negeri 1 Bawen belum bisa mengoptimalkan
2011). Maka hal ini menjadikan masing- potensi yang ada. Pada Tabel dibawahinidapat
masing sekolah menengah pertama berlomba- dilihat data prosentase kelulusan dan peringkat
lomba menyusun strategi untuk meningkatkan lulusan tahun 2008/2009 s.d. 2012/2013.
mutu sekolah dengan tujuan memiliki

Tabel 1 Prosentase Kelulusan dan Peringkat SMPN 1 Bawen Tahun 2008/2009 s.d. 2012/2013
Jumlah
Rata-
Prosentasekel yang Peringkat
TahunPelajaran rata
ulusan tidak Sekolah
Nilai
Lulus
2008/2009 100 % 7.09 0 3
2009/2010 89.02 % 6.63 29 3
2010/2011 100 % 7.02 0 3
2011/2012 100 % 7.10 0 2
2012/2013 99.60 % 6.50 1 2
Sumber: Data Sekunder, diolah

Tahun 2008/2009 prosentase anak yang tidak lulus, tetapi mereka


kelulusannya 100% dengan peringkat 3, mendapatkan kesempatan untuk
sedangkan tahun 2009/2010 prosentase mengulangnya dan akhirnya lulus 100%.
kelulusan turun drastis menjadi 89,02% Ditahun 2012/2013 ada 1 peserta didik yang
dengan peringkat 3. Meskipun ada sekitar 29 tidak lulus dan peringkat sekolah meningkat
84
Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di Sekolah Menengah Pertama | Edi Sujoko

menjadi 2. Namun pada tahun tersebut tidak ada beberapa cabang kegiatan ekstrakurikuler
ada ujian ulang sehingga satu peserta didik yang sudah memiliki prestasi yang cukup baik.
yang tidak lulus harus diikutkan paket C. Berikut ini data kegiatan non-akademis yang
Dalam bidang non-akademis SMPN 1 diselenggarakan sekolah beserta kejuaraan
Bawen juga belum menunjukkan prestasi yang yang diperoleh.
memuaskan dari waktu ke waktu, meskipun

Tabel 2 Prestasi Bidang Non – Akademis Tingkat Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi

Peringkat yang diperoleh

Jenis Kegiatan 2011 2012 2013 2014

Prop.

Prop.

Prop.

Prop.
Kab.

Kab.

Kab.

Kab.
Kec.

Kec.

Kec.

Kec.
Pramuka - - - - 2 - - - - - - -
PMR - - - - - - - - - - - -
Band - 1 - - 2 - - 3 - - 3 -
Vocal - - - - - - - 3 - - - -
Seni Lukis - 1 - - 1 - - - - - - -
Rebana - - - 1 - - - - - - - -
Pildacil - - - - - - 1 1 - - 1 -
Pencak Silat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Bola Voli - - - - 2 - - - - - - -
Basket - - - - - - - 3 - - - -
Sepak Bola- - 1 - - 1 - - 1 - - 1 3
Bulutangkis - 2 - - 2 - - 2 - - - -
Renang - - - - - - - - - - - -
Jurnalistik - - - - - - - - - - - -
Sumber : Data Sekunder, diolah

Selama kurun waktu sekitar 4 tahun meningkatkan mutu pendidikan ditentukan


pencapaian bidang non-akademis SMPN 1 oleh aspek input, proses , dan output yang ada
Bawen masih kurang memuaskan. Sekolah pada sekolah tersebut, dengan melakukan
jarang mendapatkan nomor kejuaraan di perbaikan secara berkesinambungan.
tingkat kabupaten apalagi provinsi. Manajemen strategis semakin penting
Berdasarkan pengamatan dan wawancara arti dan manfaatnya apabila diingat bahwa
dengan Kepala Sekolah SMPN 1 Bawen dan lingkungan organisasi mengalami perubahan
beberapa guru hal tersebut disebabkan kurang yang semakin cepat dan komplek, sehingga
optimalnya pembimbing dalam melakukan keberhasilan manajemen strategis ditentukan
pembimbingan serta masih rendahnya motivasi oleh para manajer atau pimpinannyadalam
peserta didik dalam mengikuti kegiatan non- proses peningkatan mutu pendidikan secara
akademis tersebut. berkesinambungan. Menurut Rindaningsih
Melihat data-data di atas, maka bisa (2009) pengertian manajemen strategis adalah
dikatakan bahwa SMPN 1 Bawen perlu proses atau rangkaian kegiatan pengambilan
strategi alternatif untuk meningkatkan mutu keputusan yang bersifat mendasar dan
pendidikan agar mampu bersaing. Guna menyeluruh, disertai penetapan cara

85
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017

pelaksanaannya, yang dibuat oleh manajemen Mutu tidak terjadi begitu saja, namun
puncak dan diimplementasikan oleh seluruh perlu suatu proses perencanaan. Mutu menjadi
jajaran di dalam suatu organisasi, untuk bagian penting dari strategi institusi dan harus
mencapai tujuannya. didekati secara sistematis dengan
Hal penting selanjutnya guna menggunakan proses perencanaan strategis.
mencapai mutu pendidikan yang optimal Tanpa arahan jangka panjang yang jelas,
danber- kesinambungan adalah rencana sekolah sebagai sebuah institusi pendidikan
strategis pendidikan. Dalam penelitian ini tidak dapat merencanakan peningkatan mutu
adalah rencana yang dilakukan oleh (Rozari, 2011). Oleh sebab itu rencana
stakeholder sekolah dengan memperhatikan strategis peningkatan mutu mutlak dilakukan
prinsip perbaikan hasil pendidikan, membawa oleh institusi pendidikan untuk
perubahan yang lebih baik, prioritas mempertahankan sekolah dari persaingan yang
kebutuhan, partisipasi, keterwakilan, realitas semakin ketat. Rencana strategis merupakan
sesuai dengan hasil analisis SWOT, rencana komprehensif dengan melibatkan
mendasarkan pada hasil review dan evaluasi, semua sumber dan kemampuan untuk
keterpaduan menyeluruh, transparan, dan meningkatkan kualitas proses belajar
keterkaitan serta kesepadanan secara vertikal mengajar, mencapai sasaran sekolah, dan juga
dan horizontal dengan rencana-rencana lain. memenangkan persaingan yang ada.
Mutu pendidikan tidak hanya Rencana strategis peningkatan
ditentukan oleh sekolah sebagai lembaga mutu sekolah dalam implementasinya tidak
pengajaran tetapi juga disesuaikan dengan apa lepas dari manajemen peningkatan mutu
yang menjadi harapan dan pandangan sekolah. Berkaitan dengan hal ini, Usman
masyarakat yang cenderung berkembang (2002) menyatakan bahwa manajemen
seiring dengan kemajuan jaman. Bertitik tolak peningkatan mutu memiliki prinsip (1)
pada kecenderungan ini penilaian masyarakat peningkatan mutu harus dijalankan di sekolah,
tentang mutu lulusan sekolahpun terus (2) peningkatan mutu hanya dapat
berkembang. Karena itu sekolah harus terus- dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan
menerus meningkatkan mutu lulusannya yang baik, (3) peningkatan mutu harus
dengan menyesuaikan dengan perkembangan didasarkan pada data dan fakta baik bersifat
tuntutan masyarakat menuju pada mutu kualitatif maupun kuantitatif, (4) peningkatan
pendidikan yang dilandasi tolok ukur norma mutu harus memberdayakan dan melibatkan
ideal (Sumarni, 2011). semua unsur yang ada di sekolah, (5)
Lewis dan Smith (dalam Tjiptono & peningkatan mutu memiliki tujuan bahwa
Diana, 2003) mengatakan bahwa pendekatan sekolah dapat memberikan kepuasan kepada
sistem terbuka menekankan kebutuhan kualitas peserta didik, orang tua dan masyarakat.
pada ketiga tahap utama, yaitu akreditasi, Dalam merumuskan rencana strategis
proses transformasi, dan assessment. untuk meningkatkan mutu sekolah diperlukan
Akreditasi berkaitan dengan input, sedangkan alat analisa. Adapun alat analisa yang sering
assessment berkaitan dengan output. Input digunakan adalah analisa SWOT. SWOT
meliputi kemampuan dasar peserta didik, adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses,
sumber daya pendanaan, fasilitas, dan Opportunities, dan Threats. Rangkuti (2009)
program. Proses meliputi desain pembelajaran, menjelaskan Strengths adalah beberapa hal
metode pembelajaran, dan sistem analisis data. yang merupakan kelebihan dari sekolah yang
Sedangkan output adalah prestasi peserta didik bersangkutan. Weaknesses adalah komponen-
dan pasca kelulusan. komponen yang kurang menunjang
86
Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di Sekolah Menengah Pertama | Edi Sujoko

keberhasilan penyelenggaraan pendidikan Threats adalah kemungkinan yang mungkin


yang ingin dicapai sekolah. Opportunity terjadi atau pengaruh terhadap kesinambungan
adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat dan keberlanjutan kegiatan penyelenggaraan
dicapai apabila potensi-potensi yang ada di sekolah. Berikut ini adalah diagram analisis
sekolah mampu dikembangkan secara optimal. SWOT.

BERBAGAI
PELUANG
(O)
2. Mengubah Strategi ( - , +) 1. Strategi Agresif (+, +)

KUADRAN III KUADRAN I

KELEMAHAN KEKUATAN
INTERNAL(W) KUADRAN IV KUADRAN II
INTERNAL(S)

3. Strategi bertahan (- , - ) 4. Strategi Diversifikasi (+, - )


BERBAGAI
ANCAMAN (T)

Gambar 1 Diagram Analisis SWOT


Sumber: Rangkuti, 2009

Berdasarkan latar belakang di atas METODE PENELITIAN


maka rumusan masalah yang dapat diangkat
Desain yang digunakan untuk
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
penelitian ini adalah desain penelitian
1. Apa saja yang menjadi faktor kekuatan, pengembangan. Dalam penelitian ini dibatasi
kelemahan, peluang dan ancaman dalam sampai menghasilkan produk saja yaitu sampai
meningkatkan mutu di SMPN 1 Bawen? menghasilkan rencana strategis peningkatan
2. Strategi apa saja yang perlu dilakukan mutu SMPN 1 Bawen. Penelitian dilakukan di
untuk meningkatkan mutu SMPN 1 SMPN 1 Bawen yang berlokasi di Jl. Soekarno
Bawen berdasarkan analisis SWOT? – Hatta No. 54 Bawen. Penelitian berlangsung
pada tanggal 1 Agustus 2014 sampai dengan
Berdasarkan rumusan masalah di atas
27 Agustus 2014. Data primer dari penelitian
maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini
ini adalah data yang didapatkan secara
adalah:
langsung dari objek yang diteliti, diperoleh
1. Mendeskripsikan faktor apa saja yang dari data pertama atau pihak yang dianggap
menjadi kekuatan, kelemahan, peluang paling tepat untuk memberikan informasi.
dan ancaman dalam meningkatkan mutu Dalam penelitian ini data primer berupa
di SMPN 1 Bawen; faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang,
2. Menyusun strategi yang perlu dilakukan dan ancaman bagi peningkatan mutu sekolah
untuk meningkatkan mutu SMPN 1 di SMPN 1 Bawen. Subjek utama dalam
Bawen berdasarkan analisis SWOT. penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, staf,
dan komite.
87
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017

Menyusun Rancangan
Potensi dan Masalah Pengumpulan data
Penelitian

Validasi Desain
Perbaikan Desain Desain Produk
Penelitian

Gambar 2 Desain Penelitian


(Diadaptasi dari Sugiyono dan Arikunto)

Sedangkan data sekunder adalah data hasil kelulusan peserta didik, rencana strategis
yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan sekolah, prestasi akademik dan non-akademis,
dengan baik oleh pengumpul data atau pihak daftar inventaris, dan jumlah peserta didik.
lain. Dalam penelitian ini data sekunder Metode pengumpulan data dari penelitian
diperoleh dari sumber tertulis melalui studi dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut:
dokumentasi seperti profil sekolah, data guru,

Tabel 3 Metode Pengumpulan Data


Metode
No Data Sumber Data Pengumpulan Instrumen
Data
Bagaimana rencana strategis Dokumen, kepala Studi dokumen, dan Pedoman
1 sekolah di-susun dan sekolah, guru, staff, teknik wawancara wawancara
dampaknya selama ini. dan komite sekolah
Kepala sekolah,
Kekuatan, kelemahan,
2 guru, staff, dan FGD Pedoman FGD
peluang, dan ancaman
komite sekolah
Fasilitas sekolah, kegiatan
3 Bukti fisik Observasi Lembar obser-vasi
sekolah.

HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil matrik IFAS dan EFAS


diketahui skor akhir IFAS adalah 1,01 dan
Hasil Analisis SWOT SMPN 1 Bawen
total skor akhir EFAS adalah 0,80. Hasil
a. Rencana Strategis Peningkatan Mutu tersebut kemudian ditunjukkan melalui matrik
Sekolah Aspek Input SWOT di bawah ini:
Tabel 4 Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Input
IFAS EFAS
Kategori Total Kategori Total
Skor Skor
Kekuatan (S) 4,01 Peluang (O) 3,50
Kelemahan (W) 3,00 Ancaman (T) 2,70
Total (S-W) 1,01 Total (S-T) 0,80

88
Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di Sekolah Menengah Pertama | Edi Sujoko

Peluan
g
Kuadran 1 ( S – O)
- 4 Strategi Agresif
Memanfaatkan kekuatan untuk
- 3
menangkap peluang yang ada
- 2
(1,01; 0,08)
Kelemahan - 1 Kekuatan
I I I I I I I I
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
- -1

- -2

- -3

- -4
Ancaman

Gambar 3 Matrik SWOT Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Input

Tabel 4 Rencana Strategis Berdasarkan Hasil Analisis SWOT


Faktor Eksternal Peluang
menyekolahkan anak ke SMPN 1

Banyak fihak luar yang tertarik


Semakin meningkatnya peran
Perekembangan TIK semakin

Hubungan yang sangat baik


dengan dinas pendidikan
Minat tinggi orang tua

mudah untuk diakses

untuk bekerjasama
kabupaten
Bawen.

komite

Faktor Internal
1 2 3 4 5
Kekuatan Strategi S - O (Strength - Opportunity)
1. Mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar
Lokasi sekolah sangat strategis yang ideal, yaitu melalui program 7 K (Kebersihan, Ketertiban,
Keindahan, Kerindangan, Keamanan, Kenyamanan, dan
98 % guru berpendidikan S1 Kekeluargaan).
2. Membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi
Kamampuan dasar peserta didik baik peserta didik, baik dari sisi akademis ataupun non akademis.
Jumlah buku ajar untuk guru dan 3. Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan melalui
pelatihan-pelatihan intensif sehingga akan meningkatkan
peserta didik mencukupi
kinerja.
Kemampuan manajemen kepala 4. Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana
sekolah cukup baik untuk belajar peserta didik.
5. Dibentuk Tim Evaluasi program dan kegiatan sekolah secara
Dana untuk operasi sekolah efektif dan efisien.
mencukupi
Fasilitas cukup lengkap

89
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017

Berdasarkan hasil analisis SWOT b. Rencana Strategis Peningkatan Mutu


tersebut maka rencana strategis yang perlu Sekolah Aspek Proses
dibuat sebagai upaya peningkatan mutu
Setelah mengidentifikasi berbagai
sekolah untuk aspek input di SMPN 1 Bawen
faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan
adalah sebagai berikut: (1) Mengembangkan
ancaman untuk aspek proses kemudian diberi
lingkungan sekolah menuju komunitas belajar
bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk
yang ideal, yaitu melalui program 7 K
total skor akhir adalah sebagai berikut ini:
(Kebersihan, Ketertiban, Keindahan,
Kerindangan, Keamanan, Kenyamanan, dan Tabel 5 Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Proses
Kekeluargaan); (2) Membentuk klub-klub IFAS EFAS
prestasi untuk mengembangkan potensi peserta Kategori Total Kategori Total
didik, baik dari sisi akademis ataupun non Skor Skor
Kekuaran (S) 3,80 Peluang (O) 3,60
akademis; (3) Mengoptimalkan peran kepala Kelemahan (W) 2,75 Ancaman (T) 2,90
sekolah dalam memberdayakan dan melatih Total (S-W) 1,05 Total (S-T) 0,70
kepemimpinan dan manajerial tenaga pendidik
dan dan tenaga kependidikan; (4) Dari hasil matrik IFAS dan EFAS
Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK diketahui skor akhir IFAS adalah 1, 05 dan
sebagai sarana untuk belajar peserta didik; (5) total skor akhir EFAS adalah 0,70. Hasil
Dibentuk Tim Evaluasi program dan kegiatan tersebut kemudian ditunjukkan melalui matrik
sekolah secara efektif dan efisien. SWOT di bawah ini:

Peluang

Sel 1 ( S – O)
- 4 Strategi Agresif
Memanfaatkan kekuatan
- 3 untuk menangkap peluang
yang ada
- 2

- 1 (1,05; 0,70)
Kelemahan Kekuatan
I I I I I I I I
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
- -1

- -2

- -3

- -4

Ancaman

Gambar 4 Matrik SWOT Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Proses

90
Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di Sekolah Menengah Pertama | Edi Sujoko

Tabel 5 Rencana Strategis Berdasarkan Hasil Analisis SWOT


Peluang
Faktor Eksternal

pasar, dan perkantoran sehingga ideal

universitas dalam negeri maupun luar


Adanya beapeserta didik bagi guru
Lokasi sekolah diwilayah industri,
Semakin meningkatnya kesadaran

untuk melanjutkan pendidikan ke


untuk pembelajaran kontekstual.

pemerintah kabupaten terhadap


Adanya perhatian khusus dari
Semakin melimpahnya media
orang tua pentingnya kualitas

Semakin banyaknya kegiatan


pengembangan profesi guru

pembelajaran
pendidikan

sekolah.

negeri.
Faktor Internal
1 2 3 4 5 6
Kekuatan Strategi S - O (Strength - Opportunity)
Kualifikasi pendidikan guru
sesuai dengan pelajaran yang 1. Mengoptimalkan kegiatan-kegiatan pengembangan profesi guru
diampu. baik di tingkat lokal sekolah ataupun diluar sekolah dengan menitik
beratkan kualitas bukan sekedar mengikuti kegiatan sebagai
KKM sekolah minimal 75 formalitas.
Terdapat banyak kegiatan 2. Mengembangkan pembelajaran yang aktif, Inovatif, kreatif, efektif
ekstrakurikuler yang dan menyenangkan, sesuai dengan K.13
diselenggarakan oleh sekolah 3. Dibentuk Tim Evaluasi yang efektif dan efisien untuk memantau
dan memastikan kemampuan profesi guru berkembang dari sisi
Kemampun manajemen kepala kualitas.
sekolah cukup baik 4. Mengoptimalkan program dan kegiatan ekstrakurikuler mulai dari
Adanya jam tambahan untuk perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi untuk mencapai target-
kelas IX target yang diharapkan.
5. Lebih meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau pelatih dari
Guru mau mengikuti kegiatan luar sekolah untuk mengoptimalkan mutu prestasi non akademis
pengembangan profesi. (ekstrakurikuler).
6. Mengembangkan program character building untuk peserta didik.

Berdasarkan hasil analisis SWOT perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi


tersebut maka rencana strategis yang perlu untuk mencapai target-target yang diharapkan;
dibuat sebagai upaya peningkatan mutu (5) Lebih meningkatkan kerjasama dengan
sekolah untuk aspek prosesdi SMPN 1 Bawen pengajar atau pelatih dari luar sekolah untuk
adalah sebagai berikut: (1) Mengoptimalkan mengoptimalkan mutu prestasi non akademis
kegiatan-kegiatan pengembangan profesi guru (ekstrakurikuler); (6) Supervisi dan monitoring
baik di tingkat lokal sekolah ataupun di luar efektif dan efisien yang dilakukan oleh kepala
sekolah dengan menitikberatkan kualitas sekolah.
bukan sekedar mengikuti kegiatan sebagai
c. Rencana Strategis Peningkatan Mutu
formalitas; (2) Mengembangkan pembelajaran
Sekolah Aspek Output
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan, sesuai dengan K.13; (3) Setelah mengidentifikasi berbagai
Dibentuk Tim Evaluasi yang efektif dan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan
efisien untuk memantau dan memastikan ancaman untuk aspek output kemudian diberi
kemampuan profesi guru berkembang dari sisi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk
kualitas; (4) Mengoptimalkan program dan total skor akhir adalah sebagi berikut ini:
kegiatan ekstrakurikuler mulai dari
91
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017

Tabel 6 Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Output Dari hasil matrik IFAS dan EFAS
IFAS EFAS diketahui skor akhir IFAS adalah 0,50 dan
Kategori Total Kategori Total
Skor Skor
total skor akhir EFAS adalah 0,90. Hasil
Kekuatan (S) 3,70 Peluang (O) 4,20 tersebut kemudian ditunjukkan melalui matrik
Kelemahan (W) 3,20 Ancaman (T) 3,30 SWOT di bawah ini:
Total (S-W) 0,50 Total (O-T) 0,90

Peluang

- 4
Kuadran 1 ( S – O)
- 3 Strategi Agresif
- 2 Memanfaatkan kekuatan untuk
menangkap peluang yang ada
- 1
Kelemahan (0,50; 0,90)
I I I I I I I I Kekuatan
-4 -3 -2 -1 0- -1 1 2 3 4
- -2

- -3

- -4

Ancaman

Gambar 5 Matrik SWOT Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Proses

92
Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di Sekolah Menengah Pertama | Edi Sujoko

Tabel 7 Rencana Strategis Berdasarkan Hasil Analisis SWOT

Peluang
Faktor Eksternal

Pelaung menjalin hubungan


Harapan orang tua agar tua

Lulusan memiliki karakter

kerja sama yang lebih erat


Kepercayaan masyarakat

berprestasi dalam bidang


akademis tetapi juga non

dengan masyarakat dan


terhadap sekolah tinggi

aga lulusan tidak hnya

akademis

alumni.
kuat.
Faktor Internal
1 2 3 4
Kekuatan Strategi S - O (Strength - Opportunity)
Pencapaian prestasi non a. Meningkatkan prestasi non-akademis sekolah dengan
akademis kegiatan non seoptimal mungkin.
akademis (ekstrakurikuler) b. Meningkatkan pembelajaran yang menitikkan pada
semakin lebih baik. pembangunan karakter peserta didik untuk membangun
Peringkat sekolah dari tahun ke image positif.
tahun mulai meningkat c. Membangun jaringan alumni yang lebih efektif dan
Prosentase jumlah kelulusan terorganisir.
dari tahun ke tahun meningkat. d. Melakukan terobosan-terobosan untuk percepatan
pencapaian prestasi akademis.
Banyak peserta didik diterima di
sekolah favorit.

Berdasarkan hasil analisis SWOT kelebihan dari organisasi; Weaknesses atau


tersebut maka rencana strategis yang perlu komponen-komponen yang kurang menunjang
dibuat sebagai upaya peningkatan mutu keberhasilan penyelenggaraan organisasi;
sekolah untuk aspek output di SMPN 1 Opportunity atau kemungkinan-kemungkinan
Bawen adalah sebagai berikut: (1) yang dapat dicapai apabila potensi-potensi
Meningkatkan prestasi non-akademis sekolah yang ada dalam organisasi mampu
dengan seoptimal mungkin; (2) Meningkatkan dikembangkan secara optimal, dan Threats
pembelajaran yang menitikberatkan pada atau kemungkinan yang mungkin terjadi atau
pembangunan karakter peserta didik untuk pengaruh terhadap kesinambungan dan
membangun image positif; (3) Membangun keberlanjutan organisasi.Melalui analisis
jaringan alumni yang lebih efektif dan SWOT pula dapat diketahui pada posisi
terorganisir; (4) Melakukan terobosan- kuadran manakah organisasi yang
terobosan untuk percepatan pencapaian bersangkutan. Dalam penelitian ini, hasil
prestasi akademis. analisis SWOT menunjukkan bahwa baik pada
Hasil penelitian ini menunjukkan aspek input, proses maupun output semuanya
bahwa perencanaan strategis yang disusun berada pada kuadran S-O yang bermakna
secara sistematis berdasarkan analisis SWOT bahwa organisasi tersebut kuat dan berpeluang
dapat menghasilkan produk renstra yang untuk memenangkan persaingan dan
nantinya diharapkan dapat meningkatkan mutu rekomendasi strategi yang diberikan adalah
pendidikan sekolah. Hal itu sesuai dengan progresif, artinya organisasi dalam kondisi
pendapat Rangkuti (2009) yang menjelaskan prima dan mantap sehingga sangat
dengan analisis SWOT dapat diketahui dimungkinkan untuk terus melakukan
Strengths atau hal-hal yang merupakan

93
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017

ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan Berdasarkan hasil analisis dan


meraih kemajuan secara maksimal. pembahasan, maka kesimpulan yang dapat
Hal tersebut senada dengan penelitian diambil adalahhasil analisis SWOT dari aspek
yang dilakukan oleh Rozari pada tahun 2011 input, proses, dan output untuk meningkatkan
di SMK St. Petrus Comoro Dili Timor Leste. mutu sekolah menunjukkan posisi SMPN 1
Juga sesuai dengan hasil penelitian Suharti Bawen berada pada kuadran I (SO) yang
pada tahun 2013 di SDN 1 Ngadirejo mendukung pada strategi agresif untuk
Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung mendukung pertumbuhan mutu sekolah maka
dan hasil penelitian Sumarni pada tahun 2011 dibuatlah rencana strategis yang menggunakan
di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga yang kekuatan dari lingkungan internal sekolah
mengungkapkan bahwa untuk menggali untuk dapat menangkap peluang dari
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman lingkungan eksternal sekolah.
suatu organisasi dibutuhkan media analisa Rencana strategis yang dibuat untuk
yang akurat yaitu analisa SWOT yang meningkatkan mutu dari aspek input adalah:
selanjutnya digunakan untuk menentukan (1) Mengembangkan lingkungan sekolah
posisi kuadran. Dari posisi kuadaran masing- menuju komunitas belajar yang ideal, yaitu
masing organisasi selanjutnya diturunkan melalui program 7 K (Kebersihan, Ketertiban,
menjadi rancangan rencana strategis. Keindahan, Kerindangan, Keamanan,
Berdasarkan hasil penelitian ini Kenyamanan, dan Kekeluargaan); (2)
diharapkan penyusunan renstra dapat menjadi Membentuk klub-klub prestasi untuk
titik tolak peningkatan mutu sekolah, mengembangkan potensi peserta didik, baik
mengevaluasi diri dengan analisis SWOT akan dari sisi akademis ataupun non akademis; (3)
semakin memantapkan pijakan perencanaan. Mengoptimalkan peran kepala sekolah dalam
Sekolah akan tahu persis dititik mana memberdayakan dan melatih kepemimpinan
posisinya berada dengan segala kelebihan, dan manajerial tenaga pendidik dan tenaga
kekurangan, peluang, dan hambatan yang kependidikan; (4) Pengembangan fasilitas
dimiliki, dengan demikian perencanaan akan sekolah berbasis TIK sebagai sarana untuk
lebih matang. Sehingga tidak ada istilah, belajar peserta didik; (5) Dibentuk Tim
renstra hanya sebagai formalitas pelengkap Evaluasi program dan kegiatan sekolah secara
administrasi. Tidak adalagi menyusun renstra efektif dan efisien.
dengan mengcopy renstra sekolah lain, karena Rencana strategis yang dibuat untuk
tiap sekolah pasti memiliki analisis SWOT meningkatkan mutu aspek proses: (1)
yang berbeda. Jika sekolah sadar akan betapa Mengoptimalkan kegiatan-kegiatan
pentingnya sebuah renstra untuk peningkatan pengembangan profesi guru baik di tingkat
mutu sekolah, maka seyogyanya sekolah harus lokal sekolah ataupun di luar sekolah dengan
berbenah dan serius dalam menyusun renstra. menitikberatkan kualitas; (2) Mengembangkan
Seperti pepatahs aat orang gagal pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
merencanakan, maka ia sedang merencanakan efektif dan menyenangkan; (3)
kegagalan. Begitu juga saat sekolah gagal Mengoptimalkan program dan kegiatan
menyusun renstra, maka jangan berharap ekstrakurikuler mulai dari perencanaan,
bahwa mutu sekolah akan meningkat. pelaksanaan sampai evaluasi untuk mencapai
target-target yang diharapkan; (4) lebih
SIMPULANDANSARAN
meningkatkan kerjasama dengan pengajar
Simpulan atau pelatih baik dari luar ataupun dari dalam

94
Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di Sekolah Menengah Pertama | Edi Sujoko

sekolah untuk mengoptimalkan mutu prestasi sangat penting dalam proses peningkatan mutu
non akademis (ekstrakurikuler). sekolah baik dalam jangka menengah ataupun
Rencana strategis yang dibuat untuk jangka panjang.
meningkatkan mutu aspek output adalah; (1) Selain itu kepala sekolah seyogianya
Meningkatkan prestasi non-akademis sekolah merangkul dan melibatkan semua stakeholder
dengan seoptimal mungkin; (2) Meningkatkan sekolah dalam menyusun rencana strategis
pembelajaran yang menitikberatkan pada agar output atau hasil dari renstra nyata-nyata
pembangunan karakter peserta didik untuk potret sekolah. Jika hal tersebut dapat terwujud
membangun image positif; (3) Membangun maka renstra sekolah akan mampu menjawab
jaringan alumni yang lebih efektif dan persoalan-persoalan yang muncul.
terorganisir; (4) Melakukan terobosan- Penulis memberikan sebuah model
terobosan untuk percepatan pencapaian ataupun draft rencana strategis peningkatan
prestasi akademis. mutu sekolah berdasarkan analisis SWOT
SMPN 1 Bawen yang telah diuji oleh pakar.
Saran
Sekiranya draft tersebut bermanfaat untuk
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran membantu sekolah dalam menyusun renstra
yang dapat diberikan adalah: sekolah yang akan habis berlakunya sampai
dengan tahun 2015. Sekiranya draft tersebut
a. Bagi Kepala Sekolah
dapat menjadi bahan masukan untuk sekolah
Hasil analisis SWOT posisi SMPN 1 dalam menyusun dan mengembangkan
Bawen berada pada posisi kuadran I (SO) yang rencana strategis sekolah.
mendukung pada strategi agresif yang
b. Bagi guru dan staf
mendukung pertumbuhan dengan
memanfaatkan kekuatan yang dimiliki sekolah Para guru dan staf SMP Negeri 1
untuk menangkap peluang yang ada. Hal Bawen seyogianya berkomitmen bersama
tersebut perlu keterlibatan semua komponen untuk berperan secara aktif dalam
sekolah dan fihak stakeholder. mengoptimalkan pelaksanaan rencana strategis
yang sudah disepakati dan disusun bersama
Kepala sekolah sebagai manajemen
dengan tujuan agar sekolah mampu
puncak seyogianya bertanggung jawab penuh
meningkatkan mutu pendidikan. Salah satunya
terhadap pengelolaan dan pemanfaatan semua
adalah mutu lulusan.
potensi dan sumber daya sekolah untuk
mewujudkan visi misi sekolah, tujuan sekolah DAFTAR PUSTAKA
dan memenangkan persaingan positif yang
Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT Teknik
ada. Selain itu kepala sekolah sebaiknya lebih
Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT
mengoptimalkan supervisi, monitoring serta
Gramedia Pustaka Utama.
membentuk tim evaluasi untuk memastikan
program-progam yang dijalankan dapat Rindaningsih, Ida. (2012). Pengembangan
berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan Model Manajemen Stategik Berbasis
untuk mengevaluasi kinerja guru. (Beyond Center and Circle Time)
BCCT Pada PAUD. Halaqa Jurnal
Selanjutnya diperlukan komitmen yang
Fakultas Tarbiyah, Keguruan dan Ilmu
kuat dari kepala sekolah untuk
Pendidikan UMSIDA. vol. 1. No. 2
mengimplementasikan program-program
Juni 2012.
sekolah secara konsisten dan
berkesinambungan. Hal tersebut menjadi
95
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017

Rozari, A.M. 2011. Rencana Strategis


Peningkatan Mutu Sekolah Dengan
Analisis SWOT di SMK St. Petrus
Comoro Dili Timor Leste. Tesis.
Salatiga: Program Pasca Sarjana
Magister Manajemen Pendidikan
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta.
Suharti, R. 2013. Alternatif Strategi
Peningkatan Mutu Sekolah
Berdasarkan Analisis SWOT di SDN 1
Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo
Kabupaten Temanggung. Tesis.
Salatiga: Program Pasca Sarjana
Magister Manajemen Pendidikan.
Sumarni, N. 2011. Strategi Peningkatan Mutu
Sekolah Berdasarkan Analisa SWOT
Pada SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga. Tesis, Salatiga: Program
Pasca Sarjana Magister Manajemen
Pendidikan.
Tjiptono, F dan Diana, A, 2003. Total Quality
Management. Andi Offset, Yogyakarta
Usman, U. 2002. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

96

Anda mungkin juga menyukai