754-Article Text-2647-1-10-20170629 PDF
754-Article Text-2647-1-10-20170629 PDF
Ju r n al Ma naj e m e n P e nd id ik a n
Magister Manajemen Pendidikan ISSN 2549-9661
FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Volume: 4, No. 1, Januari-Juni 2017
jurnalkelola@gmail.com Halaman: 83-96
Edi Sujoko
Sekolah Tinggi Teologi Simpson
Kabupaten Semarang-Jawa Tengah
edisujoko@sttsimpson.ac.id
ABSTRACT
This research was a research and development study. The purpose of this research are
(1) Describe what factors are the strengths, weaknesses , opportunities and threats in
improving the quality in SMPN1 Bawen ;(2) Develop a strategy that needs to be done to
improve the quality SMPN1 Bawen based on SWOT analysis. Data was collected
through interviews, observation, study of document and focus group discussion (FGD).
The results of the SWOT analysis is to improve the quality of schools stated position
SMPN1 Bawen be in SO quadrant, which supports an aggressive strategy to support the
growth of the school created a strategic plan that leverages the power to capture the
opportunities that exist . Draft strategic aspects: inputs, processes, and outputs include:
developing the ideal school environment, through programs 7 K ( Health, Order,
Beauty, Shade, Security, Comfort, and Kinship ; Optimization of teacher professional
development programs, and improve academic achievement and non- academic as
optimal as possible.
83
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017
Tabel 1 Prosentase Kelulusan dan Peringkat SMPN 1 Bawen Tahun 2008/2009 s.d. 2012/2013
Jumlah
Rata-
Prosentasekel yang Peringkat
TahunPelajaran rata
ulusan tidak Sekolah
Nilai
Lulus
2008/2009 100 % 7.09 0 3
2009/2010 89.02 % 6.63 29 3
2010/2011 100 % 7.02 0 3
2011/2012 100 % 7.10 0 2
2012/2013 99.60 % 6.50 1 2
Sumber: Data Sekunder, diolah
menjadi 2. Namun pada tahun tersebut tidak ada beberapa cabang kegiatan ekstrakurikuler
ada ujian ulang sehingga satu peserta didik yang sudah memiliki prestasi yang cukup baik.
yang tidak lulus harus diikutkan paket C. Berikut ini data kegiatan non-akademis yang
Dalam bidang non-akademis SMPN 1 diselenggarakan sekolah beserta kejuaraan
Bawen juga belum menunjukkan prestasi yang yang diperoleh.
memuaskan dari waktu ke waktu, meskipun
Tabel 2 Prestasi Bidang Non – Akademis Tingkat Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi
Prop.
Prop.
Prop.
Prop.
Kab.
Kab.
Kab.
Kab.
Kec.
Kec.
Kec.
Kec.
Pramuka - - - - 2 - - - - - - -
PMR - - - - - - - - - - - -
Band - 1 - - 2 - - 3 - - 3 -
Vocal - - - - - - - 3 - - - -
Seni Lukis - 1 - - 1 - - - - - - -
Rebana - - - 1 - - - - - - - -
Pildacil - - - - - - 1 1 - - 1 -
Pencak Silat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Bola Voli - - - - 2 - - - - - - -
Basket - - - - - - - 3 - - - -
Sepak Bola- - 1 - - 1 - - 1 - - 1 3
Bulutangkis - 2 - - 2 - - 2 - - - -
Renang - - - - - - - - - - - -
Jurnalistik - - - - - - - - - - - -
Sumber : Data Sekunder, diolah
85
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017
pelaksanaannya, yang dibuat oleh manajemen Mutu tidak terjadi begitu saja, namun
puncak dan diimplementasikan oleh seluruh perlu suatu proses perencanaan. Mutu menjadi
jajaran di dalam suatu organisasi, untuk bagian penting dari strategi institusi dan harus
mencapai tujuannya. didekati secara sistematis dengan
Hal penting selanjutnya guna menggunakan proses perencanaan strategis.
mencapai mutu pendidikan yang optimal Tanpa arahan jangka panjang yang jelas,
danber- kesinambungan adalah rencana sekolah sebagai sebuah institusi pendidikan
strategis pendidikan. Dalam penelitian ini tidak dapat merencanakan peningkatan mutu
adalah rencana yang dilakukan oleh (Rozari, 2011). Oleh sebab itu rencana
stakeholder sekolah dengan memperhatikan strategis peningkatan mutu mutlak dilakukan
prinsip perbaikan hasil pendidikan, membawa oleh institusi pendidikan untuk
perubahan yang lebih baik, prioritas mempertahankan sekolah dari persaingan yang
kebutuhan, partisipasi, keterwakilan, realitas semakin ketat. Rencana strategis merupakan
sesuai dengan hasil analisis SWOT, rencana komprehensif dengan melibatkan
mendasarkan pada hasil review dan evaluasi, semua sumber dan kemampuan untuk
keterpaduan menyeluruh, transparan, dan meningkatkan kualitas proses belajar
keterkaitan serta kesepadanan secara vertikal mengajar, mencapai sasaran sekolah, dan juga
dan horizontal dengan rencana-rencana lain. memenangkan persaingan yang ada.
Mutu pendidikan tidak hanya Rencana strategis peningkatan
ditentukan oleh sekolah sebagai lembaga mutu sekolah dalam implementasinya tidak
pengajaran tetapi juga disesuaikan dengan apa lepas dari manajemen peningkatan mutu
yang menjadi harapan dan pandangan sekolah. Berkaitan dengan hal ini, Usman
masyarakat yang cenderung berkembang (2002) menyatakan bahwa manajemen
seiring dengan kemajuan jaman. Bertitik tolak peningkatan mutu memiliki prinsip (1)
pada kecenderungan ini penilaian masyarakat peningkatan mutu harus dijalankan di sekolah,
tentang mutu lulusan sekolahpun terus (2) peningkatan mutu hanya dapat
berkembang. Karena itu sekolah harus terus- dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan
menerus meningkatkan mutu lulusannya yang baik, (3) peningkatan mutu harus
dengan menyesuaikan dengan perkembangan didasarkan pada data dan fakta baik bersifat
tuntutan masyarakat menuju pada mutu kualitatif maupun kuantitatif, (4) peningkatan
pendidikan yang dilandasi tolok ukur norma mutu harus memberdayakan dan melibatkan
ideal (Sumarni, 2011). semua unsur yang ada di sekolah, (5)
Lewis dan Smith (dalam Tjiptono & peningkatan mutu memiliki tujuan bahwa
Diana, 2003) mengatakan bahwa pendekatan sekolah dapat memberikan kepuasan kepada
sistem terbuka menekankan kebutuhan kualitas peserta didik, orang tua dan masyarakat.
pada ketiga tahap utama, yaitu akreditasi, Dalam merumuskan rencana strategis
proses transformasi, dan assessment. untuk meningkatkan mutu sekolah diperlukan
Akreditasi berkaitan dengan input, sedangkan alat analisa. Adapun alat analisa yang sering
assessment berkaitan dengan output. Input digunakan adalah analisa SWOT. SWOT
meliputi kemampuan dasar peserta didik, adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses,
sumber daya pendanaan, fasilitas, dan Opportunities, dan Threats. Rangkuti (2009)
program. Proses meliputi desain pembelajaran, menjelaskan Strengths adalah beberapa hal
metode pembelajaran, dan sistem analisis data. yang merupakan kelebihan dari sekolah yang
Sedangkan output adalah prestasi peserta didik bersangkutan. Weaknesses adalah komponen-
dan pasca kelulusan. komponen yang kurang menunjang
86
Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di Sekolah Menengah Pertama | Edi Sujoko
BERBAGAI
PELUANG
(O)
2. Mengubah Strategi ( - , +) 1. Strategi Agresif (+, +)
KELEMAHAN KEKUATAN
INTERNAL(W) KUADRAN IV KUADRAN II
INTERNAL(S)
Menyusun Rancangan
Potensi dan Masalah Pengumpulan data
Penelitian
Validasi Desain
Perbaikan Desain Desain Produk
Penelitian
Sedangkan data sekunder adalah data hasil kelulusan peserta didik, rencana strategis
yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan sekolah, prestasi akademik dan non-akademis,
dengan baik oleh pengumpul data atau pihak daftar inventaris, dan jumlah peserta didik.
lain. Dalam penelitian ini data sekunder Metode pengumpulan data dari penelitian
diperoleh dari sumber tertulis melalui studi dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut:
dokumentasi seperti profil sekolah, data guru,
88
Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di Sekolah Menengah Pertama | Edi Sujoko
Peluan
g
Kuadran 1 ( S – O)
- 4 Strategi Agresif
Memanfaatkan kekuatan untuk
- 3
menangkap peluang yang ada
- 2
(1,01; 0,08)
Kelemahan - 1 Kekuatan
I I I I I I I I
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
- -1
- -2
- -3
- -4
Ancaman
Gambar 3 Matrik SWOT Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Input
untuk bekerjasama
kabupaten
Bawen.
komite
Faktor Internal
1 2 3 4 5
Kekuatan Strategi S - O (Strength - Opportunity)
1. Mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar
Lokasi sekolah sangat strategis yang ideal, yaitu melalui program 7 K (Kebersihan, Ketertiban,
Keindahan, Kerindangan, Keamanan, Kenyamanan, dan
98 % guru berpendidikan S1 Kekeluargaan).
2. Membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi
Kamampuan dasar peserta didik baik peserta didik, baik dari sisi akademis ataupun non akademis.
Jumlah buku ajar untuk guru dan 3. Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan melalui
pelatihan-pelatihan intensif sehingga akan meningkatkan
peserta didik mencukupi
kinerja.
Kemampuan manajemen kepala 4. Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana
sekolah cukup baik untuk belajar peserta didik.
5. Dibentuk Tim Evaluasi program dan kegiatan sekolah secara
Dana untuk operasi sekolah efektif dan efisien.
mencukupi
Fasilitas cukup lengkap
89
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017
Peluang
Sel 1 ( S – O)
- 4 Strategi Agresif
Memanfaatkan kekuatan
- 3 untuk menangkap peluang
yang ada
- 2
- 1 (1,05; 0,70)
Kelemahan Kekuatan
I I I I I I I I
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
- -1
- -2
- -3
- -4
Ancaman
Gambar 4 Matrik SWOT Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Proses
90
Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di Sekolah Menengah Pertama | Edi Sujoko
pembelajaran
pendidikan
sekolah.
negeri.
Faktor Internal
1 2 3 4 5 6
Kekuatan Strategi S - O (Strength - Opportunity)
Kualifikasi pendidikan guru
sesuai dengan pelajaran yang 1. Mengoptimalkan kegiatan-kegiatan pengembangan profesi guru
diampu. baik di tingkat lokal sekolah ataupun diluar sekolah dengan menitik
beratkan kualitas bukan sekedar mengikuti kegiatan sebagai
KKM sekolah minimal 75 formalitas.
Terdapat banyak kegiatan 2. Mengembangkan pembelajaran yang aktif, Inovatif, kreatif, efektif
ekstrakurikuler yang dan menyenangkan, sesuai dengan K.13
diselenggarakan oleh sekolah 3. Dibentuk Tim Evaluasi yang efektif dan efisien untuk memantau
dan memastikan kemampuan profesi guru berkembang dari sisi
Kemampun manajemen kepala kualitas.
sekolah cukup baik 4. Mengoptimalkan program dan kegiatan ekstrakurikuler mulai dari
Adanya jam tambahan untuk perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi untuk mencapai target-
kelas IX target yang diharapkan.
5. Lebih meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau pelatih dari
Guru mau mengikuti kegiatan luar sekolah untuk mengoptimalkan mutu prestasi non akademis
pengembangan profesi. (ekstrakurikuler).
6. Mengembangkan program character building untuk peserta didik.
Tabel 6 Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Output Dari hasil matrik IFAS dan EFAS
IFAS EFAS diketahui skor akhir IFAS adalah 0,50 dan
Kategori Total Kategori Total
Skor Skor
total skor akhir EFAS adalah 0,90. Hasil
Kekuatan (S) 3,70 Peluang (O) 4,20 tersebut kemudian ditunjukkan melalui matrik
Kelemahan (W) 3,20 Ancaman (T) 3,30 SWOT di bawah ini:
Total (S-W) 0,50 Total (O-T) 0,90
Peluang
- 4
Kuadran 1 ( S – O)
- 3 Strategi Agresif
- 2 Memanfaatkan kekuatan untuk
menangkap peluang yang ada
- 1
Kelemahan (0,50; 0,90)
I I I I I I I I Kekuatan
-4 -3 -2 -1 0- -1 1 2 3 4
- -2
- -3
- -4
Ancaman
Gambar 5 Matrik SWOT Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Proses
92
Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di Sekolah Menengah Pertama | Edi Sujoko
Peluang
Faktor Eksternal
akademis
alumni.
kuat.
Faktor Internal
1 2 3 4
Kekuatan Strategi S - O (Strength - Opportunity)
Pencapaian prestasi non a. Meningkatkan prestasi non-akademis sekolah dengan
akademis kegiatan non seoptimal mungkin.
akademis (ekstrakurikuler) b. Meningkatkan pembelajaran yang menitikkan pada
semakin lebih baik. pembangunan karakter peserta didik untuk membangun
Peringkat sekolah dari tahun ke image positif.
tahun mulai meningkat c. Membangun jaringan alumni yang lebih efektif dan
Prosentase jumlah kelulusan terorganisir.
dari tahun ke tahun meningkat. d. Melakukan terobosan-terobosan untuk percepatan
pencapaian prestasi akademis.
Banyak peserta didik diterima di
sekolah favorit.
93
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017
94
Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di Sekolah Menengah Pertama | Edi Sujoko
sekolah untuk mengoptimalkan mutu prestasi sangat penting dalam proses peningkatan mutu
non akademis (ekstrakurikuler). sekolah baik dalam jangka menengah ataupun
Rencana strategis yang dibuat untuk jangka panjang.
meningkatkan mutu aspek output adalah; (1) Selain itu kepala sekolah seyogianya
Meningkatkan prestasi non-akademis sekolah merangkul dan melibatkan semua stakeholder
dengan seoptimal mungkin; (2) Meningkatkan sekolah dalam menyusun rencana strategis
pembelajaran yang menitikberatkan pada agar output atau hasil dari renstra nyata-nyata
pembangunan karakter peserta didik untuk potret sekolah. Jika hal tersebut dapat terwujud
membangun image positif; (3) Membangun maka renstra sekolah akan mampu menjawab
jaringan alumni yang lebih efektif dan persoalan-persoalan yang muncul.
terorganisir; (4) Melakukan terobosan- Penulis memberikan sebuah model
terobosan untuk percepatan pencapaian ataupun draft rencana strategis peningkatan
prestasi akademis. mutu sekolah berdasarkan analisis SWOT
SMPN 1 Bawen yang telah diuji oleh pakar.
Saran
Sekiranya draft tersebut bermanfaat untuk
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran membantu sekolah dalam menyusun renstra
yang dapat diberikan adalah: sekolah yang akan habis berlakunya sampai
dengan tahun 2015. Sekiranya draft tersebut
a. Bagi Kepala Sekolah
dapat menjadi bahan masukan untuk sekolah
Hasil analisis SWOT posisi SMPN 1 dalam menyusun dan mengembangkan
Bawen berada pada posisi kuadran I (SO) yang rencana strategis sekolah.
mendukung pada strategi agresif yang
b. Bagi guru dan staf
mendukung pertumbuhan dengan
memanfaatkan kekuatan yang dimiliki sekolah Para guru dan staf SMP Negeri 1
untuk menangkap peluang yang ada. Hal Bawen seyogianya berkomitmen bersama
tersebut perlu keterlibatan semua komponen untuk berperan secara aktif dalam
sekolah dan fihak stakeholder. mengoptimalkan pelaksanaan rencana strategis
yang sudah disepakati dan disusun bersama
Kepala sekolah sebagai manajemen
dengan tujuan agar sekolah mampu
puncak seyogianya bertanggung jawab penuh
meningkatkan mutu pendidikan. Salah satunya
terhadap pengelolaan dan pemanfaatan semua
adalah mutu lulusan.
potensi dan sumber daya sekolah untuk
mewujudkan visi misi sekolah, tujuan sekolah DAFTAR PUSTAKA
dan memenangkan persaingan positif yang
Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT Teknik
ada. Selain itu kepala sekolah sebaiknya lebih
Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT
mengoptimalkan supervisi, monitoring serta
Gramedia Pustaka Utama.
membentuk tim evaluasi untuk memastikan
program-progam yang dijalankan dapat Rindaningsih, Ida. (2012). Pengembangan
berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan Model Manajemen Stategik Berbasis
untuk mengevaluasi kinerja guru. (Beyond Center and Circle Time)
BCCT Pada PAUD. Halaqa Jurnal
Selanjutnya diperlukan komitmen yang
Fakultas Tarbiyah, Keguruan dan Ilmu
kuat dari kepala sekolah untuk
Pendidikan UMSIDA. vol. 1. No. 2
mengimplementasikan program-program
Juni 2012.
sekolah secara konsisten dan
berkesinambungan. Hal tersebut menjadi
95
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017
96