Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sitti Faridah Dahlan

NIM : 1913042032
Kelas : Pendidikan Kimia B

SUMMARY BOOK
1. Identitas Buku
Judul Buku : Pengantar Pendidikan
Pengarang : Umar Tirtarahardja, dkk
Tahun Terbit : 2010 (cetakan kedua)
Tempat teribt : Jakarta
Tebal Buku : 320 halaman

2. Ringkasan dan isi buku


Buku pengantar pendidikan merupakan hasil penulisan Prof. Dr. Umar
Tirtarahardja, dan Drs. La Sulo dibantu oleh Prof. Dr. I Watan Ardhana dan Prof. Dr.
Sudijarto sebagai evaluator atau review buku ini. Sebagaimana upaya peningkatan
kualitas yang tidak akan pernah selesai. Mungkin pula buku bahan belajar ini
nantinya akan memerlukan revisi berdasarkan masukan dari lapangan. Buku bahan
belajar ini sebagai buku pegangan mahasiswa dan dosen dalam penyelenggaraan
perkuliahan. Buku bahan ajar ini diharapkan akan member dasar, arah, dan titik tolak
kegiatan perkuliahan sehingga perkuliahan dapat dilakukan lebih terprogram.
Bapak Prof. Dr. Umar Tirtarahardja lahir di Lamongan Jawa Timur
tahun1932. Tamat SRtahun 1947 di Lamongan , SMP 1950 di Kediri, melanjutkan
belajar pada SGA Negeri di Surabaya tamat 1953, saat itulangsung ditugaskan
sebagai guru pada SMP Negeri 2 Makasar. Tahun1955 sampai dengan 1958 belajar
pada BI pedagogis (ilmu mendidik). Disini sempat menikmati belajar pedagogis,
psikologis, sosiologi dan filsafat dari Dr. Enklaar, Prof. Dr. Wolhof, Dr. Bergma
dibawah bimbingan M. Hutagalung.
Pembahasan pertama tentang buku Pengantar Pendidikan ini membahas
tentang hakikat manusia dan pengembangannya serta tentang sarana pendidikan,
pendidikan bermaksud untuk membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan
potensi-potensi kemanusiaan. Manusia memiliki cirri khas yang membedakannya
dari hewan, pembahasan kedua tentang pengertian dan unsur-unsur pendidikan,
seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifat yang
kompleks, karena sifatnya yang kompleks, maka tidak ada batasan apapun yang
cukup memadai untuk menjelaskan arti-arti pendidikan secara lengkap. Unsur-unsur
pendidikan yaitu peserta didik, pendidik, interaksi antara peserta didik dengan
pndidik (interaksi edukatif), kearah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
dan pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan), alat dan metode,
dan lingkungan pendidikan.
Adapun hal yang melandasi pendidikan yaitu landasan filosofis, landasan
sosiologis, landasan kutural, landasan psikologis, landasan ilmiah dan teknologis.
Sedangak adapun asas pendidikan yaitu asas yang pertam,  Asas Tut Wuri
Handayani, asas ini dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara yaitu tutwuri
handayani, ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan
menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing
Madyo Mangun Karso. Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu
kesatuan asas yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh), Ing
Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat), dan
Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan). Asas yang kedua, asas
belajar sepanjang hayat, asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan
sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education).
Ketiga, asas kemandirian dalam belajar yaitu kegiatan belajar mengajar, sedini
mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur
tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan. Perwujudan
asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai
fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam
melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa
Aktif).
Aliran-aliran pendidikan adalah sebuah pemikiran tentang pendidikan.
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap
kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang
memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Adapun aliran-aliran
pendidikan yaitu aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang
mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan
bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak
tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Kedua,
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan
dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Ketiga Aliran Naturalisme, aliran ini
dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan
mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena
dipengaruhi lingkungan. Keempat, aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern,
ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan
baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan
maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting.
Selanjutnya, pengaruh aliran klasik terhadap pemikiran dan praktek pendidikan di
Indonesia. Di dalam berbagai keputusan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-
pemikiran telah dimulai dari zaman Yunani Kuno sampai sekarang. Pemikiran
pendidikan sejak dulu, kini, dan masa yang akan datang terus berkembang. Hasil dari
pemikiran itu disebut aliran atau gerakan baru dalam pendidikan. Aliran atau gerakan
tersebut mempengaruhi pendidikan di seluruh dunia, termasuk pendidikan di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai