Anda di halaman 1dari 39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Agrodana Futures Surabaya

PT. Agrodana Futures adalah perseroan berbadan hukum di

Indonesia yang bergerak dalam bidang Perdagangan Berjangka.

Perseroan didirikan pada bulan Mei tahun 2000 dengan kantor pusat yang

berada di Jakarta.

Perdagangan berjangka di Indonesia diatur dalam UU No. 32

tahun 1997 yang kemudian disempurnakan dengan UU No. 10 tahun

2011.“ UU Perdagangan Berjangka mewajibkan setiap perseroan untuk

memiliki izin perdagangan”.

PT. Agrodana Futures memiliki izin dari Badan Pengawas

Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEPTI) untuk menjalankan

kegiatan Perdagangan Berjangka sesuai dengan yang diatur dalam UU

Perdagangan Berjangka.

PT. Agrodana Futures merupakan anggota dari Bursa Komoditi di

Indonesia beserta Lembaga Kliringnya. PT. Agrodana Futures

merupakan anggota dari Jakarta Futures Exchange (JFX), Indonesia

Commodity & Derivatives Exchange (ICDX), PT. Kliring Berjangka

Indonesia (KBI) dan PT. Indonesia Clearing House (ICH)

4.1.2 Visi, Misi dan Prinsip Kerja PT. Agrodana Futures Surabaya

1. Visi PT Agrodana Fututres


Menjadikan Agrodana Sebagai Household Brand Dalam Dunia

Perdagangan Berjangka Indonesia

2. Misi PT. Agrodana Futures

Full Service Brokerage company yang memberikan fasilitas dan

layanan terbaik terhadap nasabah

3. Prinsip PT. Agrodana Futures

a) Integrity: Jujur, Terpercaya dan Beretika

b) Professionalism: Memiliki Kompetensi dan bertanggung jawab

c) Excellence: Efisiensi, prudent dan memberikan yang terbaik

4.1.3 Status Hukum PT. Agrodana Futures

PT Agrodana Futures pada awalnya berkantor pusat di Jl. Wisma,

didirikan berdasarkan legalitas pendirian perusahaan yaitu:

a. Izin BAPPEBTI: 40/BAPPEBTI/SI/XII/2000

b. Anggota Jakarta Futures Exchange: SPAB-037/BBJ/10/10

c. Anggota PT. Kliring Berjangka Indonesia: 007/AK-KJBK/XII/2000

d. Anggota ICDX: 085/SPKB/ICDX/Dir/VII/2013

e. Anggota PT. Indonesia Clearing House: 063/SPKK/ICH-AF/VII/2017

4.1.4 Struktur Organisasi PT. Agrodana Futures Surabaya

Struktur organisasi merupakan sarana untuk menggambarkan

keadaan formal perusahaan untuk mengetahui tugas dan fungsi serta

tanggung jawab para karyawan. Dengan adanya struktur organisasi

tersebut semua orang dapat mengetahui tugas dan tanggung jawab para
karyawan perusahaan. Struktur yang ada di PT. Agrodana Futures

Surabaya bias digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT Agrodana Futures Surabaya

Sumber: PT. Agrodana Futures Surabaya

1. Uraian Tugas (Job Description)

Uraian tugas (Job Description) adalah penjelasan tentang suatu

jabatan, tugas- tugasnya, tanggung jawabnya, wewenang dan sebagainya.

Disamping itu penjelasan tentang uraian jabatan sangatlah penting

terutama untuk menghindarkan perbedaan pengertian terjadinya

pekerjaan rangkap.

Pada umumnya uraian tugas dipergunakan sebagai dasar untuk

penilaian jabatan. Akan tetapi sebenarnya uraian tugas juga dipakai

pimpinan sebagai alat untuk memimpin dan merancang suatu sistem


akuntansi sesuai dengan kemajuan perusahaan, artinya apabila uraian

tugas yang telah dibuat benar-benar merupakan ikhtisar dari kewajiban

yang diserahkan, maka uraian tugas dapat dipergunakan untuk

merencanakan pekerjaan dalam suatu sistem atau kelompok kerja.

Berdasarkan uraian di atas, maka rincian atas kegunaan uraian

tugas dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

a. Branch Manager mempunyai tugas sebagai pimpinan cabang,

penanggung jawab operasional manajemen di kantor cabang.

b. Secretary mempunyai tugas untuk melakukan tugas dan fungsi

administrasi manajemen di kantor cabang.

c. Bussines Development Manager mempunyai tugas sebagai pelaksana

kebijakan operasional di kantor cabang dan sebagai pengawas terhadap

pengembangan bisnis di kantor cabang

d. Accounting mempunyai tugas sebagai pelaksana fungsi administrasi data

keuangan di kantor cabang.

e. Service Department mempunyai tugas sebagai pelaksana pelayanan dan

operasional di kantor cabang.

f. Marketing Departement mempunyai tugas sebagai bagian pemasaran

bisnis perusahaan.

g. Chief dialing mempunyai tugas sebagai kepala koordinasi administrasi

transaksi di kantor cabang.

h. Messenger bertugas sebagai pengantar surat atau dokumen-dokumen

transaksi kepada nasabah


i. Dealing Staff bertugas sebagai pelaksana administrasi transaksi

perdagangan di kantor cabang.

j. IT bertugas melakukan maintenance (pemeliharaan) sistem

komputerisasi di kantor cabang.

4.1.5 Produk PT. Agrodana Futures Surabaya

Produk-produk keuangan yang dapat diperdagangkan di PT.

Agrodana Futures Surabaya dibagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu Foreign

Exchange (Forex), CFD Stock Indices, dan Komoditi . Adapun produk

tersebut bisa diuraikan sebagai berikut:

1. Produk Foreign Exchange

PT Agrodana menawarkan trading pada 10 (sepuluh) pasang

mata uang paling popular di dunia: EURUSD, GBPUSD, AUDUSD,

USDJPY, USDCHF, EURGBP, EURJPY, GBPJPY, CHFJPY, dan

AUDJPY

2. Produk Contract for Differences (CFD)

PT Agrodana menawarkan trading untuk indeks harga saham

Asia, Eropa dan Amerika. CFD Indeks ini meliputi Indeks Saham

Jepang, Indeks Saham Hongkong, Indeks saham Korea, CFD Dow Jones

Index, CFD S&P 500 Index, CFD Nasdaq Index, CFD FTSE Index, dan

CFD DAX Index.

3. Produk Commodities
PT Agrodana menawarkan trading untuk produk komoditi

menyediakan beraneka ragam kontrak mulai dari logam mulia emas,

perak, cruide oil (minyak mentah), timah, kopi dan olein.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Statistik Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono,

2015).

Tabel 4.5

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
M M

in a

i xi

m m Std.

u u Me Devi

N m m an ation
Harga Minyak 36 4 7 60.8 8.10

Dunia 6. 6. 531 538

1 7

7 3
Indeks Dow Jones 36 1 2 243 2239

9 8 86.9 .430

9 1 088 599

0 6 6

7. 6.

6 5

5 7

0 1
Indeks Hang Seng 36 2 3 275 2175

2 1 54.8 .831

8 8 581 713

1 5 9

4. 4.

0 8

0 1

0 0
Kontrak Futures 36 1 1 130 88.8

Komoditi Emas 1 5 6.42 0415

9 1 81

2. 0.

1 5

0 8
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.5 maka dapat disimpulkan bahwa dari 36 data

selama 3 tahun diperoleh nilai terendah sebesar 46,17 pada bulan Juni

tahun 2017 dan nilai tertinggi sebesar 76,73 pada bulan Oktober tahun

2018 untuk variabel harga minyak dunia. Rata-rata yang diperoleh

sebesar 60,8531 dan nilai standar deviasi sebesar 8,10538.

Variabel indeks Dow Jones mempunyai nilai terendah sebesar

19907,650 pada bulan Januari tahun 2017 dan nilai tertinggi sebesar

28166,571 pada bulan Desember tahun 2019. Rata-rata yang diperoleh

sebesar 24386,90886 dan nilai standar deviasi sebesar 2239,430599.

Variabel indeks Hang Seng mempunyai nilai terendah sebesar

22814 pada bulan Januari tahun 2017 dan nilai tertinggi sebesar

31854,810 pada bulan Januari tahun 2018. Rata-rata yang diperoleh

sebesar 27554,85819 dan nilai standar deviasi sebesar 2175,831713.

Variabel kontrak futures komoditi emas mempunyai nilai

terendah sebesar 1192,10 bulan Januari tahun 2017 dan nilai tertinggi

sebesar 1510,58 bulan September tahun 2019. Rata-rata yang diperoleh

sebesar 1306,4281 dan nilai standar deviasi sebesar 88,80415.

4.3 Pengujian Data

4.3.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian

data menggunakan asumsi klasik pada model regresi yang digunakan.

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa

multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi tidak terdapat


masalah dalam penelitian ini atau data yang dihasilkan berdistribusi

normal (Ghozali, 2016).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

atau tidak. Dimana dalam model regresi yang baik adalah yang memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2016). Model

regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal, metode yang digunakan dalam metode ini yaitu Uji Normalitas

dengan Uji Statistik Kolmogorov Smirnov.

Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika

signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai

perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti dua

tersebut tidak normal. Jika signifikansi diatas 0,05 maka berarti

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan

diuji dengan data normal baku, berarti data tersebut normal.

Tabel 4.6

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unsta

ndardi

zed

Residu

al
N 36
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
Sumber: Lampiran

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas maka dapat dijelaskan bahwa nilai

asymp.sig. (2-tailed) > 0,05 (0,200 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang

akan diuji dengan data normal baku, berarti data tersebut normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah di dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas

dalam penelitian ini adalah dengan metode Variance Inflation Factor

(VIF). Jika nilai VIF > 10, maka ada indikasi adanya multikolinearitas.

Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi multikolinearitas adalah

mengeluarkan variabel yang mempunyai VIF > 10 sepanjang tidak

menyebabkan Specification Error atau tidak melakukan apa-apa jika R2

tinggi dan F hitung signifikan (Ghozali, 2016).

Tabel 4.7

Uji Multikolinieritas

Model Collinearity

Statistics
To

ler V

an I

ce F
1 Harga . 1

Minyak 93 .

Dunia 4 0

1
Indeks Dow . 1

Jones 80 .

4 2

4
Indeks Hang . 1

Seng 75 .

7 3

2
Sumber: Output SPSS

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai

tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Ini berarti bahwa tidak terdapat

multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas

dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang homokedastititas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada

beberapa uji statistic yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas, antara lain: Glejser, White, Breusch-Pagan-

Godfrey, Harvey, Park (Ghozali, 2016). Pada penelitian ini akan

digunakan uji glejser dengan meregresikan semua variabel independen

dengan nilai absolut residual.

Tabel 4.8

Uji Heteroskedastisitas

Model .
1 (Constant) .

2
Harga .

Minyak 9

Dunia 6

8
Indeks Dow .

Jones 1

3
Indeks Hang .

Seng 1

6
Sumber: Output SPSS

Berdasarkan pada Tabel 4.8 maka dapat diperoleh hasil bahwa

semua variabel independen mempunyai nilai sig. > 0,05. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi kasus heteroskedastisitas. Selain salah

satu cara untuk mendeteksi Heteroskedastisitas adalah dengan

melihat grafik scatter plot antara nilai prediksi variable terikat

(ZRED) dengan residualnya (SRESID).


Sumber: Output SPSS

Gambar 4.1

Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas secara visual

dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi. Gambar 4.1

menunjukkan tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu

sama lain. Autokorelasi juga bisa diakibatkan oleh adanya bias

spesifikasi, misalnya karena dikeluarkannya variabel-variabel yang benar


dari persamaan regresi atau karena asumsi yang salah mengenai bentuk

fungsional (Ghozali, 2016). Salah satu ukuran dalam menentukan ada

tidaknya masalah autokorelasi adalah dengan uji DW dengan ketentuan

sebagai berikut:

a) Bila nilai D-W < -2, berarti ada autokorelasi positif.

b) Bila nilai D-W diantara -2 sampai dengan +2, berarti tidak terjadi

autokorelasi.

c) Bila nilai D-W +2, berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.9

Uji Autokorelasi

Model Summaryb
M R Std.

o S Adjus Error Durbi

d q ted R of the n-

e ua Squar Estim Watso

l R re e ate n
1 . . .811 70544 1.616

9 8 4.713

0 2 12

9 7
a

a. Predictors: (Constant), Indeks Hang Seng, Harga Minyak Dunia,

Indeks Dow Jones


b. Dependent Variable: Kontrak Futures Komoditi Emas
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi kasus autokorelasi pada data yang akan digunakan pada penelitian

ini. Hal ini dapat diketahui dari nilai -2 < Durbin-Watson (dW) < 2 (-2 <

1,616 < 2) yang menunjukkan penelitian ini tidak ada autokorelasi.

4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Alat analisa yang dipakai untuk mengetahui pengaruh variabel

pembiayaan Harga Minyak Dunia, Indeks Dow Jones dan Indeks Hang

Seng, terhadap Kontrak Futures Komoditi Emas adalah dengan

menggunakan analisis regresi berganda. Menurut Sugiyono (2017)

Analisis regresi linear berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti

meramalkan bagaimana keadaan (naik- turunnya) variabel dependen

(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor

predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi

berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2.

Teknik estimasi variabel dependen yang digunakan adalah Ordinary

Least Square (OLS) yaitu mengestimasi garis regresi dengan jalan

meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap

garis tersebut. Y diasumsikan sebagai Kontrak Futures Komoditi Emas,

X diasumsikan sebagai Harga Minyak Dunia, Indeks Dow Jones, dan

Indeks Hang Seng.

Tabel 4.10

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Stand

ardize

Unstandardized Coeffi

Coefficients cients
Std.

Erro Sig

Model B r Beta T .
1 (Constant 70 143 . .

) 74 816 4 62

31. 9.83 9 6

21 3 2

2
Harga 5.7 .810 .539 7. .

Minyak 33 0 00

Dunia 8 0

0
Indeks . .003 .504 6. .

Dow 02 1 00

Jones 0 3 0

9
Indeks . .005 .494 5. .

Hang 02 8 00

Seng 9 4 0

4
a. Dependent Variable: Kontrak Futures Komoditi Emas
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.10 maka dapat diperoleh persamaan regresi

sebagai berikut:

Kontrak Futures Komoditi Emas = 707431,212 + 5,733 Harga Minyak

Dunia + 0,020 Indeks Dow Jones + 0,029 Indeks Hang Seng

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda diatas, maka

dapat di interpretasikan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta (β0) sebesar 707431,212. Hal ini menunjukkan bahwa jika

variabel Harga Minyak Dunia (X1), Indeks Dow Jones (X2), dan Indeks

Hang Seng (X3) bernilai nol atau tidak mengalami perubahan, maka nilai

Kontrak Futures Komoditi Emas akan mengalami kenaikan sebesar

707431,212.

2. Nilai koefisien regresi (β1) untuk variabel Harga Minyak Dunia (X1)

sebesar 5,733. Hal ini menunjukkan bahwa jika Harga Minyak Dunia

meningkat satu satuan, maka nilai Kontrak Futures Komoditi Emas akan

naik sebesar 5,733 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya

dianggap konstan. Tanda positif (searah) menunjukkan pengaruh Harga

Minyak Dunia searah terhadap Kontrak Futures Komoditi Emas.

3. Nilai koefisien regresi (β2) untuk variabel Indeks Dow Jones (X2) sebesar

0,020. Hal ini menunjukkan bahwa jika Indeks Dow Jones meningkat

satu satuan, maka nilai Harga Minyak Dunia akan naik sebesar 0,020

satuan dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap konstan.


Tanda positif (searah) menunjukkan pengaruh Indeks Dow Jones searah

terhadap Kontrak Futures Komoditi Emas.

5. Nilai koefisien regresi (β3) untuk variabel Indeks Hang Seng (X3) sebesar

0,029. Hal ini menunjukkan bahwa jika Indeks Hang Seng meningkat

satu satuan, maka nilai Kontrak Futures Komoditi Emas akan naik

sebesar 0,029 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya

dianggap konstan. Tanda positif (searah) menunjukkan pengaruh Indeks

Hang Seng searah terhadap Kontrak Futures Komoditi Emas.

4.3.3 Pengujian Hipotesis

Metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data

yang telah dilakukan observasi yang sesuai dengan batas probabilitas

yang sudah ditentukan. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah

sebagai berikut :

a. Uji F (Uji Simultan)

Menurut Ghozali (2016) uji F ini pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau terikat, digunakan uji F dengan prosedur pengujian secara

berikut :

1. Menentukan Hipotesa

a. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Harga Minyak Dunia,

Indeks Dow Jones, dan Indeks Hang Seng secara simultan terhadap

Kontrak Futures Komoditi Emas.


b. Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara Harga Minyak Dunia, Indeks

Dow Jones, dan Indeks Hang Seng secara simultan terhadap Kontrak

Futures Komoditi Emas.

2. Menentukan tingkat signifikan

Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 5% dengan derajat bebas

(df) = (n-k-1), dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel

bebas.

3. Kriteria pengujian

Menurut Priyatno (2009), kriteria pengujian berdasarkan signifikansi

sebagai berikut:

a. Jika signifikansi F > 0.05 maka H0 diterima dan Ha di tolak.

b. Jika signifikansi F < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha di terima.

Pada penelitian ini nilai F tabel = F0,05;3;32 = 2,90

Tabel 4.11

Uji F

ANOVAa
S

Sum of Mean g

Model Squares df Square F .


1 Re 761068916 3 253689638 5 .

gr 97213.330 99071.110 0 0

es . 0

sio 9 0
b
n 7

7
Re 159248717 32 497652243

sid 84745.426 273.295

ua

l
To 920317634 35

tal 81958.750
a. Dependent Variable: Kontrak Futures Komoditi Emas
b. Predictors: (Constant), Indeks Hang Seng, Harga Minyak Dunia,

Indeks Dow Jones


Sumber: Output SPSS

Berdasarkan pada tabel 4.11 maka dapat diperoleh keputusan

bahwa Tolak H0 karena nilai Fhitung > Ftabel atau sig. < 0,05 (50,977 > 2,90

atau 0,000 < 0,05). Ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

Harga Minyak Dunia, Indeks Dow Jones, dan Indeks Hang Seng secara

simultan terhadap Kontrak Futures Komoditi Emas.

b. Uji t (Uji Parsial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Tingkat


kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikan 5% (α =

0,05) dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesa yang akan di uji

a. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Harga Minyak Dunia,

Indeks Dow Jones, dan Indeks Hang Seng secara parsial terhadap

Kontrak Futures Komoditi Emas.

b. Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara Harga Minyak Dunia, Indeks

Dow Jones, dan Indeks Hang Seng secara parsial terhadap Kontrak

Futures Komoditi Emas.

2. Menentukan tingkat signifikansi

Pengujian menggunakan uji satu sisi dengan tingkat signifikansi 5%.

3. Kriteria pengujian

Menurut Ghozali (2013), kriteria pengujian berdasarkan

signifikansi sebagai berikut:

a. Jika signifikansi t > 0.05 maka H0 diterima dan Ha di tolak.

b. Jika signifikansi t < 0.05 maka H0 di tolak dan Ha di terima.

Pada penelitian ini nilai t tabel = t0,05;32 = 1,694.

Tabel 4.12

Uji t

Coefficientsa
Stand

ardize

Unstandardized Coeffi

Coefficients cients
Std.

Erro Sig

Model B r Beta t .
1 (Constant 70 143 . .

) 74 816 4 62

31. 9.83 9 6

21 3 2

2
Harga 5.7 .810 .539 7. .

Minyak 33 0 00

Dunia 8 0

0
Indeks . .003 .504 6. .

Dow 02 1 00

Jones 0 3 0

9
Indeks . .005 .494 5. .

Hang 02 8 00

Seng 9 4 0

4
a. Dependent Variable: Kontrak Futures Komoditi Emas
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan pada tabel 4.12 maka dapat dilihat bahwa harga

minyak dunia berpengaruh positif terhadap kontrak futures komoditi

emas dengan nilai thitung > ttabel atau sig. < 0,05 (7,080 > 1,694 atau 0,000 <

0,05). Hal ini menunjukkan bahwa harga minyak dunia berpengaruh

positif terhadap kontrak futures komoditi emas.

Indeks Dow Jones berpengaruh positif terhadap kontrak futures

komoditi emas dengan nilai thitung > ttabel atau sig. < 0,05 (6,139 > 1,694

atau 0,000 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa indeks Dow Jones

berpengaruh positif terhadap kontrak futures komoditi emas.

Indeks Hang Seng berpengaruh positif terhadap kontrak futures

komoditi dengan nilai thitung > ttabel atau sig. < 0,05 (5,844 > 1,694 atau

0,000 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa indeks hang seng

berpengaruh terhadap kontrak futures komoditi.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi (Adjusted R Squared) bertujuan

untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol)

dan 1 (satu). Nilai R2 berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam

menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Nilai yang mendekati

satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat (Ghozali,


2016). Semakin besar nilai R2, semakin bagus atau semakin tepat atau

cocok suatu garis regresi. Sebaliknya, semakin kecil maka semakin tidak

tepat garis regresi tersebut untuk mewakil data hasil observasi. Nilai R2

terletak antara 0 dan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1) (Supranto, 2005).

Koefisien determinasi (R2) untuk mengukur seberapa besar

variabel Harga Minyak Dunia, Indeks Dow Jones, dan Indeks Hang Seng

mampu menjelaskan Kontrak Futures Komoditi Emas dimana R2 terletak

diantara 0 < R2 < 1, yang memiliki arti yaitu jika R2 = 1, maka Harga

Minyak Dunia, Indeks Dow Jones, dan Indeks Hang Seng mampu

menjelaskan 100% terhadap Kontrak Futures Komoditi Emas, tetapi jika

R2 = 0, Harga Minyak Dunia, Indeks Dow Jones, dan Indeks Hang Seng

tidak mampu menjelaskan Kontrak Futures Komoditi Emas.

Tabel 4.13

Hasil uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
M R Std.

o S Adjus Error

d q ted R of the

e ua Squar Estim

l R re e ate
1 . . .811 70544

9 8 4.713

0 2 12

9 7
a

a. Predictors: (Constant), Indeks Hang Seng, Harga

Minyak Dunia, Indeks Dow Jones


b. Dependent Variable: Kontrak Futures Komoditi

Emas
Sumber: Output SPSS

Berdasarkan hasil pada tabel 4.13 maka dapat diperoleh nilai R-

square sebesar 0,827 (82,7%). Ini berarti bahwa sebesar 82,7% variabel

bebas yang meliputi Harga Minyak Dunia, Indeks Dow Jones, dan Indeks

Hang Seng dapat menjelaskan variabel dependen yaitu Kontrak Futures

Komoditi Emas.

Untuk Mengetahui variabel mana yang dominan diantara variabel

bebas yang terdiri dari Harga Minyak Dunia (X1), Indeks Dow Jones

(X2), Indeks Hang Seng (X3), terhadap variabel terikat yaitu Kontrak

Futures Komoditi Emas (Y). Maka diberlakukan dengan melihat

rangking koefisien regresi yang distandardkan (β) standardized of

coefficient beta dari masing-masing variabel bebas yang signifikan.

Dimana variabel yang memiliki koefisien β terbesar merupakan salah

satu variabel bebas (X) yang dominan pengaruhnya terhadap variabel

terikat (Y).
Tabel 4.14

Hasil Variabel Dominan

Variabel Koefisien

Terstandarisasi
Harga 0,539

Minyak

Dunia (X1)
Indeks Dow 0,504

Jones (X2)
Indeks Hang 0,494

Seng (X3)
Sumber : Output SPSS

Berdasarkan pada tabel 4.14 maka dapat diketahui bahwa

sumbangan efektif dari masing-masing variabel independen adalah Harga

Minyak Dunia sebesar 0,539 (53,9%), Indeks Dow Jones sebesar 0,504

(50,4%), dan Indeks Hang Seng sebesar 0,494 (49,4%). Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel yang paling dominan yang berpengaruh

terhadap Kontrak Futures Komoditi Emas adalah Harga Minyak Dunia

dengan sumbangan terbesar sebesar 53,9% dari seluruh besarnya

pengaruh.

4.4 Pembahasan Hipotesis

4.4.1 Variabel Harga Minyak Dunia, Indeks Dow Jones, dan Indeks

Hang Seng mempunyai pengaruh secara simultan terhadap Kontrak

Futures Komoditi Emas


Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa variabel Harga

Minyak Dunia, Indeks Dow Jones, dan Indeks Hang Seng berpengaruh

secara simultan terhadap Kontrak Futures Komoditi Emas dengan

Fhitung sebesar 50,977 dan sig. sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel Harga Minyak Dunia, Indeks Dow Jones, dan Indeks

Hang Seng berpengaruh secara simultan terhadap Kontrak Futures

Komoditi Emas.

4.4.2 Variabel Harga Minyak Dunia mempunyai pengaruh secara parsial

terhadap Kontrak Futures Komoditi Emas

Perdagangan emas dalam perdagangan berjangka adalah

perdagangan yang transaksinya dilakukan melalui kontrak beli dan atau

kontrak jual dari komoditi yang diperdagangkan di bursa. Pengambilan

keputusan dalam transaksi tersebut dapat menentukan potential profit

(keuntungan) ataupun potential loss (kerugian) yang akan dialami ketika

mengambil posisi membeli (buy) ataupun menjual (sell). Transaksi emas

merupakan suatu bentuk perdagangan yang melibatkan pasar uang utama

dunia, mata uang yang di perdagangan. (Indriani, 2013)

Ketika harga minyak dunia mengalami kenaikan signifikan, pasti

inflasi global akan meroket. Harga emas pun melonjak tinggi dipasaran

dunia. Begitu harga emas di pasar dunia naik, harga dipasar domestik

juga ikut naik. Ketika pemerintah menaikkan harga minyak/BBM, maka

seluruh negeri berada di bawah ancaman inflasi tinggi. Sebab, BBM

adalah komponen utama bagi aktivitas produksi dan distribusi. Saat BBM
dinaikkan ada kemungkinan cukup besar bahwa harga emas akan

mengalami kenaikkan. Kadangkala efeknya tidak terjadi seketika, tetapi

kenaikkan harga emas pasti akan terjadi mengikuti inflasi. (Tanuwidjaja,

2009).

Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa variabel Harga

Minyak Dunia berpengaruh positif terhadap Kontrak Futures Komoditi

Emas dengan thitung sebesar 7,080 dan sig. sebesar 0,000. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel Harga Minyak Dunia berpengaruh terhadap

Kontrak Futures Komoditi Emas.

4.4.3 Variabel Indeks Dow Jones mempunyai pengaruh secara parsial

terhadap Kontrak Futures Komoditi Emas

Indeks Dow Jones sering dianggap kurang mewakili performa

pasar saham secara keseluruhan. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa ke-

30 perusahaan tersebut termasuk korporasi terbesar dunia. Oleh

karenanya, pengaruh Dow Jones bisa meluas di pasar forex melalui dua

jalur: Indeks Dow Jones dianggap sebagai indikator minat risiko investor

global. Jika DJIA naik secara konsisten, berarti minat risiko tinggi, tetapi

jika DJIA terus menerus turun, berarti sentimen memburuk. Kenaikan

indeks Dow Jones berarti peningkatan harga-harga saham yang termuat

di dalamnya, yang bisa jadi mengindikasikan peningkatan aliran investasi

masuk ke AS. Oleh karenanya, jika kenaikan berlanjut secara konsisten,

maka dapat mendukung penguatan Dolar AS. Di sisi lain, apabila indeks

Dow Jones menurun, maka dapat diikuti oleh pelemahan Dolar AS.
(https://www.seputarforex.com/belajar/forex/pengaruh-dow-jones-

terhadap-forex/)

Pada umumnya korelasi harga emas dan mata uang Dolar AS

adalah negatif. Nilai tukar USD yang sedang kuat akan cenderung

menyebabkan harga emas turun dan sebaliknya jika Dollar yang sedang

lemah biasanya harga emas akan cenderung naik. Hal ini disebabkan oleh

kecenderungan untuk investasi dalam USD ketika mata uang negara

super power tersebut menguat. Ketika terjadi ketidakpastian ekonomi

seperti pada saat resesi global, maka USD cenderung melemah, dan ini

menyebabkan investasi emas meningkat baik dalam bentuk fisik maupun

perdagangan yang non-fisik. Ketika USD naik maka XAU (emas) turun

dan sebaliknya. Untuk indeks saham Dow Jones, dan lainnya tidak

mempengaruhi harga emas, tetapi bisa dipengaruhi oleh harga emas.

Misal jika harga emas naik maka saham-saham perusahaan tambang

emas akan naik sehingga berkontribusi pada kenaikan indeks harga

saham. (https://www.seputarforex.com/tanya-jawab-forex/korelasi-

xauusd-dan-saham-dowjones-123148).

Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa variabel Indeks

Dow Jones berpengaruh positif terhadap Kontrak Futures Komoditi Emas

dengan thitung sebesar 6,139 dan sig. sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel Indeks Dow Jones berpengaruh terhadap Kontrak Futures

Komoditi Emas.
4.4.4 Variabel Indeks Hang Seng mempunyai pengaruh secara parsial

terhadap Kontrak Futures Komoditi Emas

Hang Seng Index (disingkat HIS) adalah indeks saham yang

dihitung berdasarkan kapitalisasi pasar saham di Hong Kong yang

pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Nopember 1969. Pada awalnya

digunakan untuk memonitor dan mencatat perubahan harian saham

berkapital besar. Terdiri dari 45 perusahaan yang mewakili 67% dari total

kapital yang diperdagangkan di bursa saham Hong Kong. Hang Seng

Index dapat diklasifikasi berdasarkan 4 sektor utama: Hang Seng

Finance Sub-index, Hang Seng Utilities Sub-index, Hang Seng

Properties Sub-index, Hang Seng Commerce & Industry Sub-index.

(http://investhangsengindex.blogspot.com/).

Pasar emas di Hong Kong dikenal juga sebagai pasar emas Loco

(Local) London. Kini market mempunyai sekitar 70 partisipan yang

bertransaksi aktif, sebagian besar bank, perusahaan investasi dan

pedagang emas lokal untuk hedge terhadap posisi-posisi mereka di pasar

berjangka. Pasar emas Loco London ini dikuotasikan dalam US dollar

per troy ounce emas murni 99,99% dan dengan penyerahan di London.

Chinese Gold and Silver Exchange Society mengoperasikan salah satu

pasar emas terbesar di dunia. Emas yang diperdagangkan melalui

lembaga ini memiliki kemurnian 99%, satuan berat dengan tael dan

dikuotasikan dalam dolar Hong Kong.


Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa variabel Indeks

Hang Seng berpengaruh positif terhadap Kontrak Futures Komoditi Emas

dengan thitung sebesar 5,844 dan sig. sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel Indeks Hang Seng berpengaruh terhadap Kontrak Futures

Komoditi Emas.

4.4.5 Variabel Harga Minyak Dunia mempunyai pengaruh dominan

terhadap Kontrak Futures Komoditi Emas

Berdasarkan hasil sumbangan efektif maka didapatkan bahwa

variabel harga minyak dunia mempunyai pengaruh dominan terhadap

kontrak futures komoditi Emas dengan sumbangan terbesar sebesar

53,9% dari seluruh besarnya pengaruh.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Variabel independen (harga minyak dunia, indeks dow jones, dan indeks

hang seng) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap

kontrak futures komoditi emas dengan nilai sig. sebesar 0,000.

2. Variabel harga minyak dunia secara parsial berpengaruh terhadap

kontrak futures komoditi emas, dengan nilai t-hitung sebesar 7,080 dan

sig. sebesar 0,000, variabel indeks dow jones secara parsial berpengaruh

terhadap kontrak futures komoditi emas dengan nilai t-hitung sebesar

6,139 dan sig. sebesar 0,000, dan variabel indeks hang seng berpengaruh

terhadap kontrak futures komoditi emas dengan nilai t-hitung sebesar

5,844 dan sig. sebesar 0,000.


3. Variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap variabel

kontrak futures komoditi emas adalah harga minyak dunia dengan

sumbangan efektif sebesar 53,9% dibandingkan dengan variabel indeks

dow jones dan indeks hang seng.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, selanjutnya dapat

diusulkan saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi investor,

perusahaan, serta penelitian selanjutnya berkaitan dengan factor-faktor

yang mempengaruhi Kontrak Futures Komoditi Emas.

1. Bagi PT. Agrodana Futures surabaya

PT Agrodana Futures Surabaya perlu meninjau pergerakan Indeks Dow

Jones dan Indeks Hang Seng agar bias memberikan kebijakan dan respon

yang tepat untuk keberlangsungan usahanya.

2. Bagi Investor

Investor yang pada khususnya menjadi pelaku dalam transaksi jual beli

Komoditi Emas di PT. Agrodana Futures Surabaya baiknya

memperhatikan keberlangsungan Harga Minyak Dunia, karena memiliki

pengaruh cukup besar terhadap Kontrak Futures Komoditi Emas.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan sampel perusahaan di PT

Agrodana Futures Surabaya di sektor lainnya selain Kontrak Futures

Komoditi Emas.
b. Gunakan variable bebas lainnya untuk mengetahui factor-faktor yang

mempengaruhi harga Kontrak Futures Komoditi Emas.

c. Menambah referensi berupa penelitian maupun teori agar penelitian

selanjutnya dapat lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Batu, Pantas Lumban. 2010. Perdagangan Berjangka Future Trading. Jakarta:

Elex Media Komputindo.

Ferlianto, Lie Ricky dkk. 2009. Commodity Online Trading In Futures and In

Options. Cetakan Ketiga. Jakarta: Kompas Gramedia.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program

SPSS. Edisi Kesembilan. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Herlianto, Didit. 2013. Manajemen Investasi Plus Jurus Mendeteksi Investasi

Bodong. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Hull, John C. 2015. Option, Futures, and Other Derivatives. Nine Edition.

Penerbit Pearson Education, New Jersey.

Indriani, Poppy dan Harjahdi 2013. Analisis Fundamental dan Teknikal dalam

Pengambilan Keputusan Untuk Transaksi Emas di Perdagangan


Berjangka. Jurnal, Universitas Bina Darma Palembang, From

http://jurnal.ubl.ac.id

Ismiyanti, Fitri dan Hendra Ima Sasmita. 2011. Efektifitas Hedging Kontrak

Futures Komoditi Emas dan Olein. Jurnal, Universitas Airlangga

Surabaya, From http://e-journal.unair.ac.id

Karnila, Adelima. 2017. Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Harga

Emas Dunia, Indeks Dow Jones, dan Indeks Hang Seng Terhadap IHSG

Studi Pada BEI Periode 2007-2016. Skripsi, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, From http://repository.uinjkt.ac.id

Kemenpar, Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, 2018, Perdagangan

Berjangka Komoditi, BAPPEBTI. http://bappebti.go.id/resources/docs/

brosur_leaflet_2001_03_10_7gpy8wst.pdf .didownload pada 5 maret

2020.

Kennedy, Posmo Sariguna J. dan Melina Geni P Sinaga. 2019. Pengaruh Spot

Rate dan Forward Rate Terhadap Futures Rates Pada Harga Komoditas

Oleis di BBJ 2015-2017. Jurnal, Universitas Kristen Jakarta, From

http://fe.ummetro.ac.id

Nachrowi, Djalal dan Usman Hardins. 2006. Pendekatan Populer Dan Praktis

Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi Dan Keuangan. Bogor: Alfabeta.

Paramitha, Deandra Prayna. 2011. Pengaruh Volatilitas Harga Emas

Terhadap Volume Permintaan Perdagangan Kontrak Berjangka Emas.

Skripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta, From

http://digilib.uns.ac.id
Pramasha, Alvin Rayinda. 2014. Analisis Pengaruh SBI, Indeks Obligasi

Pemerintah, Nilai Kurs, Harga CPO dan Inflasi Terhadap Kontrak

Futures Komoditi Olein di Bursa Berjangka Jakarta Periode 2011-2013.

Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang, From http://eprint.undip.ac.id

Pribadi, Andi Kharisma. 2016. Pengaruh Harga Minyak Mentah Dunia, Dow

Jones Industial Average, dan Inflasi Terhadap Harga Saham

Perusahaan di BEI Studi Kasus Pada Perusahaan Pertambangan,

Konsumsi, dan transportasi Periode 2011-2015. Skripsi, Universitas

Negeri Yogyakarta, From http://eprint.undip.ac.id

Purnomo, Serfianto Dibyo. Iswi Hariyani., dan Cita Yustisia S. 2013. Pasar

Komoditi Perdagangan Berjangka dan Pasar Lelang Komoditi. Cetakan

Pertama. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher.

Rohmaningrum, Beta Eviana. Analisis Perbandingan Return Investasi Saham

Dengan Emas di PT Aneka Tambang Studi di Jakarta Islamic Index

Periode Januari 2015-Januari 2017. Sripsi, Universitas Islam Negeri

Walisongo Semarang, From http://eprints.walisongo.ac.id

Sabda, Dwi Candra W. Khairunnisa., dan Annisa Nurbaiti. 2016. Perilaku

Harga Kontrak Berjangka Indeks Emas Studi Pada Bursa Berjangka

Jakarta Tahun 2015. Jurnal Universitas Telkom bandung. From

http://openlibrary.telkomuniversity.ac.id

Shalahuddin. 2016. Pengaruh Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia,

Inflasi, Nilai Tukar Rupiah/US Dollar, Korea Composite Stock Price

Index (KOSPI) dan Indeks Hang Seng Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi,

Universitas Sriwijaya Palembang, From http://repository.unsri.ac.id/

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung:Alfabeta.

Supranto, J. 2005. Metode Riset : Aplikasinya Dalam Pemasaran. Jakarta:

RinekaCipta.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Penerbit. KANISIUS,

Yogyakarta

Tanuwidjadja, William. 2009. Cerdas Investasi Emas. Penerbit. Medpress,

Yogyakarta

Sumber Dari Internet:

http://investhangsengindex.blogspot.com

www.opec.org

www.seputarforex.com

www.useconomy.com

www.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai