terdiri dari anak-anak muda yang tergolong kaya dan sederhana, namun apakah yang sedang
mereka bicarakan saat ini ?
Stevan : eh tau ga, bukan mau pamer sih, Cuma mau kasih tau aja, aku baru aja beli kamera
terbaru
dan tercanggih, biar pas natal nanti aku pake kamera baru
Cristy : wah kamu benar-benar suka fotografi ya, kalau aku sih baru aja minta di beliin mobil
sport
terbaru, tapi kata papih sih paling lama mobilnya dateng seminggu sebelum natal
Arga : kalau aku sih minggu kemarin baru di beliin hp yang terbaru, kalau kamu gimana ?
Marcel : aduh kalian semuanya serba baru bahkan keluaran terbaru ya, aku sih belum minta apa-
apa
sama orang tua aku, soalnya barang-barang aku masih bagus sih
Cristy : aduh kamu gimana sih, walaupun barang-barang kita masih baru tapi kita ga boleh
ketinggalan jaman dong
Stevan : iyah, pokoknya kita harus punya barang-barang yang terbaru bahkan kalau bisa jadi
yang
pertama punya, bener ga ?
Arga : iyah bener tuh, mendingan kamu minta aja sama orang tua kamu, pasti di beliin ko.
Marcel : benar juga ya, ntar deh kalau pulang aku minta sama ibu dan bapak aku ya
Stevan : ya udah yu kita pulang, besok kita latihan lagi
Cristy : om ko kesini
Marcel : iyah pa ko ke gereja, kita kan mau beli motor
Bapak : sebentar, bapak mau menjenguk anak teman bapak dulu ya. Luna dimana kamu ?
sini, om
datang sama anak om
Luna : iyah om, Luna disini.
Marcel : pa, dia siapa ko kakinya ga ada satu ?
Bapak : Marcel, kenalkan ini anak teman bapa namanya Luna
Luna : halo aku Luna, salam kenal ya Marcel. Ayo om duduk dulu
Bapak : nah, Luna ini anak om yang pernah om ceritakan dan ini teman-temannya. Bisa kamu
ceritakan pada mereka tentang kakimu ini nak ?
Luna : Baik om. Temen-temen, sebenernya dulu kaki aku sempurna seperti kalian, dan dulu
ketika ayah dan ibu masih ada aku sama seperti kalian, hidup dalam kemewahan, bahkan
aku selalu dibicarakan oleh semua orang, mereka mengatakan bahwa mereka ingin seperti
aku. Tapi, suatu hari aku memaksa ayah untuk membelikanku motor balap terbaru, aku
mengatakan pada mereka bahwa aku ingin menjadi pembalap, ayah memang membelikan motor
itu untukku, tapi ibu melarang aku menjadi seorang pembalap karena ibu takut terjadi apa-apa
padaku. Pada hari itu aku pergi bersama temanku untuk berlatih balapan. Saat itu ada mobil
besar dengan kecepatan tinggi di depanku, mobil itu seperti ingin membunuhku, dan seketika itu
pula aku merasakan ketakutan yang sangat besar bahkan aku sempat sulit mengendalikan
motorku, tanganku gemetar, aku tidak bisa menghindar, tapi yang terjadi dari belakang muncul
mobil menabrakku dan melempar aku ke pinggir jalan, sampai akhirnya kedua mobil itu
bertabrakan,
dan mobil besar itu menindih mobil kecil yang menabrakku. Kakiku terjepit, aku
ketakutan,
saat itu aku benar-benar membutuhkan ayah dan ibu, tak ada yang melihatku, semua orang hanya
berlari menghampiri mobil-mobil itu. Dalam hatiku aku marah, mengapa mobil kecil itu
menabrak ku dan membuat kakiku terjepit. Tak lama ada orang yang menolongku, tapi entah
mengapa saat itu tubuhku memaksa untuk melihat korban tabrakan itu, sampai akhirnya aku
memaksa orang-orang untuk sebentar membawa ku kesana. Dan apa yang terjadi, tubuhku
gemetar hebat, aku benar-benar tak tau harus apa ketika akumelihat ayah dan ibuku tergeletak
tak bernyawa di hadapanku. Saat itu aku baru menyadari mereka sengaja menabrakku untuk
menyelamatkanku dari maut, bahkan ayah dan ibu rela mengorbankan nyawanya untukku. Sejak
kejadian itu, kaki ku di amputansi, kekayaan ayah dan ibu semakin habis karena biaya
pengobatanku, dan ketika itu juga semua orang berubah tak ingin menjadi sepertiku. Tapi saat itu
datang seorang pendeta menghampiriku, pendeta itu mengajakku pergi ke tempat ini, gereja yang
begitu sunyi penuh dengan kenyamanan, disini aku belajar banyak, belajar bagaimana cara
bersyukur. Semakin lama aku semakin menyadari bahwa dulu aku benar-benar salah, Tuhan
menegurku karena kesombonganku, karna aku tak mendengarkan perkataan orang tuaku, bahkan
aku tak pernah mensyukuri apa yang kumiliki. Tapi penyesalan sudah terlambat, kini yang
seharusnya aku lakukan ialah semakin memperbaiki diri, mensyukuri apa yang saat ini ada
padaku, dan terus berusaha tanpa harus mengeluh dan menuntut.
Bapa : nah, anak-anak bapa sengaja membawa kalian kesini dan mempertemukan kalian
dengan
Luna. Disini Luna ingin mengingatkan pada kalian, bahwa apapun yang kalian miliki saat
ini,
baik itu keluarga ataupun harta, semuanya anugrah Tuhan, titipan Tuhan yang bersifat
sementara,yang kapanpun bisa Tuhan ambil tanpa kita tahu kapan. Maka syukurilah apapun yang
kita miliki saat ini, memang boleh melihat ke atas dan melihat orang-orang yang lebih dari kita
untuk kita jadikan motivasi, tapi jangan terus melihat ke atas, ada saatnya kita harus melihat
kebawah agar kita lebih ingat untuk bersyukur, supaya kita tidak terus menuntut pada Tuhan.
Karena, untuk apa kita takut dan kuatir akan hidup kita ? Percayalah, Tuhan tidak akan pernah
memberikan pencobaan melebihi kekuatan anak-anakNya. Luna, terimakasih untuk kisah yang
sungguh luar biasa, om dan teman-temanmu pamit pulang dulu.
Luna : sama-sama om, terimakasih sudah datang menjenguk Luna, semoga tak ada lagi orang
yang
menyesal seperti Luna ya om.
Bapa : Marcel, sekarang kita mau beli motornya ke diller mana ?
Marcel : ga jadi pa, Marcel ga usah dibelikan motor dan hape baru, yang lama masih bisa dipake
ko.
Luna, terimakasih sudah mengingatkan aku dengan pengalamanmu, bolehkah aku dan
teman
temanku menjadi temanmu ? dan bolehkah kita main ke gereja ini lagi ?
Luna : tentu saja, aku sangat senang jika ada yang ingin berteman denganku
Stevan : nah, berarti teman kita tambah 1, dan mulai sekarang aku akan belajar hidup sederhana
Cristy : dan belajar bersyukur untuk setiap yang kita miliki
Arga : dan belajar untuk mencintaimu
Semua : haha maunyaaa, sampai jumpa Luna
Hari Natalpun segera tiba, semua orang sibuk mempersiapkan diri menyambut hari kelahiran
Tuhan Yesus, begitu juga dengan anak-anak muda di tempat ini.
Arga : Eh guys aku ada ide bagus nih
Cristy : apa tuh apa ?
Arga : Gimana kalau sebagian dari tabungan kita, kita gabungkan dan kita bantu Luna untuk
mendapatkan kaki palsu, gimana ?
Stevan : Aku setuju, kalian gimana ?
Marcel : Aku juga setuju, gimana kalau kita minta bantuan juga dari jemaat lainnya ?
Cristy : Iyah bener tuh, lebih banyak lebih baik kan, yuu kita mulai penggalangan danannya
Akhirnya Marcel dan teman-teman menggalang dana untuk pembelian kaki palsu yang akan
mereka berikan untuk Luna.