Anda di halaman 1dari 1

Polisi Razia Kantor NPD Berlin

Großansicht des Bildes mit der Bildunterschrift: Bendera NPD di kantornya di Berlin

Pihak kepolisian Berlin merazia kantor partai ekstrem kanan NPD, dalam rangka
penyelidikan kasus pengiriman email hasutan oleh ketua NPD Berlin Jörg Hähnel kepada
politisi keturunan migran.

 
Menurut harian Tagesspiegel, polisi telah menyita tiga perangkat komputer dan tiga USB stick
dalam penggerebegan di Berlin ini. Selain itu, polisi juga menemukan surat asli bernada
serangan yang dikirimkan kepada sekitar 30 kandidat parlemen dan pejabat lokal. Hähnel berada
di kantornya ketika razia dilakukan. Walau ia tidak memberikan komentar, tapi ia mengaku
bertanggung jawab atas surat tersebut.
 
Dalam surat tersebut selain berisi tuntutan agar warga dari keluarga migran untuk pulang ke
negara asalnya, juga tertulis rencana lima butir, yang menyebutkan, keluarga migran akan diusir
dari Jerman secara bertahap. Surat ini telah menimbulkan kemarahan di seluruh negara Jerman.
 
Insiden terbaru NPD yang agresif ini, menyebabkan walikota Berlin Klaus Wowereit dari Partai
Sosial Demokrat SPD, kembali mengeluarkan tuntutan untuk melarang partai ekstrem kanan ini.
"Ini sekali lagi menunjukkan bahwa partai ini, yang sayangnya tidak dilarang, berani melakukan
sesuatu yang membahayakan demokrasi kita. Sudah waktunya NPD dilarang keberadaannya,“
dikatakan Wowereit kepada Tagesspiegel.
 
Wowereit menyerukan kepada Uni Demokrat Kristen CDU, yang merupakan mitra koalisi SPD
dalam pemerintahan, untuk berpikir ulang mengenai kebijakan yang berhubungan dengan NPD
dan bersama dengan SPD untuk mengeluarkan larangan bagi NPD. Tapi kemauan politik untuk
memberlakukan larangan terhadap NPD selalu terbentur karena kekhawatiran, bahwa larangan
ini akan membuat organisasi ektrem kanan lebih sulit untuk diawasi.

Jika Hähnel, seorang pencipta lagu berusia 34 tahun, terbukti telah menyebarkan hasutan melalui
suratnya tersebut, ia bisa menghadapi hukuman berat. Sebelumnya ia juga dinyatakan bersalah
atas dua tuduhan yang sama pada tahun 2007 dan 2008, ketika ia berkata bahwa ia menyetujui
pembunuhan terhadap para pemimpin komunis Rosa Luxemburg dan Karl Liebknecht pada
1919, dan membuat komentar anti-imigrasi.

Anda mungkin juga menyukai