Anda di halaman 1dari 16

Tugas:

Berdasarkan informasi di atas, kemukakan argument Anda


tentang virus corona
yang terjadi saat dalam bentuk essai mengenai beberapa hal
berikut.
a. Status virus sebagai makhluk
b. Perkembangbiakan virus dalam tubuh manusia
c. Mekanisme tubuh terhadap virus
d. Asal usul dan evolusi virus corona
e. Upaya tubuh menjaga diri dan orang lain dari virus
Pada essai yang Anda buat disertai dengan alasan yang
komponennya meliputi.
• Klaim (claim): kesimpulan, proposisi, atau pernyataan
• Data (Grounds/Data): bukti yang mendukung klaim
• Bukti (Warrant): penjelasan tentang kaitan antara klaim dan data
• Dukungan (Backing): asumsi dasar yang mendukung bukti
• Kualifikasi (Qualifier): kondisi bahwa klaim adalah benar
• Sanggahan (Rebbutal): kondisi yang menggugurkan klaim

a. Status virus sebagai makhluk


Mikroorganisme yang bersifat parasit dengan ukuran mikroskopik dan cenderung
bekerja dengan cara menginfeksi inangnya disebut dengan Virus. Virus merupakan suatu partikel
yang masih diperdebatkan statusnya apakah ia termasuk makhluk hidup atau benda mati. Virus
dianggap benda mati karena ia dapat dikristalkan, sedangkan virus dikatakan benda hidup,
karena virus dapat memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh inang. Para ahli biologi terus
mengungkap hakikat virus ini sehingga akhirnya partikel tersebut dikelompokkan sebagai
makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus.Virus merupakan organisme non-seluler,
karena ia tidak memilki kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa membelah
diri sendiri.
Sesuatu dikatakan sebagai mahluk hidup apabila terdapat ciri-ciri sebagai berikut
bernapas, bergerak, tumbuh dan berkembang, berkembang biak, peka terhadap rangsangan,
bereproduksi, membutuhkan makanan, mampu beradaptasi dan bereksresi, ciri-ciri di atas juga
terdapat dalam virus namun virus hanya bisa berfungsi dengan membajak mesin sel dari
organisme lain. Dengan kata lain, mereka itu hidup seperti definisi di atas, tapi juga seperti batu.
Virus bisa jadi terbentuk karena reaksi kimia atas dasar karbon yang sama, seperti halnya
beberapa makhluk hidup lainnya di bumi.
Virus adalah organisme subselular yang punya dua fase siklus kehidupan - salah satu
fasenya, yaitu fase pemencaran, termasuk virions (partikel) yang menginfeksi sel-sel induk
mereka. Genom yang mengandung virion kemudian mengambil alih metabolisme induknya dan
meneruskannya untuk membuat virion lebih banyak.
Itulah virion, material genetis berbentuk kotak yang tidak bermetabolisme yang
melayang bebas, yang sering kita kira sebagai virus. Namun jika kita berpikir bahwa virus cuma
kotak mikroskopis dari kimia tidak aktif, kita keliru. Virus juga mengalami proses reproduksi di
dalam sel induknya, walaupun dengan cara meminjam kerja genom organisme lain.
Masalahnya adalah kita terlalu sering menggambar garis tegas di luar definisi organisme
dan membayangkan bahwa unit individual ini diproduksi dengan set gen tunggal, kemudian
membedakannya makhluk hidup atau bukan. Padahal alam sendiri gak saklek membedakannya
seperti itu.
Gibbs mengatakan bahwa gen-gen semacam virus membentuk bagian besar genom dari
banyak organisme-organisme selular, bahkan terlibat dalam evolusi mereka. Malah lebih dari 8
persen genom kita merupakan sisa-sisa dari berbagai virus lama, yang diturunkan antar generasi
setelah menginfeksi nenek moyang kita.

Para ahli biologi mempertimbangkan definisi biodiversitas untuk lebih fokus pada
jumlah total karakteristiknya dalam ekosistem, bukan jumlah spesiesnya. Virus itu hidup, hanya
karena kehidupan adalah sistem menyebar dari reaksi kimia yang berevolusi.
"tidak semua orang setuju dengan perombakan definisi itu, mengingat fakta bahwa virus punya
sifat seperti batu, mereka tidak punya tindakan hasil keinginan diri sendiri yang kontinyu,"
menurut Amesh Adalja, dokter spesialis penyakit menular dari Johns Hopkins Centre for Health
Security."
Namun, virus juga memiliki material genetis seperti DNA atau RNA, karena itulah
penempatan virus ada di perbatasan makhluk hidup dan benda mati. Claudia Vickers, seorang
peneliti di bidang biologi sintetik dari University of Queensland sekaligus direktur Synthetic
Biology Future Science Platform untuk CSIRO beranggapan bahwa manusia memang suka
mengelompok-kelompokkan segala sesuatu, yang tujuan awalnya untuk membantu kita lebih
mengerti soal dunia di sekeliling kita. Namun manusia juga perlu mengerti bahwa alam itu tidak
sesederhana yang kita pikirkan.
Kehidupan itu dibangun dari balok-balok kimia, yang terdiri dari: DNA, RNA, proteins,
dan bagian selular lainnya. Semua komponen itu dilengkapi dengan kimia polimer yang umum.
Mereka disusun dan bekerja sama untuk menggambarkan karakteristik yang kita kenal dengan
"kehidupan" pada organisme hidup. Menurut Vickers akan lebih mudah untuk melihat kimia dan
biologi sebagai rangkaian kesatuan, termasuk area abu-abu, di mana tempat virus
diklasifikasikan. Jadi apakah virus itu hidup? Ya, jika kita melihat alam secara lengkap dari
segala sisi, tanpa batasan biologi dan kimia.
Namun, ini menjadi catatan penting bagi kita, bahwa ilmu dalam kurikulum dasar
biologi atau kimia itu sekadar sebagai pedoman umum untuk keperluan menyelesaikan
problematika sehari-hari. Dan jika kita mau mendalami lebih jauhkita perlu keluar dari kotak
pemahaman tersebut dan jangan pernah berhenti belaja.

 Virus juga tidak digolongkan sebagai makhluk seluler, karena:


1. Ukurannya sangat kecil.
2. Tidak memiliki sitoplasma, membran sel dan organel sel.
3. Dapat dikristalkan.

b. Perkembangbiakan virus dalam tubuh manusia


Virus akan berkembang biak dengan cara memperbanyak diri di dalam sel inang. Untuk
berkembang biak, virus akan memerlukan sel hidup. Sel hidup bisa seperti sel manusia, hewan,
tumbuhan atau mikroorganisme. Dilansir dari Live Science, virus goyah pada batas-batas yang
dianggap hidup. Di satu sisi, virus mengandung unsur-unsur kunci yang membentuk semua
organisme baru. Asam nukleat, DNA atua RNA (setiap hidup yang diberikan hanya dapat
memiliki satu atau yang lain). Di sisi lain, virus tidak memiliki kapasitas untuk secara
independen membaca dan bertindak berdasarkan informasi yang terkandung dalam asam nukleat.
Virus adalah parasit yang membutuhkan replikasi dalam sel inang. Ketika virus benar-benar
berkumpul dan mampu infeksi, itu dikenal sebagai virion. Untuk replikasi virus hanya
memerlukan asam nukleat. Materi yang diperlukan untuk sintesis protein virus berasal dari sel
inang. Contoh organisme yang menjadi hospes virus adalah bakteri, jaringan embrio, hewan,
tumbuhan, dan manusia.
Proses reproduksi virus terdiri dari lima tahap, yaitu adsorbsi, penetrasi, sintesis
(eklifase), pematangan dan lisis. Berikut akan dibahas tentang cara replikasi virus yang terdiri
atas lima tahap yaitu :

Dalam perkembangbiakannya, virus mengalami dua daur atau siklus yaitu:


1. Daur Litik
Virus yang melangsungkan daur litik disebut virus virulen. Daur litik terdiri dari tahapa
berikut ini:
a. Tahap Adsorpsi
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tahap adsorbsi
merupakan tahap menempelnya virion bagian reseptor site sel inang dengan memakai serabut
ekornya. Molekul-molekul reseptor site untuk setiap jenis virus berbeda-beda. Contoh berupa
protein untuk Picornavirus atau oligosakarida untuk Orthomyxovirus dan Paramyxovirus.
Tahap awal penempelan antara virion dan sel inang disebut tahap adsorpsi dengan
menempel pada di daerah reseptor spesifik pada permukaan sel inang. Setelah mengikat sel
inang dilanjutkan dengan tahap penetrasi.

b. Tahap Penetrasi
Yaitu tahap virus memasukkan materi genetikanya (DNA atau RNA) ke dalam
sitoplasma sel inang. Virus mengelurkan enzim lisozim untuk melisiskan sel inang agar
materi genetikanya dapat masuk ke dalam sel inang.

c. Tahap Replikasi
Adalah tahap pembentukan virus-virus baru di dalam sel inang. Materi genetika virus
yang telah masuk ke dalam sel inang akan menghentikan aktivitas DNA sel inang. Materi
genetika virus selanjutnya mengambil alih perangkat metabolisme sel inang untuk replikasi
dan menyusun mantel virus.

d. Tahap Sintesis
Yaitu DNA virus mengadakan replikasi menjadi banyak, kemudian mengadakan sintesis
protein kapsid sehingga terbentuk DNA virus dan kapsid dalam jumlah banyak.

e. Tahap Lisis
Adalah tahapan virus-virus baru melisiskan dinding sel inang agar dapat keluar mencari
sel-sel inang yang baru. Sel inang yang telah pecah biasanya akan mati.

2. Daur Lisogenik
Virus yang mengalami daur lisogenik disebut virus temperat, yang tidak mematikan sel
inang. Tahap lisogenik terdiri atas:
a. Tahap Adsorpsi
Virus menempel pada dinding bakteri sel inang.

b. Tahap Penetrasi
Memasukkan materi genetiknya ke dalam sitoplasma sel inang.

c. Tahap Penyisipan Gen Virus


Materi genetika virus menyusup ke DNA sel inang membentuk provirus (DNA sel
inang yang telah disisipi gen virus). Khusus untuk sel inang yang disisipi oleh gen
bakteriofage disebut profage.

d. Tahap Pembelahan
Provirus mengalami replikasi yang mengikuti pembelahan diri sel inang. Setiap saat sel
inang membelah diri, provirus ditransfer ke setiap anakan sel inang. Jika kondisi lingkungan
mendukung, maka provirus yang matang akan mamasuki siklus litik.
Virus dalam kehidupan memiliki peran positif dan negatif terhadap makhluk hidup
lainnya. Dalam masyarakat, virus lebih dikenal sebagai penyebab penyakit tak hanya pada
manusia tapi juga hewan dan tumbuhan.

c. Mekanisme tubuh terhadap virus


Sistem yang sangat komplek di dalam tubuh, yang bertanggung jawab untuk melawan
penyakit. Tugas utama adalah mengidentifikasi benda asing dalam tubuh (termasuk bakteri,
virus, jamur, parasit, organ atau jaringan transplantasi) dan menghasilkan pertahanan tubuh
untuk melawan benda asing tersebut. Pertahanan ini dikenal sebagai respon imun.. Sistem
imunitas didesain untuk mengenal dan menghancurkan benda asing yang masuk kedalam tubuh
manusia termasuk patogenPatogenSuatu penyakit yang disebabkan oleh substansi, pada
umumnya dipergunakan untuk organisme (bakteri, virus) dan produk biologisnya (misalnya
toksin)..

Bakteri (contoh).
Sumber: wikipedia.org Penyakit-penyakit yang ada vaksinnya untuk memberikan perlindungan
sebagian atau lengkap.
Patogen adalah benda atau bahan yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia.. Istilah
patogen secara umum dipakai untuk organisme penyebab penyakit seperti bakteri, virus dan
produk biologisnya seperti toksin yang dihasilkan oleh organisme tersebut.
 Bakteri Adalah mikroorganisme sel tunggal, punya inti sel, yang dapat membelah sendiri
dengan cepat.
 Virus tidak dapat membelah sendiri, mereka membutuhkan sel dan jaringan hidup dari tubuh
inang/pejamu untuk membelah/memperbanyak diri.
Sistem imunitas yang ada dalam tubuh manusia merespon masuknya bakteri dan virus ke
dalam tubuh manusia melalui mekanisme yang sangat rumit dan komplek. Sistem imunitas ini
mengenal molekul (Antigen) yang unik dari bakteri atau virus yang merangsang timbulnya
antibodi (sejenis protein) dan sejenis sel darah putih yang disebut limfosit. Limfosit ini menandai
antigen yang masuk dan kemudian menghancurkannya.
Awal terjadinya proses reaksi imunitas yaitu mekanisme pertahanan tubuh untuk melawan
setiap benda asing masuk ke dalam tubuh, sejumlah limfosit yang disebut dengan
sel memory segera berkembang menjadi limfosit yang mempunyai kemampuan membuat zat
kekebalan yang bertahan lama (long lasting immunity). Seperti telah disebutkan diatas, imunitas
adalah mekanisme tubuh manusia untuk melawan dan memusnahkan benda asing yang masuk ke
dalam tubuh manusia. Benda asing tersebut bisa berupa bakteri, virus, organ transplantasi dll.
Apabila suatu sel atau jaringan seperti bakteri atau organ tubuh ditransplantasikan ke dalam
tubuh seseorang maka tubuh orang tersebut akan menolaknya karena benda asing tersebut
dianggap bukan sebagai bagian dari jaringan tubuh mereka. Benda asing tersebut dianggap
sebagai pendatang (invader) yang harus diusir. Jadi secara sederhana dapat didefinisikan kembali
bahwa sistem kekebalan (immune system) ialah mekanisme tubuh manusia untuk melawan/
mengusir benda asing yang masuk kedalam tubuh mereka. Pertama-tama “memory cells”
berupaya mengenal benda asing yang masuk dan disimpan dalam “ingatan” sel memori ini. Ini
disebut dengan reaksi imunitas primer. Apabila benda asing yang sama masuk lagi ke dalam
tubuh orang tersebut untuk kedua kali dan seterusnya, maka sel memori ini dengan lebih cepat
dan sangat efektif akan merangsang sistem imunitas untuk mengusir dan melawan benda asing
yang sudah dikenal tersebut. Reaksi tubuh akan lebih cepat dan lebih efektif dibandingkan
dengan reaksi saat perjumpaan untuk pertama kalinya dengan benda asing tersebut.
Strategi pertahanan virus
Virus adalah mikroorganisme yang mengadakan replikasi di dalam sel dan kadang-kadang
memakai asam nukleat atau protein pejamu. Sifat virus yang sangat khusus adalah:
Mengganggu sel khusus tanpa merusak. Virus yang tidak menyebabkan kerusakan sel
disebut virus non sitopatik (non cytopathic virus). Bila terjadi kerusakan sel, maka hal ini akibat
reaksi antigen antibodi. Virus ini dapat menjadi persisten dan akhirnya menjadi kronik, sebagai
contoh adalah virus hepatitis B
1. Virus merusak sel atau mengganggu perkembangan sel kemudian menghilang dari
tubuh, dan virus seperti ini disebut virus sitopatik (cytopathic virus), sebagai contoh
infeksi virus HIV, infeksi hepatitis virus lain, dan sebagainya.
2. Dapat menginfeksi jaringan tanpa menimbulkan respons inflamasi
3. Dapat berkembang biak dalam sel pejamu tanpa merusak
Dalam melawan sistem imun, virus secara kontinu mengganti struktur permukaan
antigennya melalui mekanisme antigenic drift dan antigenic shift, seperti yang dilakukan oleh
jenis virus influenza. Permukaan virus influenza terdiri dari hemaglutinin, yang diperlukan untuk
adesi ke sel saat infeksi, dan neuramidase, yang diperlukan untuk menghasilkan bentuk virus
baru dari permukaan asam sialik dari sel yang terinfeksi. Hemaglutinin lebih penting dalam hal
pembentukan imunitas pelindung. Perubahan minor dari antigen hemagglutinin terjadi melalui
titik mutasi di genom virus (drift), namun perubahan mayor terjadi melalui perubahan seluruh
material genetik (shift).
 Saat diserang virus
Mengutip dari Medium (24/3/2020), saat pertama kali terinfeksi, tubuh akan mengeluarkan
pertahanan kekebalan bawaan standarnya sebagaimana menghadapi jenis virus apa pun. Di sini
terjadi pelepasan protein bernama interferon yang mengganggu kemampuan virus untuk
bereplikasi di dalam sel-sel tubuh. Interferon juga merekrut sel-sel kekebalan lain untuk datang
dan menyerang virus agar tidak menyebar. Idealnya, respons awal ini memungkinkan tubuh
mendapatkan kendali atas infeksi dengan cepat, meskipun virus memiliki pertahanannya sendiri
untuk menumpulkan atau melepaskan diri dari efek interferon. Respons imun bawaan sebenarnya
ditunjukkan dari banyak gejala yang dialami ketika sakit. Misalnya, ketika terjadi infeksi virus
maka akan terjadi demam, ini adalah bentuk respons imun yang menjadi peringatan bagi tubuh
bahwa ada sesuatu yang tidak beres terjadi, yakni serangan virus. Selain itu, gejala yang
ditimbulkan ini juga wujud sistem imun bawaan yang tengah berupaya menyingkirkan virus.
Misalnya melalui proses batuk atau diare. "Apa yang biasanya terjadi adalah periode di mana
virus terbentuk dengan sendirinya dan tubuh mulai menanggapinya. Itulah yang kami sebut
sebagai gejala ringan," kata Mandeep Mehra, MD, seorang profesor kedokteran di Harvard
Medical School. Menurut pria yang ahli pengobatan kardiovaskular di Brigham and Women's
Hospital itu, jika virus berada di saluran pernapasan, pasien terserang batuk. Sementara apabila
virus ada di saluran cerna, maka seseorang akan mengalami diare.
c. Mekanisme tubuh terhadap virus
Respons imun nonspesifik terhadap infeksi virus
Secara jelas terlihat bahwa respons imun yang terjadi adalah timbulnya interferon dan
sel natural killler (NK) dan antibodi yang spesifik terhadap virus tersebut. Pengenalan dan
pemusnahan sel yang terinfeksi virus sebelum terjadi replikasi sangat bermanfaat bagi pejamu.
Permukaan sel yang terinfeksi virus mengalami modifikasi, terutama dalam struktur karbohidrat,
menyebabkan sel menjadi target sel NK. Sel NK mempunyai dua jenis reseptor permukaan.
Reseptor pertama merupakan killer activating receptors, yang terikat pada karbohidrat dan
struktur lainnya yang diekspresikan oleh semua sel. Reseptor lainnya adalah killer inhibitory
receptors, yang mengenali molekul MHC kelas I dan mendominasi signal dari reseptor aktivasi.
Oleh karena itu sensitivitas sel target tergantung pada ekspresi MHC kelas I. Sel yang sensitif
atau terinfeksi mempunyai MHC kelas I yang rendah, namun sel yang tidak terinfeksi dengan
molekul MHC kelas I yang normal akan terlindungi dari sel NK. Produksi IFN-α selama infeksi
virus akan mengaktivasi sel NK dan meregulasi ekspresi MHC pada sel terdekat sehingga
menjadi resisten terhadap infeksi virus. Sel NK juga dapat berperan dalam ADCC bila antibodi
terhadap protein virus terikat pada sel yang terinfeksi.

Beberapa mekanisme utama respons nonspesifik terhadap virus, yaitu :


1. Infeksi virus secara langsung yang akan merangsang produksi IFN oleh sel-sel
terinfeksi; IFN berfungsi menghambat replikasi virus
2. Sel NK mampu membunuh virus yang berada di dalam sel, walaupun virus
menghambat presentasi antigen dan ekspresi MHC klas I. IFN tipe I akan
meningkatkan kemampuan sel NK untuk memusnahkan virus yang berada di dalam
sel. Selain itu, aktivasi komplemen dan fagositosis akan menghilangkan virus yang
datang dari ekstraseluler dan sirkulasi.

Respons imun spesifik terhadap infeksi virus


Mekanisme respons imun spesifik ada dua jenis yaitu respons imunitas humoral dan
selular. Respons imun spesifik ini mempunyai peran penting yaitu :
1. Menetralkan antigen virus dengan berbagai cara antara lain menghambat perlekatan
virus pada reseptor yang terdapat pada permukaan sel sehingga virus tidak dapat
menembus membran sel, dan dengan cara mengaktifkan komplemen yang
menyebabkan agregasi virus sehingga mudah difagositosis
2. Melawan virus sitopatik yang dilepaskan dari sel yang lisis.
Molekul antibodi dapat menetralisasi virus melalui berbagai cara. Antibodi dapat
menghambat kombinasi virus dengan reseptor pada sel, sehingga mencegah penetrasi dan
multiplikasi intraseluler, seperti pada virus influenza. Antibodi juga dapat menghancurkan
partikel virus bebas melalui aktivasi jalur klasik komplemen atau produksi agregasi ,
meningkatkan fagositosis dan kematian intraseluler.
Kadar konsentrasi antibodi yang relatif rendah juga dapat bermanfaat
khususnya pada infeksi virus yang mempunyai masa inkubasi lama, dengan melewati aliran
darah terlebih dahulu sebelum sampai ke organ target, seperti virus poliomielitis yang
masuk melalui saluran cerna, melalui aliran darah menuju ke sel otak. Di dalam darah,
virus akan dinetralisasi oleh antibodi spesifik dengan kadar yang rendah, memberikan
waktu tubuh untuk membentuk resposn imun sekunder sebelum virus mencapai organ
target.
Infeksi virus lain, seperti influenza dan common cold, mempunyai masa inkubasi yang
pendek, dan organ target virus sama dengan pintu masuk virus. Waktu yang dibutuhkan
respons antibodi primer untuk mencapai puncaknya menjadi terbatas, sehingga diperlukan
produksi cepat interferon untuk mengatasi infeksi virus tersebut. Antibodi berfungsi
sebagai bantuan tambahan pada fase lambat dalam proses penyembuhan. Namun, kadar
antibodi dapat meningkat pada cairan lokal yang terdapat di permukaan yang terinfeksi,
seperti mukosa nasal dan paru. Pembentukan antibodi antiviral, khususnya IgA, secara
lokal menjadi penting untuk pencegahan infeksi berikutnya. Namun hal ini menjadi tidak
bermanfaat apabila terjadi perubahan antigen virus.
Virus menghindari antibodi dengan cara hidup intraseluler. Antibodi lokal atau
sistemik dapat menghambat penyebaran virus sitolitik yang dilepaskan dari sel pejamu
yang terbunuh, namun antibodi sendiri tidak dapat mengontrol virus yang
melakukan budding dari permukaan sel sebagai partikel infeksius yang dapat menyebarkan
virus ke sel terdekat tanpa terpapar oleh antibodi, oleh karena itu diperlukan imunitas
seluler.
Respons imunitas seluler juga merupakan respons yang penting terutama pada infeksi virus
nonsitopatik. Respons ini melibatkan sel T sitotoksik yang bersifat protektif, sel NK, ADCC dan
interaksi dengan MHC kelas I sehingga menyebabkan kerusakan sel jaringan. Dalam respons
infeksi virus pada jaringan akan timbul IFN (IFN-a dan IFN-b) yang akan membantu terjadinya
respons imun yang bawaan dan didapat. Peran antivirus dari IFN cukup besar terutama IFN-a
dan IFN-b.
Kerja IFN sebagai antivirus adalah :
1. Meningkatkan ekspresi MHC kelas I
2. Aktivasi sel NK dan makrofag
3. Menghambat replikasi virus
4. Menghambat penetrasi ke dalam sel atau budding virus dari sel yang terinfeksi.
Limfosit T dari pejamu yang telah tersensitisasi bersifat sitotoksik langsung pada sel
yang teinfeksi virus melalui pengenalan antigen pada permukaan sel target oleh reseptor αβ
spesifik di limfosit. Semakin cepat sel T sitotoksik menyerang virus, maka replikasi dan
penyebaran virus akan cepat dihambat.
Sel yang terinfeksi mengekspresikan peptida antigen virus pada permukaannya yang terkait
dengan MHC kelas I sesaat setelah virus masuk. Pemusnahan cepat sel yang terinfeksi oleh sel T
sitotoksik αβ mencegah multiplikasi virus. Sel T sitotoksik γδ menyerang virus (native viral coat
protein) langsung pada sel target.
Sel T yang terstimulasi oleh antigen virus akan melepaskan sitokin seperti IFN-γ dan
kemokin makrofag atau monosit. Sitokin ini akan menarik fagosit mononuklear dan
teraktivasi untuk mengeluarkan TNF. Sitokin TNF bersama IFN-γ akan menyebabkan sel
menjadi non-permissive, sehingga tidak terjadi replikasi virus yang masuk melalui transfer
intraseluler. Oleh karena itu, lokasi infeksi dikelilingi oleh lingkaran sel yang resisten.
Seperti halnya IFN-α, IFN-γ meningkatkan sitotoksisitas sel NK untuk sel yang terinfeksi.
Antibodi dapat menghambat sel T sitotoksik γδ melalui reaksi dengan antigen permukaan
pada budding virus yang baru mulai, sehingga dapat terjadi proses ADCC. Antibodi juga
berguna dalam mencegah reinfeksi.
Beberapa virus dapat menginfeksi sel-sel sistem imun sehingga mengganggu fungsinya
dan mengakibatkan imunodepresi, misalnya virus polio, influenza dan HIV atau penyakit
AIDS. Sebagian besar virus membatasi diri (self-limiting), namun sebagian lain
menyebabkan gejala klinik atau subklinik. Penyembuhan infeksi virus pada umumnya
diikuti imunitas jangka panjang. Pengenalan sel target oleh sel T sitotoksik spesifik virus
dapat melisis sel target yang mengekspresikan peptida antigen yang homolog dengan
region berbeda dari protein virus yang sama, dari protein berbeda dari virus yang sama atau
bahkan dari virus yang berbeda. Aktivasi oleh virus kedua tersebut dapat menimbulkan
memori dan imunitas spontan dari virus lain setelah infeksi virus inisial dengan jenis
silang. Demam dengue dan demam berdarah dengue merupakan infeksi virus akut yang
disebabkan oleh empat jenis virus dengue. Imunitas yang terjadi cukup lama apabila
terkena infeksi virus dengan serotipe yang sama, tetapi bila dengan serotipe yang berbeda
maka imunitas yang terjadi akan berbeda. Gangguan pada organ hati pada demam berdarah
dengue telah dibuktikan dengan ditemukannya RNA virus dengue dalam jaringan sel hati
dan organ limfoid. Virus dengue ternyata menyerang sel kupffer dan hepatosit sehingga
terjadi gangguan di hati
d. Asal usul dan evolusi virus corona
Sejarah panjang evolusi virus corona kelelawar Ilmuwan menemukan bukti genetik
virus itu berasal dari kelelawar adalah hal biasa, khususnya spesies kelelawar tapal kuda.
Kelelawar ini dianggap sebagai inang karena limpahan penyakit yang muncul dari spesies
cukup banyak. Di antaranya wabah SARS pada tahun 2003, berasal dari virus yang dibawa
kelelawar ini, yang merupakan keluarga dari genus Rhinolophus.
Zheng-Li Shi, direktur Center for Emerging Infectious Diseases di institut itu, terkenal
karena pekerjaannya melacak sumber virus SARS asli pada kelelawar dan mengidentifikasi
SARS-CoV-2. Para peneliti mengumpulkan penyeka oral dan dubur, serta pelet tinja dari
kelelawar di gua-gua di seluruh Cina dari 2010 hingga 2015, dan menggunakan pengurutan
genetik untuk memperoleh 781 sekuens parsial dari virus. Para peneliti membandingkan
data itu dengan informasi urutan yang sudah didokumentasikan dalam database komputer
tentang kelelawar dan virus pangolin. Hasilnya, mereka menemukan bukti bahwa virus
corona baru mungkin telah berevolusi di Provinsi Yunnan, tetapi tidak dapat
mengesampingkan asal di tempat lain di Asia Tenggara di luar Cina.
Keluarga kelelawar yang termasuk genus tapal kuda, Rhinolophus, tampaknya berasal
dari Cina puluhan juta tahun yang lalu. Spesies mamalia ini diketahui memiliki sejarah
panjang co-evolution dengan virus corona, yang menurut laporan itu biasanya melompat
dari satu spesies kelelawar ke spesies lainnya.

Virus corona melompat dari hewan ke manusia

Sementara itu, dalam laporan lain seperti dilansir dari Science Daily, tim ilmuwan juga
mempelajari asal-usul virus SARS-CoV-2 telah menemukan bagaimana virus ini melompat
dari hewan ke manusia.
Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Duke, Laboratorium
Nasional Los Alamos, Universitas Texas di El Paso dan Universitas New York. Melalui
analisis genetik, para peneliti mengkonfirmasi bahwa kerabat terdekat virus itu adalah virus
corona yang menginfeksi kelelawar. Akan tetapi, kemampuan virus untuk menginfeksi
manusia diperoleh melalui pertukaran fragmen gen kritis dari virus corona yang
menginfeksi mamalia bersisik yang disebut pangolin, yang memungkinkan virus
menginfeksi manusia. Para peneliti melaporkan lompatan dari spesies ke spesies ini adalah
hasil dari kemampuan virus untuk mengikat sel inang melalui perubahan materi
genetiknya. Dengan analogi, seolah-olah virus melengkapi kembali kunci yang
memungkinkannya membuka kunci pintu sel inang, dalam hal ini sel manusia. Dalam
kasus SARS-CoV-2, "kunci" adalah protein spike yang ditemukan pada permukaan virus.
Virus corona menggunakan protein ini untuk menempel pada sel dan menginfeksinya.
"Sangat mirip dengan SARS asli yang melompat dari kelelawar ke musang, atau MERS
yang berubah dari kelelawar menjadi unta dromedaris, dan kemudian ke manusia," kata
Feng Gao, MD, profesor kedokteran di Division of Infectious Diseases di Duke University
School of Medicine. Dalam studi yang diterbitkan online 29 Mei lalu di jurnal Science
Advances, Gao mengatakan nenek moyang virus corona pandemik ini mengalami
perubahan evolusioner dalam materi genetiknya yang memungkinkannya untuk akhirnya
menginfeksi manusia. Dengan melacak jalur evolusi virus corona ini, peneliti berharap ini
akan membantu mencegah pandemi di masa depan yang timbul dari virus dan memberi
panduan dalam penelitian vaksin.
Para peneliti menemukan bahwa virus corona pangolin atau trenggiling yang khas
terlalu berbeda dari SARS-CoV-2, sehingga tidak secara langsung menyebabkan pandemi
pada manusia. Namun, mereka mengandung situs pengikat reseptor, pada protein spike
yang diperlukan untuk mengikat membran sel untuk menginfeksi manusia. Elena Giorgi,
staf ilmuwan di Los Alamos National Laboratory mengatakan dalam penelitian ini, mereka
menunjukkan sejarah evolusi virus SARS-CoV-2. "Virus ini memiliki sejarah evolusi yang
kaya yang mencakup perombakan bahan genetik antara virus corona pada kelelawar dan
pangolin sebelum memperoleh kemampuannya untuk melompat ke manusia," jelas dia
Dalam kesempatan lain menurut temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature
Medicine, Covid-19 berasal dari evolusi alami. Sebelumnya, sudah muncul berbagai
spekulasi bahwa virus yang pertama muncul di kota Wuhan, China yang akhirnya menjadi
pandemi global ini merupakan buatan laboratorium untuk senjata biologi. Peneliti
menemukan coronavirus SARS-CoV-2 yang muncul di kota Wuhan, Cina, tahun lalu
adalah produk evolusi alami.
Peneliti Imunologi Kristian Andersen mengatakan analisis data sekuens genom publik
dari SARS-CoV-2 dan virus terkait tidak menemukan bukti bahwa virus itu dibuat di
laboratorium atau direkayasa. "Dengan membandingkan data urutan genom yang tersedia
untuk strain coronavirus yang diketahui, kita dapat dengan tegas menentukan bahwa
SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," kata Andersen dikutip dari Science Daily Kamis
(19/3/2020).
Andersen dan para koleganya menggunakan data sekuens tersebut untuk
mengeksplorasi asal mula dan evolusi SARS-CoV-2 dengan fokus ke sejumlah fitur khas
virus tersebut. Para ilmuwan menganalisis pola genetik (genetic template) protein lonjakan
(spike proteins), armature atau pelindung di bagian luar virus yang digunakannya untuk
menangkap dan menembus dinding luar sel manusia dan hewan.
Lebih khusus, mereka berfokus pada dua fitur penting dari protein lonjakan: domain
pengikat reseptor atau receptor-binding domain (RBD), sejenis pengait yang menempel
pada sel inang, dan cleavage site yang memungkinkan virus untuk membuka celah dan
memasukkan sel inang.
Para ilmuwan menemukan bahwa bagian RBD dari protein lonjakan SARS-CoV-2
telah berevolusi untuk secara efektif menargetkan fitur molekuler di bagian luar sel
manusia yang disebut ACE2, sebuah reseptor yang terlibat dalam pengaturan tekanan darah
Protein spike SARS-CoV-2 sangat efektif untuk mengikat sel-sel manusia. Dari situ, para
ilmuwan menyimpulkan, itu adalah hasil seleksi alam dan bukan produk rekayasa genetika.
Bukti evolusi alami ini didukung oleh data tentang tulang punggung SARS-CoV-2 -
struktur molekul keseluruhannya. Jika seseorang berusaha merekayasa virus corona baru
sebagai patogen, mereka akan membuatnya dari tulang punggung virus yang diketahui
menyebabkan penyakit.
Tetapi para ilmuwan menemukan bahwa tulang punggung SARS-CoV-2 berbeda
secara substansial dengan yang ada pada coronavirus yang sudah dikenal dan kebanyakan
menyerupai virus terkait yang ditemukan pada kelelawar dan trenggiling. "Kedua fitur
virus ini, mutasi pada bagian RBD dari protein lonjakan dan tulang punggungnya yang
berbeda, mengesampingkan manipulasi laboratorium sebagai potensi asal untuk SARS-
CoV-2," kata Andersen
Temuan Andersen dan koleganya disambut baik Josie Golding, PhD, pemimpin bagian
epidemi Wellcome Trust, yang berpusat di Inggris. Ia menyebut, temuan tersebut sangat
krisial dengan menghadirkan pendapat berbasis bukti untuk menepis rumor yang beredar
tentang asal-usul virus SARS-CoV-2 yang memicu pandemi COVID-19. Menurut
ilmuwan, berdasarkan analisis urutan genom, ada dua kemungkinan, Pertama, virus
berevolusi ke kondisi patogen saat ini melalui seleksi alam di inang non-manusia dan
kemudian melompat ke manusia. Proses itu mirip dengan wabah Virus Corona yang terjadi
sebelumnya, manusia terinfeksi virus setelah terpapar langsung dengan musang (SARS)
dan unta (MERS).Para peneliti menduga kelelawar sebagai reservoir yang paling mungkin
untuk SARS-CoV-2. Namun, sejauh ini belum tercatat ada kasus transmisi langsung dari
kelelawar ke manusia.
Virus corona yang sedang mewabah saat ini berbeda dengan virus corona yang pernah
mewabah sebelumnya. Penyebab covid-19 atau yang disebut SARS-cov-2 memiliki sifat
yang berbeda dengan virus corona yang pernah ada. SARS-cov-2 mampu bertahan hidup
lebih lama pada kondisi lembab dan suhu udara dingin. Sebaliknya virus ini akan segera
mati bila terkena paparan sinar matahari. Virus SARS-cov-2 juga mampu memperkuat
bagian protein lonjakan dengan berevolusi yang sangat efektif untuk menargetkan fitur
molekul di bagian luar sel manusia. Keadaan ini membuat manusia atau hewan dengan
kondisi tubuh yang tidak fit akan mudah terinfeksi oleh virus corona.
e. Upaya tubuh menjaga diri dan orang lain dari virus
Hal-hal yang bisa dilakukan agar tubuh serta orang lain terhindar dari bahaya virus
adalah dengan:
1. Pola hidup sehat
Hal pertama yang harus kita lakukan untuk menghindari infeksi virus adalah
menerapkan gaya hidup sehat. Jangan mengira gaya hidup sehat berkaitan dengan menjaga
kebugaran tubuh di Gym dan tempat olahraga saja! Pola hidup sehat juga berarti anda
benar benar menjaga, memperhatikan kebutuhan nutrisi dan keseimbangan hormon tubuh.
Dengan tingginya kadar vitamin, nutrisi, protein dan berbagai mineral lain yang menjaga
tubuh, tahap awal infeksi yang terjadi akan mampu di redam, karena tubuh memiliki
sistem imun yang sangat tinggi untuk melawan infeksi virus yang menyerang tubuh.
2. Pahami bagaimana virus dapat menyebar
Hal kedua yang harus kita pahami saat ingin menghindari infeksi virus adalah dengan
memahami cara virus tersebut menyebar dan merusak sistem imun tubuh. Pelajari dan
ketahui sebanyak banyaknya tentang virus dan cara virus tersebut menginfeksi tubuh, serta
pelajari cara mengenali gejala terinfeksi virus secara dini,sehingga kita benar benar
memahami dan mengerti cara kerja virus tersebut.Dengan mengetahui sebanyak banyaknya
tentang virus tersebut, kita akan memiliki lebih banyak cara untuk menghindari penularan
infeksi virus ini.
3. Hindari seks bebas
Langkah ketiga yang paling penting dan harus mendapat perhatian dari setiap orang,
terutama para remaja yang menginjak pubertas dan para orang dewasa adalah untuk selalu
menghindari seks bebas. Seks bebas adalah seks yang di lakukan dengan sembarang orang
yang bahkan kita tidak kenal.Seks bebas juga dapat diartikan sebagai seks yang dilakukan
dengan berganti ganti pasangan, tanpa adanya perhatian terhadap penggunaan pengaman
dan tata cara melakukan seks yang sehat. Seks bebas tidak hanya dapat menyebabkan kita
terkena penyakit HIV AIDS, tetapi seks bebas juga memungkinkan kita untuk terkena
berbagai penyakit menular seksual lainnya seperti raja singa, sifilis, dan gororhea.
4. Hindari narkoba dan obat obatan terlarang
Langkah berikutnya yang harus di terapkan untuk menghindari terjangkit penyakit
adalah dengan menjauhi narkoba, obat obatan terlarang, dan alkohol. Penggunaan narkoba
dan obat obatan terlarang membuat kita berada dalam tahap high dan tidak sadar dengan
sekitar. Narkoba dan obat obatan terlarang juga sangat berhubungan dengan seks bebas,
otomatis dengan mengkonsumsi narkoba maupun obat obatan terlarang bisa menyebabkan
anda terjangkit virus HIV AIDS melalui hubungan seks bebas. Bukan hanya itu,
penggunaan jarum suntik yang tidak steril saat mengkonsumsi narkoba merupakan salah
satu cara virus HIv AIDs masuk ke dalam tubuh anda dengan cepat.
5. Cek dengan seksama transfusi darah
Melakukan pengecekan dengan seksama saat kita membutuhkan donor darah maupun
transfuse darah adalah hal yang sangat penting. Tidak setiap orang yang mendonorkan
darah tidak terjangkit virus, terutama di Indonesia yang masih sangat sedikit penduduknya
yang sadar bahaya virus.
6. Mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun menjadi salah satu cara menjaga kesehatan tubuh saat
virus corona atau covid-19 paling efektif untuk mencegah penyebaran atau penularan virus
ini. Awali dengan membasahi kedua telapak tangan menggunakan air mengalir. Lalu
sabuni telapak tangan dan gosok semua permukaan kulit tangan, termasuk telapak dan
punggung tangan, sela-sela jari, minimal selama 20 detik. Kemudian bilas hingga bersih
dengan air mengalir dan keringkan menggunakan kain bersih atau tisu.
Sering-seringlah cuci tangan dengan sabun, seperti sebelum makan, setelah batuk atau
bersin, setelah memegang barang di tempat umum seperti pegangan pintu, tangga, dll.
Kamu juga perlu cuci tangan setelah dari luar rumah.
7. Siap sedia hand sanitizer
Jika tidak ada tempat untuk cuci tangan, kamu bisa menggantikannya dengan hand
sanitizer. Ada banyak ragam produk hand sanitizer di pasar dengan kandungan alkohol
mulai dari 30%. WHO merekomendasikan masyarakat menggunakan hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60%. Sebab, hand sanitizer dengan kandungan 60% atau
lebih bisa membunuh virus COVID-19 yang punya ukuran cukup besar, yakni 400-500
mikrometer. Jika kandungan alkohol pada hand sanitizer tidak sampai 60%, maka ini
hanya efektif membunuh bakteri yang berukuran lebih kecil, yakni 0,5-5 mikrometer. Oleh
karena itu, jangan lupa untuk selalu membawa sebotol kecil hand sanitizer dengan alkohol
60% atau lebih saat bepergian.
8. Jangan sentuh wajah
Ini sepele tapi sulit, karena dikutip dari CNN Indonesia, Maret 2020, penelitian Sydney
University tahun 2015 menyatakan seseorang menyentuh wajah rata-rata 23 kali per jam.
WHO menyebutkan virus corona bisa masuk ke tubuh manusia melalui mulut, hidung, dan
mata. Oleh karena itu,cara menjaga kesehatan tubuh saat virus corona, kamu harus berlatih
untuk mendiamkan tangan agar tidak menyentuh wajah selama minimal satu menit. Jika
sudah berhasil, tambahkan menjadi 5 menit, dan latih terus, sehingga kamu bisa benar-
benar meminimalkan kebiasaan sentuh wajah.
9. Jaga kebersihan lingkungan
Membersihkan rumah dan sekitar meja kerja di kantor bisa meminimalkan paparan
virus. Gunakan disinfektan untuk membersihkan permukaan benda yang sering disentuh,
seperti gagang pintu, keyboar dan mouse, alat dapur, sakelar lampur, gagang laci, pegangan
tangga.
Untuk mendisinfeksi, gunakan air dan sabun, atau cairan yang mengandung alkohol.
Jangan lupa menggunakan sarung tangan sekali pakai saat bersih-bersih dan mendisinfeksi.
10. Bawa alat makan sendiri
Bawalah selalu alat makan sendiri. Pastikan alat makan dicuci dengan sabun hingga
bersih. Karena virus corona memiliki daya tahan yang kuat di permukaan logam. Dengan
membawa alat makan sendiri, kamu akan lebih mengetahui kebersihan peralatan tersebut.
Pastikan jangan sampai terjadi penggunaan alat makan bersama-sama. Karena virus corona
bisa menyebar lewat percikan air liur yang menempel di sendok.
11 Tidak melakukan kontak fisik
Virus corona bisa menyebar hanya dengan bersalaman. Oleh karena itu, saat ini kamu
lebih baik jangan sembarangan memegang tangan orang lain. Hindari bersalaman, ganti
dengan salam namaste atau menaruh tangan di dada.
12. Social distancing
Cara menjaga kesehatan tubuh saat virus corona bisa dapat kamu lakukan dengan
menjaga jarak dengan orang lain saat beraktivitas bersama, minimal 1 meter. Kenapa 1
meter? Karena ini adalah jangkauan percikan air yang bisa menyebar dari mulut saat
seseorang bicara. Amat disarankan untuk tidak pergi ke luar rumah apabila kamu sedang
merasa sakit atau kurang sehat. Ini bisa membahayakan karena bisa jadi kamu menularkan
penyakit pada orang lain.
13. Menghindari transportasi umum
Jika terpaksa untuk bepergian, jangan menggunakan transportasi umum. Karena di
transportasi umum banyak orang saling berbaur. Kamu tidak bisa melakukan social
distancing di dalam transportasi umum. Tak jarang, malah sesama penumpang transportasi
umum berdesak-desakan, sehingga rawan terjadi penularan virus corona.
14. Membersihkan meja saat akan duduk di restoran
Jangan asal duduk dan meletakkan kedua tangan di meja saat tiba di restoran.
Bersihkan dulu meja menggunakan tisu kering dan tisu basah yang mengandung alkohol
minimal 60%. Karena kamu tidak tahu siapa yang sudah menggunakan meja itu. Disinfeksi
meja makan penting untuk mematikan virus yang menempel

Anda mungkin juga menyukai