Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan cairan
(fluida) dari suatu tempat ke tempat yang lain, melalui media pipa (saluran)
dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan
berlangsung kontinu. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan
tekanan antara bagian hisap (suction) dan bagian tekan (discharge).
Perbedaan tekanan tersebut dihasilkan dari sebuah mekanisme misalkan
putaran roda impeler yang membuat keadaan sisi hisap nyaris vakum.
Perbedaan tekanan inilah yang mengisap cairan sehingga dapat berpindah dari
suatu reservoir ke tempat lain.
Programmable Logic Controller (PLC) merupakan suatu bentuk
khusus pengontrol berbasis mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang
dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi serta dapat
mengimplementasikan fungsi-fungsi semisal logika sequence, pewaktuan
dinding, pencacahan (counting) dan aritmatika guna mengontrol mesin. Dari
pemaparan diatas menarik untuk dibuat sistem monitoring pompa air secara
otomatis untuk mengalirkan air berbasis PLC sebagai pelengkap modul
pembelajaran teknik mekatronika, mesin konversi energi, mekanika fluida
dan elemen mesin.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh variasi sambungan terhadap aliran fluida ?

2. Bagaimama pengaruh variasi sambungan terhadap tekanan ?

3. Bagaimana proses membuat monitoring control pompa menggunakan PLC


?

1
2

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pada tugas akhir ini ialah :

1. Membahas perakitan program logic control

2. Fluida yang digunakan adalah air

3. Tidak membahas headlosses atau kerugian dan vibrasi pada pompa

4. Menggunakan 2 buah pompa merek shimizu seri PS-128 BIT

5. Pipa yang digunakan dengan ukuran ½ inc

6. Tidak membahas motor listrik

1.4 Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh variasi sambungan terhadap tekanan ?

2. Mengetahui pengaruh variasi sambungan terhadap aliran fluida ?

3. Mengetahui proses pembuatan monitoring control pompa menggunakan


PLC ?

1.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan, diantaranya :

a. Metode studi literature


Metode ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari semua buku
atau literatur yang berkaitan dengan Pompa dengan mengunakan PLC.
Data-data yang berkaitan dengan topik akan diambil dan di dokumentasikan
selama kerja praktik metode studi literatur.

b. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara memfoto atau
video peralatan yang diamati selama praktik berlangsung. Hasil foto atau
3

video tersebut akan dijadikan dokumentasi sebagai bahan referensi dan


analisa penyusun laporan tugas akhir ini.

c. Metode observasi
yaitu melakukan pengujian dan pengamatan dengan cara melakukan
pengukuran perbedaan tekanan antara bagian hisap (suction) dan bagian
tekan (discharge) pada pompa seri paralel berbasis PLC.

1.6. Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, teknik pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori pendukung pengujian dan analisa dari alat
modul
BAB III PERENCANAAN KEGIATAN
Bab ini berisi menguraikan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
menyelesaikan permasalahan secara rinci demi tercapainya tujuan,
menjelaskan deskripsi alat dari modul Pompa seri dan paralel cara kerja
modul program logic control, membuat flowchart pembuatan modul Pompa
seri dan paralel.

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN


Bab ini berisi uraian dan analisis berkaitan dengan hasil pengujian,
temuan-temuan dari hasil pengujian, pengukuran, dan observasi yang
dilakukan. Analisis terhadap hasil yang diperoleh dikemukakan di sini,
termasuk pembahasan tentang permasalahan yang timbul dari hasil pengujian,
pengukuran, dan observasi serta hal-hal yang dapat bermanfaat untuk
kelanjutan bagi kegiatan tugas akhir mendatang
BAB V PENUTUP
Bab ini bagian akhir tulisan yang membawa pembaca keluar dari
pembahasan. Secara umum simpulan menunjukkan jawaban atas tujuan yang
4

telah dikemukakan dalam pendahuluan serta saran-saran yang penulis berikan


untuk lebih memaksimalkan kinerja dari pengujian dan analisa performa
modul Pompa seri dan paralel menggunakan program logic control.
15

BAB II
TINAJUAN PUSTAKA

2.1 Program logic Control


Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah sistem
elektronik yang beroperasi secara digital dan didesain untuk pemakaian di
lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat
diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang
mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan,
perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau
proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog.

Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:

1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output


yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan
(sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam
proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.

2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu


sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol
(misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut
pada operator PLC

2.2 Prinsip program logic control


PLC merupakan peralatan elektronik dapat dilihat gambar 2.1 yang
dibangun dari mikroprosesor untuk monitor keadaan dari peralatan input
untuk kemudian dianalisa sesuai dengan kebutuhan perencana (programmer)
untuk mengontrol keadaan output. Sinyal input diberikan kedalam input card
16

Gambar 2.1 bagian-bagian PLC

Setiap input mempunyai alamat tertentu sehingga untuk mendeteksinya


mikroprosesor memanggil berdasarkan alamatnya. Banyaknya input yang
dapat di proses tergantung jenis PLC- nya. Sinyal output dikeluarkan PLC
sesuai dengan program yang dibuat oleh pemakai berdasarkan analisa
keadaan input. Ada 2 jenis output card, yaitu :
1. Analog output card
2. Digital output card
Setiap output card mempunyai alamat tertentu dan diproses oleh
mikroprosesor menurut alamatnya. Banyaknya output tergantung jenis PLC
nya, Pada PLC juga dipersiapkan internal input dan output untuk proses
dalam PLC sesuai dengan kebutuhan program, Dimana internal input dan
output ini hanya sebagai flag dalam proses, di dalam PLC juga dipersiapkan
timer yang dapat dibuat dalam konfigurasi on delai, off delai, on timer, off
timer dan lain- lain sesuai dengan programnya. Untuk memproses timer
tersebut, PLC memanggil berdasarkan alamatnya

2.3 Monitoring control


monitoring merupakan suatu proses pengumpulan dan menganalisis
informasi dari penerapan suatu program termaksud mengecek secara regular
untuk melihat apakah kegiatan atau program itu berjalan sesuai dengan
rencana sehingga masalah yang dilihat atau ditemui dapat diatasi, Monitoring
menyediakan data dasar untuk menjawab permasalahan. Upaya yang
17

dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai


komponen program sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan
program sebagai mana telah di jadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai
tujuan program. Kegiatan monitoring dimaksudkan untuk mengetahui
kecocokan dan ketepatan kegiatan yang di laksanakan dengan rencana yang
telah disusun. Monitoring digunakan pula untuk memperbaiki kegiatan yang
menyimpang dari rencana, mengoreksi penyalahgunaan aturan dan sumber-
sumber, serta untuk mengupayakan agar tujuan dicapai seefektif dan seefisien
mungkin.

2.4 CX-Programer
Cx-programmer merupakan software yang berfungsi untuk menulis,
compile dan mentransfer program PLC. Program ini juga dapat digunakan
untuk memonitoring sistem yang sedang berjalan dengan fasilitas online
display. Kemudian juga terdapat fitur offline mode yaitu digunakan untuk
mengecek program yang sudah dibuat namun dalam mode offline atau tidak
tersambung dengan PLC. Tampilan utama Cx-programmer dapat di lihat
gambar 2.2

Gambar 2.2 Menu utama cx-prorammer


18

Berikut ini adalah gambar tampilan pembagian menu-menu yang ada


pada software Cx-programmer ini, berikut pembagiannya dapat dilihat pada
gambar 2.3

Gambar 2.3 Bagian-bagian tool bar

Pembagian yang ada sudah sangat membantu dalam menggunakan


software ini. Software ini keluaran resmi dari pabrikan Omron Corporation,
selain itu juga terintegrasi dengan software-software omron yang lain seperti
software CX-Designer, CX-Supervisor dan lain lain. Maksud dari integrasi
tersebut adalah untuk memudahkan pengguna dalam mewujudkan sistem
yang akan dibuat.

2.5 PLC OMRON CPM 1A


Definisi PLC menurut National Electrical Manufactures Association
(NEMA) adalah suatu alat elektonika digital yang menggunakan memori yang
dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dari suatu fungsi
tertentu seperti logika, sekuensial, pewaktu, pencacah dan aritmatika untuk
mengendalikan mesin dari suatu proses.
19

PLC Omron CPM1A merupakan salah satu tipe PLC yang memiliki
kecepatan yang tinggi yang dirancang untuk operasi kontrol yang
memerlukan jumlah I/O dari 10 sampai 100 buah I/O. Selain itu, PLC ini
memiliki kemudahan dalam penginstalan, pengembangan, dan pemasangan
sistem.

Gambar 2.4 PLC Omron CPM1A 30 I/O.

Tabel 2.1 Spesifikasi PLC omron 30CDR


Input type DC input
CPU type 30-point I/O
Power AC power 100 to 240 VAC, 50/60 Hz
supply supply
voltage/f DC power 24 VDC

re- supply

quency
Operating AC power 85 to 264 VAC
voltage supply
range DC power 20.4 to 26.4 VDC
supply
Power AC power 60 VA max.
consump supply
tion DC power 20 W max
supply
Inrush current 60 A max
External Power supply 24 VDC
power voltage
supply (AC Power 300 mA

only) supply
output
20

capacity
Keuntungan PLC dibandingkan dengan suatu sistem logika relay atau
rangkaian konvensional, antara lain :

a. Sistem PLC
1. Mudah dalam pengoperasian,
2. Mudah dalam perawatan,
3. Mudah dalam pelacakan gangguan,
4. Konsumsi daya listrik relative rendah,
5. Modifikasi sistem lebih sederhana.

b. Panel kontrol konvensional


1. Perawatan relatif komplek,
2. Komplek dalam pengoperasian,
3. Mahal dalam perawatan,
4. Pelacakan kesalahan sistem lebih sulit,
5. Konsumsi daya listrik relatif tinggi,
6. Modifikasi sistem membutuhkan waktu yang lama.

c. Keuntungan dari penggunaan PLC dalam otomasi, antara lain:


1. Waktu implementasi proyek singkat,
2. Modifikasi lebih mudah dilakukan,
3. Biaya proyek dapat dikalkulasi dengan akurat,
4. Training penguasaan teknik lebih cepat,
5. Perancangan mudah diubah dengan software, perubahan dan
penambahan dapat dilakukan pada software.
6. Aplikasi kontrol yang luas,
7. Perawatan yang mudah, indikator dan output dengan cepat dan mudah
dapat segera diketahui.
8. Keandalan tinggi.

2.6 Selenoid valve


21

Solenoid Valve merupakan valve otomatis di lihat pada gambar 2.4


dengan gerakan membuka atau menutup valve yang diatur oleh sistem
kontrol. Mungkin banyak dari sering mendengar kata solenoid valve. Secara
garis besar solenoid valve adalah suatu alat kontrol yang berfungsi untuk
membuka dan menutup valve katup valve secara otomatis, Kapan solenoid
valve membuka dan menutup valve ini tergantung dari sensor yang
menghubungkan sumber penggeraknya. Sebenarnya solenoid valve
merupakan bagian dari suatu sistem kontrol. Secara umum sistem kontrol
dibagi menjadi 3 bagian:
1. Sensor yang merupakan alat untuk menerima sinyal dari sistem kontrol
biasanya merupakan parameter yang akan diukur seperti temperatur,
tekanan (pressure) dari media yang mau dikontrol.
2. Controller merupakan alat/bagian yang akan memberikan perintah
solenoid valve atau kontrol valve untuk melakukan tindakan membuka dan
menutup.
3. Control valve atau solenoid valve yang merupakan bagian terakhir dari
sistem kontrol untuk melakukan tindakan membuka atau menutup.
Sumber penggerak solenoid valve bermacam-macam bisa dengan udara
yang biasa disebut pneumatic, listrik (electric) atau gabungan udara dan
listrik (pneumatic electric). Di Indonesia istilah solenoid valve lebih mengacu
kepada penggerak listrik makanya banyak yang menyebut dengan istilah
valve elektrik maupun valve otomatis. Oleh karena itu untuk istilah solenoid
valve disini mengacu kepada penggerak elektrik.

Sumber penggerak elektrik untuk solenoid valve sendiri ada yang listrik
AC (220 V, 11V, 24V) dan listrik DC (12V, 24V). Sehubungan dengan
prosentase bukaan valve Solenoid valve hanya bisa membuka valve 100%
atau menutup valve 100%. Juga ada pilihan untuk tipe Normally Open (NO)
dan Normally Closed. Solenoid valve dengan tipe NO artinya pada saat tidak
ada penggerak elektrik posisi valve adalah membuka 100%. Sedangkan
22

Solenoid Valve tipe NC artinya pada saat tidak ada penggerak elektrik maka
posisi valvenya adalah menutup 100%.

Gambar 2.4 Selenoid valve

2.7 Power Supply


Power supply merupakan penyedia daya bagi PLC. Range tegangan
yang dimilikinya bisa berupa tegangan AC (misal 120/220 VAC) maupun
tegangan DC (misal 24 VDC), PLC juga memiliki power supply (24V DC)
internal yang bisa digunakan untuk menyediakan daya bagi input/output
devices PLC. Berikut ini contoh modul power supply dari Omron.
Peralatan elektronika yang kita gunakan sekarang ini sebagian besar
membutuhkan arus DC dengan tegangan yang lebih rendah untuk
pengoperasiannya. Oleh karena itu, hampir setiap peralatan Elektronika
memiliki sebuah rangkaian yang berfungsi untuk melakukan konversi arus
listrik dari arus AC menjadi arus DC dan juga untuk menyediakan tegangan
yang sesuai dengan rangkaian Elektronikanya. Rangkaian yang mengubah
arus listrik AC menjadi DC ini disebut dengan DC Power supply atau dalam
bahasa Indonesia disebut dengan Catu daya DC. DC Power supply atau Catu
Daya ini juga sering dikenal dengan nama “Adaptor”.Gambar 2.7

Gambar 2.6 Blok diagram power supply


23

Tegangan AC 220 Volt diturunkan tegangannya menggunakan trafo


step down. Setelah itu tegangan disearahkan menggunakan penyearah
tegangan atau dioda. Tegangan yang telah disearahkan tadi disaring melalui
filter/kapasitor 30 untuk meratakan ripple yang terjadi pada arus agar halus.
Tegangan yang halus lalu diregulasi oleh regulator untuk menyesuaikan
tegangan yang akan dituju/beban yang dituju, kemudian masuk ke filter lagi
agar semakin halus.

2.8 Relay
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik
untuk menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar
elektronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan
memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan
tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang
dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan
saklar, pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus
listrik.
Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang
memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara
sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau
membuka kontak.
2. Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik.
Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam
sebuah sistem rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk
menggerakan sebuah perangkat yang memerlukan arus besar tanpa terhubung
langsung dengan perangakat pengendali yang mempunyai arus kecil. Dengan
demikian relay dapat berfungsi sebagai pengaman.
Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
1. Common, merupakan bagian yang tersambung dengan Normally Close
24

(dalam keadaan normal).


2. Koil (kumparan), merupakan komponen utama relay yang digunakan
untuk menciptakan medan magnet.
3. Kontak, yang terdiri dari Normally Close dan Normally Open.

Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC


dilengkapi dengan sebuah dioda yang diparalel dengan lilitannya dan
dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan
(+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat
relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di
sekitarnya.

Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta


kekuatan relay menswitch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada
body relay. Misalnya relay 12VDC/4A220V, artinya tegangan yang
diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch
arus listrik (maksimal) sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt. Sebaiknya
relay difungsikan 80% saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih
rendah lagi lebih aman. Relay jenis lain ada yang namanya reedswitch atau
relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung
kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak
besi tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga menjadi
saklar yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan
kontak kembali terbuka (off).

Gambar 2.8 Bentuk nyata relay

Relay merupakan komponen listrik yang memiliki prinsip kerja magnet


25

dengan induksi listrik. Relay terdiri atas bagian-bagian utama sebagai


berikut.

1. Coil atau Kumparan, merupakan gulungan kawat yang mendapat arus


listrik. adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada
tidaknya arus listrik di coil.

2. Contact atau Penghubung, adalah sejenis saklar yang pergerakannya


tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2 jenis :
Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan Normally
Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close).

Gambar 2.8 Kontruksi relay


Cara kerja relay adalah sebagai berikut:

1. Saat Coil mendapatkan energi listrik (energized) akan menimbulkan gaya


elektromanetik.

2. Gaya magnet yang ditimbulkan akan menarik pelat/lengan kontak


(armature) berpegas (bersifat berlawanan), sehingga menghubungkan 2
titik contact.
26

BAB III
PERENCANAAN KEGIATAN

3.1 Parancangan Alat


Mulai

Membuat Design
di Inventor

Pemilahan Komponen Elektrikal dan


Mechanical

Persiapan Alat-
Alat pendukung

Membuat diagram Leader dan


wiring komponen elektrikal

Persiapan Alat-
Alat dan Sealtape

Proses Assembly

Tidak
Pengujian alat

Ya

Pembuatan Laporan Akhir

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Perakitan


27

3.1.1 Dekripsi Alat

Gambar 3.2 Pompa seri paralel berbasis PLC


Instalasi pompa seri pararel berbasis PLC seperti pada gambar 3.1
adalah alat pembelajaran dengan menggunakan solenoid valve serta program
logic control , Sistem kerja pompa yang dapat meningkatkan tekanan karena
ada gaya sentrifugal yang di berikan oleh impeller yang berputar.Rangkaian
parallel mengakibatkan debit aliran lebih banyak tetapi tekanan dari fluida
tersebut tidak terlalu besar
3.1.2 Cara kerja alat
Gambar 3.3 ini menjelsakan bagai mana cara kerja pompa seri parallel
berbasis program logic control,cara kerja ini diuraikan sebagai berikut :
Tegangan listrik di rubah menjadi tegangan mekanik oleh motor ac
,tenaga mekani ini di teruskan melaluai shaft di dalam motor listrk dan pompa
serta terhubung dengan imprler yang mengakibatkan gaya sentrifugal,valve
yang di gunakan ada 2 jenis valve manual dan solenoid valve ,ketika 2pompa
berjalan bersama dan valve manual nomer 1,5 dan 6 serta solenoid valve
nomer 2 terbuka secara otomatis yang di perintahkan oleh PLC CPM1A 30
CDR ,valve manual nomer 3 serta solenoid valve nomer 4 tertutup maka akan
menghasilkan aliran paralel selama 10 menit,jika solenoid valve nomer 2 dan
28

5 tertutup dan valve manual nomer 3 serta solenoid valve nomer 4 terbuka
otomatis yang di perintahkan oleh PLC OMRON CPM1A 30 CDR maka
akan mengahasilkan aliran seri selama 10 menit dan terus ber ulang

4
3 1
2 1

5
1 1

6
1

Gamabr 3.3 Cara kerja pompa seri paralel


29

Gambar 3.4 Komponen paralel

Tabel 3.1 Spesifikasi alat mechanical

Nama Komponen
NO Dimensi (mm) Spesifikasi Jumlah
Mechanical

1 Pompa - 220V,125Watt ,18L/m 2


D=25,4 mm
2 Pipa Material galvanis
T =3 mm
3 Presure gauge Mak 16 bar 6
4 Valve manual ½” =12.7 mm 3
1”=25,4mm Galvanis 11
5 Doublbe Neple
½=12,7 mm 10
30

6 Bak penampung 1
1200 x 700
7 Meja Besi Hollow 2
mm
8 Baut dan Mur M6 x 100 mm - 40
9 Pipa akrilik D = 25,4 Akrilik 1
10 Selenoid Valve D= 12,7 Kuningan 3

Tabel 3.2 Spesifikasi komponen electrical


Nama Komponen
NO Dimensi (mm) Spesifikasi Jumlah
Electrical
PLC Omron Input 18 Outpurt 12,
1 1
cpm1a 30 CDR 24VDC
Input 220 vAC output 24
2 Power supply 2
VDC
3 relay LY2M 4
Kabel usb PLC
4 1
CIF02
5 Panel box 50 X70X20 50 X70X20 1
6 kabel  0.75  0.75 30 M
7 Sekun ISO 28

3.1.3 Diangram blok aliran pompa paralel dan seri

Power AC
220 Volt
31

Valve Pressure Selenoid Pressure


Pompa 1 Gauge valve gauge
manual

Water Reservoil Pressure


gauge

Selenoi valve
Selenoid Pressure Valve
valve gauge manual

Pompa 2 Selenoid Valve Pressure Pressure


valve manual gauge gauge

Power AC
220 Volt

BAB IV
PELAKSANAA KEGIATAN
32

4.1 Pembuatan monitoring control


Monitoring control dibuat menggunakan PLC omron dan arduino uno
dengan persetujuan pembimbing serta kerjasama kelompok

4.2 Instalasi selenoid valve dan pipa akrilik


instalasi selenoid valve untuk menunjang maka diperlukan gambar
kerja serta alat-alat penunjang sebagai berikut:

1. Gergaji tangan

2. Kunci pas 1 set

3. Kunci pipa

4. Sney pipa 1/2”

5. Selotip

6. Jangka sorong

7. Bor tangan

8. Mata bor

Langkah-langkah instalasi selenoid valve agar dapat sistem kerja


aliaran paralel dan seri sebagai berikt:

2
1
1

3
1

Gambar 4.1 line piping

1. Lepaskan baut yang berada pada pompa


33

Gambar 4.2 line piping

2. Buka line pipa pompa 1,2 dan 3

3. Potong pipa akrilik sepanjang 500mm sebanyak 3 buah

4. Lepas kan pressure gauge agar tidak terjadi kerusakan

5. Jepit pipa menggunakan clam agar tidak jatuh

6. Baca gambar P&ID agar sesuai dengan sitem kerja

Gambar 4.3 P&ID

7. Pasang selenoid valve sesuai dengan gambar kerja

8. Pasang semua komponen piping

9. Uji coba pastikan tidak ada ke bocoran pada pompa

4.3 Membuat program diagram leader


PLC dengan menentukan jumlah input dan output agar tidak
34

kekurangan saat melakukan program sesuai dengan sistem yang diinginkan


PLC omron CPM1A 30 CDT Untuk membuat program dengan
menggunakan input 18 dan output 12 diagram leader dengan kode coumpile
sebagai berikut:
Tabel 4.1 kode coumpile
no internal output input output Timer 1 detik #10
1 20000 0.00 10.00 TIM 000#300
Program logic control pompa seri paralel secara otomatis dengan waktu 30
detik dan control valve manual berikut programnya:
1.Buat program otomatis dan program manual dalam satu leader,dengan
input menggunakan push button NO dan NC sebagai dan output
menggunakan internal output

Gambar 4.4 diagram leader otomatis dan manual


2.input menggunakan push button dan output menggunakan selenoid valve
sebagai mengontrol otomatis serta manual
Lampu pilot sebagai indikator aliran seri dan paralel
35

Gambar 4.5 diagram leader output selenoid valve input push button
3.waktu sebagai timer delay Buat program menghidupkan dan mematikan
selenoid valve agar bisa terjadi aliran paralel dan aliran seri dengan
waktu 30 detik

Gambar 4.6 diagram leader timer delay on off 30 detik


4.program manual dengan menggunakan input push button dan internal
output dihubungkan dengan coumpile dari selenoid valve
36

Gambar 4.7 diagram leader otomatis dan manual

4.4 WIRING
wiring dibuat dengan benar maka diperlukan gambar job sheet menjadi
sebuah acuan agar tidak ada salah menghubungkan kabel, per alatan yaitu:
1. Tang kremping
2. Tang potong
3. Obeng +
4. Sekun
5. Kabel 0.75,1.5
6. Panel box
7. Mesin bor
8. Mata bor ukuran 6.5
9. Baut
10.mur
11.rel komponen
12.Kabel dacting
13.terminal blok
Gambar jobs sheet wiring untuk sebuah perencanaan yang akan
dijadikan suatu sistem kerja otomatis dan manual
37

Gambar 4.8 jobs shhet wiring


Langkah-langkah wiring program control valve otomatis serta manual
sebagai berikut:

1. Siap kan alat-alat wiring


2. Ambil dudukan panel box dan bor sesuai gambar kerja wiring
3. Pasang kabel dacting dan rel komponen sesuai lubang

Gambar 4.9diagram kabel dacting

4. Susun komponen pada rel dengan acuan gambar kerja wiring


38

Gambar 4.10 susunan komponen

5. Sambungkan power supply ke PLC dan relay

Gambar 4.11 hasil wiring

6. Sambungkan push botton di pin input dan output dengan compile sebagai
berikut

Tabel 4.2. Pin coumpile input


Auto manual Selenoid Selenoid valve Selenoid valve 3 Selenoid valve 4
39

valve1 1 2
PB PB PB PB PB PB PB PB PB PB PB ON PB
ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF OFF
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10 0.11

Gambar 4.12 pin input


Tabel 4. Pin coumpile input

Selenoid valve1 Selenoid valve 2 Selenoid valve 3 Selenoid valve 4 Lampu Lampu
kuning hijau

11.02 10.01 10.02 10.06 11.00 11.01

Gambar 4.13 pin output

7. sambungkan pin output selenoid valve ke masing-masing relay serta


untuk menghidupkan relay sambungkan kabel merah (+) dan biru (-) ke

power supply
40

Gambar 4.14 pin input relay

8. sambungkan pin input push button ke setiap alamat coumpile,kabel biru


sambungkan ke terminal blok dan kabel hitam ke PLC

Gambar 4.15 wirng push button

9. cek setiap kabel pastikan sudah sesuai dengan alamat coumpile pastikan
tidak ada ground positif dan negative bersentuhan yangakan
mengakibatkab konsleting arus listrik DC
41

Gambar 4.16 pin power (-) (+)

10. Upload file program otomatis dari leptop ke plc omron CPM1A dengan
menggunakan kabel komunikasi pastikan kabel komunikasi sudah
conect ke plc

11. Test program dengan cara otomatis atau manual

Anda mungkin juga menyukai