D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga proposal penelitian yang berjudul “hubungan gaya hidup dan kepribadian
dengan kejadian hipertensi di kelurahan Mattiro Walie Kecamatan Tanete
Riattang Barat Kabupaten Bone“ . Penyusunan proposal penelitian ini diajukan
untuk memenuhi tugas Riset Keperawatan.
Penulis sampaikan terima kasih kepada Ibu Yunis Veronica Purba
S.Kp.,M.Kep, selaku dosen yang telah memberikan bimbingan. Penulis memahami
sepenuhnya bahwa proposal ini tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Semoga proposal ini dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca untuk melakukan
hal yang lebih baik lagi dan semoga proposal penelitian ini bermanfaat.
A. Latar belakang
Berdasarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Bone tahun 2013 kejadian
hipertensi yaitu 45.187 kejadian terdiri dari 41.981 (92,9%) hipertensi primer dan
3.206 (7,1%) hipertensi sekunder. Sementara kejadian hipertensi di wilayah kerja
PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie dari tahun ke tahun pun mengalami
peningkatan. Jumlah pasien baru hipertensi di wilayah kerja PosKesDes Kelurahan
Mattiro Walie menunjukan kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 tercatat
terdapat 671 kasus hipertensi, sedangkan pada tahun 2012 kejadian hipertensi
meningkat menjadi 732 kasus dan pada tahun 2013 terjadi lagi peningkatan kasus
hipertensi menjadi 912 kasus. Peningkatan kasus hipertensi yang terjadi di wilayah
kerja PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie ini perlu mendapatkan perhatian yang
serius.
Tingginya kejadian hipertensi di tengah-tengah masyarakat perlu dikaji secara
mendalam dan diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pentingnya kajian
mengenai hipertensi ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Hubungan gaya hidup dan kepribadian dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja
PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie Kabupaten Bone Tahun 2014”.
B. Rumusan masalah
1. Apakah ada hubungan antara gaya hidup dan kepribadian dengan kejadian
hipertensi ?
2. Bagaimana pengaruh gaya hidup dan kepribadian dengan kejadian hipertensi ?
3. Bagaimana pola gaya hidup dan kepribadian yang baik ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara gaya hidup dan kepribadian dengan kejadian
hipertensi di wilayah kerja PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie Kabupaten Bone
tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran kejadian hipertensi di wilayah kerja PosKesDes Kelurahan
Mattiro Walie Kabupaten Bone tahun 2014
b. Diketahuinya hubungan antara gaya hidup dan kepribadian dengan kejadian
hipertensi di wilayah kerja PosKesDes Kelurahan Mattiro Walie Kabupaten Bone
tahun 2014
c. Diketahuinya pola gaya hidup dan kepribadian yang baik
D. Manfaat
A. Hipertensi
1. Defnisi
a. Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah,
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani, 2006).
b. Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah
yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. (Marliani, 2007).
2. Etiologi
Menurut Sutanto (2009), penyebab hipertensi adalah terjadinya perubahan –
perubahan pada :
3. Jenis hipertensi
Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Gunawan, 2001). Pada 5-10
persen kasus sisanya, penyebab spesifiknya sudah diketahui, yaitu gangguan
hormonal, penyakit jantung, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh darah atau
berhubungan dengan kehamilan. Garam dapur akan memperburuk hipertensi, tapi
bukan faktor penyebab.
4. Patofisiologi
b. Sering gelisah
c. Wajah merah
e. Mudah marah
f. Telinga berdengung
g. Sukar tidur
h. Sesak napas
j. Mudah lelah
k. Mata berkunang-kunang
Menurut Elsanti (2009), faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat atau
tidak dapat dikontrol, antara lain:
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita
terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum
mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang
tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis.
Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita
pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi
sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan.
Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya
sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita
umur 45-55 tahun. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita
hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. (Anggraini dkk, 2009).
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda.
Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita
hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah
menopause (Marliani, 2007).
2) Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang
yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang
berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini
disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat
yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus , hipertensi
banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas
50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopause.
3) Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium
Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan
riwayat hipertensi dalam keluarga (Anggraini dkk, 2009). Seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi (Marliani, 2007). Menurut Rohaendi (2008), mengatakan
bahwa Tekanan darah tinggi cenderung diwariskan dalam keluarganya. Jika salah
seorang dari orang tua anda ada yang mengidap tekanan darah tinggi, maka anda akan
mempunyai peluang sebesar 25% untuk mewarisinya selama hidup anda. Jika kedua
orang tua mempunyai tekanan darah tingi maka peluang anda untuk terkena penyakit
ini akan meningkat menjadi 60%.
b. Faktor resiko yang dapat dikontrol:
1) Obesitas
Pada usia pertengahan ( + 50 tahun ) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga
mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas,itu sebabnya
berat badan meningkat.
IMT = ------------------------------------------------
2) Kurang olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular,
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga
menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena
adanya kondisi tertentu.Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan darah
tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak
aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka harus
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering jantung harus
memompa semakin besar pula kekuatan yang mendesak arteri. Latihan fisik berupa
berjalan kaki selama 30-60 menit setiap hari sangat bermanfaat untuk menjaga
jantung dan peredaran darah. Bagi penderita tekanan darah tinggi, jantung atau
masalah pada peredaran darah, sebaiknya tidak menggunakan beban waktu jalan.
Riset di Oregon Health Science kelompok laki-laki dengan wanita yang kurang
aktivitas fisik dengan kelompok yang beraktifitas fisik dapat menurunkan sekitar
6,5% kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) faktor penting penyebab pergeseran
arteri (Rohaendi, 2008).
3) Kebiasaan Merokok
5) Minum alkohol
6) Minum kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi mengandung 75
– 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut berpotensi meningkatkan
tekanan darah 5 -10 mmHg.
7) Stress
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis
peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu).
Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan
lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan
pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Rohaendi,
2003). Menurut Anggraini dkk, (2009) menagatakan Stress akan meningkatkan
resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi
aktivitas saraf simpatis. Adapun stress ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas
sosial, ekonomi, dan karakteristik personal
8. Komplikasi
Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah di tubuh akan semakin
mengeras, terutama di jantung, otak dan ginjal. Hipertensi sering diasosiasikan
dengan kondisi arteri yang mengeras ini.
b. Payah jantung
Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi dimana jantung tidak mampu
lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan
otot jantung atau system listrik jantung.
c. Stroke
Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadinya stroke, karena tekanan darah
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah lemah menjadi
pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah di otak, maka terjadi perdarahan otak
yang dapat berakibat kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari
gumpalan darah yang macet di pembuluh yang sudah menyempit.
d. Kerusakan ginjal
Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal,
yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan tersebut,
ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali kedarah. Gagal
ginjal dapat terjadi dan diperlukan cangkok ginjal baru.
e. Kerusakan penglihatan
9. Pencegahan hipertensi
Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan
pencegahan yang baik (stop High Blood Pressure), antara lain menurut bukunya
(Gunawan, 2001),dengan cara sebagai berikut:
Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 g garam dapur untuk diet
setiap hari.
Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan (b.b) normal atau tidak
berlebihan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari berat badan
normal.
Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi.
Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan
kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Lama kelamaan, jika endapan kolesterol
bertambah akan menyumbat pembuluh nadi dan menggangu peredaran darah. Dengan
demikian, akan memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung memperparah
hipertensi.
4. Olahraga teratur.
a. Bayam
Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya melindungi
dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi tekanan darah.
b. Kacang-kacangan
c. Pisang
Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan darah lebih
sehat. Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang bermanfaat mencegah
penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa satu pisang sehari cukup untuk
membantu mencegah tekanan darah tinggi.
d. Kedelai
Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi kesehatan Anda. Salah
satunya dalah menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi. Kandungan
isoflavonnya memang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
e. Kentang
Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak sehat. Padahal
kandungan mineral, serat dan potasium pada kentang sangat tinggi yang sangat baik
untuk menstabilkan tekanan darah.
f. Coklat pekat
Pecinta cokelat pasti akan senang, karena kandungan flavonoid dalam cokelat dapat
membantu menurunkan tekanan darah dengan merangsang produksi nitrat oksida.
Nitrat oksida membuat sinyal otot-otot sekitar pembuluh darah untuk lebih relaks,
dan menyebabkan aliran darah meningkat.
b. Ginjal, hati, lidah, sardin, keju, otak, semua makanan yang diawetkan dengan
menggunakan garam dapur; seperti daging asap, ham, ikan kaleng, kornet, dan ebi.
c. Sayuran dan buah yang diawetkan dengan garam dapur; seperti sawi asin, asinan,
acar.
f. Bumbu yang mengandung garam dapur yaitu terasi, kecap, saus tomat, petis,
tauco.
B. Konsep Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu
terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat
bersifat pasif maupun aktif (melakukan tindakan) (Maulana, 2009).
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri,
yang mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, bereaksi,
berpikir, persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktifitas
organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung
(Notoatmodjo, 2007). Perilaku dan gejala yang tampak pada kegiatan organisme
tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik dan hidup terutama perilaku manusia. Faktor
keturunan merupakan konsep dasar atau modal untuk perkembangan perilaku
makhluk hidup itu selanjutnya, sedangkan lingkungan merupakan kondisi atau lahan
untuk perkembangan perilaku tersebut (Sudarma, 2008).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa banyak perilaku yang melekat pada
diri manusia baik secara sadar maupun tidak sadar. Salah satu perilaku yang penting
dan mendasar bagi manusia adalah perilaku kesehatan.
C. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan menurut Skinner dalam Notoatmodjo (2007) adalah suatu
respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman dan
lingkungan. Becker (1979) dalam Notoatmodjo (2007), membuat klasifikasi tentang
perilaku kesehatan yang terdiri dari:
1. Perilaku Hidup Sehat
Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau
kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya yang
mencakup antara lain:
a. Makan dan menu seimbang (appropriate diet)
b. Olahraga teratur
c. Tidak merokok
d. Tidak minum-minuman keras dan narkoba
e. Istirahat yang cukup
f. Mengendalikan stress
g. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya tidak berganti-
ganti pasangan dalam hubungan seks.
2. Perilaku sakit (IIInes behaviour)
Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit,
persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang gejala dan penyebab penyakit, dan
sebagainya.
3. Perilaku peran sakit (the sick role behaviour)
Orang sakit (pasien) mempunyai hak dan kewajiban sebagai orang sakit, yang
harus diketahui oleh orang sakit itu sendiri maupun orang lain (terutama
keluarganya).
D. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam
aktifitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang
yang berinteraksi dengan lingkungannya (Sakinah, 2002). Menurut Lisnawati (2006)
gaya hidup sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah pada
upaya memelihara kondisi fisik, mental dan sosial berada dalam keadaan positif.
Gaya hidup sehat meliputi kebiasaan tidur, makan, pengendalian berat badan, tidak
merokok atau minum-minuman beralkohol, berolahraga secara teratur dan terampil
dalam mengelola stres yang dialami.
E. Kepribadian
Kepribadian merupakan sejumlah pola tingkah laku yang aktual dan potensial
yang ditentukan oleh bawaan dan lingkungan yang dihubungkan melalui interaksi
fungsional dari aspek kognitif dan afektif ke dalam pola tingkah laku. Sadli (2004)
mengemukakan bahwa kepribadian adalah proses be coming, yaitu suatu proses
dinamis yang berkelanjutan dimulai sejak individu dilahirkan sampai ia meninggal.
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin
diamati dan diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo,
2005). Dalam penelitian ini faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi yang
diteliti adalah gaya hidup dan kepribadian. Hal tersebut diangkat dari teori perilaku
bahwa kedua faktor tersebut merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
kesehatan seseorang untuk mencapai derajat kesehatannya. Artinya bahwa penyakit
hipertensi yang berkembang saat ini diakibatkan oleh gaya hidup dan kepribadian
seseorang dalam berperilaku hidup sehat. Berdasarkan hal tersebut maka kerangka
konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram berikut:
Variabel Bebas Variabel Terikat
(Independen) (Dependen)
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang memiliki atau yang didapatkan oleh satuan-satuan penelitian tentang suatu
konsep tertentu (Notoatmodjo, 2005). Variabel dalam penelitian ini terdiri
dari variable independen (variabel bebas) dan variable dependen (variabel
terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah gaya hidup dan kepribadian,
sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian hipertensi.
Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Gaya Hidup dan Kepribadian dengan
Kejadian Hipertensi
1 2 3 4 5 6 7
2 Kepribadian Karakteristik Angke Kuisione0 = Kepribadian Nominal
seseorang yang t r introvert
menyebabkan 1 = Kepribadian
munculnya ekstrovert
konsistensi
perasaan,
pemikiran, dan
perilaku
3 Kejadian Keadaan Angke Kuisione 0 = Hipertensi, Ordinal
Hipertensi responden t r jika tekanan
dengan tekanan darah > 140/90
darah > 140/90 mmHg
mmHg 1 = Tidak
hipertensi, jika
tekanan darah <
140/90 mmHg
Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi di wilayah PosKesDes
Kelurahana Mattiro Walie Kabupaten Bone tahun 2014.
2. Ada hubungan antara kepribadian dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja
PosKesDes Kelurahana Mattiro Walie Kabupaten Bone tahun 2014.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA