Anda di halaman 1dari 6

PENGKAJIAN PROMOSI KESEHATAN REMAJA DENGAN

GANGGUAN REPRODUKSI

NAMA : LIDIA
NIM : PO.71.20.3.18.031
KELAS/SEMESTER : 3A/5A

DOSEN PEMBIMBING : ZURAIDAH,S.K.M,M.K.M

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
PRODI D III KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
A. Pengkajian Faktor Predisposisi

1. Riwayat Keperawatan
Nn. R berumur 19 th, belum kawin, datang ke dokter dengan keluhan
nyeri perut bagian bawah, mudah merasa lelah dan merasa gelisah, pada saat
melakukan aktivitas nyeri abdomen bertambah, pasien terlihat pucat dan lemas.
Nn.R lulusan SMA dan belum bekerja.

Ny. R mempunyai persepsi tentang sakit perut bagian bawah akan dapat
sembuh sendiri dengan perawatan dan pengobatan yang diberikan dokter, tanpa
dilakukan tindakan yang serius.

Keadaan umum kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital : TD : 130/90


mmHg, Nadi : 100 x / menit, Suhu : 37,6 C, Pernafasan : 18 x / menit. nyeri perut
bagian bawah, mudah merasa lelah dan merasa gelisah, pada saat melakukan
aktivitas nyeri abdomen bertambah, terlihat pucat dan lemas.

2. Kesiapan Belajar

Klien mengatakan bahwa ia tertarik untuk mempelajari tentang desminore


dan cara mengurangi nyeri. Pengetahuan klien tentang desminore dan cara
mengurangi nyeri masih kurang karena klien belum pernah mendapatkan
informasi tentang hal tersebut dari sumber apapun.

Klien dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia


yang baik. Ketika pertama kali dating ke dokter.

3. Motivasi Belajar

Motivasi belajar klien untuk mempelajari kondisinya cukup kuat. Klien


mengatakan apapun yang harus dilakukan akan dilaksanakan asalkan ia mampu
mengurangi rasa nyeri akibat desminore.
4. Kemampuan Membaca

Klien mempunyai kemampuan membaca dan menulis dengan cukup baik.


Ketika diberikan sebuah bahan bacaan berupa “lembar balik” tentang pengertian
desminore dan diminta membacanya. Klien mampu menjelaskan kembali inti dari isi
“lembar balik” tersebut. Dan klien mengatakan lebih menyukai belajar dengan
cara Tanya jawab dan menyukai bahan bacaan yang bergambar karena mudah
diingat.

B. Pengkajian Faktor Reinforcing

Di puskesmas, khususnya di klinik pelayanan kesehatan, perawat yang


memberikan pelayanan kepada klien yang mengalami nyeri akibat desminore telah
memiliki keterampilan memberi penyuluhan kesehatan dengan baik, karena telah sering
kali dilakukan pelatihan untuk hal tersebut. Alat bantu penyuluhan berupa ”leaflet” dan
”lembar balik”.

C. Pengkajian Faktor Enabling

Nn.R tinggal bersama orangtuanya. Sebagai kepala keluarga Tn.T yang


berpendidikan Perguruan Tinggi atau universitas. Tn. T mempunyai persepsi yang lebih
positif terhadap desminore yang dialami anaknya.

D. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan dismenore.

2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan dismenore.


E. Perencanaaan

1. Nyeri akut berhubungan dengan dismenore.

2. Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam nyeri dapat berkurang.


3. Kriteria : Skala nyeri 0-1,Pasien tampak rileks

Intervensi Rasional

1. Beri lingkungan tenang dan kurangi 1. untuk memberikan ketenangan pada pasien.
rangsangan penuh stress
2. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian 2. untuk melakukan intervensi selanjutnya.
analgesic
3. Ajarkan strategi relaksasi (misalnya nafas 3. untuk memberikan rasa nyaman pada
berirama lambat, nafas dalam, bimbingan pasien.
imajinasi
4. Evaluasi dan dukung mekanisme koping px
5. Berikan Kompres hangat
6. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehesif
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan dismenorea

Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam


Kriteria : Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memperberat dan memperingan
intoleran aktivitas, Pasien mampu beraktivitas.

Intervensi Rasional

1. Beri lingkungan tenang dan perode istirahat 1. untuk memberikan rasa nyaman pada
tanpa gangguan, dorong istirahat sebelum pasien.
makan
2. Observasi adanya pembatasan klien dalam 2. untuk mengetahui adanya kelelahan
melakukan aktivitas fisik dan emosi yang berlebihan
3. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
4. Kaji adanya faktor yang menyebabkan 3. untuk mengetahui kualitas tidur pasien.
kelelahan
5. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik
dan emosi secara berlebihan
6. Monitor pola tidur dan lamanya tidur /
istirahat pasien.
F. Implementasi

Intervensi dalam nyeri skala 0-1 . Saat nyeri pasien menurun sampai
tingkat ringan atau sedang perawat dapat mengimplementasikan intervensi
keperawatan redukatif atau berorientasi pada pikiran. Intervensi ini melibatkan klien
dalam proses pemecahan masalah.

G. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara terus menerus pada respon nyeri klien terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi disesuaikan dengan tujuan
atau kriterian hasil yang disusun.

Anda mungkin juga menyukai