Anda di halaman 1dari 14

CIDERA KEPALA

disusun oleh

Della Syahputri Dina Yuliana


Desi Maharani ErviaYoninda
Desi Rahmasari ErzafiraArdainiPutr
DestiDarlia i
Devi Fitria FebyAtika
Dian Eka Lestari Dosen mata kuliah :
H.JhonferiS.Kep,Ns, M.Kes
DEFENISI
Cidera kepala adalah trauma yang meliputi trauma kulit
kepala, tengkorak, dan otak. Dan cedera kepala paling sering
dan penyakit neurologik yang serius diantara penyakit
neurologik dan merupakan proporsi epidemik sebagai hasil
kecelakaan jalan raya.

2
etiologi
Penyebab dari cidera kepala antara
lain :
1. Kecelakaan sepeda motor
2. Jatuh, benturan dengan benda
keras
3. Karena pukulan dengan benda
tajam, tumpul dan perkelahian
4. Cidera kepala karna olahraga

3
Manifestasi klinis
Gejala-gejala yang muncul pada cedera kepala lokal tergantung pada jumlah dan distribusi cidera otak,
nyeri yang menetap atau selempat, biasanya menunjukan adanya faktor :
1. Fraktur kubah kranial : menyebabkan bengkak pada sekitar fraktur dan alasan ini diagnosis yang akurat tidak
dapat ditetapkan tanpa pemeriksaan dengan sinar-X
2. Fraktur dasar tengkorak : cenderung melintas sinus paranasal pada tulang frontal atau lokasi tengah telinga
ditulang temporal , dimana dapat menimbulkan tanda seperti :
- Hemoragi dari hidung,faring atau telinga dan darah terihat dibawah konjungtiva
- Ekimosis atau memar, mungkin terlihat diatas mastoid.
3. Laserasi atau kontusio otak ditunjukan oleh cairan spinal berdarah
4. Penurunan kesadaran
5. Sakit kepala
6. Mual,muntah
7. Pingsan
PATOFISIOLOGI
Sebagian besar cedera otak tidak disebabkan oleh cedera langsung terhadap jaringan otak, tetapi
terjadi sebagai akibat kekuatan yang membentur sisi luar kepala atau dari gerakan otak itu
sendiri dalam rongga tengkorak. Pada cedera deselerasi kepala biasanya membentur suatu objek,
sehingga terjadi deselerasi otak tiba-tiba . Otak tetap bergerak kearah depan, membentur sisi yang
berlawanan dengan titik bentur awal , oleh sebab itu cedera dapat terjadi pada daerah benturan
atau pada sisi sebaliknya.
Patofisiologi cedera kepala dapat digolongkan menjadi 2 proses yaitu cedera kepala primer dan
cedera kepala sekunder.Cedera kepala primer merupakan suatu proses biomekanik yang dapat
terjadi secara langsung saat kepala terbentur dan memberi dampak cedera jaringan otak .Pada
cedera kepala sekunder terjadi akibat cedera kepala primer,misalnya akibat hipoksemia,iskemia
dan perdarahan.Perdarahan serebrai menimbulkan hematoma,misalnya pada epidural hematoma
yaitu berkumpulnya antara periosteum tengkorak dengan durameter,subdural hematoma akibat
berkumpulnya darah pada ruang antara durameter dengan sub arakhnoid dan intra serebrai
hematom adalah berkumpulnya darah dalam jaringan serebrai.Kematian pada cedera kepala di
sebabkan karena hipotensi karena gangguan autoregulasi ,ketika terjadi autoregulasi
menimbulkan perfusi jaringan serebral dan berakhir pada iskemia jaringan otak.

5
WOC

6
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM


a). CT Scan a). Elektrolitserum
:cederakepaladapatdihubungkandengang
- hematomserebral
angguanregulasiNatrium, retensi Na
- edema serebral berakhirdapatbeberapahari, di
- perdarahanintrakranial ikutidengan diuresis Na.
- frakturtulangtengkorak b). Hematologi
:leukosit,Hb,albumin,proteinserum,globu
b). MRI lin.
:denganatautanpamenggunakankontras
c). CSS
c). EEG :menentukankemungkinanadanyaPerdara
:Memperlihatkankeberadaanatauperkem hansubarakhnoid
bangangelombangpatologis (warna,komposisidantekanan)
d). Angiografiserebral  
:menunjukkankelainansirkulasiserebral

7
PENATALAKSANAAN MEDIS

1. PEDOMAN RESUISTANSI 2. PEDOMAN 3. Penatalaksanaan khusus


DAN PENILAIAN AWAL PENATALAKSANAAN cedera kepala ringan pas.
- Menilai jalan nafas - cairanIV NaCl 0,9% ien umumnya dapat
:bersihanjalannafas - CT Scan dipulangkan kerumah
-menilaisirkulasi
- Pada pasien dengan GCS
tanpa pemeriksaan CT
:frekuensidenyutjantungda kurang, hiperventilasi, Scan bila pemeriksaan
ntekanandarah monitol 20% neurologis dalam batas
- obatikejang normal, potoservikal
:kejangkonvoisidapatterja normal.
didanharus di obati
 
 
 
 

8
ASUHAN
KEPERAWATAN
“ CEDERA KEPALA “

A.Pengkajian 3. Pemeriksaan Fisik


1.Identitas klien - Kepala :Terdapat memar atau luka
meliputi ,nama ,alamat ,umur , pekerjaan,agama ,suku,No robekan pada kulit klien ,ada benjolan pada
RM, tanggalmasuk RS ,dan diagnosis medis kepala ,ada nyeri tekan pada kepala .
2.Riwayat Kesehatan - Wajah :Mengkaji apakah terdapat memar
-keluhan utama :biasanya klien datang ke RS karena di wajah , kelainan pada mata ,hidung,
terjadinya penurunan kesadaran akibat trauma pada kepala telinga, dan mulut ,apakah terdapat massa
- Riwayat Penyakit Sekarang: biasanya klien datang ke RS ,lesi dan nyeri tekan.
karena mendapat trauma kepada kepala baik oleh benda - Abdomen :Apakah ada benjolan
tumpul ataupun tajam dengan keluhan pusing atau sampai (kelainanpada abdomen ) lesi ataul uka dan
terjadi penurunan kesadaran nyeri tekan.
- Riwayat penyakit dahulu - Ekstremitas :Mengkaji apakah ada
Apakah sebelumnya klien pernah mengalami cidera kepala, fraktur ,keutuhan kulit ,ada lesi meraba
riwayat hipertensi, riwayat DM dan apakah klien mempunyai akral .
alergi obat  

9
NEXT
4.Pemeriksaan penunjang
- CT -scan kepala :Melihat adanya hematom serebral ,edema serebral ,
perdarahan,intraksional dan fraktur tulang tengkorak
- MRI :Sama dengan CT -Scan dengan tau tanpa menggunakan kontras
-EEG :Untuk memperlihatkan keberadaan atau berkembangnya gelombang
patologis .
- Fungsi Lumbal ,CSS : dapat menduga kemungkinan adanya perdarahan
subaroknoid.
 

10
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pola napas tidak efektif b.d gangguan


neurologis ( cederakepala)
2. Resiko perfusi serebral tidak efektif b.d
cederakepla

11
INTERVENSI KEPERWATAN
Dx.1 Pola nafas tidak efektif b.d gangguan neurologis
(cederakepala)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x1 jam
diharapkan pola nafas tidak efektif teratasi dengan
kriteria hasil :
Intervensi: SIKI :pemantauan
SLKI :polanafas
respirasi dan manajemen jalan
Kriteriahasil nafas
dispnea 1 2 3 4 5√  Monitor frekuensi nafas
 Monitor pola nafas
Frekuensinafa 1 2 3 4 5√
(seperti :bradipnea, lakipnea,
s kussmaul)
 Monitor adanya sumbatan
jalan nafas
 Monitor saturasi oksigen
 Berikan oksigen, jika perlu
12
Dx. 2 : Resiko perfusi serebral tidak efektif b.d cedera kepala
 
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1x1 jam
diharapkan resiko perfusi serebral tidak efektif teratasi
dengan kriteria hasil :
SLKI : status neurologis Intervensi :
SIKI : pemantauan neurologis Dan
Kriteriahasil pencegahan perdarahan
Tingkat kesadaran 1 2 3 4 5√  Monitor tingkat kesadaran
 Monitor tanda-tanda vital
Tekananadarah 1 2 3 4 5√
 Monitor status pernafasan
Frekuensinadi 1 2 3 4 5√  Monitor tanda dan gejala perdarahan
Frekuensinafas 1 2 3 4 5√  Pertahankan bed rest selama perdarahan

13
THANK
S!
Any questions?

14

Anda mungkin juga menyukai