Anda di halaman 1dari 1

Habis B30, Terbitlah B40. Apakah Pemerintah Terburu-Buru?

Vincentius Adven Brilian – Teknik Mesin 2019/Riset EBT

Setelah meresmikan Biodiesel 20% (B20) pada 2018, belum lama ini, pemerintah
meresmikan B30 pada 23 Desember 2019. Namun, hal yang mengejutkan adalah bahwa dalam
pidatonya, Presiden Jokowi malah langsung meminta Pertamina untuk segera meluncurkan
B40. Bahkan, pemerintah berencana untuk mencapai B100 pada masa mendatang. Kedudukan
Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia (Katadata, 2016) berbanding
terbalik dengan sikap Uni Eropa yang membatasi impor CPO (Crude Palm Oil) melalui
resolusi sawit tahun 2017. Padahal, Uni Eropa merupakan salah satu wilayah sasaran ekspor
terbesar minyak sawit Indonesia selain India dan Pakistan (BPS, 2017). Juga, menurut Ketua
Umum Serikat Petani Kelapa Sawit, 80% produksi minyak sawit Indonesia ditujukan untuk
kegiatan ekspor. Hal ini memicu respon pemerintah untuk mengingkatkan penggunaan minyak
sawit di dalam negeri, salah satunya biodiesel sebagai kompensasi yang ‘sepadan’. Setidaknya
ada tiga argumen mengapa keputusan pemerintah ini merupakan keputusan yang tepat.

1. Pemerintah telah berhasil mematahkan tuduhan Uni Eropa bahwa sawit merusak
lingkungan akibat deforestasi. Pasalnya, menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha
Kelapa Sawit Indonesia, penggunaan lahan untuk perkebunan sawit di dunia justru
hanya berbanding 17:278 juta hektar terhadap lahan untuk jenis minyak nabati lainnya.
2. Biodiesel dapat meningkatkan ketahanan energi dan memperbaiki neraca perdagangan
dengan menurunkan kecenderungan impor minyak bumi. Sebab, cadangan minyak
bumi Indonesia hanya sebesar 0,2% cadangan seluruh dunia (T., Arcandra, 2018)
3. Biodiesel berperan dalam mengurangi dampak pemanasan global dengan emisi CO2
yang lebih rendah melalui pengujian yang dilakukan KESDM terhadap B20 dan B30.
Dengan melihat paparan kondisi di atas, dapat disimpulkan bahwa percepatan
pengembangan biodiesel memang harus dilakukan dan bukanlah hal yang terburu-buru.
Namun demikian, pemerintah harus tetap memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
1. Keseimbangan penggunaan minyak sawit untuk pangan dan bahan bakar
2. Mencegah terjadinya lonjakan kebutuhan lahan untuk perkebunan sawit yang akan
membatasi lahan untuk sektor industri lain dan permukiman
3. Beberapa pemasalahan teknis minor harus dipecahkan, seperti filter oli kendaraan yang
usianya menjadi pendek ketika pemerintah menguji B30 pada mesin diesel.

Anda mungkin juga menyukai