Anda di halaman 1dari 11

HIPERTENSI

Disampaikan Oleh : Intan Purnamasari,Skep, Ners


Pada Acara Sosialisasi Silver College

kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi


mediskronis dengan tekanan darah di arterimeningkat. Peningkatan ini menyebabkan
jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh
darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah
otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan
darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–
140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila
terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.

Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder. Sekitar 90–


95% kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab
medis yang jelas. Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem
endokrin menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi sekunder).

Hipertensi adalah faktor resiko utama untukstroke, infark miokard (serangan jantung), gagal


jantung, aneurisma arteri (misalnyaaneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan
penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait
dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat
memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko terkait komplikasi kesehatan.
Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya
hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup dan biasanya obat harus diminum seumur
hidup sampai dokter memutuskan tidak perlu lagi minum obat. Seseorang yang pernah
mengalami tekanan darah tinggi, pada kondisi normal dapat saja mengalami tekanan darah
kembali dan ini yang harus diwaspadai, banyak kasus stroke terjadi pada saat seseorang
lepas obat. Dan banyak orang tidak menyangka bahwa seseorang yang biasanya
mengalami tekanan darah rendah suatu kali dapat juga mengalami tekanan darah tinggi.
Oleh karena itu pengontrolan tekanan darah secara rutin mutlak dilakukan.

Dewasa

Pada orang berusia 18 tahun ke atas, termasuk lansia, hipertensi didefinisikan sebagai
pengukuran tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang terus-menerus melebihi nilai
normal yang dapat diterima (saat ini sistolik 139 mmHg, diastolik 89 mmHg: lihat tabel —
Klasifikasi (JNC7)). Bila pengukuran diperoleh dari pemantauan ambulatori 24 jam atau
pemantauan di rumah, digunakan batasan yang lebih rendah (sistolik 135 mmHg atau
diastolik 85 mmHg).[3] Beberapa pedoman internasional terbaru tentang hipertensi juga telah
membuat kategori di bawah kisaran hipertensi untuk menunjukkan risiko yang berkelanjutan
pada tekanan darah yang lebih tinggi dari kisaran normal. JNC7 (2003) menggunakan istilah
pra-hipertensi untuk tekanan darah dalam kisaran sistolik 120–139 mmHg dan/atau diastolik
80–89 mmHg, sedangkan Pedoman ESH-ESC (2007) dan BHS IV (2004) menggunakan
kategori optimal, normal, dan normal tinggi untuk membagi tekanan sistolik di bawah
140 mmHg dan diastolik di bawah 90 mmHg. Hipertensi juga digolongkan lagi sebagai
berikut: JNC7 membedakan hipertensi derajat I, hipertensi derajat II, dan hipertensi sistolik
terisolasi. Hipertensi sistolik terisolasi mengacu pada peningkatan tekanan sistolik dengan
tekanan diastolik normal dan umumnya terjadi pada kelompok usia lanjut. Pedoman ESH-
ESC (2007) dan BHS IV (2004), mendefinisikan hipertensi derajat ketiga (derajat III) untuk
orang dengan tekanan darah sistolik di atas 179 mmHg atau tekanan diastolik di atas
109 mmHg. Hipertensi tergolong “resisten” bila obat penurun tekanan darah tertentu tidak
mengurangi tekanan darah (menjadi normal) dan perlu mencoba obat yang lain.

Disamping klasifikasi di atas, terdapat juga:

 Gestational hypertension atau tekanan darah tinggi yang terjadi pada saat kehamilan
di atas 20 minggu dan protein pada air seni adalah negatip dan harus dilakukan
pengukuran tekanan darah dua kali dengan selang waktu lebih dari 6 jam dan keduanya
menunjukkan tekanan darah lebih besar dari 140/90.
 Orthostatic hypertension atau postural hypertension adalah kejadian meningkatnya
tekanan darah secara tiba-tiba ketika bangun berdiri, jika tekanan sistolik meningkat
lebih dari 20mmHg dinamakan systolic orthostatic hypertension dan jika tekanan
diastolik meningkat hingga 98 mmHg atau lebih dinamakan Diastolic orthostatic
hypertension. Hal ini lebih banyak terjadi, ketika kita tiba-tiba bangun dari tidur yang
pulas, oleh karenanya pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan 15 sampai 30
menit sesudah kita bangun tidur, tetapi belum melakukan aktivitas apa pun, kecuali
misalnya buang air kecil dan minum air putih saja.

Darah tinggi biasanya dialami oleh para pecandu rokok. Nikotin yang terdapat dalam
tembakau merangsang kelenjar adrenal sehingga menyebabkan sekresi adrenaline
meningkat. Para perokok juga mengalami konsentrasi timah dan kadmium lebih tinggi serta
konsentrasi vitamin C lebih rendah dibandingkan orang yang tidak merokok, dimana
kadmium ini dapat meningkatkan tekanan darah. Meningkatnya kadar timah dalam darah
juga ditemukan pada penderita tekanan darah tinggi.
Gejala
Hipertensi jarang menunjukkan gejala, dan pengenalannya biasanya melalui skrining, atau
saat mencari penanganan medis untuk masalah kesehatan yang tidak berkaitan. Beberapa
orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan sakit kepala (terutama di bagian belakang
kepala dan pada pagi hari), serta pusing, vertigo, tinitus (dengung atau desis di dalam
telinga), gangguan penglihatan atau pingsan.

Pada pemeriksaan fisik, hipertensi juga dicurigai ketika terdeteksi adanya retinopati


hipertensi pada pemeriksaan fundus optik di belakang mata dengan
menggunakanoftalmoskop. Biasanya beratnya perubahan retinopati hipertensi dibagi atas
tingkat I-IV, walaupun jenis yang lebih ringan mungkin sulit dibedakan antara satu dan
lainnya. Hasil oftalmoskopi juga dapat memberi petunjuk berapa lama seseorang telah
mengalami hipertensi.

Krisis hipertensi
Peningkatan tekanan darah yang sangat tinggi (sistolik lebih atau sama dengan 180 atau
diastolik lebih atau sama dengan 110, kadang disebut hipertensi maligna atau akselerasi)
sering disebut sebagai "krisis hipertensi." Tekanan darah di atas tingkat ini memiliki risiko
yang tinggi untuk terjadinya komplikasi. Orang dengan tekanan darah pada kisaran ini
mungkin tidak memiliki gejala, tetapi lebih cenderung melaporkan sakit kepala (22% dari
kasus) dan pusing dibandingkan dengan populasi umum. Gejala lain krisis hipertensi
mencakup berkurangnya penglihatan atau sesak napas karena gagal jantung atau
rasalesu karena gagal ginjal. Kebanyakan orang dengan krisis hipertensi diketahui memiliki
tekanan darah tinggi, tetapi pemicu tambahan mungkin menyebabkan peningkatan secara
tiba-tiba.

"Hipertensi emergensi", sebelumnya disebut sebagai "hipertensi maligna", terjadi saat


terdapat bukti kerusakan langsung pada satu organ atau lebih sebagai akibat meningkatnya
tekanan darah. Kerusakan ini bisa mencakup ensefalopati hipertensi, disebabkan oleh
pembengkakan dan gangguan fungsi otak, dan ditandai oleh sakit kepala dan gangguan
kesadaran (kebingungan atau rasa kantuk). Papiledema retina danperdarahan fundus
serta eksudat adalah tanda lain kerusakan organ target. Nyeri dadadapat merupakan tanda
kerusakan otot jantung (yang bisa berlanjut menjadi serangan jantung) atau kadang diseksi
aorta, robeknya dinding dalam aorta. Sesak napas, batuk, dan ekspektorasi dahak bernoda
darah adalah ciri khas edema paru. Kondisi ini adalah pembengkakan jaringan paru
akibat gagal ventrikel kiri, ketidakmampuan ventrikel kirijantung untuk memompa cukup
darah dari paru-paru ke sistem arteri. Penurunan fungsi ginjal secara cepat (cedera ginjal
akut/acute kidney injury) dan anemia hemolitik mikroangiopati (penghancuran sel-sel darah)
juga mungkin terjadi. Pada situasi ini, harus dilakukan penurunan tekanan darah secara
cepat untuk menghentikan kerusakan organ yang sedang terjadi. Sebaliknya, tidak ada bukti
bahwa tekanan darah perlu diturunkan secara cepat dalam keadaan hipertensi emergensi
bila tidak ada bukti kerusakan organ target. Penurunan tekanan darah yang terlalu agresif
bukan berarti tidak ada risiko. Penggunaan obat-obatan oral untuk menurunkan tekanan
darah secara bertahap selama 24 sampai 48 jam dianjurkan dalam kedaruratan hipertensi.

Komplikasi
Hipertensi adalah faktor risiko yang bisa dicegah yang terpenting bagi kematian prematur di
seluruh dunia. Hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung iskemik strokes, penyakit
periferal vaskular, dan penyakit kardiovaskular lain, termasuk gagal jantung, aneurisma
aorta,aterosklerosis difus, dan emboli paru. Hipertensi juga merupakan faktor risiko
terjadinya gangguan kognitif, demensia, dan penyakit ginjal kronik. Komplikasi lain di
antaranya:

 Retinopati Hipertensi
 Nefropati hipertensi

Penyebab[sunting | sunting sumber]
Hipertensi primer[sunting | sunting sumber]

Hipertensi primer (esensial) adalah jenis hipertensi yang paling umum, meliputi sebanyak
90–95% dari seluruh kasus hipertensi. Dalam hampir semua masyarakat kontemporer,
tekanan darah meningkat seiring penuaan dan risiko untuk menjadi hipertensi di kemudian
hari cukup tinggi. Hipertensi diakibatkan oleh interaksi gen yang kompleks dan faktor
lingkungan. Berbagai gen yang sering ditemukan sedikit berpengaruh pada tekanan darah,
sudah diidentifikasi , demikian juga beberapa gen yang jarang yang berpengaruh besar
pada tekanan darah  tetapi dasar genetik dari hipertensi masih belum sepenuhnya
dimengerti. Beberapa faktor lingkungan mempengaruhi tekanan darah. Faktor gaya hidup
yang menurunkan tekanan darah di antaranya mengurangi asupan garam dalam
makanan, meningkatkan konsumsi buah-buahan dan produk rendah lemak (Pendekatan
Diet untuk Menghentikan Hipertensi (diet DASH)). Olah Raga, penurunan berat badan dan
menurunkan asupan alkohol juga membantu menurunkan tekanan darah.] Kemungkinan
peranan faktor lain seperti stres, konsumsi kafein, dan defisiensi Vitamin D kurang begitu
jelas. Resistensi insulin, yang umum ditemukan pada obesitas dan merupakan komponen
dari sindrom X (atausindrom metabolik), juga diduga ikut berperan dalam mengakibatkan
hipertensi. Studi terbaru juga memasukkan kejadian-kejadian pada awal kehidupan
(contohnya, berat lahir rendah, ibu merokok, dan kurangnya air susu ibu) sebagai faktor
risiko bagi hipertensi esensial dewasa. Namun, mekanisme yang menghubungkan paparan
ini dengan hipertensi dewasa tetap tidak jelas.
Pencegahan
Cukup banyak orang yang mengalami hipertensi tetapi tidak menyadarinya. Diperlukan
tindakan yang mencakup seluruh populasi untuk mengurangi akibat tekanan darah tinggi
dan meminimalkan kebutuhan terapi dengan obat antihipertensi. Dianjurkan perubahan gaya
hidup untuk menurunkan tekanan darah, sebelum memulai terapi obat. Pedoman British
Hypertension Society 2004  mengajukan perubahan gaya hidup yang konsisten dengan
pedoman dari US National High BP Education Program tahun 2002 untuk pencegahan
utama bagi hipertensi sebagai berikut:

 Menjaga berat badan normal (misalnya, indeks massa tubuh 20–25 kg/m2).


 Mengurangi asupan diet yang mengandung natrium sampai <100 mmol/ hari (<6 g
natrium klorida atau <2,4 g natrium per hari). Banyak yang tidak menyadari
bahwamakanan ringan dan juga mie instan banyak mengandung garam, demikian
jugavetsin yang sebenarnya adalah monosodium glutamate, karena sodium sebenarnya
adalah nama lain dari natrium.
 Melakukan aktivitas fisik aerobik secara teratur, misalnya jalan cepat (≥30 menit per
hari, pada hampir setiap hari dalam seminggu).
 Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 3 unit/hari pada laki-laki dan tidak lebih dari 2
unit/hari pada perempuan.
 Mengonsumsi makanan yang kaya buah dan sayuran (misalnya, sedikitnya lima
porsi per hari).

Perubahan gaya hidup yang efektif dapat menurunkan tekanan darah setara dengan
masing-masing obat antihipertensi. Kombinasi dari dua atau lebih perubahan gaya hidup
dapat memberikan hasil lebih baik.

Ramuan Obat Tradisinal Darah Tinggi

Obat Darah Tinggi Alami - Hipertensi merupakan suatu penyakit yang sering dialami
terutama oleh orang berusia lanjut. Penyakit ini dipicu oleh beberapa faktor, sehingga
membuat tekanan darah menjadi tidak stabil. Faktor pemicu penyakit darah tinggi salah
satunya adalah tingginya kadar kolesterol dalam darah.
Ada banyak tanaman obat yang digunakan untuk menurunkan hipertensi, berikut ini ada 25
cara meramu yang dapat dijadikan referensi pengobatan darah tinggi, jika berminat simak di
bawah ini : 
Resep 1
Bahan
Buah kesemek 1 buah
Biji teratai 200 g
Air 750 cc
Cara Membuat
Rebus biji teratai pada periuk yang terbuat dari tanah sampai mendidih dan matang. Buah
kesemek diiris lalu masukkan pada rebusan biji teratai. Rebus lagi hingga airnya tinggal 400
cc.
Minum ramuan secara rutin.
Resep 2
Bahan
Bawang putih 2 butir dikupas kulitnya
Air matang hangat 1 gelas
Cara Membuat
Kunyah bawang putih lalu telan, lalu minumlah air matang hangat.
Lakukan 3 x 1 hari. 
Resep 3
Bahan
Buah mengkudu (Morinda citrifolia) masak 2 buah
Cara Membuat
Cuci sampai bersih buah menkudu, lalu parut, peras, saring untuk diambil airnya.
Minum ramuan mengkudu sehari dua sampai tiga kali.
Resep 4
Bahan
Daun meniran ¼ genggam
Air matang ½ cangkir
Cara Membuat
Daun meniran ditumbuk dan digiling halus. Tambahkan air, lalu peras dan saring.
Minum herbal meniran 2-3 x 1 hari. Ramuan diminum sekali habis.
Resep 5
Bahan
2 buah mengkudu (Morinda citrifolia) masak langsung dari pohon
Madu satu sendok makan
Cara Membuat
Cuci sampai bersih buah mengkudu, lalu peras untuk diambil airnya. Tambahkan madu satu
sendok makan, aduk hingga merata, saring
Minum ramuan ini setiap dua hari sekali.
Resep 6
Bahan
3 kelopak bunga rosella kering
Air panas
Cara Membuat
Cuci sampai bersih bunga rosella, lalu seduh dengan air panas, jangan ditambahkan gula.
Minum sehari dua kali secara rutin selma satu bulan.
Resep 7
Bahan
Herbal ciplukan kering 5 g
Air bersih 110 ml
Cara Membuat
Cuci herbal ciplukan, lalu rebus dengan 110 ml air bersih selama seperempat jam sambil
sesekali diaduk, angkat lalu saring dan dinginkan.
Minum sehari dua kali, setiap minum sebanyak 100 ml.
Jangan gunakan ramuan ini lebih dari 24 jam.
Resep 8
Bahan
Daun seledri (Apium graveolens) secukupnya
Air bersih secukupnya
Cara Membuat
Ambil daun seledri, lalu cuci sampai bersih, tambahkan air bersih secukupnya. Setelah itu
remas-remaslah dengan tangan, kemudian diperas dan saring untuk diambil airnya.
Minum secara rutin sehari tiga kali sebanyak dua sendok makan. 
Resep 9
Bahan
Buah timun (Cucumis sativuz) segar 2 buah
Air bersih
Cara membuat
Cuci sampai bersih buah timun, lalu parut, peras dan saring untuk diambil airnya.
Minum sehari dua sampai tiga kali. Ramuan ini diminum sekali habis.
Resep 10
Bahan
Buah timun (Cucumis sativuz) 4 buah
Cara
Ambil buah timun, lalu cuci sampai bersih. Setelah bersih kemudian dikukus dan
didinginkan.
Makan kukusan buah timun sehari satu kali.
Resep 11
Bahan
Buah mengkudu (Morinda citrifolia) masak 2 buah
Gula batu 8 gr
Cara Membuat
Ambil buah mengkudu, lalu cuci sampai bersih, lalu tumbuk. Kemudian peras dan saring
untuk diambil airnya, tambahkan gula batu secukupnya.
Minum ramuan sehari satu kali.
Resep 12
Bahan
Daun Alpukat(Persea americana) 4 lembar
Gula batu 8 gr
Air bersih 1 gelas
Cara Membuat
Ambil daun alpukat, lalu cuci sampai bersih. Rebus dengan satu gelas air bersih, lalu
tambahkan gula batu, biarkan sampai mendidih, angkat dan dinginkan.
Minum sehari satu kali.
Resep 13
Bahan
Daun pepaya (Carica papaya) 5 lembar
Cara
Ambil daun pepaya, lalu cuci sampai bersih, setelah dicuci kemudian ditumbuk dan diremas-
remas, peras untuk diambil airnya.
Minum herbal daun pepaya sehari satu sampai dua kali sebanyak seperempat sampai
setengah gelas. 
Resep 14
Bahan
Daun dan ranting pulutan/kapuahaku (Urena lobat) 15 gr
Air 3 gelas
Cara Membuat
Rebus daun dan ranting pulutan sampai mendidih.
Minum ramuan 2-3 x 1 hari sebanyak ½ - 1 gelas.
Resep 15
Bahan
Buah belimbing wuluh 5 buah
Cara Membuat
Cuci buah belimbing wuluh sampai bersih. lalu parut, peras dan ambil airnya.
Minum perasan belimbing wuluh 1-2 x hari.
Resep 16
Bahan
Daun sintrong (Erechtites valerianifolia 15 gr
Cara
Makan daun sintrong sebagai lalapan mentah 1-2 x 1 hari.
Resep 17
Bahan
Daun pepaya (Carica papaya) tua 15 gr
Air panas 1 gelas
Cara Membuat
Ambil daun pepaya, lalu cuci sampai bersih, setelah itu dikeringkan. Setelah kering
kemudian diseduh dengan satu gelas air panas.
Minum 1 x 1 hari.
Resep 18
Bahan
Daun kaki kuda (Centella asiatica) 20 gr
Cara
Makan daun kaki kuda sebagai lalapan 1-3 x 1 hari.
Resep 19
Bahan
Daun seledri (Apium graveolens) 20 gr
Cara
Cuci sampai bersih daun seledri.
Makan sehari dua sampai tiga kali sebagai lalapan.
Resep 20
Bahan
Kelopak bunga rosella kering 3 buah
Air panas
Cara Membuat
Ambil kelopak bunga rosella kering, lalu seduh dengan air panas, jangan ditambahkan gula.
Minum sehari dua kali selama satu bulan.
Resep 21
Bahan
Seledri secukupnya
Air bersih 2 gelas
Cara Membuat
Cuci sampai bersih seledri, lalu rebuslah menggunakan air sebanyak 2 gelas, biarkan
hingga tinggal 3/4 gelas, dinginkan, saring. 
Minum ramuan 2 x 1 hari, masing-masing sebanyak 3/8 gelas (atau separonya 3/4 gelas).
Resep 22
Teh hijau (Camellia sinensis) secukupnya
Air hangat 1 gelas
Cara Membuat
Seduh teh hijau dengan air hangat.
Minum herbal teh hijau. Lakukan secara rutin.
Resep 23
Bahan
Wortel (Daucus carota) ½ kg
Air matang secukupnya
Cara Membuat
Cuci wortel hingga bersih, Setelah bersih potong-potong seperlunya. Blender sampai
lembut, saring.
Minum herbal wortel 3 x 1 hari. Lakukan secara rutin.
Resep 24
Bahan
Bawang merah (Allium cepa) 30 gr
Cara Membuat
Blender bawang merah dengan sedikit air, tambahkan madu.
Minum jus bawang merah 2-3 x 1 hari.
Resep 25
Bahan
Daun lidah buaya segar (Aloe vera) yang tebal dan besar secukupnya
Madu murni 2 sendok makan
Air bersih
Air matang 1 gelas
Air kapur sirih
Cara Membuat
Kupas lidah buaya, lalu potong-potong dadu, cuci sampai tak berlendir. Saat mencuci
gunakan air yang sedang mengalir. Setelah bersih lalu bikin larutan kapur sirih, masukkan
lidah buaya kedalamnya dan biarkan selama 1 jam. Kemudian cuci lagi hingga bersih pada
air yang mengalir, lakukan 4-5 kali untuk menghilangkan kapur. Rebus lidah buaya ke dalam
air yang mendidih, biarkan hingga mendidih, tiriskan. Tambahkan satu gelas air matang dan
madu murni sebanyak 2 sendok makan.
Minum ramuan lidah buaya ini secara rutin.

Anda mungkin juga menyukai