Anda di halaman 1dari 7

Resume Teknik Pengelasan

BAB V CACAT-CACAT PENGELASAN &


BAB VI PEMERIKSAAN DAN PENGUJUAN HASIL LAS

Nama : Munzir Hakim

NIM : 1502618055

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


BAB V
CACAT-CACAT PENGELASAN

A. Pengertian Cacat Pengelasan


Cacat pengelasan yaitu kerusakan yang terjadi pada hasil pengelasan dan kerusakan
pada benda yang dilas, bentuk kerusakan itu bermacam–macam. Hasil pengelasan yang
diharapkan adalah yang berkualitas karena sangat bepengaruh kepada fungsi dari benda yang
dilas, sebuah contoh dalam pengelasan boiler jika pada hasil pengelasannya terjadi seperti
retak maka lama kelamaan akan mengalami kebocoran yang berisiko terhadap bahan bakar
yang ada di dalam boiler tersebut.
B. Jenis–Jenis Cacat Las
Secara umum cacat Las dibagi dua diantaranya :
 Cacat pada permukaan
 Cacat dalam
1. Cacat las pada permukaan
Bentuk cacat las yaitu cacat hasil pengelasan yang bisa dilakukan pemeriksaan
dengan cara melihat dengan mata (visual) atau dengan metode pemeriksaan lain seperti uji
penetrant, uji partikel magnet dan lain-lain, jenis- jenis cacat las yang dapat dilihat anatara lain.
a. Under Cutting : Yaitu sisi sambungan termakan oleh busur api dan membentuk parit atau
got di kanan dan di kiri rigi las. Bentuk cacat seperti ini akan mengurang ketebalan benda
kerja pada bagian sisi sambungan las yang bisa berisiko patah pada benda kerja.
b. Over laping : yaitu sisi rigi las kurang terpadu pada logam induk atau benda kerja seolah-
olah menempel yang kurang penetrasi
c. Porosity : yaitu ada lubang-lubang udara pada permukaan rigi-rigi las. Bentuk lasan
seperti ini akan memgurangi kekuatan sambungan dan bentuk maniak yang kurang
bagus.
d. Slag inclusion : Proses pengelasan yang dilakukan berulang kali tanpa dilakukan
pembersihan setiap lapisan lasan sehingga terak yang terperangkap pada lapisan lasan
dan tidak bisa keluar dari rigi-rigi las.
e. Angular Deformation (Berubah Bentuk) : Yaitu perubahan bentuk dari sambungan las
(Benda kerja), dimana posisi yang awalnya lurus setelah dilakukan pengelasan akan
berubah bengkok atau tidak tegak lurus.
f. Misalingment (highs-low) : Yaitu penyabungan sebelum pengelasan yang tidak rata
sehingga hasil pengelasan menjadi tidak rata cacat seperti ini akan mengurangi ukuran
benda kerja disaat pengerjaan finishing dimana benda kerja harus diratakan.
g. Cracking : Yaitu sebagian dari lasan pada benda kerja yang terkena las mengalami
keretakan pada permukaan rigi las maupun dalam rigi las.bentuk retak dari rigi las ada
yang memanjang , melintang dan lamelar , retak seperti ini cacat yang paling berbahaya
apabila diberi beban
h. Kurang tembus : cairan kurang menembus dari logam yang dilas atau kurang penetrasi .
i. Spatter : cacat hasil pengelasan dimana terdapat butiran-butiran seperti pasir disekitar
rigi-rigi las sehingga sekita rlasan pengelasan harus di geringa atau dipahat supaya hilang
j. Weaving fault : Yaitu bentuk alur bergelombang sehingga ketebalannya tidak merata. Hal
ini disebabkan karena cara pengelasan yang terlalu digoyang. Cara penanggulannya dari
bentuk hasil las seperti ini dengan mengatur gerakan elektroda yang stabil.
k. Fault of electroda change : Yaitu bentuk alur las yang menebal pada jarak tertentu yang
diakibatkan oeh pergantian elektroda yang gerakannya terlalu pelan.
l. Alur-alur las terlalu tinggi : Yaitu bentuk alur las yang sempit dan menonjol ke atas yang
disebabkan pemakaian arus terlalu rendah dan elektroda terlalu dekat dengan logam.
m. Alur las terlalu lebar : Yaitu bentuk alur las terlalu besar dan lebar yang disebabkan
karena kecepatan mengelas terlalu lamban. Cara penaggulangan bentuk las yang seperti
ini dengan mempercepat gerakan elektroda dan memperkecil lebar gerakan elektroda.
n. Alur las tidak beraturan : bentuk alur las yang tidak beraturan yang disebabkan oleh
tidak mahirnya seseorang dalam mengelas karena tidak mengetahui apa yang harus
diperhatikan. Cara penaggulangan bentuk las yang seperti ini seorang tukang las harus
semakin banyak latihan dalam pengelasan.
o. Alur las terlalu tipis : Yaitu bentuk alur las yang disebabkan akibat kecepatan mengelas
terlalu tinggi. Cara penaggulangan bentuk las yang seperti ini dengan memperlambat
gerakan dari elektroda.
p. Dasar concave : Yaitu bentuk alur las bagian bawah benda alas terjadi pencekungan
yang disebabkan karena arus terlalu besar. Cara penaggulangan bentuk las yang seperti
ini dengan mengurangi pemakaian arus dengan memperhatikan bentuk kampuh las
q. Dasar berlubang-lubang : Yaitu bentuk alur bagian las bagian bawah benda alas terjadi
lubang-lubang yang disebabkan posisi elektroda terlalu dalam dan arus terlalu besar. Cara
penaggulangan bentuk las yang seperti ini dengan memperkirakan jarak busur nyala
dengan benda lasan dan perkiraan mengatur pemakaian arus.
r. Dasar berjanggut : Yaitu Yaitu bentuk alur bagian las bagian bawah benda alas terjadi
lelehan yang berlebihan hal ini disebabkan karena pergerakan elektroda yang salah dan
terlalu lambat. Cara penaggulangan bentuk las yang seperti ini dengan seorang tukang las
harus mengerti dan tahu dalam mempergunakan gerakan elektroda, sebab setiap posisi
pengelasan mempunyai aturan dalam gerakan dan kecepatan pengelasan.
s. Retak pada daerah las adalah cacat las yang paling bersiko pada pemakaian dari pada
cacat las yang lain. Retak dikelompokkan menjadi dua yaitu retak panas dan retak dingin.
 Retak panas
 Retak dingin
2. Cacat dalam
Jenis-jens kesalahan pengelasan yang tidak dapat dilihat dengan mata, hanya dapat
dideteksi dengan menggunakan radiografi dan ultrasonik. Adapun jenis–jenis kesalahan
tersebut:
a. Undercut. : ini memperlemah kekuatan sambungan sehingga harus diisi kembali dengan
las, dengan cara stringing (las satu lajur dengan elektroda tidak diayun).
b. Slag lines (Wagon crack) : Cacat ini berupa dua jalur garis warna gelap yang tidak lurus
pada film x-ray yang terletak di daerah las pertama (disepanjang sisi-sisinya).
c. Internal longitudinal crack : Cacat ini tampak sebagai garis memanjang jalur las yang
tidak lurus dan kadang-kadang tampak sangat samar-samar. Letak pad umumnya di
daerah akar las, namun dapat pula ditempat-tempat lainnya seperti daerah terimab panas
(HAZ) atau daerah fusi (fusion zone).
d. Internal transverse crack : Cacat ini berupa garis-garis yang tidak lurus (yang tampak
sebagai akar rambut) yang melintang jalur las. Cacat ini adalah cacat yang paling
berbahaya di antara jenis cacat las yang berbahaya lainnya,
e. Incomplete penetration : Cacat ini tampak sebagai garis lurus yang kadang-kadang lebar
kadang-kadang agak sempit untuk pengelasan pertama. Cacat ini disebabkan oleh
kurangnya penetrasi sewaktu pengelasan pertama atau terlalu tingginya posisi elektroda.
f. Incomplete fusion : Gejala cacat ini mirip dengan cacat lipatan dingin antar lintas las,
yakni berupa satu atau dua deret bintik-bintik warna gelap yang terletak pada garis yang
relatif lurus.
g. Internal porosity : Cacat ini berupa butiran-butiran warna gelap dengan bentuk bundar
yang terdapat sepanjang jalur las. Keadaanya dapat terpisah-pisah atau berkelompok. Hal
ini disebabkan olej terperangkapnya gelembung-gelembung gas sewaktu cairan membeku.
h. Blow hole : Cacat ini tampak sebagi noda-noda besar ditengah-tengah jalur las berwarna
gelap satu-satu pada jarak tertentu. Cacat ini disebabkan oleh menetesnya bahan las
melewatu akar kampuh pada sustu saat tertentu akibat terlalu dalamnya letak ujung
leketroda (penetrasi) selam sesaat saja (tidak terus menerus) .
i. Root concavity : Cacat ini tampak sebagai jalur lebar warna gelap tepat pada letak akar
las dalam film X-ray. Cacat ini disebabkan oleh terlalu tingginya arus pengelasan akar las
atau terlalu panasnya suhu bahan dasar atau teralu lambatnya kecepatan pengelasan akar
sehingga bahan las sempat menetes sebelum membeku sehingga mengakibatkan
cekungan sepanjang akar las hingga kondisi pengelasan membaik kembali.
j. Surface concaving : Penyebab cacat ini adalah kekurangan pengisian pada jalur las
terakhir sehingga permukaan jalur tampak cekung.
k. Fault of junction : Cacat ini disebabkan oleh pencairan elektroda yang tidak tetap sewaktu
pengelasan pertama yang mungkin disebabkan oleh tidak lancarnya aliran listrik
pengelasan atau semata-mata kesalahan tukang las sewaktu mendepositkan bahan las
pertama.
l. Root high low yaitu tinggi rendahnya las akar : Jenis cacat ini tampaknya mirip dengan
cacat undercut. Perbedaan pada undercut hanya pada posisi pengisian kampuh dengan
bahan las. Pada cacat undercut akar pengisian kampuhnya agak berat sebelah, sedang
pada akar tinggi rendah pengisian kampuhnya seimbang.
m. Root Pass Aligned porosity : Cacat ini tampak sebagai deretan bintik-bintik besar kecil
berwarna gelap ditengah-tengah jalur las sepanjang daerah akar las. Deretan tersebut
dapat tunggal maupun lebih dari sebuah.
n. Ecessive penetration : Cacat ini tampak sebagai bagian yang memutih secara nyata di
tengah-tengah dan di sepanjang jalur las. Hal ini disebabkan berlebihnya bahan las yang
diisikan ke dalam akar kampuh sewaktu pengelasan pertama (stringer bed).
o. Interpass cold lap : Cacat ini jika kita lihat pada hasil radiografi tampak seperti gejala
keropos atau porositas yang tersebar berupa bintik-bintik berwarna gelap agak samar-
samar yang berderet pada suatu derer yang relatif lurus.
p. Heavy metal inclusion : Jenis cacat ini pada hasil radiografi tampak seperti bintik-bintik
putih yang sangat jelas batas-batasnya dibanding warna imagi jalur las sendiri.
BAB VI
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN HASIL LAS

A. Pemeriksaan dan Pengujian


1. Peranan, Jenis dan Persiapan dari pengujian dan pemeriksaan
Pengujian dan pemeriksaan di dalam industri dapat dibagi dalam dua kelas, yaitu
pengujian dan pemeriksaan untuk keperluan pembuat dan pengujian serta pemeriksaan untuk
keperluan pemakai. Di dalam kedua kelas tersebut jelas bahwa alat-alat dan cara-cara yang
digunakan adalah sama, hanya kedudukannya yang sedikit berbeda.
Disamping pengujian untuk kepentingan kedua pihak tersebut pada zaman sekarang
masih ditambahkan lagi kepentingan untuk pihak ketiga seperti: negara, masyarakat akademik,
asosiasi industri dan masyarakat pada umumnya.
 Tujuan dari pengujian dan pemeriksaan
Bila diperhatikan dari peranannya seperti dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam
pengelasan tujuan dari pengujian dan pemeriksaan adalah untuk menjamin mutu dan
kepercayaan terhadap konstruksi las.
2. Klasifikasi Metode Pengujian Daerah Las
metode pengujian daerah las secara kasar dapat diklasifikasikan menjadi2. Yaitu :
1) pengujian merusak / Destruktif (DT)
2) pengujian tidak merusak / Non-Destruktif (NDT).

B. Pengujian Merusak / DT
Pengujian merusak pada konstruksi las adalah pengujian terhadap model dari konstruksi
atau pada batang-batang uji yang telah dilas dengan cara yang sama dengan proses
pengelasan yang akan digunakan sampai terjadi kerusakan pada model kontruksi atau batang
uji. Hal – Hal yang di ujikan meliputi :
1. Uji Tarik
2. Uji Lengkung
3. Uji Hentakan
4. Uji Kekerasan
5. Uji Struktur (Metalografi)
C. Pengujian Tak Merusak / NDT
Pengujian ini dilakukan dengan tanpa merusak bagian konstruksi yang diuji. Uji Non-
Destruktif secara kasar dapat dibagi menjadi dua jenis sesuai dengan tempat terjadinya
kerusakan, yaitu pengujian kerusakan pada bagian permukaan (uji kerusakan luar) untuk
mengetahui cacat luar dan pengujian kerusakan pada bagian dalam (uji kerusakan dalam)
untuk mengetahui cacat dalam.
1. Uji Kerusakan Luar
Ada beberapa pengujian metode yg dapet di gunakan :
a. Uji Visual (VT)
b. Uji Partikel Magnet (MT)
c. Uji Penetran (PT)
d. Uji Elektromagnet

2. Pengujian Kerusakan Dalam


Ada 2 cara pengujian kerusakan yg dapat di lakukan :
a. Uji Ultrasonik (UT)
b. Uji Radiografi (RT)

Anda mungkin juga menyukai