Anda di halaman 1dari 13

ACARA VII

MANAJEMEN DISTRIBUSI

7.1 Tujuan Praktikum


1. Dapat mengetahui jenis-jenis sistem distribusi beserta aplikasinya.
2. Mengetahui tujuan dan manfaat perencanaan kebutuhan distribusi.
3. Praktikan diharapkan dapat membuat perencanaan distribusi.
4. Mengenal manajemen distribusi yang memiliki inventori dalam tempat dan
waktu yang tepat pada ongkos yang layak.

7.2 Landasan Teori


7.2.1 Distribution Requirement Planning (DRP)
Distribution Requirement Planning (DRP) merupakan salah satu metode
yang digunakan dalam manajemen inventori distribusi. Tujuan dan manajemen
distribusi adalah untuk memiliki inventori dalam tempat dan waktu yang tepat pada
ongkos yang layak. Sehingga dengan melakukan manajemen produksi diharapkan
dapat mencapai tingkat pelayanan pelanggan pada atau di bawah ongkos yang telah
ditetapkan. Manajemen distribusi itu sendiri dipengaruhi beberapa faktor, antara
lain:
1. Fasilitas
2. Transportasi
3. Investasi inventori
4. Frekuensi stock out
5. Manufakturing
6. Komunikasi dan pemrosesan data
Sistem manajemen inventori distribusi dapat klasifikasikan menjadi dua macam,
yaitu sistem tarik dan sistem tekan/ dorong.
1. Sistem tarik
Pada sistem tarik, gudang melakukan permintaan pemenuhan kebutuhan
inventori kepada pabrik atau supplier. Keuntungan sistem ini adalah dapat

Laporan Praktikum Sistem Produksi VII - 1


beroperasi secara otomatis dan memiliki pemrosesan data serta
mengkomunikasikan pengeluaran-pengeluaran.
2. Sistem tekan/dorong
Perbedaan sistem ini dengan system tarik adalah yang melakukan
pengendalian persediaan inventori adalah pabrik itu sendiri atau gudang
sentral. Gudang sentral menentukan apa dan berapa jumlah yang dikirim
(tekan) ke gudang regional. Sistem tekan mempertimbangkan kebutuhan
proyeksi total (semua gudang dan kebutuhan penjualan langsung), inventori
tersedia pada gudang regional dan gudang sentral, inventori dalam transit, dan
penerimaan terjadwal dan sumber (pabrik atau supplier) dan menentukan
jumlah penjualan setiap gudang dan penjualan oleh pabrik secara langsung.
Logika dasar DRP:
1. Dan hasil ramalan di gudang cabang dihitung net requirement (NR) dengan
cara:
NR = [Gross Requirement (GR)+Safety Stock]-[Scheduled Receipt+Project
on Hand (POH) periode sebelumnya]
Nilai NR yang dicatat (recorded) adalah yang bernilai positif.
2. Dan hasil perhitungan no. 1 diperoleh Planned Order Receipt untuk
memenuhi NR pada periode bersangkutan.
3. Langkah 2 di atas akan menentukan saat Planned Order Release (hari/saat
pengiriman dengan menggunakan informasi lead time).
4. Projected on Hand pada akhir setiap periode dapat dihitung dengan rumusan:
POH = (POHt-1 + Scheduled Receip+Planned Order Receipt)-GR
5. Planned Order Release akan menjadi GR pada periode yang sama untuk
pusat pengiriman (level gudang lebih tinggi)
7.2.2 FSA
Fair Share Allocation (FSA) adalah suatu teknik alokasi/distribusi output
(produk) dari gudang pusat ke gudang cabang berbasis sistern tekan. Teknik alokasi
ini dapat diimplementasikan setelah mengetahui, rencana kebutuhan distribusi,
dimana terdapat informasi mengenai, rencana pelepasan pemesanan (planned order
realease).

Laporan Praktikum Sistem Produksi VII - 2


Pada kondisi dimana dalam satu minggu tertentu telah direncanakan untuk
melakukan pengiriman (shipments) kepada beberapa pusat distribusi (downstream),
jika terdapat kondisi dimana jumlah persediaan pada masing-masing downstream
lebih kecil dari jumlah rencana pengiriman, maka sudah seharusnya d1akukan
alokasi jumlah pengiriman yang tersedia. Metode untuk alokasi ini disebut dengan
Fair Share Allocation (FSA).
Berikut ini simbol-simbol yang digunakan dalam algoritma metode tersebut
Q : jumlah pasokan yang tersedia di pusat Pasokan
Ri : peramalan permintaan sctiap minggu path masing-masing Pusat
Distribusi i
Qi : posisi persediaan pada Pusat Distrubusi i

 Qi : jumlah pengiriman ke Pusat Distnbusi i

7.3 Peralatan dan Bahan


1. Kalkulator
2. Kertas kerja
3. Alat tulis

7.4 Prosedur Praktikum


1. Menyiapkan data kebutuhan inventori gudang regional yang akan
digunakan.
2. Menentukan komponen yang akan digunakan dalam perhitungan,
3. Menentukan metode yang akan ditentukan.
4. Menghitung jumlah kebutuhan inventori untuk setiap gudang yang harus
disuplai gudang sentral dengan metode yang telah ditentukan.

Laporan Praktikum Sistem Produksi VII - 3


7.5 Pengumpulan Data
7.5.1 Bill Of Distribusi

Pabrik tamiya
LT=1, SS=250,
LS=LFL,
POH=550

Gudang 1 Gudang 2 Gudang 3 Gudang 4


LT=1, SS=55, LT=2, SS=45, LT=2, SS=30, LT=1,SS=50,
LS=LFL LS=75 LS=LFL LS=75

Gambar 7.1 Bill of distribusi pabrik tamiya


7.5.2 Catatan terakhir persediaan dan hasil peramalan
Tabel 7.1 Catatan terakhir persediaan untuk masing-masing jaringan distribusi
gudang Persediaan
gudang 1 250
gudang 2 200
gudang 3 170
gudang 4 210

Tabel 7.2 Hasil peramalan permintaan produk pada tiap-tiap gudang


gudang demand
distribusi januari
g1 1377
g2 918
g3 1147
g4 1147

Biaya pesan tetap = Rp22500


Biaya angkut = Rp14000
Jumlah 1 kali angkut = 120 unit

Laporan Praktikum Sistem Produksi VII - 4


Tabel 7.3 Fair share allocation
Kebutuhan/Minggu
Gudang On Hand
1 2 3 4
1 250 345 345 345 345
2 200 230 230 230 230
3 170 287 287 287 287
4 210 287 287 287 287

Gudang pabrik = 250


Asumsi : 1 bulan = 4 minggu
1 minggu = 5 hari kerja

7.6 Pengolahan Data


7.6.1 Perhitungan rencana induk produksi
Tabel 7.4 Rencana induk produksi
Gudang Distribusi
Bulan Periode
1 2 3 4
1 345 230 287 287
2 345 230 287 287
Januari
3 345 230 287 287
4 345 230 287 287

Perhitungan : Gudang 1 = 345/4 = 87


Gudang 2 = 230/4 = 58
Gudang 3 = 287/4 = 72
Gudang 4 = 287/4 = 72
7.6.2 Perhitungan Distribusi Requirement Planning (DRP)
1. DRP gudang 1
Tabel 7.5 Perhitungan DRP gudang 1
POH = 250 LT = 1 SS = 55 LS = 1
Periode 12 13 14 15 16
GR 345 345 345 345
SR 150
POH 250 55 55 55 55
NR 0 345 345 345

Laporan Praktikum Sistem Produksi VII - 5


Tabel 7.5 Perhitungan DRP gudang 1 (Lanjutan)

Periode 12 13 14 15 16
LOT 0 345 345 345
Porec 0 345 345 345
Porel 345 345 345

a. Contoh perhitungan DRP pada periode 1 :


NR = (GRt + SS) – (SRt + POHt-1 )
= (345+55) – (150+250)
=0
POHt = (POHt-1 + SRt + PORec - GRt)
= (250+150+0-345)
= 55
b. Biaya pesan = n Porel x biaya pesan
= 3 x Rp22500
= Rp67500 / pesan
c. Jumlah pengangkutan = jumlah Porel/ jumlah sekali angkut
= 1035/ 120
= 8,62 ≈ 9 kali
d. Biaya transportasi = biaya angkut x jumlah pengangkutan
= Rp14000 x 9
= Rp126000
e. Biaya pengadaan barang = biaya pesan + biaya transportasi
= Rp67500 + Rp126000
= Rp193500

Laporan Praktikum Sistem Produksi VII - 6


2. DRP gudang 2
Tabel 7.6 Perhitungan DRP gudang 2
POH =200 LT = 2 SS = 45 LS = 75
Periode 12 13 14 15 16
GR 230 230 230 230
SR 75 300
POH 200 45 115 110 105
NR 0 0 160 165
LOT 0 0 3 3
Porec 0 0 225 225
Porel 225 225

a. Contoh perhitungan DRP pada periode 1 :


NR = (GRt + SS) – (SRt + POHt-1 )
= (230+45) – (75+200)
=0
POHt = (POHt-1 + SRt + PORec - GRt)
= (200+75+0-230)
= 45
b. Biaya pesan = n Porel x biaya pesan
= 2 x Rp22500
= Rp45000 / pesan
c. Jumlah pengangkutan = jumlah Porel/ jumlah sekali angkut
= 450/ 120
= 3,75 ≈ 4 kali
d. Biaya transportasi = biaya angkut x jumlah pengangkutan
= Rp14000 x 4
= Rp56000
e. Biaya pengadaan barang = biaya pesan + biaya transportasi
= Rp45000 + Rp56000
= Rp101000

Laporan Praktikum Sistem Produksi VII - 7


3. DRP gudang 3
Tabel 7.7 Perhitungan DRP gudang 3
POH = 170 LT = 2 SS = 30 LS = 1
Periode 12 13 14 15 16
GR 287 287 287 287
SR 147 287
POH 170 30 30 30 30
NR 0 0 287 287
LOT 0 0 287 287
Porec 0 0 287 287
Porel 287 287

a. Contoh perhitungan DRP pada periode 1 :


NR = (GRt + SS) – (SRt + POHt-1 )
= (287+30) – (147+170)
=0
POHt = (POHt-1 + SRt + PORec - GRt)
= (170+147+0-287)
= 30
b. Biaya pesan = n Porel x biaya pesan
= 2 x Rp22500
= Rp45000 / pesan
c. Jumlah pengangkutan = jumlah Porel/ jumlah sekali angkut
= 574/ 120
= 4,78 ≈ 5 kali
d. Biaya transportasi = biaya angkut x jumlah pengangkutan
= Rp14000 x 5
= Rp70000
e. Biaya pengadaan barang = biaya pesan + biaya transportasi
= Rp45000 + Rp70000
= Rp115000

Laporan Praktikum Sistem Produksi VII - 8


4. DRP gudang 4
Tabel 7.8 Perhitungan DRP gudang 4
POH = 210 LT = 1 SS = 50 LS = 75
Periode 12 13 14 15 16
GR 287 287 287 287
SR 150
POH 210 73 86 99 112
NR 0 264 251 238
LOT 0 4 4 4
Porec 0 300 300 300
POREL 300 300 300

a. Contoh perhitungan DRP pada periode 1 :


NR = (GRt + SS) – (SRt + POHt-1 )
= (287+50) – (150+210)
=0
POHt = (POHt-1 + SRt + PORec - GRt)
= (210+150+0-287)
= 73
b. Biaya pesan = n Porel x biaya pesan
= 3 x Rp22500
= Rp67500 / pesan
c. Jumlah pengangkutan = jumlah Porel/ jumlah sekali angkut
= 900/ 120
= 7,5 ≈ 8 kali
d. Biaya transportasi = biaya angkut x jumlah pengangkutan
= Rp14000 x 8
= Rp112000
e. Biaya pengadaan barang = biaya pesan + biaya transportasi
= Rp67500 + Rp112000
= Rp179500

Laporan Praktikum Sistem Produksi VII - 9


5. DRP gudang pusat
Tabel 7.9 Perhitungan DRP gudang pusat
Casing POH = 550 LT = 1 SS = 250 LS = 1
Periode 12 13 14 15 16
GR 1157 1157 645
SR 857
POH 550 250 293 323
NR 0 1157 602
LOT 0 16 9
Porec 0 1200 675
POREL 1200 675

a. Contoh perhitungan DRP pada periode 1 :


NR = (GRt + SS) – (SRt + POHt-1 )
= (1157+250) – (857+550)
=0
POHt = (POHt-1 + SRt + PORec - GRt)
= (550+857+0-1157)
= 250
b. Biaya pesan = n Porel x biaya pesan
= 2 x Rp22500
= Rp45000 / pesan
c. Jumlah pengangkutan = jumlah Porel/ jumlah sekali angkut
= 1875/ 120
= 15,62 ≈ 16 kali
d. Biaya transportasi = biaya angkut x jumlah pengangkutan
= Rp14000 x 16
= Rp224000
e. Biaya pengadaan barang = biaya pesan + biaya transportasi
= Rp45000 + Rp224000
= Rp269000

Laporan Praktikum Sistem Produksi VII - 10


7.6.3 Perhitungan Fair Share Allocation (FSA)
1. Perhitungan distribusi warehouse
Tabel 7.10 Kebutuhan distribusi warehouse
Kebutuhan/Minggu
Gudang On Hand Kebutuhan Harian
1 2 3 4
1 250 345 345 345 345 69
2 200 230 230 230 230 46
3 170 287 287 287 287 58
4 210 287 287 287 287 58
TOTAL 830 1149 1149 1149 1149 231

Contoh perhitungan di pada warehouse 1, 2, 3, 4


Di = 345/5 = 69
Ts = (830+1149)/ 231 = 8,56 ≈ 9

2. Menghitung Ri
R1 = 9x69 = 621
R2 = 9x46 = 414
R3 = 9x58 = 522
R4 = 9x58 = 522
3. Menghitung jumlah alokasi
Jumlah alokasi 1 =R1-I1 = 621-250 = 371
Jumlah alokasi 2 = 414-200 = 214
Jumlah alokasi 3 = 522-170 = 352
Jumlah alokasi 4 = 522-210 = 312
Tabel 7.11 Kuantitas warehouse
Gudang TS Alokasi
1 9 371
2 9 214
3 9 352
4 9 312

Laporan Praktikum Sistem Produksi VII - 11


7.7 Analisi Hasil
DRP adalah salah satu metode yang digunakan dalam manajemen inventori
distribusi sedangkan FSA adalah suatu teknik alokasi/ distribusi produk atau output
dari gudang pusat ke gudang cabang berbasis sistem tekan. DRP menggunakan dua
sistem yaitu sistem tarik dan sistem dorong/ tekan sedangkan untuk FSA hanya
menggunakan sistem tekan saja.
Dalam praktikum acara 7 tentang Distribution Requerements Planning ini,
metode DRP dan metode FSA digunakan untuk mengatur distribusi pada suatu
gudang yang telah diketahui. Pada perhitungan DRP dilakukan rencana induk
produksi setiap gudang dengan melakukan pembagian hasil peramalan gudang
dengan waktu kerja bulanan dalam satuan minggu dengan hasil perhitungan sebesar
87 pada gudang 1, 58 pada gudang 2, 72 pada gudang 3, 72 pada gudang 4. Rencana
induk produksi ini nantinya akan menjadi kebutuhan kotor. Dari perhitungan yang
telah dilakukan dengan melakukan perhitungan untuk mengetahui berapa jumlah
PoRel pada setiap gudang, gudang 1 melakukan pengangkutan sebanyak 9 kali
angkut, gudang 2 sebesar 4 kali angkut, gudang 3 sebesar 5 kali angkut, gudang 4
sebesar 8 kali angkut. Banyaknya jumlah pengangkutan tentunya akan
menyebabkan biaya transportasi yang makin besar pula. Biaya pesan untuk gudang
1 sebesar Rp67500 / pesan, Biaya transportasi sebesar Rp126000, Biaya pengadaan
barang sebesar Rp193500. Biaya pesan untuk gudang 2 sebesar Rp45000 / pesan,
Biaya transportasi sebesar Rp56000, Biaya pengadaan barang sebesar Rp101000.
Biaya pesan untuk gudang 3 sebesar Rp45000 / pesan, Biaya transportasi sebesar
Rp70000, Biaya pengadaan barang sebesar Rp115000. Biaya pesan untuk gudang
4 sebesar Rp115000 / pesan, Biaya transportasi sebesar Rp112000, Biaya
pengadaan barang sebesar Rp179500.
Pada metode FSA yang paling ditekankan adalah berapa jumlah sisa barang
yang ada pada semua gudang sebellum barang tersebut dikirim pada periode
tertentu yang tentunya melihat berapa kebutuhan harian setiap gudang. Untuk
gudang 1 didapatkan kebutuhan harian sebesar 69 unit, gudang 2 sebesar 46 unit,
gudang 3 sebesar 58 unit, dan gudang 4 sebesar 58 unit. Jika dijumlahkan total
kebutuhan harian pada periode yang dihitung ialah sebesar 231 unit.

Laporan Praktikum Sistem Produksi VII - 12


7.8 Kesimpulan dan Saran
7.8.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu pada
manajemen distribusi terdapat dua sistem yang digunakan. Pertama adalah sistem
tarik/DRP dimana gudang menarik sejumlah item berdasarkan jumlah
pengangkutannya. Dengan melakukan perhitungan dengan metode ini didapatkan
hasil
BIAYA BIAYA
BIAYA
GUDANG TRANSPORTASI PENGADAAN
PESAN (Rp)
(Rp) (Rp)
1 67500 126000 193500
2 45000 56000 101000
3 45000 70000 115000
4 115000 112000 179500
Metode yang kedua adalah sistem tekan/FSA dimana gudang menekan sejumlah
item yang diangkut berdasarkan kebutuhan bulanannya sehingga akan berpengaruh
besar dalam melakukan pengalokasian ke gudang. Akan tetapi metode ini tidak
memperhatikan biaya-biaya yang akan dikeluarkan dalam melakukan
pengalokasian.

7.8.2 Saran
Dalam melakukan perhitungan pada acara 7 ini seharusnya praktikan melakukan
perhitungan dengan teliti dan jika ada nilai yang berbentuk pecahan diharuskan
melakukan pembulatan keatas agar hasilnya lebih valid.

Laporan Praktikum Sistem Produksi VII - 13

Anda mungkin juga menyukai